Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Retno Puri Wulandari

NIM : 140384205056
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Mata Kuliah

: Fisiologi Hewan

Materi

: Sistem Sirkulasi (Komposisi Darah dan Cara Kerja Jantung)

Alokasi Waktu

: 30 Menit

I. Tujuan Pembelajaran
Melalui pemahaman mengenai sistem sirkulasi :
1. Mahasiswa mampu mengetahui komposisi darah pada hewan dengan baik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis jantung pada hewan dengan baik.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara kerja jantung pada hewan dengan baik.
II. Materi
A. Komposisi Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Darah merupakan bagian penting dalam sistem sirkulasi. Hewan bersel satu dan
hewan tingkat rendah seperti protozoa, porifera dan coelenterata tidak dijumpai darah.
Oksigen dan zat-zat makanan berdifusi kedalam/seluruh tubuh bagian tubuh, demikian pula
ampas metabolisme dapat berdifusi keluar tubuhnya.
Pada hewan seperti moluska, annelida, dan arthropoda (selain serangga) terdapat darah
yang biasanya disebut hemolimfa. Hemolimfa ini juga berperanan didalam respirasi
(mengangkut O2 dan CO2), bahan makanan dan sisa metabolisme. Hemolimfa juga memiliki
pigmen pernapasan.
Pada serangga, hemolimfe tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada
serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara
secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan
menyingkirkan bahan sisa metabolisme.

Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau
insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai
pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang
berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa
oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling
efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang
berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi
menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah tersusun atas plasma dan sel darah.
1. Plasma Darah
Plasma darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut didalamnya. Zat
tersebut mencakup berbagai jenis bahan berikut :
1.
2.
3.
4.

Protein plasma, yaitu albumin, globulin dan fibrinogen


Sari makanan, yaitu glokosa, monosakarida, asam amino ddan lipid
Bahan untuk dibuang dari tubuh, antara lain urea dan senyawa nitrogen
Berbagai ion, misalnya natrium, kalium , klor, fosfat, kalsium , sulfat dan senyawa

bikarbonat
5. Bahan lain yang terdapat biasanya, misalnya hormone, gas respiratori, vitamin dan
enzim.

Plasma darah mengandung protein dalam konsentrasi relative rendah antara 1,0
mg/ml (pada Echinodermata, beberapa Moluska, dan Anellida) hingga 100-150 mb/ml (pada
cephalopoda besar yang memiliki banyak hemosianin pada hemolimfenya). Pada burung dan
Mamalia, kadar protein plasma berkisar antara 30-75 mg/ml. Protein Plasma pada hewan
vertebrata tingkat tinggi dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu albumin, globulin dan

fibrinogen. Albumin bertanggung jawab dalam mempertahankan volume plasma, globulin


bertanggung jawab dalam berbagai fungsi, terutama yang berkaitan dengan reaksi immune
(kekebalan) dan transpormolekul tertentu seperti hormone, vitamin dan zat besi. Sementara
fibrinogen bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

2. Sel Darah
Sel darah mencakup eritrosit, leukosit dan trombosit.

Eritrosit
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan

normal mencapai hampir separuh dari volume darah.


Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah
membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah
merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram atau bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran
diameter kira-kira 7.7 unit (0,007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta
dalam 1mm3 (41/2 juta). Warnanya kuning kemerahan, karena didalamnya mengandung
suatu zat yang disebut hemoglobin, warna ini akan bertambah merah jika di dalamnya banyak
mengandung oksigen.
Fungsi sel darah merah adalah mengikat oksigen dari paruparu untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan
melalui paru-paru. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini dapat berkurang, demikian
juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka
keadaan ini disebut anemia, yang biasanya disebabkan oleh perdarahaan yang hebat, penyakit
yang melisis eritrosit, dan tempat pembuatan eritrosit terganggu.

