Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PEMBUATAN

ALKOHOL

Oleh :
KELOMPOK IV
Mohd. Afiff Supit

21030115140177

Muhamad Iqbal Amali

21030115130210

Monica Evanty Pratiwi

21030115140178

Iva Nur Ilma

21030115120056

Rafieta Hyda Maharani

21030115130206

Shidibha Ryanvalan

21030115120089

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan iman dan kemudahan dalam segala urusan sehingga
dapat terselesaikannya tugas ini.
Penyusunan makalah dengan judul Alkohol ini dimaksudkan guna
menyelesaikan tugas mata kuliah proses industri kimia. Makalah ini memberi
gambaran utuh tentang perancangan pabrik alkohol. Beberapa aspek mendasar
yang perlu diketahui oleh para produsen alkohol, pemerintah, dan ilmuwan tersaji
dalam makalah ini. Makalah ini disusun tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
petunjuk pembimbing serta berbagai pihak yang dengan penuh kesabaran,
keikhlasan, dan kebijaksanaan sehingga dapat terselesaikan penyusunan tugas ini.
Maka pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan doa, arahan, serta
motivasi sampai penyelesaian karya tulis ini.
2.

Ir. Slamet Priyanto, M.S., selaku Dosen Mata kuliah Proses Industri Kimia.

3. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para produsen alkohol, pemerintah dan ilmuwan serta tugas
ini menjadi awal kesuksesan penyusun dalam tahap selanjutnya.

Semarang, 25 September 2016

Penyusun
2

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4
A.Latar Belakang.............................................................................6
B.Rumusan Masalah .......................................................................6
C.Tujuan ..........................................................................................6
D.Manfaat ......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................8
A.PENGERTIAN...........................................................................8
B.Rumus Molekul dan RumusBangun...........................................8
C.Sifat Fisika dan Sifat Kimia ......................................................11
D.Reaksi Pembentukan dan Kondisi Operasi ...............................13
E.Manfaat.......................................................................................16
BAB III PERANCANGAN PROSES .......................................................19
A.Diagram Alir Proses yang Dipilih..............................................19
B.Tahap yang Digunakan ..............................................................21
C.Tinjauan Termodinamika ..........................................................25
D.Tinjauan Kinetika ......................................................................26
BAB V PENUTUP.....................................................................................29
A.Kesimpulan ................................................................................29
B.Saran ..........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................30

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Alkohol telah digunakan oleh orang di seluruh dunia, dalam makanan
standar,untuk higienis / alasan medis, untuk relaksan dan efek euforia,untuk tujuan
rekreasi, untuk inspirasi artistik,sebagaiaphrodisiacs,dan untuk alasan lain. Beberapa
minuman

telah

diinvestasikan

dengan

makna

simbolis

atau

agama

mistis

menyarankanpenggunaan alkohol, misalnya denganagama Yunani-Romawidiekstatisritual


Dionysus(juga disebut Bacchus), dewa anggur dan pesta pora; dalamKristenEkaristi, dan
padaYahudi Sabat dan festival (terutamaPaskah).
1.1.2 Fermentasi Minuman.
Analisis kimia jejak diserap dan disimpan dalam kendi tembikar dari Neolitikum
desa Jiahu,di provinsi Henan, utara Cina,telah mengungkapkan bahwa minuman
fermentasi campuran beras, madu, dan buah-buahan sedangdiproduksi sejak 9.000 tahun
yang lalu. Ini adalah kira-kira saat yang sama birgandum dan anggur anggur mulai dibuat
di Timur Tengah.
Resep telah ditemukan di lapangan tanah liat tablet dan seni diMesopotamiayang
menunjukkan individu menggunakan sedotan untuk minumbirdari tong-tong besar dan
pot. dermawan baik menggambarkan penggunaanminuman beralkohol dan konsekuensi
dari penyakit mabuk dan beralkohol.Sebagian besar masyarakat diIndiadan Cina, telah
melanjutkan, seluruh,memfermentasi sebagian hasil panen mereka dan memelihara diri
dengan produk alkohol. Namun demikian, penganut taatagama Buddha,yang muncul di
Indiapada abad 5 dan 6 SM dan menyebar di selatan dan timur Asia, berpantang
sampaihari ini, seperti saleh Hindu. Di Mesopotamia dan Mesir, tempat kelahiran bir dan
anggur,Islam adalah agama yang dominan sekarang, dan jugamelarang minum dan
bahkan penanganan minuman beralkohol.Anggur yang dikonsumsi diYunani klasik pada
saat sarapan atau disimposium,dan pada abad ke-1 SM itu adalah bagian dari makanan
yang paling Romawi warga. Namun, baik orang Yunani dan Romawi umumnya
dikonsumsi diencerkan anggur (dengan kekuatan bervariasi dari 1 bagian anggur dan 1
bagianair untuk 1 bagian anggur dan 4 bagian air). Di Eropa pada Abad Pertengahan,bir
yang dikonsumsi oleh seluruh keluarga, berkat proses fermentasi triple-orang-orang yang
paling kuat, lalu perempuan, kemudian anak-anak. Sebuah dokumen menyebutkan zaman
biarawati memiliki uang saku enam pint bir sehari.Ciderdananggur pomace juga tersedia
4

