NAdi I II III
NAdi I II III
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) sudah terkenal sebagai bahan
obat dan penghangat,jahe tanaman obat berupa tumbuhan berbatang semu. Jahe
merupakan salah satu temu temuan (Zingiberaceae), se-famili dengan temutemuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma
aeruginosa), kunyit (Curcuma domestica), kencur (Kaempferia galanga),
lengkuas (Languas galanga) dantanaman ini mempunyai banyak kegunaan antara
lain sebagai ramu ramuan, rempah rempah,bahan minyak atsiri, bahkan akhirakhir ini menjadi fitofarmaka (Januwati,1999).
Melihat keadaan alam saat ini yang tidak menentu dan berubah-ubah yang dapat
menyebabkan menurunnya sistem kekebalan tubuh sehingga virus atau bakteri dapat
dengan mudah masuk kedalam tubuh dan menyebabkan beberapa penyakit ringan seperti
flu dan batuk. Saat kita sakit tidak jarang diantara masyarakat mengkonsumsi Antibiotik
dengan alasan agar cepat sembuh.
saya menawarkan gagasan untuk mengurangi penggunaan antibiotik yang sering
digunakan yaitu dengan mengganti konsumsi antibiotik sintetik dengan antibiotik alami
yang berasal dari bahan alam (tanaman). Masyarakat banyak yang belum mengetahui
bahwa beberapa tanaman juga dapat berfungsi sebagai antibiotik yang tidak kalah bagus
dengan antibiotik sintetik. Selain itu antibiotik alami ini berasal dari bahan alam sehingga
penggunaannya tidak akan berbahaya bagi tubuh dan karena Negara Indonesia
merupakan salah satu Negara yang memiliki tanaman obat terbanyak karena cuaca tropis
dan curah hujan yang melimpah yang memenuhi syarat pertumbuhan tanaman obat setiap
tahunnya. Maka, masyarakat akan dengan mudah mendapatkan antibiotik alami ini tanpa
harus banyak mengeluarkan uang untuk membeli antibiotik.
Penggunaan antibiotik alami ini tidak akan membahayakan tubuh bila dikonsumsi
setiap hari. Justru penggunaan antibiotik alami ini dianjurkan untuk dikonsumsi setiap
1
hari. Karena selain dapat menyembuhkan, antibiotik alami ini dapat mencegah masuknya
virus dan bakteri kedalam tubuh karena fungsinya itu sendiri dapat meningkatkan
kekebalan tubuh kita. Salah satu tanaman obat yang dapat berfungsi sebagai antibiotik
alami yaitu Jahe (Zingiberis officinale).
Tujuan
Kegiatan magang ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan personalia mahasiswa dalam memahami dan
menghayati proses kerja secara nyata di lapangan
2. Memantapkan keterampilan mahasiswa yang di peroleh dari latihan praktek di
kampus
3. Syarat mutlak untuk mengikuti ujian koperensip guna untuk meraih gelar
sarjana
4. Mempelajari dan lebih memahami cara atau teknik budidaya tanaman obatobatan jahe di Balai Benih Induk (BBI) Hortikultura Lubuk minturun Padang
1.3.
Manfaat Magang
1. Kerja peraktek ini dapat menambah informasi dan ilmu pengetahan tentang
budidaya tanaman jahe dari awal hingga akhir
2. Mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja secara langsung
dari tempat kerja peraktek
3. Meningkatkan hubungan kerja sama yang baik antara perguruan tinggi dan
pemerintah
4. Dapat meningkatkan motivasi dan semangat kerja staf karyawan dengan
adanya mahasiswa yang praktek magang
Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
2.
Divisi
3.
Subdivisi
4.
Kelas
5.
Ordo
: Zingiberales
6.
Famili
: Zingiberaceae (temu-temuan)
7.
Subfamili
: Zingiberoidae
8.
Genus
: Zingiber
9.
Spesies
: Zingiber officinale
10
Setiap bunga dilindungi oleh daun pelindung berwarna hijau berbentuk bulat telur
atau jorong. Jahe merupakan tanaman berkelamin dua (hermaprodit). Pada
masing-masing bunga terdapat dua tangkai sari, dua keping kepala sari dan satu
bakal buah. Diameter serbuk sari berkisar antara 77-104 m dengan dinding yang
tebal.
Kepala putik ujungnya bulat berlubang berukuran 0,5 mm, dikelilingi oleh
bulu-bulu yang agak kaku (Melati 2011). Jahe merupakan tanaman yang bersifat
self incompatible (Dhamayanthiet al. 2003) dan posisi kepala putik lebih tinggi
dibandingkan kepala sari (Pillaiet al . 1978), struktur seperti ini mengakibatkan
sistem penyerbukan jahe adalah menyerbuk silang.
