PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kelainan Letak merupakan posisi abnormal dari verteks kepala janin
(dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul ibu.
Persalinan tidak selalu berjalan lancar, terkadang ada kelambatan dan
kesulitan yang dinamakan distosia.
Distosia adalah persalinan yang panjang, sulit atau abnormal yang timbul
akibat berbagai kondisi yang berhubungan dengan lima faktor persalinan.
(Bobak, 2004 : 784)
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah Kesulitan dalam
jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994)
Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan normal. Bisa
disebabkan karena kelainan tenaga, kelainan letak, bentuk janin dan kelainan
jalan lahir. Gangguan jalannya proses persalinan dapat disebabkan oleh
kelainan presentasi, posisi dan perkembangan janin intrauterin. Ada 6 faktor
P dalam kelancaran persalinan yaitu Passenger, Passage, Power, Psikologi,
Place, dan Penolong. Dengan adanya keseimbangan antara faktor-faktor P
tersebut, persalinan normal diharapkan dapat berlangsung. Bila ada gangguan
salah satu faktor P tersebut, dapat terjadi kesulitan atau gangguan pada
jalannya persalinan.
Distosia berpengaruh buruk bagi Ibu maupun janin, pengenalan dini dan
penanganan tepat akan menentukan prognosis ibu dan janin.
2. Rumusan Masalah
Apa saja jenis distosia kelainan letak?
3. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui jenis distosia kelainan letak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. PRESENTASI PUNCAK KEPALA
Pada persalinan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir
berada dalam keadaan fleksi. Dalam keadaan tertentu fleksi kepala tersebut
tidak terjadi, sehingga kepala dalam keadaan defleksi. Bergantung pada
derajat defleksinya maka dapat terjadi presentasi puncak kepala, presentasi
dahi, atau presentasi muka. Presentasi puncak kepala atau disebut juga
presentas sinsiput, terjadi apabila derajat defleksinya ringan, sehingga ubunubun besar merupakan bagian terendah. Presentasi dahi, bila derajat
defleksinya lebih berat, sehinggadahi merupakan bagian yang paling rendah.
Presentasi muka bila derajat defleksinya maksimal, sehingga muka janin
merupakan bagian yang terendah.
Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaankeadaan yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang
menghalangi terjadinya refleksi kepala. Oleh karena itu presentasi muka dapat
3
ditemukan pada panggul sempit atau pada janin besar. Multiparitas dan perut
gantung juga merupakan factor yang memudahkan terjadinya presentasi muka.
Selain itu kelainan janin seperti anensefalus dan tumor di leher bagian depan
dapat mengakibatkan presentasi muka. Kadang-kadang presentasi muka dapat
terjadi pada kematian janin intrauteri, akibat otot-otot janin yang telah
kehilangan tonusnya.
(pemeriksaan luar pada presentasi muka serta berbagai posisi janin pada
presentasi muka)
Mekanisme persalinan
Kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensial trakeloparietalis dan dengan dagu melintang atau miring. Setelah muka mencapai
dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga dagu memutar ke depan
dan berada di bawah arkus pubis. Dengan daerah submentum sebagai
hipomoklion, kepala lahir dengan gerakan fleksi sehingga dahi, ubun-ubun
besar, dan belakang kepala lahir melewati perineum. Setelah kepala lahir
terjadi putaran paksi luar dan badan janin lahir seperti pada presentasi
belakang kepala. Kalau dagu berada dibelakang, pada waktu putaran dalam
dagu harus melewati jarak yang lebih jauh supaya dapat berada di depan.
Kadang-kadang dagu tidak dapat berputar ke depan, dan tetap berada di
belakang (kira-kira 10%). Keadaan ini dinamakan posisi mento posterior
persistens, dan janin tidak dapat lahir spontan, kecuali bila janin kecil atau
mati. Kesulitan kelahiran pada presentasi muka dengan posisi mento posterior
ini disebabkan karena kepala sudah berada dalam defleksi maksimal dan tidak
mungkin menambah defleksinya lagi, sehingga kepala dan bahu terjepit dalam
panggul dan persalinan tidak akan maju. Oleh karena itu bila di jumpai
presentasi muka dengan dagu dibelakang perlu segera dilakukan tindakan
untuk menolong persalinan.