secara luas, sementara anggur anggur adalah hak prerogatif dari kelas yang lebih tinggi.
Pada saat orang-orang Eropa tiba di Amerika pada abad ke-15, beberapaasliperadaban
telah mengembangkan minuman beralkohol. Menurut pasca-PenaklukanAztek dokumen,
konsumsi lokal "anggur" (pulque) pada umumnya terbatas pada upacara-upacara
keagamaan, tetapi bebas diperbolehkan untuk yangdi atas 70 tahun. Penduduk
asliAmerika Selatandibuat bir-seperti produk dariubi kayuatau jagung (cauim,Chicha),
yang harus dikunyah sebelum fermentasi dalam rangka untuk mengubahpatimenjadi gula.
Teknik mengunyah ini juga digunakan dalam kuno Jepang untuk membuat sake dari beras
dan tepung lainnya tanaman.Penggunaan obat alkohol disebutkan dalam teks-teks
Sumeria dan Mesirtanggal dari 2100 SM atau lebih awal.
1.1.3. Suling Minuman.
Penyulingan alkohol dapat ditelusuri kembali ke Cina,Asia Tengah dan Timur
Tengah.Secara khusus, kimiawan Muslim adalah yang pertama untuk

menghasilkan

alkohol sulingan sepenuhnya dimurnikan. ini kemudian menyebar ke Eropa pada


pertengahan abad ke-12, dan pada awal abad ke-14 itu telah menyebar di seluruh benua.
Hal ini juga menyebar ke timur, terutama disebabkan oleh Mongol,dan mulai di Cina
tidak lebih dari abad ke-14.Para celsus alkohol memberikan nama modern, mengambil
dari kata Arab yang berarti "halus dibagi",sebuah referensi untuk penyulingan.
1.1.4 Minuman Berakohol dalam Sejarah Amerika.
Pada awal abad ke-19, Amerika telah mewarisi tradisi minum yanghangat. Banyak
jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi. Salah satu alasanberat ini minum adalah
suatu hal meluap-luap dari jagung pada sebelah barat perbatasan.Hal meluap-luap ini
mendorong produksi luas wiski murah. Pada saat itulah minuman beralkohol menjadi
bagian penting dari diet Amerika. Pada pertengahan 1820-an, Amerika minum alkohol
tujuh galon per kapita per tahun.Selama abad ke-19, Amerika minum alkohol yang
berlimpah dan meminumnya dalam dua cara yang berbeda. Satu cara adalah untuk minum
sehari-hari jumlah kecil dan secara teratur, biasanya di rumah atau sendirian. Cara lain
terdiri dari binges komunal.Kelompok-kelompok orang-orang akan berkumpul di tempat
umum untuk pemilihan, sidang pengadilan, milisi musters, perayaan hari libur, atau
tetangga perayaan. Peserta biasanya akan minum hingga mereka menjadi mabuk.
(Indera, Arbhy 2011)

1.2 Permasalahan
Kebutuhan manusia akan tersedianya bahan bakar minyak semakin meningkat,
namun cadangan minyak untuk saat ini tidak mampu menutupi kebutuhan masyarakat
sepenuhnya. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan sumber energi lain sebagai
alternatif yang murah dan dapat diperbaharui guna mengurangi ketergantungan BBM.
Salah

satu

energi alternatif untuk menunjang kebutuhan akan energi yaitu dengan

mengkonversi biomasa menjadi bioetanol.


Potensi jagung Indonesia sangat besar dan memiliki multimanfaat. Selama ini
jagung banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak. Konversi jagung menjadi etanol
melibatkan beberapa tahap meliputi tahap perlakuan awal (pretreatment) dan proses
persiapan inokulum untuk proses fermentasi guna menghasilkan etanol. Proses hidrolisis
dapat dilakukan menggunakan asam pekat, asam encer, konversi dengan enzim atau
kombinasi antara asam encer dan enzim. Saat ini, penelitian tentang pengembangan
proses produksi etanol dari jagung dalam skala industri tumbuh pesat.
Kebutuhan etanol dibandingkan dengan produksi yang sudah ada tentunya tidak
bisa memenuhi. Maka pembangunan pabrik etanol akan bernilai ekonomi tinggi. Sejalan
dengan rencana pembangunan pabrik bioetanol ini, perlu

diketahui

bagaimana

karakteristik dari etanol. Etanol yang termasuk gugus alkohol ini memiliki rumus
bangun dan rumus molekul. Selain itu, perlu diketahui juga sifat fisika dan sifat kimia dari
alkohol, sehingga dapat mengetahui bagaimana kondisi operasi optimal pembuatan etanol
dengan konversi maksimalnya. Lalu ada pula cara-cara untuk mendapatkan alkohol itu
sendiri. Selain mengetahui apa saja karakteristik dari etanol, dapat pula diketahui apa saja
manfaat lain dari etanol yang berdayaguna untuk masyarakat Indonesia.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Untuk mengetahui reaksi dan mekanisme reaksi pembuatan alkohol.


Untuk mengetahui bahan baku dan bahan pembantu alkohol.
.Untuk mengetahui diagram alir dan proses pembuatan pabrik alkohol.
Untuk mengetahui kondisi operasi optimal pembuatan alkohol.
Untuk mengetahui karakterisasi alkohol.
Untuk mengetahui konversi maksimum dan kondisi operasi optimal

1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi dan mekanisme reaksi pembuatan alkohol
2. Mahasiswa mampu mengetahui bahan baku dan bahan pembantu alkohol.

3. Mahasiswa mampu mengetahui diagram alir dan proses pembuatan pabrik


alkohol.
4. Mahasiswa mampu merancang pabrik alkohol sesuai kondisi operasi optimal
pembuatan alkohol dan konversi maksimalnya
5. Mahasiswa mampu mengetahui karakterisasi alkohol.
6. Untuk mengetahui konversi maksimum dan kondisi operasi optimal

BAB II
7

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Alkohol
Alkohol disebut juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke
dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia
merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
(Hasanudin, 2015)
2.2 Rumus Molekul dan Rumus Bangun
Dalam bidang kimia, alkohol adalah istilah

yang umum untuk senyawa

organik apapun yang memiliki gugus hidroksil(-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya. Gugus
fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada
3

karbon hibridisasi sp . Ada tiga jenis utama alkoholprimer, skunder, dan


tersier. Etanol dan metanol adalah alkohol primer. Alkohol skunder yang paling
sederhana adalah propan-2-ol, dan alkohol tersier sederhana adalah 2- metilpropan-2-ol.
Rumus kimia umum alkohol adalah Cn H2n+1OH

(Anonim, 2015)

Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus OH terikat pada atom


karbon, yaitu (Anonim, 2011):
1.