Leukosit
Leukosit terdapat dalam darah, cairan limfa, dan cairan jaringan. Leukosit yang

tergolong granulosit dibentuk didalam sumsum tulang sedangkan limfosit dan monosit dibuat
dinodus limfatikus.Ciri-ciri leukosit ialah ,mempunyai nukleus, tidak mempunyai
hemoglobin, mempunyai ukuran relatif lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan

dengan eritrosit. Disamping ciri-ciri tersebut, leukosit mempunyai sifat antara lain sebagai
berikut.
Pergerakan seperti amoeba. Leukosit dapat bergerak dari satu tempat ketempat lain
dengan cara menjulurkan sitoplasmanya kearah yang dikehendaki.
Khemotaksis, kemampuan untuk bergerak menuju tempat yang luka atau inflamasi
(peradangan)
Fagositosis, kemampuan untuk memakan sel-sel mati atau benda-benda asing .
Kemampuan ini terutama berkembang pada neutrofil, limfosit dan monosit
Diapedisis, kemampuan untuk menembus kapiler menuju jaringan
Leukosit mempunyai fungsi sebagai alat pertahanan tubuh dengan 3 cara yaitu :
Fagositosis
Menghasilkan antibodi
Menghancurkan atau menetralkan toksin
Leukosit digolongkan berdasarkan ada tidaknya butir (granul) dalam sitoplasmanya
yang dilihat dengan pewarnaan tertentu. Penggolongan tersebut ialah :
Leukosit granulosit : Neutrofil, Eusinofil, Basofil
Leukosit agranulosit : Limfosit dan Monosit

Neutrofil

: Jumlah terbesar yaitu 60-70% dari seluruh leukosit. Butir-butir pada

sitoplasmanya menyerap zat warna netral. Intinya mempunyai beberapa lobus.

Mempunyai gerakan seperti amoeba dan mempunyai sifat fagositosis.


Eosinofil : Jumlahnya diperkirakan sekitar 1-4%. Menyerap zat warna asam. Intinya

mempunyai dua lobus. Fungsinya menghancurkan dan detoksifikasi toksin


Basofil
: Jumlahnya antara 0-1% dari seluruh leukosit. Intinya umumnya berbentuk
huruf S. Butir-butir dalam sitoplasmanya menyerap zat warna yang bersifat basa.

Diperkirakan basofil menghasilkan antikoagulan (heparin).


Monosit :Jumlahnya kira-kira 4-8% dari seluruh leukosit. Intinya berbentuk tapal kuda
atau berbentuk ginjal dan sitoplasmanya lebih besar dari inti. Monosi mempunyai sifat

fagositosis yang kuat.


Limfosit :Jumlahnya sekitar 20-30% dari seluruh leukosit. Intinya besar, bulat atau
seperti ginjal. Sitoplasmanya lebih kecil dari intinya. fungsinya menghasilkan antibodi
(limfosit B) dan mengfagosit benda asing (limfosit T).
3. Trombosit
Keping darah berbentuk bulat atau lonjong. Ukuran keping darah lebih kecil daripada

sel darah merah. Jumlahnya kurang lebih 300.000 pada tiap 1 mm3 darah. Keping darah
hidupnya singkat, hanya 8 hari. Keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah. Saat
terjadi luka, darah keluar melalui luka tersebut. Keping darah menyentuh permukaan luka,

lalu pecah dan mengeluarkan trombokinase. Trombokinase dibantu dengan ion kalsium akan
mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen
menjadi benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa benangbenang halus, sehingga darah berhenti keluar.
Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa
pembekuan darah, yaitu ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh
mendapat luka. Ketika kita luka maka darah akan keluar, trombosit pecah dan mengeluarkan
zat yang dinamakan trombokinase. Trombokinase ini akan bertemu dengan protrombin
dengan pertolongan ca2+ akan menjadi trombin. Trombin akan bertemu dengan fibrin yang
merupakan benang-benang halus, bentuk jaringan yang tidak teratur letaknya, yang akan
menahan sel darah, dengan demikian terjadilah pembekuan. Protrombin dibuat didalam hati
dan untuk membuatnya diperlukan vitamin K dengan demikian vitamin K penting untuk
pembekuan darah.