cukup bulan tidak mungkin dapat lahir per vaginam. Angka kematian perinatal
pada presentasi muka ialah 2,5%-5%.
dalam vagina kemudian ditarik ke bawah, sedang tangan yang lain berusaha
meniadakan eksttensi tubuh janin dengan menekan dada dari luar. Untuk
mengubah presentasi belakang kepala, harus dipenuhi beberapa syarat:
1) Dagu harus berada dibelakang, sebab bila dagu berada di depan akan
terjadi presentasi belakang kepala dengan ubun-ubun kecil dibelakang
yang tidak lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan presentasi
muka dengan dagu di depan.
2) Kepala belum turun ke dalam rongga panggul dan masih mudah
didorong ke atas.
Indikasi untuk melakuakan ekstraksi hanya pada presentasi muka dapat
berasal dari ibu, dari janin atau bila kala II telah berlangsung lebih dari 2 jam.
Di sampping syarat-syarat umum yang berlaku unutk penggunaan cunam,
pada presentasi muka dagu harus sudah berada di depan. Indikasi untuk
melakukan seksio sesarea pada presentasi muka adalah: posisi mento posterior
persistens, kesempitan panggul dan kesulitan turunnya kepala dalam rongga
panggul.
bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka
atau presentasi belakang kepala. Angka kejadian presentasi dahi kurang lebih
satu di antara 400 persalinan.
(perasat Thorn)
Diagnosis
Pada permulaan persalinan, diagnosis presentasi dahi sulit ditegakkan.
Pemeriksaan luar memberikan hasil seperti pada presentasi muka, tetapi
bagian belakang kepala tidak seberapa menonjol. Denyut jantung janin jauh
kebih jelas didengar di bagian dada, yaitu di sebelah yang sama dengan
bagian-bagian kecil.
Kelainan presentase ini harus dicurigai apabila pada persalinan, kepala
janin tidak dapat turun ke dalam rongga panggul pada wanita yang pada
persalinan-persalinan sebelumnya tidak pernah mengalami kesulitan. Pada
pemeriksaan dalam dapat diraba satura frontalis, yang bila diikuti, pada ujung
yang satu diraba ubun-ubun besar dan pada ujung teraba pangkal hidung dan
lingkaran orbita. Pada presentasi dahi ini mulut dan dagu tidak dapat di raba.
Etiologi
10
akhir kala I kepala belum masuk rongga panggul, dapat diusahakan mengubah
presentasi dengan perasat Thorn, tetapi jika tidak berhasil, sebaiknya
dilakukan seksio sesarea. Meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul,
tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaliknya juga dilakukan seksio
sesarea. Bayi yang lahir dengan presentasi dahi menunjukkan kaput
suksedaneum yang besar pada dahi disertai moulage kepala yang hebat.
4. PRESENTASI GANDA
Presentasi ganda ialah keadaan dimana disamping kepala janin di dalam
rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan dimana
disamping bokong janin dijumpai tangan. Presentasi ganda jarang ditemukan;
yang paling sering di antaranya ialah adanya tangan atau lengan di samping
kepala.
Presentasi ganda terjadi karena pintu atas panggul tidak tertutup sempurna
oleh kepala atau bokong, misalnya pada seorang multipara dengan perut
gantung, pada kesempita panggul dan janin yang kecil. Diagnosis berdasarkan
pemeriksaan luar saja sulit ditentukan, sedangkan pada pemeriksaan dalam,
disamping kepala atau bokong bokong dapat diraba tangan, lengan atau kaki.
Kemungkinan pada pemeriksaan dalam teraba juga tali pusat menumbung,
yang sangat mempengaruhi prognosis janin. Pada presentasi ganda pada
umumnya tidak ada indikasi untuk mengambil tindakan, karena pada panggul
dengan ukuran normal, persalinan dapat spontan pervaginam. Akan tetapi
apabila lengan seluruhnya menumbung di samping kepala, sehingga
menghalangi turunnya kepala, dapat dilakukan reposisi lengan. Tangan
penolong dimasukkan ke dalam vagina dan mendorong lengan janin ke atas
melewati kepalanya, kemudian kepala didorong ke dalam rongga panggul
dengan tekanan dari luar.
