Bab Iii
Bab Iii
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Stroke merupakan kelainan otakyang makin banyakdijumpai di masyarakat.
Stroke juga merupakan salah satu penyakit pembuluh darah otak yang
dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga setelah penyakit jantung dan
keganasan,disamping penyebab kecacatan nomor satu di dunia. 1,2
Stroke didefinisikan sebagai suatu manifestasi klinis gangguan peredaran
darah otak yang menyebabkan defisit neurologis. Definisi lain lebih mementingkan
defisit neurologis yang terjadi sehingga batasan stroke adalah sebagai berikut :
suatu defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak1
Dari definisi tersebut jelas bahwa kelainan utama stroke adalah kelainan
pembuluh darah, yang merupakan bagian dari pembuluh darah iskemik. Stroke
harus dianggap komplikasi penyakit sistemik. Komplikasi yang terjadi, mengingat
pembuluh darah yang di otak masih bagian dari pembuluh darah sistemik.
Diseluruh dunia stroke merupakan penyakit utama yang mengenai populasi usia
lanjut. Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita, pada usia muda,
namun tidak pada usia tua. Insiden pada usia 75-84 tahun sikitar 10 kali dari
populasi berusia 55-64 tahun.
Stroke iskemik merupakan sebagian besar kasus stroke yang disebabkan
oleh trombosis atau emboli pada pembuluh darah otak akibat dari aterosklerosis.
Penyebab tersering adalah aterosklerosis pada arteri besar intrakranial, terutama
arteri serebri media. Penelitian dengan ultrasonografi didapatkan peningkatan
ketebalan tunika intima media arteri karotis dan plak aterosklerosis merupakan
marker subklinik awal aterosklerosis yang kemudian akan menjadi faktor resiko
terjadinya stroke baru maupun stroke berulang.
Salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk menilai status neurologis
penderita stroke, diantaranya ialah National institutes of Health Stroke Scale
NIHSS. Pemeriksaan ini meliputi beberapa aspek neurologis, yaitu kesadaran,
motorik, sensorik,dan fungsi luhur.
Setiap tahun hampir 700.000 orang Amerika mengalami stroke, dan stroke
mengakibatkan hampir 150.000 kematian. Di Amerika Serikat tercatat hampir
setiap 45 detik terjadi kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat
stroke, yang mengakibatkan biaya kesehatan berkenaan dengan stroke mendekati
70 miliar dolar perbulan.
1.2. Tujuan
BAB II
STROKE ISKEMIK
2.1. Definisi
Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh
darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti
aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik yang menimbulkan
gejala serebral fokal, terjadi mendadak, dan tidak menghilang dalam waktu 24 jam
atau lebih.1
2.2. Epidemiologi
Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita, pada usia muda, namun
tidak pada usia tua. Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden
stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan
4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup.1,2
2.3.Faktor Risiko
Faktor - faktor resiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :3
1. Faktor yang tidak bisa dimodifikasi :
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Keturunan / genetik
2. Faktor yang bisa dimodifikasi
a. Gaya Hidup :
o Merokok
o Unhealthy diet : makanan yang berlemak, konsumsi garam
berlebihan dan kurang makan makanan berserat.
o Alkoholik
o Obat-obatan : narkoba (kokain), antikoaguilan, antiplatelet,
dan obat kontrasepsi
b. Faktor psikologi :
o Penyakit hipertensi
o Penyakit jantung
o Diabetes mellitus
o
o
o
o
o
2.4. Etiologi
Pada level makroskopik, stroke iskemik paling sering disebabkan oleh
emboli dari ekstrakranial atau trombosis di intrakranial, tetapi dapat juga
disebabkan oleh berkurangnya aliran darah otak. Pada level seluler, setiap proses
yang mengganggu aliran darah ke otak dapat mencetuskan suatu kaskade iskemik,
yang akan mengakibatkan kematian sel-sel otak dan infark otak. 3
gejala neurologis tergantung dari mekanisme stroke iskemik dan derajat aliran
darah kolateral. Pada semua subtipe infark, dari embolik ke lakunar, terdapat gejala
fluktuatif setelah onset, memperlihatkan variasi derajat aliaran darah kolateral ke
jaringan iskemik.3,4
2.6. Diagnosis
a. Anamnesis Gejala dan Tanda
Keadaan klinis pasien, gejala dan riwayat perkembangan gejala dan defisit
yang terjadi merupakan hal yang penting dan dapat menuntun dokter untuk
menentukan kausa yang paling mungkin dari stroke pasien. Anamnesis sebaiknya
mencakup :5
1. Penjelasan tentang awitan dan gejala awal. Kejang pada gejala awal
mengisyaratkan stroke embolus
2. Perkembangan gejala atau keluhan pasien atau keduanya
3. Riwayat TIA
4. Faktor resiko, terutama hipertensi, fibrilasi atrium, diabetes, merokok, dan
pemakaian alkohol
5. Pemakaian obat, terutama kokain
6. Pengobatan yang sedang dijalani, termasuk obat yang baru dihentikan.
Sebagai contoh, pemghentian mendadak obat antihipertensi klonidin (Catapres)
dapat menyebabkan rebound yang berat.