B. Cara Kerja Jantung


Jantung merupakan komponen penyusun system sirkulasi yang berfungsi sebagai
pompa penggerak cairan tubuh/darah di sepanjang pembuluh. Aliran darah dalam pembuluh
merupakan proses dinamis.
Jantung pada hewan diklasifikasikan menjadi dua jenis :
1) Jantung tubuler/vaskuler/peristaltic.
Jantung ini bekerja dengan cara menghasilkan kontraksi peristaltic.Jantung
biasanya tidak memiliki klep. Jantung ini dapat ditemukan pada invertebrate. Contoh
jantung yang bekerja sebagai pompa peristaltic adalah jantung pada cacing raksasa
(Glossoscolex giganteus). Pada cacing ini, kontraksi peristaltic pada pembuluh darah
dorsal akan mendorong darah kearah depan, kemudian akan meneruskannya ke
jantung lateral yang berdenyut secara bersamaan.

2) Jantung Berongga
Ditemukan pada vertebrata. Namun, terdapat pula pada invertebrate (Moluska)
yang memiliki 1 atau 2 atrium dan 1 ventrikel (umumnya terdapat pada Moluska
dengan system sirkulasi tertutup).

Dimaksudkan dengan jantung berongga adalah jantung yang terbagi atas ruang
berongga tertentu, menjadi atrium dan ventrikel. Jantung bertanggung jawab untuk
mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.
Gerak memompa yang dilakukan jantung merupakan kekuatan utama yang
dapat menjamin aliran darah. Otot jantung berkontraksi terus-menerus tanpa
mengalami kelelahan.

Pada Mamalia, kontraksi jantung merupakan kontraksi jantung miogenik,


yaitu kontraksi yang diawali kekuatan atau rangsangan dari dalam otot jantung itu
sendiri, bukan dari saraf. Meskipun demikian, irama kontraksi jantung dapat
dipengaruhi hormone atau system saraf otonom.
Hewan-hewan vertebrata memiliki anatomi jantung yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut menyesuaikan dengan ukuran, aktivitas, dan habitat dari hewanhewan tersebut. Hewan yang berukuran lebih besar akan memiliki ukuran jantung
yang lebih besar pula. Berikut ini adalah perbedaan struktur jantung pada ikan,
amfibi, reptil, burung, dan mamalia dilihat dari jumlah ruang jantung serta model
peredaran darah yang terjadi padanya.

a. Jantung ikan
Jantung ikan hanya terdiri atad 2 ruang jantung saja, yaitu 1 serambi dan 1 bilik.
Aliran peredaran darah dari ikan juga lebih sederhana dibandingkan dengan hewan
vertebrata yang lain. Darah kotor akan dipompakan dari bilik menuju insang untuk
mendapat pasokan oksigen. Kemudian darah ini akan langsung mengalir ke seluruh
tubuh dan kembali ke jantung dengan memasuki bagian serambi.