Apabila pada presentasi ganda ditemukan prolapsus funikuli, maka
penangan bergantung pada kondisi janin dan pembukaan serviks. Bila janin
dalam keadaan baik pembukaan lengkap, panggula mempunyai ukuran
11
12
hanya
terdapat satu kaki di samping bokong sedangkan kaki yang lain terangkat ke
atas. Pada presentasi kaki bagian paling rendah ialah satu atau dua kaki. Letak
sungang ditemukan kira-kira 2-4%. Greenhill melaporkan 4-4,5%. Holland: 23%, sedangkan di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan menemukan frekuensi
4,4% dan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung 4,6%.
13
(presentasi bokong)
(presentasi bokong kaki sempurna) (presentasi bokong kaki tak sempurna)
Diagnosis
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pada pemeriksaan
luar, dibagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian yang keras dan bulat,
yakni kepala, dan kepala berada di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin
teraba bulat dan dapat seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat
digerakkan semudah kepala. Sering kali wanita tersebut menyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain daripada kehamilan yang terdahulu, karena terasa
penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut
jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
daripada umbilicus.apabila diagnosisletak sungsang dengan pemeriksaan luar
tidak dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah
berkontraksi atau banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan
14
15
16
17
18
sering dijumpai pada presentasi bokong kaki sempurna atau bokong kaki tidak
sempurna, tetapi jarang dijumpai pada presentasi bokong.
Perlakuan pada kepala janin terjadi karena kepala harus melewati panggul
dalam waktu yang lebih singkat daripada persalinan presentasi kepala,
sehingga tidak ada waktu bagi kepala untuk menyesuaikan diri dengan besar
dan bentuk panggul. Kompresi dan dekompresi kepala terjadai dengan cepat,
sehingga mudah menimbulkan luka pada kepaladan perdarahan dalam
tengkorak.
Bila didapatkan disproporsi sealo pelvic, meskipun ringan, persalinan
dalam letak sungsang sangat berbahaya. Adanya kesempitan panggul sudah
harus diduga waktu pemeriksaan antenatal; khususnya pada seorang
primigravida dengan letak sungsang. Untuk itu harus dilakukan pemeriksaan
lebih teliti, termasuk pemeriksaan panggul roentgenologik atau M.R.I. untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya kesempitan.multiparitas dengan riwayat
obstetric yang baik, tidak selau menjamin persalinan dalam letak sungsang
akan berjalan lancer, sebab janin yang besar dapat menyebabkan disproporsi
meskipun ukuran panggul normal.
Penanganan
Dalam Kehamilan
Mengingat bahay-bahayanya, sebaiknya persalinan dalam letak sungsang
dihindarkan. Untuk itu bila pada waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak
sungsang, terutama pada primigravida, hendaknya diusahakan melakukan
versi luar menjadi presentasi kepala. Versi luar sebaiknya dilakukan pada
kehamilan antara 34 dan 38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum
minggu ke 34 belum perlu dilakukan, karena kemungkinan besar janin masih
dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit untuk
berhasil karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative berkurang.
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak janin harus pasti,
sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Apabila kosong
sudah turun, bokong harus dikeluarkan lebih dahuludari rongga panggul,
tindakan ini dilakukan dengan meletakkan jari-jari kedua tangan penolong
pada perut ibu bagian bawah untuk mengangkat bokong janin. Kalau bokong
tidak dapat dikeluarkan dari panggul, usaha untuk melakukanversi luar tidak
ada gunanya. Setelah bokong keluar dari panggul, bokong ditahan dengan satu
tangan, sedang tangan yang lain mendorong kepala ke bawah sedemikian
rupa, sehingga fleksi tubuh bertambah. Selanjutnya kedua tangan bekerjasama
untuk melaksanakan putaran janin menjadi presentasi kepala. Selama versi
dilakukan dan setelah versi luar berhasil denyut jantung janin harus selalu
diawasi. Sesudah janin berada dalam keadaan presentasi kepala, kepala
didorong masuk ke rongga panggul. Versi luar hendaknya dilakukan dengan
kekuatan yang ringan tanpa mengadakan paksaan. Versi luar tidak ada
gunanya dicoba ila air ketuban terlalu sedikit, karena usaha tersebut tidak akan
berhasil.