Alkohol primer

Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada
atom karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom
karbon lain. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH dimana R, R', dan R"
melambangkan gugus alkil.

Gambar 2. Rumus Struktur Alkohol Primer


(Anonim, 2015)
2.

Alkohol Sekunder

Alkohol sekunder (2) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH)


8

terikat pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom

karbon yang mengikat dua atom karbon lain. Alkohol sekunder rumus umumnya
RR'CHOH dimana R, R', dan R"melambangkan gugus alkil.

Gambar 3. Rumus Struktur Alkohol


Sekunder
(Anonim, 2015)

3.

Alkohol tersier

Alkohol tersier (3) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon lain. Alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH dimana R, R', dan R"
melambangkan gugus alkil.

Gambar 4. Rumus Struktur Alkohol


Tersier
Berikut merupakan struktur bangun dari alkohol.

(Anonim, 2015)
Gambar 5. Gugus fungsi

Gambar 6. Model bola dan stik

(OH) dalam sebuah molekul

gugus fungsi hidroksil pada sebuah


molekul alkohol

10

2.3 Sifat Fisika dan Sifat Kimia


1.

Sifat Fisika
Tabel 4. Sifat Fisika pada Ethanol

Sifat Fisika
1. Berat Molekul:
46.07 gr/mol

2. Warna: tidak
berwarna
3. Physical State:
Liquid
4. Physical Form:
Volatile Liquid
5. Bau: Enak
6. Titik Didih:
78.4C
7. Titik Lebur:
-112C

8. Tekanan Uap: 40
mmHg pada suhu
19C
9. Spesific
0.78920

Grafity:

Cara Ukur
Dengan menghitung massa
jenis, kemudian didapat
massa lalu dimasukan ke
dalam
persamaan
mol,
hingga ketemu jumlah Berat
1
Molekul.
Cara mengukur dengan
2
Destilasi
Proses konduksi dari logam
untuk penghantaran panas.
Pada alat ini terdapat dua
lubang di bagian atas yang
digunakan untuk menaruh
pipa kapiler dan termometer,
sementara dua
lubang
disamping digunakan untuk
mengamati keadaan padatan
yang akan berubah menjadi
3
cairan.
Dengan tekanan uap murni
dikalikan dengan fraksi mol.

Alat Ukur
Neraca

Indera
Penglihatan
Indera
Penglihatan
Indera
Penglihatan
Indera
Penciuman
Alat Destilasi
Melting Block

Manometer
Merkurium

Dengan
alkoholmeter
5
larutan.

mencelupkan
ke
dalam

Alkoholmeter/
meterlak

11

(Anonim,2001)
2.

Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam Air

: larut

b. Volatilitas

: 100%

c. Larut dalam

: benzena, ether, aseton, kloroform, metanol,


dan solven organik

Sumber : Perry, 1997


2.4 Bahan Baku Alkohol Dan Bahan Pembantu Alkohol
Bahan Baku Alkohol
BAHAN BAKU
1. Substansi Sakharin
Pada umumnya sebagai media untuk produksi alkohol secara komersial pada industri
fermentasi alkohol. Di Indonesia dipakai tetes (molase) yang bisadidapatkan setelah
sakharosanya dikristalisasi dan disentrifuse dari sisi gula tebu.
Proses penguapan dan pengkristslsn ini biasanya dilakukan tiga kali sampai tetestidak
lagi ekonomis untuk diperoleh. Sisa tetes/cairan ini disebut sebagai black strap mollase
yang merupakan campuran kompleks yang mengandung sakharosa, gula invert, garamgaram dan bahan-bahan non gula. Disamping sakharosa, glukosa dan fruktosa yang dapat
difermentasi, molase juga mengandung substansi-substansi pereduksi yang tidak dapat di
fermentasi.
Bahan-bahan ini antara lain karamel yag terjadi karena pemanasan gula, melanoidin
yang mengandung nitrogen dan terdapat pula hidroksi metil furfural, asam formiat dan
lain-lain. Bahan yang tidak dapat difermentasi ini bisa mencapai 17% dalam black strap
mollase, dan sebesar 5% dalam high test mollase.
Tetes (molase) bersifat asam, mempunyai pH 5,5-6,5 yang disebabkan oleh adanya
asam-asam organik yang bebas.
Kualitas molase yang dihasilkan dari suatu industri gula dipengaruhi oleh cara
pembersihan niranya. Bila kurang sempurna, maka kotoran banyak terdapat dalam
molase. Warna molase pada umumnya berwarna coklat kemerahan. Hal ini disebabkan
antara lain pigmen melanoidin, dekorasi thermal dan kimiawi dari komponen-komponen
selain gula.(Irma,2013)
2. Mikroba Frementasi
12

Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat merubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil dan termasuk golongan Eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa jenis,
antara lain Saccharomyces anamensis, Schizosacharomyces pompe dan Saccharomyces
cerevisiae. Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi alkohol yang berbeda.
Syarat-syarat yang diperlukan dalam memilih ragi untuk fermentasi adalah :