b. Evaluasi Klinis Awal
Pasien harus menjalani pemeriksaan fisik lengkap yang berfokus pada system
berikut:
1. Sistem pembuluh perifer
Lakukan auskultasi pada arteria karotis untuk mencari adanya bising
(bruit) dan periksa tekanan darah di kedua lengan untuk diperbandingkan.
2. Jantung
Perlu dilakukan pemeriksaan jantung yang lengkap, dimulai dengan
auskultasi jantung dan EKG 12-sadapan. Murmur dan distimia merupakan
hal yang harus dicari, karena pasien dengan fibrilasi atrium, infark
miokardium akut atau penyakit katup jantung dapat mengalami embolus
obstruktif.
3. Retina
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitaspasien
Nama
Alamat
Pekerjaan
Jeniskelamin
Umur
Tanggaldirawat
: Nn.A
: Solok
: Ibu Rumah Tangga
: Perempuan
: 42tahun
: 8 Desember 2016
Anamnesa
KeluhanUtama :
Penurunan kesadaran sebelum masuk Rumah Sakit.
RiwayatPenyakitSekarang :
Seorang pasien wanita berumur 42 tahun, tiba-tiba dibawa ke IGD karena
penurunan kesadaran.Awalnya pasien ingin kontrol berobat ke poli Saraf di RSUD
Solok dengan keluhan lemah anggota gerak kanan, tetapi sesampai diRumah Sakit
pasien tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri dan langsung dibawa ke IGD RSUD
Solok. Pasien tidak sadarkan diri selama jam. Ketika pasien sadar, pasien masih
mengenal lingkungan sekitar. Pasien mengeluhkan pusing ketika membuka mata,
dan merasa nyaman ketika memejamkan mata untuk istirahat. Pasien juga berbicara
pelo, dan lemah anggota gerak kanan dimana tangan lebih berat dari pada
kaki.muntah tidak ada, sakit kepala tidak ada.
RiwayatPenyakitDahulu :
- Pasien pernah dirawat di bangsal neurologi karena penyakit stroke
- Pasien juga pernah dirawat dibangsal jantung
- Riwayat Hipertensi (+)
- Riwayat DM (+)
- Riwayat trauma kepala (-)
RiwayatPenyakitKeluarga
- Riwayat hipertensi (+)
- Riwayat jantung ada (+)
- Riwayat DM(-)
RiwayatPribadidanSosial
-PasienseorangIbu Rumah Tangga memiliki satu orang suami dan lima orang anak.
PemeriksaanFisik
1.Umum
Keadaanumum
Kesadaran
Kooperatif
Keadaangizi
Tinggi badan
Beratbadan
: Baik
: composmentis
: kooperatif
: Sedang
: 160 cm
: 60kg
Nadi
Irama
Pernafasan
Tekanandarah
Suhu
Thorak
Paru
Jantung
: 82x/menit
: reguler
: 22x/menit
: 130/90 mmHg
: 36C
dinamis
Palpasi : fremitus kiri dan kanan meningkat
Perkusi : sonor di kedualapanganparu
Auskultasi : vesikuler, rhonki-/- di apeks parudan wheezing -/-
sinistra RIC V
Perkusi : batas jantung atas: RIC 2
Batas jantung kanan : Linea parasternalis dextra
RIC IV
Batas jantung
Abdomen
kiri
jari
medial
linea
1. Status Neurologis
a. Tandarangsanganselaputotak
Kaku kuduk
:Brudzinski II
: tidak dilakukan pemeriksaan
Brudzinski I
: tidak dilakukan pemeriksaan
Tandakernig
:b. TandapeningkatanTekananIntrakranial
Pupil
: Isokor (3mm/3mm)
a. N 1 : Olfaktorius
Penciuman
Subjektif
Objektif dengan bahan
Kanan
Dalam batas normal
Tidak dilakukan
10
Kiri
Dalam batas normal
Tidak dilalukan
b. N II : Optikus
Penglihatan
Tajam penglihatan
Lapang pandang
Melihat warna
Funduskopi
Kanan
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Tidak dilakukan
Kiri
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Tidak dilakukan
c. N III : Okulomotorius
Bola mata
Pteosis
Gerakan bulbus
Strabismus
Nistagmus
Ekso/endpftalmus
Pupil
Bentuk
Refleks cahaya
Refleks akomodasi
Refleks konvergen
Kanan
Tenang
Tidak ada
Bebas ke segala arah
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Isokor
Bulat
Ada
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Tenang