Kontraindikasi lain untuk melakukan versi luar ialah :
1) Panggul sempit
20
2)
3)
4)
5)
Perdarahan antepartum
Hipertensi
Hamil kembar
Plasenta previa
Pada panggul sempit tidak ada gunanya melakukan versi luar, karena
meskipun berhasil menjadi presentasi kepala, akhirnya perlu dilakukan seksio
sesarea. Tetapi bila kesempitan panggul hanya ringan, versi luar harus
diusahakan karena kalau berhasil akan memungkinkan dilakukan partus
percobaan. Versi luar pada perdarahan antepartum tidak boleh dilakukan
karena dapat menambah perdarahan akibat lepasnya plasenta. Pada penderita
hipertensi, usaah versi luar dapat menyebabkan solusi plasenta; sedangkan
pada kehamilan kembar, selain janin yang lain dapat menghalangi usaha versi
luar tersebut, yang lebih berbahaya ialah janin yang terletak dalam satu
kantong amnion kemungkina tali pusat kedua janin akan saling melilit.
Kalau versi luar gagal karena penderita menegagkan otot-otot dinding
perut, penggunaan narcosis dapat dipertimbangkan. Kerugian penggunaan
narcosis untuk versi luar antara lain: narcosis harus dalam, sebab dengan
narcosis ringan versi luar jauh kebih sulit disbandingkan dengan bila penderita
tetap dalam keadaan sadar. Di samping itu, karena penderita tidak merasakan
sakit ada bahaya kemungkinan digunakannya tenaga berlebihan dan dapat
mengakibatkan lepasnya plasenta. Mengingat bahayanya, sebaiknya tidak
melakukan versi luar dengan menggunakan narcosis.
Dalam Persalinan
Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekuna
dan kesabaran dibandingkan dengan pertolongan persalinan presentasi kepala.
Selama terjadi pada persalina dan tidak ada tanda-tanda bahaya yang
mengancam kehidupan janin, maka penolong tidak perlu melakukan tindakan
yang bertujuan untuk mempercepat kelahiran janin, maka penolong tidak perlu
melakukan tindakan yang bertujuan untuk mempercepat kelahiran janin.
Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan yang
21
lengan belakang. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan
2 tangan, badan ditarik ke bawah sampai ujung bawah scapula depan kelihatan
di bawah simfisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan yang
bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh janin ditarik ke atas,
sehingga perut janin kea rah perut ibu, tangan penolong yang satu dimasukkan
ke dalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju ke lengan
belakang sampai fossa kubiti. Dua jari tangan tersebut ditempatkan sejajar
dengan humerus dan lengan belakang janin dikeluarkan dengan bimbingan
jari-jari tersebut.
Untuk melahirkan lengan depan, dada dan punggung janin dipegang
dengan kedua tangan, tubuh janin diputar untuk mengubah lengan depan
supaya berada di belakang dengan arah putaran demikian rupa sehingga
punggung melewati simfisis, kemudian lengan yang sudah berada di belakang
tersebut dilahirkan dengan cara yang sama. Cara klasik tersebut terutama
dilakukan apabila lengan depan menjungkit ke atas atau berada di belakang
leher janin. Karena memutar tubuh dapat mebahayakan janin, maka bila
lengan depan letaknya normal, cara klasik dapat dilakukan tanpa memutar
tubuh janin, sehingga lengan kedua tetap dilahirkan sebagai lengan depan.
Kedua kaki dipegang dengan tangan yang bertentangan dengan lengan depan
untuk menarik tubuh janin ke bawah sehingga punggung janin mangarah ke
bokong ibu. Tangan yang lain menelusuri punggung janin menuju ke lengan
depan sampai fossa kubiti dan lengan depan dikeluarkan dengan dua jari yang
sejajar dengan humerus. Lngan dapat juga dikeluarkan dengan cara Mueller.
Dengan kedua tangan pada bokong dan pangkal paha,tubuh janin ditarik ke
bawah sampai bahu depan berada dibawah simfisis, kemudian lengan depan
dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah
diuraikan di depan, sesudah itu baru lengan belakng dilahirkan.