Cepat berkembang biak


Tahap terhadap alkohol tinggi
Tahan terhadap suhu tinggi
Mempunyai sifat yang stabil
Cepat mengadakan adaptasi terhadap media yang difermentasi
Untuk memperoleh jenis ragi yang mempunyai sifat-sifat seperti diatas, harus
dilakukan percobaan-percobaan dalam laboratorium dengan teliti. Pada umumnya ragi
yang dipakai untuk membuat alkohol adalah jenis Saccharomyces cerevisiae, yang
mempunyai pertumbuhan sempurna pada suhu 30oC dan pH 4,8.
Ragi menurut kegiatan selama fermentasi terbagi atas dua bagian, yaitu :
Top Yeast (Ragi Atas)
Ragi yang aktif pada permukaan atas media, yang menghasilkan etanol dan CO 2
dengan segera. Jenis ini biasanya dijumpai pada industri alkohol dan anggur.
Bottom Yeast (Ragi Bawah)
Ragi yang aktif pada bagian bawah. Biasanya industri penghasil bir yang
menggunakan ragi bawah ini yang menghasilkan etanol sedikit dan membutuhkan waktu
yang lama untuk kesempurnaan fermentasi. Dalam kondisi yang normal, ragi atas
cenderung untuk berflokulasi dan memisahkan diri dari larutan, ketika fermentasi berjalan
sudah sempurna. Strain ragi yang bervariasi itu berbeda dalam kemampuan berflokulasi.
(Irma,2013)

2.5 Macam-macam Cara Pembuatan Alkohol


1. Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa
Reaksi antara alkil halida dengan basa akan menghasilkan alkohol dan garam.
RX + KOH ROH + KX
Cara ini digunakan secara khusus untuk membuat amil alkohol dalam skala besar, yaitu
13

dengan mereaksikan kloropentana dan KOH. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan
bahwa alkil iodida lebih cepat reaksinya daripada alkil bromida maupun alkil klorida.
Selain itu halida primer menghasilkan hasil alkohol yang lebih banyak dibandingkan
dengan alkil halida sekunder maupun tersier.
2. Mereduksi Aldehida dan Keton
Reaksi aldehida oleh hidrogen menghasilkan alkohol primer.
RCHO + H2 ROH
Sedangkan reaksi keton oleh hidrogen menghasilkan alkohol sekunder.
ROR + H2 ROH
Alkohol tersier tidak dapat dihasilkan melalui reaksi reduksi.
3. Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat
Pembuatan alkohol dengan cara hidrolisis alkil hidrogen sulfat banyak digunakan untuk
membuat etanol perdagangan. Senyawa etil hidrogensulfat yang diperlukan dibuat dari
reaksi adisi H2SO4 pada etena. Contoh:
CH3-CH2-SO3H + H2O CH3CH2OH + H2SO4
4. Hidrasi Alkena
Alkena jika dikenai reaksi hidrasi dengan adanya asam encer akan menghasilkan alkohol.
Sebagai contoh, hidrasi etilena akan menghasilkan etil alkohol (etanol). Reaksinya adalah:
CH2=CH2 + H2O CH3CH2OH
5. Hidrolisis Ester
Rumus ester suatu asam organik adalah RCOOR'. Bila ester tersebut dihidrolisis dapat
menghasilkan alkohol dan asam karboksilat menurut persamaan reaksi:
RCOOR' + H2O RCOOH + R'OH
Cara hidrolisis ini ditempuh saat tidak ada cara lain untuk membuat suatu alkohol yang
diperlukan.
6. Menggunakan Reagen Grignard
Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibuat dengan reagen Grignard. Reagen
Grignard adalah senyawa organometalik dengan rumus umum RMgX.
Langkah 1: CH3-Mg-Cl + HCHO CH3-CH2-OMgCl
Langkah 2: CH3-CH2-OMgCl + H2O CH3-CH2-OH + MgCl(OH)
(Dwi Winarto,2012)
14

2.6 Reaksi Pembentukan dan Kondisi Operasi


Proses pembentukan etanol dari pati jagung berlangsung dalam tiga tahap yaitu
proses hidrolisa pati jagung menjadi dekstrin, proses konversi dekstrin menjadi glukosa
(sakarifikasi) keduanya merupakan reaksi enzimatis dan proses fermentasi glukosa
menjadi etanol. Reaksi hidolisa dengan enzim bersifat endotermis (membutuhkan panas)
dan ireversibel.
Reaksi yang terjadi pada proses hidrolisa pati dari jagung adalah :
o

a-amylase 85 C, 1 atm
[C6H10O5]n + nH2O
(pati)

[C6H10O5]n

(air)

...........(1)

(dekstrin)

Reaksi sakarifikasi jagung adalah sebagai berikut :


o

glukoamylase 65 C, 1 atm
[C6H10O5]n

C6H12O6 ...........(2)

(dekstrin)
Reaksi

fermentasi

(glukosa)

glukosa

berlangsung

pada

kondisi

anaerob. Sedangkan

untuk pertumbuhan inokulum berlangsung pada kondisi aerobik. Reaksi berjalan di


dalam fermentor dan bereaksi secara stokiometris dan untuk menjaga agar pH tetap
konstan digunakan larutan buffer NH3. Inokulum ditambahkan 1% dari jumlah pati dan
konversi reaksi glukosa sebesar 95%.
Reaksi aerobik pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae
C6H12O6 + 2,28 O2 + 2,08 NH3 4 CH1,8N0,5O0,2+ 5,92 CO2 + 2 H2O H= 1931,931 kJ ...(3)
(glukosa) (oksigen)

(amoniak)

(sel ragi) (karbondioksida) (air)


(Dunn, 2002)
0

Kondisi operasi : Temperatur inokulasi 30 C, 1 atm


Reaksi anaerob proses fermentasi glukosa menjadi etanol :
C6H12O6 + 0,05692 NH30,2846 CH1,8N0,5O0,2 + 1,9161 CO2 + 0,1393 H2O
-7

-4

+ 1,8996 C2H5OH + 8,77 10 C2H4O + 1,845 10 C3H8O + 1,7973 10

-4

-4

C4H10O + 6,2847 10 C5H12O H= -72,4404 kJ /mol ...(4)


15

Kondisi operasi : Temperatur fermentasi 35 C, 1 atm, waktu 48 jam, pH 4-5.