Tidak ada
Bebas ke segala arah
Tidak ada
tidak ada
Tidak ada
Isokor
Bulat
Ada
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
d. N IV : Troklearis
Kanan
Positif
Kanan
Positif
Negatif
Negatif
Kanan
Kiri
e. N V : Trigeminus
Motorik
Membuka mulut
Menggerakan rahang
Menggigit
Menguyah
Sensorik
11
Divisi optalmika
- reflek kornea
- sensibilitas
Divisi maksila
-Reflek masseter
-sensibilitas
Devisi mandibullar
-sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
f. N VI : Abdusen
Kanan
Positif
Tidak dilakukan
Negatif
Kiri
Positif
Tidak dilakukan
Negatif
g. N VII : Facialis
Raut wajah
Sekresi air mata
Fisura palpebra
Menggerakan dahi
Menutup mata
Mencibir/bersiul
Kanan
Asimetris
+
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
asimetris,tidak
Kiri
Memperlihatkan gigi
Sensasi lidah 2/3 depan
sama kuat
asimetris
Dalam batas normal
Simetris
Dalam batas normal
Kanan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kiri
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Simetris
+
Tidak dilakukan
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Simetris,sama kuat
h. N VIII : Vestibularis
Suara berbisik
Detik arloji
Rinne test
Weber test
Swabach test
a. memanjang
b.Memendek
Nistagmus
a. Penducular
b. Vertikal
c. Siklikal
Pengaruh posisi kepala
12
i. N IX : Glossopharingeus
Kanan
Sensasi lidah 1/3 belakang
Dalam batas normal
Reflek
muntah/gangguan Dalam batas normal
Kiri
Dalam batas normal
Dalam batas normal
reflek
j. N X : Vagus
Arkus faring
Uvula
Menelan
Artikulasi
Suara
Nadi
Kanan
Simetris
Di tengah
Normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Reguler
Kiri
Simetris
Di tengah
Normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Reguler
k. N XI : Asesorius
Menoleh kekanan
Menoleh kekiri
Mengangkat bahu ke kanan
Mengangkat bahu ke kiri
Kanan
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Kiri
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Dalam batas normal
Kanan
Kiri
Deviasi (-)
Deviasi (-)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Deviasi (-)
Deviasi (-)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Disartia
Disgrafia
Supinasi-pronasi
Test jari hidung
Test hidung jari
l. N XII : Hipoglosus
13
Respirasi
Duduk
Berdiri dan berjalan
Gerakan spontan
Tremor
Atetosis
Miklonik
Khorea
Ekstremitas
Superior
Gerakan
Kanan
Kiri
Kekuatan
222
555
Trofi
hipotrofi
eutrofi
Tonus
hipotonus
eutonus
Normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Inferior
Kanan
Kiri
333
555
hipotrofi
eutrofi
hipotonus
Eutonus
d. Pemeriksaan sensibilitas
Sensibilitas taktil
Sensibilitas nyeri
Sensibilitas
Sensibilitas kortikal
Stereognesis
Pengenalan 2 titik
Pengenalan rabaan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
e. Sistem refleks
Fisiologis
Kornea
Kanan
Tidak
Kiri
Tidak
Biseps
Kanan
++
Barbamgki
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
Triseps
++
s
Laring
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
APR
++
++
Maseter
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
KPR
++
++
Dinding
dilakukan
Tidak
dilakukan
Tidak
Bulbokavernosu
Tidak
perut
dilakukan
dilakukan
dilakuka
Tidak
Tidak
Cremaster
n
Tidak
dilakukan
dilakukan
Atas
dilakuka
14
Kiri
++
++
Tengah
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
Sfingter
n
Tidak
dilakuka
n
Patologis
Lengan
Tidak
Tidak
dilakukan
dilakukan
dilakuka
Hoffman Tidak
Tidak
n
Tidak
tromner
dilakukan
dilakukan
Tungkai
Babinsky
Chaddoks