Buah berbentuk bulat panjang, berkulit tipis berwarna merah yang memiliki tiga
ruang berisi masing masing banyak bakal biji berwarna hitam dan memiliki
selaput biji (Rugayah 1994). Tetapi pada jahe yang ditanam secara komersial
jarang berbuah dan berbiji yang kemungkinan disebabkan karena tepung sari jahe
steril.
11
III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Kegiatan magang mahasiswa program studi agroteknologi Universitas
Islam Indragiri Tembilahan akan dilaksanakan selama 1 (satu) bulan yaitu mulai
pada tanggal 3 febuari sampai dengan 3 maret 2016.
Adapun lokasi magang bertepat di Balai Benih Iinduk (BBI) Hortikultura
Lubuk Minturun Kelurahan Lubuk Minturun Kecamatan Kota Tangah Padang.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan
Bhan yang digunaka dalam budidaya tanaman jahe ialah sebagai berikut:
- Bibit
- Pupuk Kandang
- Pupuk Buatan
- Obat Tanaman
ALAT
Alat yang digunakan dalam teknik budidaya tanaman jahe ialah sebagai
berikut:
- Cangkul
- Skop Garpu
- Sabit
- Alat Penyiram
- Parang
- Tugal
- Tali Plastik
- Semprotan
- Kerangjang
3.3. Metode Pelaksanaan
Pada pelaksanaan kegiatan magang, minggu pertama penulis di berikan
kesempatan untuk melakukan budidaya tanaman jahe selama dua hari, dan dua
hari berikut nya melakukan pemberiaan pupuk pada tanaman obat-obatan jahe,
selanjut nya melakukan kegiatan-kegiatan lainya yang mencangkup dengan
tanaman obat-obatan.
a. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim
Tanaman jahe membutuhkan curah hujan relatif tinggi, yaitu antara 2.5004.000 mm/tahun. Pada umur 2,5 sampai 7 bulan atau lebih tanaman jahe
12
udara
optimum
utk
budidaya
tanaman
jahe
antara
20-35C.
2. Media Tanam
Tanaman jahe paling cocok ditanam pada tanah yg subur, gembur &
banyak mengandung humus. Tekstur tanah yg baik adalah lempung berpasir, liat
berpasir & tanah laterik. Tanaman jahe dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH)
sekitar 4,3-7,4. Tetapi keasaman tanah (pH) optimum utk jahe gajah adalah 6,87,0.
3. Ketinggian Tempat
Jahe tumbuh baik di daerah tropis & subtropis dengan ketinggian 0-2.000
m dpl.. Di Indonesia pada umumnya ditanam pada ketinggian 200 - 600 m dpl.
13
b. Pedoman Budidaya
1. Pembibitan Jahe
Persyaratan Bibit Jahe : Bibit berkualitas adalah bibit yg memenuhi syarat
mutu genetik, mutu fisiologik (persentase tumbuh yg tinggi), & mutu fisik. yg
dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yg bebas hama & penyakit. Oleh karena
itu kriteria yg harus dipenuhi antara lain: Bahan bibit diambil langsung dari kebun
(bukan dari pasar).
Dipilih bahan bibit dari tanaman yg sudah tua (berumur 9-10 bulan).
Dipilih pula dari tanaman yg sehat & kulit rimpang tidak terluka atau lecet.
Teknik Penyemaian Bibit : utk pertumbuhan tanaman yg serentak atau seragam,
bibit jangan langsung ditanam sebaiknya terlebih dahulu dikecambahkan.
Penyemaian bibit dapat dilakukan dengan peti kayu atau dengan bedengan.
Penyemaian pada peti kayu : Rimpang jahe yg baru dipanen dijemur
sementara (tidak sampai kering), kemudian disimpan sekitar 1-1,5 bulan.
Patahkan rimpang tersebut dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3-5
mata tunas dan dijemur ulang 1/2-1 hari.
Selanjutnya potongan bakal bibit tersebut dikemas ke dalam karung
beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur
tumbuh sekitar 1 menit kemudian keringkan. Setelah itu dimasukkan kedalam peti
kayu. Lakukan cara penyemaian dengan peti kayu sebagai berikut: pada bagian
dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi abu
gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yg paling atas adalah abu
gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2-4 minggu lagi, bibit jahe tersebut sudah
disemai.
14
15
mati terkena sinar matahari. Apabila pada pengolahan tanah pertama dirasakan
belum juga gembur, maka dapat dilakukan pengolahan tanah yg kedua sekitar 2-3
minggu sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis
1.500-2.500 kg.
