63
64
3. Prinsip-prinsip Perbankan
Pada dasarnya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan oleh bank,
meliputi: (Simorangkir, 2003:107)
a. Prinsip Likuiditas
Yang dimaksud dengan likuiditas yaitu kemampuan suatu bank
dalam melunasi kewajiban-kewajibannya yang segera dapat ditarik.
Kewajiban-kewajiban harus dilunasi tepat pada waktunya. Setiap saat
nasabah berhak melakukan penarikan selama simpanan gironya
mencukupi. Hal inilah mengharuskan tiap bank berjaga-jaga agar alat
likuid (mudah dicairkan dalam uang tunai) tersedia.
Untuk memelihara likuiditas, bank mengadakan cadangan yang
terdiri dari cadangan primer dan cadangan sekunder. Cadangan
primer di Indonesia adalah kas, saldo rekening giro pada Bank
Indonesia dan jaminan kliring. Sedangkan cadangan sekunder adalah
kertas berharga yang segera dapat diuangkan, dengan resiko yang
sangat minimum. Fungsi utama dari cadangan sekunder adalah untuk
membantu keperluan likuiditas, karena dapat dicairkan dengan cepat.
b. Prinsip Solvabilitas
Yang dimaksud dengan solvabilitas bank adalah kesanggupan
untuk membayar semua utang dari aktiva yang dimilikinya atau dengan
kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansialnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan. Utang yang
65
dimaksud di sini yaitu utang-utang bank kepada pihak ketiga, jadi tidak
termasuk utang kepada pemegang saham.
Untuk mengetahui tingkat solvabilitas suatu bank dapat
dilakukan dengan dua cara:
1) Pertama, jika bank sudah sedemikian parahnya sehingga
operasinya (kegiatannya) terpaksa dihentikan. Dalam keadaan
yang demikian, bank dinilai dengan cara apakah mampu membayar
utang-utangnya. Aktiva-aktiva yang dimiliki bank harus dinilai
menurut nilai likuidasi, artinya menurut harga jual aktiva-aktiva
tersebut. Biasanya nilai likuidasi lebih rendah dari nilai aktiva bank
seandainya berada dalam keadaan beroperasi.
2) Kedua, perbandingan antara aktiva (material) dengan seluruh
utang, semakin besar rasio tersebut, maka semakin besar
kemungkinan bahwa bank tersebut mampu membayar utangnya,
baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
c. Prinsip Rentabilitas
Yang
dimaksud
rentabilitas
atau
profitabilitas
adalah
66
Setiap
bank
dalam
menyalurkan
dana-dananya
sering
67
68
69
9. Tingkat Ketertagihan
70
B. Bank Syariah
1. Pengertian Bank Syariah
Akhir tahun 1999, bersamaan dengan dikeluarkannya UU
perbankan, maka muncullah bank-bank syariah umum dan bank umum
yang membuka unit usaha syariah. Sejak beroperasinya Bank Muamalat
Indonesia (BMI), sebagai bank syariah pertama pada tahun 1992, data
Bank Indonesia per 30 Mei 2007 menunjukkan bahwa saat ini perbankan
syariah nasional telah tumbuh cepat, ketika pelakunya terdiri atas 3 Bank
Umum Syariah (BUS) antara lain : Bank Muamalat, Bank Syariah
Mandiri, 23 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 106 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS), sedangkan asset kelolaan perbankan syariah nasional
per Mei 2007 telah berjumlah Rp 29 Triliun. Perkembangan bank umum
71
nasional
dalam
rangka
meningkatkan
keadilan,
72
73
74
bank
syariah
yang
harus
menjalankan
75
76
77
78
b) Istishna
c) Salam
2) Prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain:
a) Mudharabah
b) Musyarakah
1) Prinsip sewa menyewa berdasarkan akad antara lain:
a) Ijarah
b) Ijarah muntahiya bittamlik
2) Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh.
3) Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad
antara lain:
a) Wakalah
b) Hawalah
c) Kafalah
d) Rahn
c. Membeli, menjual dan atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
berdasarkan prinsip syariah.
d. Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang diterbitkan
oleh Pemerintah dan/atau BI.
e. Menerbitkan surat berharga berdasarkan prinsip syariah.
f. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan atau nasabah
berdasarkan prinsip syariah.
79
80
81