(Dunn, 2002)

2.7 Manfaat
Alkohol memiliki berbagai manfaat, antara lain:
1.

Digunakan dalam pembuatan minuman beralkohol


Seseorang dengan konsentrasi alkohol dalam darah rendah kurang dari
0.3% dapat mencerna alkohol, dengan efek keracunan yang rendah.
Alkohol dihasilkan dari fermentasi gula alam dan tepung yang dihidrolisa.
(Anonim, 2012)

2.

Mengurangi resiko penyakit dan serangan jantung


Bila dikonsumsi dalam dosis rendah, alkohol dapat mengurangi tekanan
darah. Sebaliknya, ketika dikonsumsi berlebihan, alkohol memiliki efek
negatif pada tubuh. Alkohol membantu untuk membersihkan lemak dari
arteri dan mengurangi pembekuan darah. Hal ini dapat membatasi
kemungkinan penyakit dan serangan jantung.

3.

Sebagai pelarut dan reagen dalam skala lab dan industri


Etanol digunakan sebagai pelarut, karena toksisitasnya relatif rendah
dibandingkan dengan alkohol lain dan kemampuan untuk melarutkan zat
non-polar, etanol dapat digunakan sebagai pelarut pada obat-obatan medis,
parfum, dan

esens nabati seperti vanili. Dan bisa melarutkan senyawa

organic yang tidak larut dalam air. Dalam sintesis organik, alkohol

16

berfungsi sebagai perantara serbaguna. (Clerk, 2007)


4.

Untuk mensintesis senyawa lain


Dalam industri metanol diubah menjadi formaldehid atau digunakan untuk
mensintesa bahan kimia lain. (Yusufat, 2012)

5.

Memperbanyak pertumbuhan tanaman dan Mengurangi kebutuhan air


Pada awal tahun 1990-an Arthur Nonomura, seorang ilmuan yang menjadi
petani melakukan riset yaitu menyemprot beberapa

tumbuhan dengan

larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi
layu dan tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada
tumbuhan yang tidak disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam
kondisi panas atau terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas,
gandum, strawberi, melon dan mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas,
hasil tanaman lebih banyak dan lebih cepat, penggunaan air lebih efisien,
dan tidak diperlukannya pestisida. (Fauzy, 2012)
6.

Campuran dalam Bensin pengganti MTBE


Etanol dapat ditambahkan ke

dalam bensin sebagai pengganti MTBE

(methyl tertiarybuthyl ether) yang sulit didegradasi sehingga mencemari


lingkungan.

Bensin yang ditambah etanol efisiensi pembakarannya

meningkat sehingga pembakarannya. Akibatnya akan mengurangi tingkat


pencemaran udara. Campuran bensin-etanol biasa diberi nama gasohol.
Gasohol E10 artinya campuran 10% etanol dan 90% bensin, gasohol dapat
digunakan pada semua tipe mobil yang menggunakan bahan bakar
bensin. (Fauzy, 2012)
7.

Sebagai antiseptik
Etanol dapat

digunakan sebagai antiseptik untuk

mendisinfeksi kulit

sebelum suntikan yang diberikan, sering bersama dengan yodium.


(Nawazir, 2012)
8.

Sebagai germisida alat-alat


Agen yang menghancurkan mikroorganisme, terutama organisme patogen
pada alat-alat. (Al-Jawi, 2006)

9.

Campuran bahan kosmetik (Yusufat, 2012)


17

10. Sebagai bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa lain,
seperti asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil
klorida dan semua etil ester. (Yusufat, 2012)
11. Sebagai anti beku radiator mobil
Alkohol dapat digunakan sebagai anti beku pada radiator. Untuk menambah
penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan kedalam mesin
Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa
masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih

18

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diagram Alir Dan Proses Pembuatan Alkohol

19

Skema Pembuatan Alkohol


Bahan yang telah difermentasi sudah mengalami perubahan menjadi alkohol dan
air. Pemisahan alkohol dan air dilakukan dengan pemanasan pada tangki pemanasan dan
pendinginan di ruang destilator. Pada destilator, pemisahan dilakukan dengan
memanfaatkan perbedaan titik didihnya. Titik didih air berada pada 100
C dan titik didih
alkohol berada pada 80
C. Pemanasan pada tangki pemanasan dilakukan pada suhu 80
C
(termometer dibaca pada tangki destilator). Alkohol yang masih berupa uap didinginkan
pada ruang destilator, sehingga kembali menjadi cairan. Alkohol yang dihasilkan pada
ruang destilator adalah alkohol dengan kandungan 90-95 %.
Skema di atas berlaku pada bahan yang sudah siap difermentasi, yaitu bahan yang sudah
dalam bentuk gula sederhana, contohnya

: Mollases, aren, dan nira. Bahan yang masih

dalam bentuk pati harus diubah dahulu menjadi bentuk gula sederhana. Pengubahan pati
menjadi gula disebut dengan hidrolisis. Hidrolisis menggunakan bantuan enzym alpha
amilase dan beta amilase. Enzym ini telah tersedia dalam bentuk bubuk/powder atau
dalam bentuk cairan.