Untuk melahirkan kedua bahu dapat pula dilakukan dengan cara Loevset.
Dasar pemikiran cara Loevset ialah: bahu belakang janin selalu berada lebih
rendah daripada bahu depan karena lengkungan jalan lahir, sehingga bila bahu
23
24
25
26
(perasat Loevset)
27
6. LETAK LINTANG
Letak lintang ialah suatu keadaan dimana janin melinntang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin dapat
berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior), di atas
(dorsosuperior), atau dibawah (dorsoinferior). Beberapa rumah sakit di
Indonesia melaporkan angka kejadian letak lintang, antara lain: RSUP Dr.
Pirngadi, Medan 0,6%; RS Hasan Sadikin Bandung 1,9%; RSUP Dr. Cipto
Mongunkusumo selama 5 tahun 0,1% dari 12827 persalinan; sedangkan
Greenhill menyebut angka 0,3% dan Holland 0,5-0,6%.
28
Diagnosis
Adanya letak lintang sering sudah dapat diduga hanya denga inspeksi.
Uterus tampak lebih melebar dan fundus uteri lebih rendah tidak sesuai
dengan umur kehamilannya. Pada palpasi fundus uteri kosong, kepala janin
berada di samping, dan di atas simfisis juga kosong, kecuali bahu sudah turun
ke dalam panggul. Denyut jantung janin ditemukan disekitar umbilicus.
Mekanisme persalinan
Pada letak lintang denga ukuran panggul normal dan janin cukup bulan,
tidak dapat terjadi
pertolongan, akan menyebankan kematian janin dan rupture uteri. Bahu masuk
kedalam panggul, sehingga rongga panggul seluruhnya terisi bahu dan bagianbagian tubuh lainnya.
Janin tidak dapat turun lebih lanjut dan terjepit dalam rongga panggul.
Dalam usaha untuk mengeluarkan janin, segmen atas uterus terus berkontraksi
dan beretraksi sedangkan segmen bawah uterus melebar serta menipis,
sehingga batas antara dua bagian itu makin lama makin tinggi dan terjadi
lingkaran retraksi patologik. Keadaan demiian dinamakan letak lintang kasep
sedangkan janin akan meninggal. Bila tidak segera dilakukan pertolongan,
akan terjadi ruptura uteri, sehingga janin yang meninggal sebagian atau
seluruhnya keluar dari uterus dan masuk ke dalam rongga perut. Ibu berada
dalam keadaan sangat berbahaya akibat perdarahan dan infeksi, dan sering kali
meninggal pula.
Kalau janin kecil, sudah mati dan menjadi lembek, kadang-kadang
persalinan dapat berlangsung spontan. Janin lahir dalam keadaan terlipat
melalui jalan lahir (konduplikasio korpore) atau lahir dengan evolusi
spontanea menurut cara Denman atau Douglas. Pada cara Denman bahu
bertahan pada simfisis dan dengan fleksi kuat di bagian bawah tulang
belakang, badan bagian bawah, bokong dan kaki turundi rongga panggul dan
29
lahir, kemudian disusul badan bagian atas dan kepala. Pada cara Douglas bahu
masuk ke dalam rongga panggul, kemudian dilewati oleh bokong dan kaki,
sehingga bahu, bokong dan kaki lahir, selanjutnya disusul oleh lahirnya
kepala. Dua cara tersebut merupakan variasi suatu mekanisme lahirnya janin
dalam letak lintang, akibat fleksi lateral yang maksimal dari tubuh janin.
