3441 6498 1 SM
3441 6498 1 SM
Identitas Banjar1
Ninuk Kleden-Probonegoro
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
This article examines notions of identity in the context of Mamanda, a traditional theatre
in Banjar, South Kalimantan. The author analyses Mamanda as a cultural symbol and describes the formulation of its identity using a semiotic approach whereby identity is conceived
as a part of a binary composition fluctuating between the opposing notions of us and other.
This is illustrated in the oppositions between the theatres community and the state, individuals and the state, and the contradictory opposition between the community members within
Mamanda itself. This article demonstrates that identity is continually reformulated and is
linked to political interests such as regional autonomy.
10
justru menimbulkan respons terhadap menguatnya identitas-identitas lokal. Hal itu mudah
dipahami karena adanya hubungan dialektika
antara yang global dan yang lokal. Misalnya,
wisatawan manca negara datang ke Indonesia
justru karena ada kebudayaan-kebudayaan
lokal yang dapat dijadikan obyek wisatanya.
Karena identitas lokal itu menguat, dan
perbedaan yang ada dalam tiap kebudayaan
lokal seyogianya harus dipelihara, bahkan jika
perlu justru dikreasikan, maka perbedaan
kebudayaan dapat merangsang dan mendorong proses belajar untuk lebih dapat
memahami diri. Munculnya pluralitas budaya,
hetrogenitas, dan etnisitas akan mengimbangi
dampak globalisasi.
Salah satu wujud kebudayaan lokal adalah
Teater Mamanda milik orang Banjar2 yang dapat
diperlakukan sebagai suatu tanda (sign)
budaya. Pandangan ini bertolak dari pendekatan
semiotik3 yang mempersoalkan hubungan
antara tanda dengan penanda. Semiotik
mempersoalkan hubungan antara tanda
dengan apa yang ditandai oleh tanda itu.
Menjadikan teater Mamanda sebagai suatu
tanda (sign) budaya, mempunyai konsekuensi
teoretis yang mengharuskan orang menghubungkannya dengan penanda (signifier) dan
petanda (signified). Hubungan antara penanda
2
11
12
13
14
Tabel 1
Mamanda Pariuk dan Mamanda Tubau
Daerah persebaran
Irama lagu pengiring
Narasi
Setting
Struktur pertunjukan
Mamanda Pariuk
Mamanda Tubau
Sekitar sungai
Meliuk-liuk
Hikayat, Syair
Kerajaan
Menggunakan ladon
Daerah pedalaman
Pendek, menanjak
Carang kanda
Kerajaan
Kata sambutan dari pemimpin
10
15
16
17
14
18
15
Bandingkan dengan situasi di Jakarta, tempat grupgrup kesenian (misalnya grup topeng Setia Warga)
harus berafiliasi pada Golkar untuk dapat tampil di
layar kaca.
19
20
21
Kepustakaan
Derrida, J.
1984
Of Gramatologi (diterjemahkan dari bahasa Perancis oleh G.C.Spivak). Baltimore & London:
The John Hopkins University Press.
Erwiza, E.
2000
Kesenian dalam Konteks Sosial-Politik dan Ekonomi Negara, Pendefinisian Kembali Tradisi
dan Identitas Etnis . Jakarta: Laporan PMB-LIPI.
Friedman, J.
1994
Cultural Identity and Global Process.New York: Sage.
Kadir, S.
1977
Sejarah Kesenian Mamanda. Makalah yang disampaikan dalam Sarasehan Mamanda,
diselenggarakan oleh Kanwil Dept. P & K Kalimantan Selatan. 1617 Maret.
Kalimantan Post
2000
Guru Sekumpul: Aruh Ganal Positif Asal jangan Bahiri-hirian, 8 Agustus.
2000
Jika Demo harus Jelas Substansinya, 4 Agustus.
Kawi, D. dkk.
1995/1996 Struktur Teater Tradisional Mamanda. Banjarmasin: Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra
Indonesia dan Daerah Kalimantan Selatan.
Kleden-Probonegoro, N. dan Zultanawar
1996
Etos Kerja Pengrajin Batu Permata Banjar: Pendekatan Antropologi. Jakarta: PMB-LIPI.
Kleden-Probonegoro, N.
1997
Teater Lenong Betawi; Studi Perbandingan Diakronik. Jakarta: Yayasan Obor.
Kleden-Probonegoro, N. dkk.
2000
Pendefinisian Kembali Tradisi dan Identitas Etnis. Jakarta: Laporan PMBLIPI.
Peacock, J.L.
1968
Rites of Modernization; Symbolic abd Social Aspects of Indonesian Proletarian Drama.
Chicago & London: The University of Chicago Press.
PMB-LIPI
1996
Kajian Strategi Pengembangan Masyarakat Melayu. Jakarta: Laporan Penelitian.
Pudentia
2000
Mak Yong: Hakikat dan Proses Penciptaan Kelisanan. Disertasi Doktor tidak dipublikasikan.
Depok: Kampus Universitas Indonesia.
Sanderta, B. dan M.S. Kadir
1997
Mamanda. Banjarmasin: Laporan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat
Jendral Kebudayaan Taman Budaya Propinsi Kalimantan Selatan.
Suparman, L.G.
1990
Kemidi Rudat: Teater Rakyat Lombok Nusa tenggara Barat. Draf laporan. Mataram.
22
Syamsudin, B.M.
1981/1982 Seni Peran Mak Yong; Khazanah Budaya Warisan Bangsa. Proyek Penulisan dan
Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum dan Profesi. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Tan Sooi Beng
1993 Bangsawan: A Social and Stylistic History of Popular Malay Opera.Singapore: Oxford
University Press.
23