Proses Pembuatan Alkohol(etanol)


Rancangan proses pembuatan etanol dari jagung ini terdiri dari empat tahapan
proses, yaitu tahap penyiapan inokulum, tahap pengolahan/perlakuan awal bahan baku,
tahap fermentasi, dan tahap pemurnian etanol. Pada proses pembuatan etanol,
dihasilkan pula limbah berupa air cucian, vinase/stillage, dan lutter water. Pada saat
ini pengolahan limbah belum dilakukan, namun sedang dipikirkan cara untuk
memanfaatkan limbah yang diperoleh atau penanganannya sehingga tidak berbahaya
ataupun merusak lingkungan.
1. Tahap Persiapan Saccharomyces cerevisae
Untuk memproduksi etanol secara fermentasi, digunakan biomassa aktif, yaitu
ragi Saccharomyces cerevisae yang disiapkan secara aerobik. Saccharomyces cerevisae
yang dipersiapkan tersebut dikembangkan terlebih dahulu bibitnya dalam suatu media.
Media merupakan suatu campuran senyawa kimia yang berupa nutrien-nutrien yang
dibutuhkan oleh biomassa aktif untuk dapat tumbuh. Pada rancangan proses ini, media
20

yang digunakan adalah bubur jagung itu sendiri dengan tambahan nutrisi nitrogen dari
amoniak (NH3).
Pengembangbiakan biomassa aktif dilakukan pada biakan agar miring yang
biasa disebut liofilisasi. Langkah pertama, dengan teknik aseptik, tabung reaksi
yang berisi sekitar 10 cc air steril diinokulasikan dengan kultur murni ragi untuk
kemudian dituangkan pada media agar. Setelah inkubasi selama beberapa hari pada
o

temperatur 25-30 C (temperatur optimum pertumbuhan ragi), kultur bisa digunakan


sebagai bibit pada mash steril. Sampai pada tahap persiapan starter ini, biasanya
dilakukan di laboratorium.
Untuk mempertahankan keaktifannya, stock culture ini diregenerasi setelah
disimpan beberapa waktu. Proses pengembangbiakan ini dilakukan secara bertahap
(empat tahap), dari skala bejana Erlenmeyer volume kecil hingga skala bioreaktor
dengan volume kerja yang besar. Peralihan dari volume kecil ke volume yang lebih besar
ditentukan oleh waktu berkaitan dengan dengan laju pertumbuhan logaritmik biomassa.
Aerasi sangat dibutuhkan dalam persiapan starter sampai pembibitannya ke dalam
fermentor untuk menjaga keberadaan sel ragi pada jumlah minimum yang dibutuhkan.
Tahap ini selalu berada di bawah pengawasan laboratorium, termasuk
penyeleksian strain ragi, penambahan nutrien, pH, temperatur, serta pembersihan dan
sterilisasi.
2. Tahap Pengolahan Awal Bahan Baku
Pengolahan awal terhadap bahan baku jagung bertujuan untuk mengubah jagung
menjadi glukosa yang siap digunakan sebagai substrat pada

proses

fermentasi.

Pada proses ini akan dilakukan treatment pengolahan jagung sebelum dilakukan
proses fermentasi menjadi etanol. Tahap ini terdiri atas 4 (empat) langkah kerja yang
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pembersihan
Langkah pertama adalah membuang pengotor. Jagung dicuci dengan air. Kotoran
yang terbawa air disaring sehingga air dipakai kembali

21

untuk mencuci bahan baku berikutnya. Jumlah kebutuhan air untuk pencucian
terhadap jagung yang akan dicuci adalah 4 : 1 (massa).
b. Penggilingan, Screening, dan Pembuburan
Langkah kedua adalah penggilingan jagung untuk menjadikan struktur bahan baku
supaya menjadi lebih halus (disebut tepung jagung). Penggilingan ini menggunakan
hammer mill sehingga menghasilkan ukuran partikel sebesar 1-1,5 mm. Hammer mill
dilengkapi dengan screening untuk memperoleh tepung yang berukuran seragam.
Tepung oversize dikembalikan lagi ke aliran recycle dan dilakukan penggilingan
ulang sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil (Roehr,2001).
Setelah itu, tepung jagung dilarutkan dan dibuburkan dalam air sebanyak 4,25 (kali)
beratnya. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kekentalan/viskositas sehingga
pengadukan lebih merata dan reaksi enzimatik mudah terjadi.
c. Pemasakan (Cooking)
Langkah berikutnya, bubur jagung dipanaskan/dimasak dengan steam 2 bar untuk
menghidrolisis pati yang dikandung dalam jagung (75% minimum) menjadi amilosa
o

dan amilopektin. Proses hidrolisis ini terjadi pada temperatur 121 C selama15
menit

dan

menyebabkan granula pati mengadsorbsi

air,

terurai,

dan

pecah.

Prosesnya seperti mengurai lilitan benang sehingga memanjang. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah enzim memotong rantai hidrokarbon pati.
d. Hidrolisa pati
Langkah keempat, proses hidrolisa pati diselenggarakan. Enzim - amilase dan
o

glukoamilase ditambahkan sebanyak 2% dari jumlah pati untuk pada suhu 85 C


selama 45 menit. Sebenarnya,

enzim yang bekerja optimum pada temperatur ini

adalah enzim -amilase yang akan menjadi katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik di tengah-tengah molekul pati secara acak, hingga
dihasilkan dekstrin

22

e. Sakarifikasi
Langkah kelima, enzim -amilase dan glukoamilase ditambahkan sebanyak 12% dari
o

jumlah pati untuk pada suhu 60 C selama 15-20 menit.