(letak lintang)
(konduplikasio korpore)
Prognosis
Meskipun letak lintang dapat diubah menjadi resentasi kepala, tetapi
kelainan-kelainan yang menyebabkan letak lintang, seperti misalnya panggul
sempit, tumor panggul dan plasenta previa masih tetap dapat menibulkan
kesulitan pada persalinan. Persalinan letak lintang memberikan prognosis
yang jelek, baik terhdap ibu maupun janinnya. Faktor-faktor yang
30
31
menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih dini pada
permulaan persalinan, sehingga bila terajdi perubahan letak, segera dapat
ditentukan diagnosis dan penanganannya. Pada permulaan persalinan masih
dapat diusahakanmengubah letak lintang janin menjadi presentasi kepala
asalkan pembukaan masih kurang dari empat sentimeter dan ketuban belum
pecah. Pada seorang primigravida bila versi luar tidak berhasil, sebaiknya
segera dilakukan seksio sesarea. Sikap ini berdasarkan pertmbanganpertimbangan sebagai berikut:
1) Bahu
32
kedua berada dalam letak lintang. Pada letak lintang kasep, versi ekstraksi
akan mengakibatkan ruptura uteri, sehingga bila janin masih hidup, hendaknya
dilakukan seksio sesarea dengan segera, sedangkan pada janin yang sudah
mati dilahirkan pervaginam dengan dekapitasi.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Yang perlu dikaji pada klien, biasanya klien pernah mengalami
distosia sebelumnya, biasanya ada penyulit persalinan sebelumnya
seperti hipertensi, anemia, panggul sempit, biasanya ada riwayat
DM, biasanya ada riwayat kembar dll.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya dalam kehamilan sekarang ada kelainan seperti: :
kelainan letak janin (lintang, sunsang) apa yang menjadi presentasi
dll
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit kelainan
darah, DM, eklamsi dan pre eklamsi
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala, rambut tidak rontok, kulit kepala bersihtidak ada ketombe
33
belum,
edema
pada
vulva/
servik,
biasanya
teraba
34
mendiagnosa
dan
memilih
35
Berbaring
tranfersal
atau
presensasi
bokong
36
b. Kaji data dasar DJJ secara manual dan atau elektronik, pantau
dengan sering perhatikan variasi DJJ dan perubahan periodic
pada respon terhadap kontraksi uterus
Rasional: DJJ harus direntang dari 120-160 dengan variasi ratarata percepatan dengan variasi rata-rata, percepatan dalam
respon terhadap aktivitas maternal, gerakan janin dan kontraksi
uterus.
c. Catat kemajuan persalinan
Rasional: Persalinan lama/ disfungsional dengan perpanjangan
fase laten dapat menimbulkan masalah kelelahan ibu, stress
berat, infeksi berat, haemoragi karena atonia/ rupture uterus.
Menempatkan janin pada resiko lebih tinggi terhadap hipoksia
dan cedera
d. Infeksi perineum ibu terhadap kutil vagina, lesi herpes atau
rabas klamidial
Rasional: Penyakit hubungan kelamin didapat oleh janin
selama proses melahirkan karena itu persalinan sesaria dapat
diidentifikasi khususnya klien dengan virus herpes simplek tipe
II
e. Catat DJJ bila ketuban pecah setiap 15 menit
Rasional: Perubahan pada tekanan caitan amnion dengan
rupture atau variasi deselerasi DJJ setelah robek dapat
menunjukkan kompresi tali pusat yang menurunkan transfer
oksigen kejanin
f. Posisi klien pada posisi punggung janin
Rasional: Meningkatkan perfusi plasenta/ mencegah sindrom
hipotensif telentang
37
38
mengemukakan
hal-hal
yang
dicemaskan.
Rasional: Untuk mengeksternalisasikan kecemasan yang
dirasakan
b. Beri penjelasan tentang kondisi janin
39
40
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Distosia adalah persalinan yang sulit. Distosia adalah Kesulitan dalam
jalannya persalinan. (Rustam Mukhtar, 1994) Bisa disebabkan karena
kelainan tenaga, kelainan letak, bentuk janin dan kelainan jalan lahir.
Distosia dengan kelainan letak meliputi presentasi puncak kepala,
presentasi muka, presentasi dahi, presentasi ganda, letak sungsang, dan
letak lintang.
2. Saran
Peran medis dalam menangani kelainan letak hendaknya dapat dideteksi
secara dini melalui ANC sehingga diharapkan dapat menurunkan angka
kematian ibu dan bayi.
41
DAFTAR PUSTAKA
http://askeprhynatutu.blogspot.co.id/2014/11/askep-distosia.html
http://safariyah.blogspot.co.id/2011/06/distosia-karena-kelainan-letak.html
Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
Purwadianto, Agus dan Budi Sampurna. 2000. Kedaruratan Medik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta : Tridasa Printer.
42