b. Jantung amfibi
Amfibi memiliki 3 ruang jantung, yaitu 2 serambi dan 1 bilik. Darah kotor dari
seluruh tubuh akan masuk serambi kanan kemudian menuju bilik. Dari bilik darah
akan dipompa menuju paru-paru untuk mendapat pasokan oksigen kemudian kembali
ke jantung dengan memasuki serambi kiri. Dari serambi kiri darah akan masuk ke
bilik dan dipompakan ke seluruh tubuh kembali. Bila diperhatikan pada daerah bilik
terdapat sedikit pencampuran antara darah kotor dan darah bersih karena bilik jantung
amfibi hanya 1 saja.
c. Jantung reptil
Jantung reptil terdiri atas 4 ruang seperti jantung mamalia, namun terdapat sekat yang
belum sempurna (lubang) pada daerah serambinya. Lubang ini disebut dengan nama
foramen panizzae. Darah kotor dari seluruh tubuh akan masuk serambi kanan,
kemudian menuju bilik kanan dan dipompa menuju paru-paru. Dari paru-paru, darah
bersih akan masuk serambi kiri, kemudian bilik kiri untuk selanjutnya dipompa
menuju seluruh tubuh. Adanya sedikit lubang pada bagian serambi ini memungkinkan
terjadinya sedikit pencampuran darah bersih dan kotor pada bagian serambi.
d. Jantung burung dan mamalia
Jantung burung dan mamalia memiliki struktur yang serupa, yaitu 4 ruang jantung
yang sempurna. Adanya sekat jantung yang sempurna menjadikan peredaran darah
bersih dan kotor dapat berlangsung dengan sempurna tanpa pencampuran keduanya.
Darah kotor akan masuk serambi kanan, menuju bilik kanan, menuju paru-paru,
menuju serambi kiri, kemudian bilik kiri untuk akhirnya dipompa menuju seluruh
bagian tubuh.
Jantung mamalia terletak didaerah dada, dibungkus oleh selaput tiois yang dinamakan
pericardium. Serambi dan bilik yang dimiliki dapat berkntraksi secara bergantian.
Pada saat atrium (serambi) berkontraksi (fase sistol), jalan masuk darah dari vena ke
serambi tertutup oleh kontraksi otot disekitarnya, dan tekanan didalamnya meningkat
sehingga darah akan terdorong menuju bilik yang ada, yang sedang berelaksasi.
Dalam peristiwa tersebut darah akn melewati klep atrioventrikularis, yaitu dua unit
klep yang membatsi rongga serambi dan bilik. Kedua klep tersebut adalah klep
bikuspidalis dan trikuspidalis. Klep bikuspidalis menjadi pembatas antara rongga
serambi dan bilik jantung sebelah kanan, sedang trikuspidalis menjadi pembatas

antara rongga serambi dan bilik jantung sebelah kiri. Pada saat bilik berkontraksi,
serambi mengalami relaksasi sehingga jalan masuk darah dari vena (yang semula
tertutup) akan terbuka. Hal ini akan menyebabkan penuruna tekanan dalam serambi
sehingga darah tertarik masuk kedalam serambi jantung.
Urutan peristiwa seperti yang diuraikan datas dinamakn siklus kardiak atau siklus
jantung. Selama siklus jantung berlangsung, terdengar suara yang timbul seiring
dengan denyutan jantung. Suara itu sebenarnya ialah suara menutupnya klep
atrioventrikuler, yang segera diikuti dengan menutupnya klep seilunar(klep antara
bilik dan pembuluh arteri)

III. Metode Pembelajaran

Ekspositori dan Tanya Jawab

IV.Langkah-langkah Pembelajaran
a. Kegiatan Awal
1) Mengucapkan Salam

2) Review materi sebelumnya, dan melakukan Apersepsi.


b. Kegiatan Inti
1) Menjelaskan materi ajar mengenai Komposisi Darah dan Cara Kerja Jantung
Hewan;
2) Berinteraksi sesama mahasiswa mengenai materi yang dijelaskan;
3) Saling berdiskusi atau Tanya jawab antar mahasiswa serta berbagi pendapat;
c. Kegiatan Penutup
1) Mahasiswa menyimpukan hasil belajar yang telah dijelaskan.
2) Mengapresiasi proses belajar yang berlangsung dan mengucapakan salam
penutup.
V. Bahan bacaan/alat/media
a. Bahan

: Fisiologi Hewan karya Isnaeni Wiwi thn 2006

b. Alat

: Laptop

c. Media

: LCD proyektor

VI. Penilaian (Pertanyaan)


1. Jelaskan mekanisme pembekuan darah!
2. Sebutkan dan jelaskan 3 jenis protein plasma yang terdapat pada vertebrata tingkat
tinggi!
3. Sebutkan 2 jenis jantung pada hewan, dan jelaskan secara singkat cara kerja
jantung pada cacing raksasa (Glossoscolex giganteus) !

Anda mungkin juga menyukai