Pembentukan Bedengan : Pada daerah-daerah yg kondisi air tanahnya
jelek dan sekaligus utk mencegah terjadinya genangan air, sebaiknya tanah diolah
menjadi bedengan-bedengan engan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 80-100 cm,
sedangkan anjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.
Pengapuran : Pada tanah dengan pH rendah, sebagian besar unsur-unsur
hara didalamnya, Terutama fosfor (p) & calcium (Ca) dalam keadaan tidak
tersedia atau sulit diserap. Kondisi tanah yg masam ini dapat menjadi media
perkembangan beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp & pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur kalium yg sangat diperlukan
tanaman utk mengeraskan bagian tanaman yg berkayu, merangsang pembentukan
bulu-bulu akar, mempertebal dinding sel buah & merangsang pembentukan biji.
Derajat keasaman < 4 (paling asam): kebutuhan dolomit > 10 ton/ha.
Derajat keasaman 5 (asam): kebutuhan dolomit 5.5 ton/ha. Derajat keasaman 6
(agak asam): kebutuhan dolomit 0.8 ton/ha.
3. Teknik Penanaman Jahe.
Penentuan Pola Tanaman : Pembudidayaan jahe secara monokultur pada
suatu daerah tertentu memang dinilai cukup rasional, karena mampu memberikan
produksi & produksi tinggi. Namun di daerah, pembudidayaan tanaman jahe
secara monokultur kurang dapat diterima karena selalu menimbulkan kerugian.
16
17
Tanaman
jahe
memerlukan
tanah
yg
peredaran
udara dan air dapat berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan.
Disamping itu tujuan pembubunan utk menimbun rimpang jahe yg kadang-kadang
muncul ke atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah
dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm.
Pada bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali
pembubunan akan berbentuk gubidan dan sekaligus terbentuk sistem pengairan yg
berfungsi utk menyalurkan kelebihan air. Pertama kali dilakukan pembumbunan
pada waktu tanaman jahe berbentuk rumpun yg terdiri atas 3-4 batang semu,
umumnya pembubunan dilakukan 2-3 kali selama umur tanaman jahe. Namun
tergantung kepada kondisi tanah dan banyaknya hujan.
Pemupukan : Pemupukan Organik : Pada pertanian organik yg tidak
menggunakan bahan kimia termasuk pupuk buatan & obat-obatan, maka
pemupukan secara organik yaitu dengan menggunakan pupuk kompos organik
atau pupuk kandang dilakukan lebih sering disbanding kalau kita menggunakan
pupuk buatan. Adapun pemberian pupuk kompos organik ini dilakukan pada awal
pertanaman pada saat pembuatan guludan sebagai pupuk dasar sebanyak 60 80
ton per hektar yg ditebar dan dicampur tanah olahan.
18
19
terjadi
perubahan
warna
Kemudian
dari hijau
menjadi
batang
menjadi
tunas
akhirnya
menyebabkan
rimpang
menjadi
busuk.
Gejala: Daun bagian bawah yg berubah menjadi kuning lalu layu &
akhirnya tanaman mati.
Pengendalian :
20
21
pestisida,
insektisida,
herbisida
alami
yg
ramah
lingkungan dan tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yg
dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya
dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yg diperoleh dari
hasil pengamatan. Beberapa tanaman yg dapat dimanfaatkan sebagai pestisida
nabati dan digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
Tembakau (Nicotiana tabacum) yg mengandung nikotin utk insektisida
kontak sebagai fumigan atau racun perut. Aplikasi utk serangga kecil misalnya
Aphids. Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yg mengandung piretrin yg
dapat digunakan sebagai insektisida sistemik yg menyerang urat syaraf pusat yg
aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah,
nyamuk, kutu, hama gudang, dan lalat buah.
Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yg mengandung rotenone utk
insektisida kontak yg diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yg mengandung azadirachtin yg
bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap
seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama penggulung daun
(Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk menanggulangi serangan
virus RSV, GSV dan Tungro.
22
yg
dapat
digunakan
sebagai
insektisida
dan
larvasida.
23
b. Cara Panen
Cara panen yg baik, tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan alat
garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe terluka.
Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yg menempel pada rimpang
dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan
atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan harus
terbuka, tidak lembab dan
24
Amati air bilasannya dan jika masih terlihat kotor lakukan pembilasan
sekali atau dua kali lagi. Hindari pencucian yg terlalu lama agar
kualitas dan senyawa aktif yg terkandung didalam tidak larut dalam air.
Pemakaian air sungai harus dihindari karena dikhawatirkan telah tercemar
kotoran dan banyak
mengandung bakteri/penyakit.