Pada

proses

ini

ditambahkan H2SO4 untuk membantu memecah dekstin dan membuat kondisi asam
dengan pH 5. Dekstrin dipecah-pecah menjadi glukosa yang siap dikonsumsi
mikroorganisme dalam proses fermentasi. Jumlah glukosa yang dihasilkan sekitar 35%
dari jumlah pati. Enzim glukoamilase merupakan katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik dari amilosa pada bagian ujung non pereduksi
hingga terlepas menjadi monomer glukosa. Enzim ini juga melepas ikatan ,1-6
glikosidik.
3. Tahap Reaksi Fermentasi
Proses fermentasi yang diterapkan adalah proses batch (partaian). Proses ini diawali
dengan produksi biomassa aktif (inokulum) dalam sebuah fermentor. Setelah volume
fermentor telah terisi oleh medium (bubur jagung) 90% dari volume keseluruhan,
maka inokulum dialirkan kedalam bejana. Hal ini dimaksudkan untuk kesempatan bagi
biomassa aktif untuk dapat tumbuh selama sisa waktu pengisian fermentor.
Glukosa yang diproduksi selama sakarifikasi akan dikonsumsi oleh ragi, Saccharomyces
cerevisiae yang kemudian akan menghasilkan etanol, CO2, dan pada proses fermentasi
dengan reaksi keseluruhan sebagaiberikut:
C6H12O6

yeast

2C2H5OH + 2 CO2 + Energi

(3)

Selama proses fermentasi berlangsung, dijaga konstan 32 C dengan mengalirkan


air pendingin melalui saluran atau alat penukar panas. Pendinginan perlu dilakukan
mengingat proses fermentasi ini berlangsung secara eksotermik. Saat awal fermentasi,
pH ditetapkan sekitar 4 5. Nilai ini akan menurun dengan lambat selama proses
fermentasi, dan dijaga untuk tetap pada harga 4,0. Hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkan buffer.
Waktu fermentasi etanol dari jagung oleh ragi adalah 24 jam. Perolehan etanol
terhadap glukosa adalah 0,4845 [Oura, 1977]. Produk

23

samping yang dihasilkan antara lain asetaldehid dan fusel oil. Untuk 5000
Liter etanol yang dihasilkan, jumlah asetaldehid yang dihasilkan sekitar 1
Liter, sedangkan fusel oil sebanyak 5 Liter. Dari stoikiometri reaksi, perolehan
sel ragi terhadap glukosa bertambah tidak lebih dari 10%.
Cairan hasil fermentasi terdiri atas produk etanol dan pengotornya yang
ditampung dalam sebuah bejana (holding tank/intermediate tank). Pengotor tersebut
berupa sel ragi, sisa glukosa, air, zat metabolit lain yang diasumsikan sebagai zat inert.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan sel ragi dan enzim dari larutan
dengan menggunakan mikrofiltrasi. Sel ragi dan enzim ini masuk kedalam
pengolahan limbah untuk dijadikan pakan ternak. Setelah itu, dialirkan ketahap
pemurnian.
Asetaldehid sebagai zat yang paling volatil di-recovery pada kolom pelucut
(Flash Column). Tahap pemurnian selanjutnya adalah distilasi pada tekanan atmosfer
dalam (atmospheric distillation column). Larutan etanol hasil fermentasi dimurnikan
menjadi 95%-w/w etanol (azeotrop). Fusel oil diambil sebagai draw off , sedangkan
produk bawahnya adalah lutter water yang kemudian masuk kepengolahan limbah.
Etanol 95%-w/w ini kemudian diumpankan ke unit pervaporasi membran, sehingga
dihasilkan produk etanol dengan kadar 99,9%.
4. Tahap Pemisahan dan Pemurnian
Pemisahan yang umum dilakukan untuk memisahkan etanol dari larutan
fermentasi adalah distilasi. Pemisahan dan pemurnian etanol seringkali menjadi
permasalahan tersendiri karena rendahnya konsentrasi etanol dalam curah fermentasi dan
tuntutan kemurnian etanol yang tinggi agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dengan demikian, proses pemisahan dan pemurnian dapat dikategorikan sebagai proses
yang membutuhkan sejumlah besar energi. Agar proses distilasi dapat ekonomis, maka
konsentrasi etanol dalam larutan fermentasi harus lebih besar dari 5%- volume.
Campuran etanol-air membentuk azeotrop pada komposisi etanol
95% sehingga dehidrasi lebih lanjut untuk menghasilkan etanol fuel-grade

24

dengan kemurnian 99,9% sudah tidak dapat dilakukan. Untuk itu dilakukan proses
dehidrasi dengan distilasi atmosfer dan membran pervaporasi.
Membran pervaporasi merupakan proses pemisahan campuran cair- cair
menggunakan membran, permeat mengalami perubahan fasa dari fasa cair menjadi uap.
Campuran azeotrop dapat dipisahkan dengan membran pervaporasi karena pemisahan
dengan pervaporasi tidak didasarkan pada kesetimbangan uap-cair melainkan didasarkan
pada perbedaan kelarutan sebagai wujud interaksi antara komponen campuran dengan
membran. Membran yang biasa digunakan adalah membran tidak berpori (non-porous)
dimana material membran terbuat dari keramik dan bersifat hidrofilik. Membran
keramik lebih banyak digunakan daripada membran polimer karena membran ini
tahan terhadap temperatur tinggi. Gaya dorong (driving force) pada pemisahan dengan
membran pervaporasi adalah perbedaan konsentrasi dan tekanan parsial diantara kedua
sisi membran.