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Klonus paha
Klonus kaki
Tidak
dilakuka
n
2. FungsiOtonom
Miksi
: Normal
Defekasi
: Normal
Sekresikeringat : Normal
3. Fungsiluhur
Kesadaran
Reaksibicara
Bicara
Tanda Dementia
Reflekglabela
Normal
Fungsiintelek
pelo
Norma
Reflek snout
Normal
Reaksiemosi
l
Norm
Reflekmengisap
Normal
Reflekmemegang
Reflekpalmomental
Normal
Tidakdilakuka
al
n
PEMERIKSAAN LABORATURIUM
Darah Rutin
Hb
: 11,8 g/dL
Ht
: 33,6 %
Leukosit
: 5.950/ uL
Trombosit
: 301.000/uL
15
Kimia klinik
LDL kolesterol :89 mg %
Trigliserida
: 185 mg %
DIFFERESIAL DIAGNOSA
-Stroke Hemorragik
-Emboli cerebri
PROGNOSA
o Advitam
: dubia ad malam
o Adsanationam : dubia ad malam
o Adfungsionam : dubia ad malam
C. PEMECAHAN MASALAH
UMUM/SUPORTIF
Oksigen 3 liter
IVFD RL 20 tetes/menit
Elevasi kepala 30
NGT tidak di perlukan
Kateter tidak diperlukan
Diet ML TKTP
TERAPI KHUSUS
Piracetam 3 x 1200 mg
16
Aspilet 1 x 80 mg
As. Folat 2 x 5 mg
Amlodipin 1 x 5 mg
BAB IV
ANALISA KASUS
Seorang pasien perempuan, umur 42 tahun masuk tanggal 8 Desember
2016. Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan penurunan
kesadaran sebelum masuk rumah sakit.pasien juga mengeluhkan lemah anggota
gerak kanan. Awalnya pasien ingin berobat kepoli saraf tetapi sesampai di Rumah
Sakit pasien tiba-tiba terjatuh dan tidak sadarkan diri, kemudian pasien langsung
dibawa ke IGD RSUD Solok. Pasien tidak sadarkan diri selama jam, ketika
pasien sadar pasien masih bisa mengenal lingkungan sekitar. Pasien juga berbicara
pelo dan lemah anggota gerak kanan dimana tangan lebih berat dibanding kaki.
Muntah tidak ada, sakit kepala tidak ada.
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Stroke iskemik ialah stroke yang disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh
darah servikokranial atau hipoperfusi jaringan otak oleh berbagai faktor seperti
aterotrombosis, emboli, atau ketidakstabilan hemodinamik
yang menimbulkan
gejala serebral fokal, terjadi mendadak, dan tidak menghilang dalam waktu 24 jam
atau lebih
Dari anamnesis didapatkan keluhan kelemahan anggota gerak kanan,
sedangkan pada pemeriksaan fisik ditemukannya penurunan motorik dan pada
pemeriksaan nervus cranialis didapatkan paralisis nervus VII.
Pada pengobatan diberikan terapi umum dan terapi khusus. Pada terapi
khusus diberikan obat Piracetam 3 x 1200 mg, Aspilet 1 x 80 mg, As. Folat 2 x 5
mg, Amlodipin 1 x 5 mg..
18
DAFTAR PUSTAKA
1. George,Wita J suwono, budi riyanto,yuda turana. 2009. Stroke, Dalam :
Diagnosis dan Tatalaksanan Penyakit Syaraf. Jakarta : EGC Diterjemahkan
oleh Wita J suwono, budi riyanto,yuda turana.
2. Cohen SN. The subakut penderita stroke: Mencegah stroke berulang. Dalam
Cohen SN. Manajemen Stroke Iskemik. Mc Graw Hill. 2000.
3. Tesy A, Ardayo, Suwanto. Infeksi saluran kemih dalam buku ajar ilmu
penyakit dalam. jilid 3. Edisi 3. Jakarta : Balai penerbit FK UI. 2001
4. Priguna S, 2008. Neurologi Klinik Dasar. Jakarta : Dian Rakyat
5. Gofir A., 2009. Klasifikasi Stroke dan Jenis Patologi Stroke, Dalam :
Manajemen Stroke. Yogyakarta : Pustaka Cendekia Press Dewanto
6. Suhendro, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (editor Aru W.
Sudoyo. Edisi kelima). Jakarta : Interna Publishing
7. Hendarwanto. 2000. Buku Ajar : Ilmu Penyakit Dalam (edisi ketiga).
Jakarta : Balai Penerbit FKUI
8. Djojodibroto, Darmanto.2009. Respirologi(respirotory medicine). Jakarta :
EGC
9. Zul dahlan.2000.ilmu penyakit dalam edisi III.jakarta : balai penerbit FK
UL
19
20