Setelah
pencucian
25
1
1
Mingg
u ke
2
1
NO
Kegiatan
Deskripsi kegiatan
3
- Perkenalan
- Mengamati kegiatan
budidaya tanaman jahe
- Menyusun dan
melengkapilaporan magang
- Mengamati tanaman jahe
- Menyusun dan melengkapi
laporan magang
4
- Melaksanakan
budidaya jahe
- Mengenalkan jenisjenis jahe
-Mengamati budidaya
- Penyiraman
- Melaksanakan
perwatan tanaman jahe
- Pembibitan
- Penyemaian
- Pemangkasan
Tujuan
5
Mengetahui
dmenguasai
kegiatan
teknis di
lapangan
Mengetahui
dan
memahami
budidaya
tanaman jahe
Mengetahui
26
tanaman jahe
- Menyusun dan melengkapi
laporan magang
- Pemupukan
- Pemanenan
dan
mempelajari
serta
memahami
budidaya
tanaman jahe
Jenis
Kegiatan
Transportasi
Akomodasi
Komsumsi
NO
Volume
2 kali
Harga Satuan
Jumlah
Rp. 180.000
Rp. 360.000
1 bulan
Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000
30 hari
Rp. 50.000
Rp. 1.500.000
4
Penginapan
30 hari
Rp. 400.000
Rp. 400.000
Total
Rp. 3.260.000
Terbilang : Tiga Juta Dua Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah
27
DAFTAR PUSTAKA
RPJM Desa Argomulyo 2011.Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Argomulyo 2011-2015.
Barijadi.1996. Aspek Penguasaan dan Penggunaan Lahan dan Pendayagunaan
Lahan Tegalan (Studi kasus di Kabupaten Malang).
http://repesitory.ipb.ac.id./handle/123456789/966. [17 Mei 2011]
Hapsoh, Yaya. H. Dan Elisa. J., 2010.Budidaya dan teknologi pascapanen
jahe.USU Press. Medan
Hartman, Hsieh. S.C dan Paje, M.M. (2002). Organic Fertilizers and Crop
Productio
Pascasarjana
FMIPA.
Derpatemen
Kimia.
Universitas
Indonesia.Depok. Jakarta.
Harimoto, T., And Kawaoka, Y. (2001). Pandemic threat posed by avian influenza
A viruses. Clin Microbiol Rev. 14(1) hal: 129-149.
Mulyono.(2002). Khasiat dan manfaat jahe merah si rimpang ajaib.Agro Media
Pustaka.Jakarta.
Aragaw, M., S. Alamerew, G.H. Michael, dan A. Tesfaye. 2011. Variability of
ginger ( Zin gib e r o ffic in ale Rosc.) accessions for morphological and some
quality traits in Ethopia. Int. J. of Agricultural Research. 6: 444- 457.
Yulianto, F.K. 2010. Analisis kromosom tanaman jahe putih ( Zingiber officinale
var officinale ) dan jahe merah (Z. officinale var rubrum ) [ skripsi ]. Solo :
Fakultas Pertanian Univrsitas Sebelas Maret
28
Sajeev, S., A.R. Roy, B. Iangrai, A. Pattanayak dan B.C. Deka. 2011. Genetic
diversity analysis in the traditional and improved ginger ( Zin gib e r o fficin ale
Rosc.) clones cultivted in North-East India. Scientia Horticulturae 128: 182-188.
Utami, Prapti. 2012. Antibiotik Alami untuk Mengatasi Aneka Penyakit Cetakan
Pertama (45-51). Jakarta : Agro Media Pustaka.
Tim TPC (Tropical Plant Curriculum). 2012. Modul Tanaman Obat Herba Berakar
Rimpan http://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp
content/uploads/2013/10/tanaman.obat_.rimpang.pdf diakses pada tanggal 15
Maret 2014.
Ladion Guzman de Herminia. 2002. Tanaman Obat Penyembuh Ajaib Cetakan
Ke-18. Bandung : Indonesia Publishing House.
29
LAMPIRAN
LOG BOOK HARIAN MAGANG
No
.
NAMA
NIM
Hari/
Nama
tangga
kegiata
Pendampin
g kegiatan
Paraf
Isi
pendampin
g
30
Jenis kegiatan
Mahasiswa
Paraf
pembimbing
lapangan
Keterangan
31
Jenis Kegiatan
Yang Diawasi
Prestasi
Kerja
KHL
(Ha/HOK)
Paraf
Pembimbing
Dilapangan
Waktu
Kegiatan
(Jam)
32
Jenis Kegiatan
Standar
Mahasisw
a
Paraf
Pembimbin
g Lapangan
Keteranga
n
33
34