3.2Tinjauan Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang temperatur, kalor, dan pertukaran energi.
(Karim, 2000). Termodinamika memiliki penerapan praktis dalam semua cabang sains
dan teknologi, seperti halnya semua kegiatan dalam berbagai aspek dalam hidup.
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor dan usaha, serta
sifat-sifat yang mendukung hubungan tersebut.
Dalam membangun suatu pabrik, diperlukan adanya tinjauan termodinamika. Hal
ini diperlukan supaya kita dapat mengetahui kondisi operasi yang cocok untuk proses
tersebut. Dalam pembuatan alkohol dengan cara fermentasi, reaksinya adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 + NH3 CH1,8N0,5O0,2 + CO2 + H2O + C2H5OH + C2H4O + C3H8O + C4H10O + C5H12O

Hof reaksi = Hof produk Hof reaktan


Nilai Hof (kJ/mol) :
C6H12O6

: - 1273,3

NH3

: - 28,847

CH1,8N0,5O0,2 (ragi)

: - 91

CO2

: - 393,509

H2O

: - 285,83
25

C2H5OH

: - 277,6

C2H4O

: - 192,2

C3H8O

: - 302,6

C4H10O

: - 327,3

C5H12O

: - 351,6

C6H12O6 + 0,05692 NH3 0,2846 CH1,8N0,5O0,2 +1,9161 CO2 + 0,1393 H2O + 1,8996 C2H5OH + 8,77
10-7 C2H4O + 1,845 10-4 C3H8O + 1,7973 10-4 C4H10O + 6,2847 10-4 C5H12O
H= -72,4404 kJ /mol

... (4)

Dengan demikian reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang


menghasilkan panas.
Dari tinjauan termodinamika dapat diketahui bahwa sifat reaksi fermentasi
glukosa menjadi etanol adalah eksotermis. Reaksi kimia yang bersifat eksotermis akan
menyebabkan suhu reaksi akan bertambah dari waktu ke waktu dan menyebabkan
konversi menjadi turun. Sehingga untuk menangani sifat rekasi yang eksotermis ini
diperlukan kontrol suhu yang ketat agar diperoleh konversi yang efektif dan efisien. Salah
satu cara untuk mengontrol suhu adalah dengan memberikan cooler pada dinding reaktor
yang dapat berupa jaket pendingin atau aliaran air di sekitar dinding reaktor.
Tinjauan termodinamika dengan persamaan Van't Hoff adalah sebagai
berikut :
d

( RTG ) dt= H RT

dengan
G RT =ln K
Dengan :
G
= energi gibs satandar
R
= tetapan gas umum
T
= temperatur reaksi
K
= konstanta kesetimbangan reaksi
Apabilak 1, maka reaksi tersebut bolak-balik (reversible)
Apabila k 1, maka reaksi tersebut searah (irreversible)
Berikut ini merupakan tabel suhu vs konversi berdasarkan tinjauan termodinamika. Perhitungan
terlampir.
Tabel 5. Suhu vs Konversi (Termodinamika)

T (K)
343
348
353

k
0,000692
0,000702
0,000713

Xa
0,997433
0,997493
0,997547
26

358
363
368
373

0,000723
0,000734
0,000744
0,000741

0,997595
0,99763
0,997677
0,997741

Gambar 11. Grafik Hubungan Suhu vs Konversi menurut Tinjauan Termodinamika

3.3 Tinjauan Kinetika


Kinetika berhubungan erat dengan kecepatan reaksi kimia. Konsentrasi, suhu dan tekanan
sangat berpengaruh pada konstanta kecepatan reaksi maupun pada kecepatan reaksi.
Reaksi yang terjadi pada pembuatan Benzil Alkohol :
2C6H5CH2Cl + Na2CO3 + H2O 2C6H5CH2OH + 2NaCl + CO2
Ditulis dalam bentuk sederhana :
2A + B 2D + 2E + F
Maka kecepatan reaksi menjadi :
-rA = kCA2
Dengan asumsi bahwa Cb berlebih. Maka A sebagai limiting reactant. Digunakan orde
satu semu
Penyelesaian persamaan reaksi :

27

Diketahui : Konversi design = 0,99 dengan waktu reaksi 5 jam atau 300 menit.

Maka :

(Abi, 2014)

28

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Alkohol yang dikenal juga sebagai etanol telah digunakan manusia sejak
zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Alkohol disebut
juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Reaksi
Pembuatan Alkohol ada 6 yaitu Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa,
Mereduksi Aldehida dan Keton, Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat, Hidrasi Alkena,
Hidrolisis Ester, Menggunakan Reagen Grignard.Secara garis besar, langkah-langkah
dalam proses pembuatan alkohol ada tiga macam, yaitu: proses fermentasi, destilasi,
dan dehidrasi.Suhu yang digunakan ketika proses fermentasi yaitu sekitar 30oC.Alkohol
memiliki sifat fisika, kimia dan beberapa kegunaan. Pemisahan alkohol dan air
dilakukan dengan pemanasan pada tangki pemanasan dan pendinginan di ruang
destilator. Karakterisasi alkohol adalah berat Molekul 46.07 gr/mol,
w arna: tidak berwarna, memiliki titik Didih 78.4C dan titik Lebur -112C.

3.2
1.

Saran
Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk kepentingan

yang tidak jelas.


2.

Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa lebih mempertimbangkan

untuk mengkonsumsi minuman minuman yang mengandung alkohol.

29

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Kegunaan dan Dampak dari penggunaan Senyawa Turunan


Alkana.
http://sobatkimia99.blogspot.com/2011/05/kegunaan-dandampak-dari-penggunaan.html di akses pada tanggal 26 Agustus 2016
Anonim,2001.Struktur
Ethanol.
Diakses
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18288/3/Chapter%20II.pdf.
25 September 2016
Anonim. 2011. Prarancangan Pabrik Bioetanol dari Jagung dengan Proses
Fermentasi. Program Sarjana. Universitas Diponegoro. Semarang
Anonim.
2012.
Alkohol
dalam
Proses
Industri.
http://www.scribd.com/doc/55600832/Alkohol-Dalam-Proses-Industri di
akses pada tanggal 20 Agustus 2016
Anonim.
2012.
Manfaat
Alkohol
plus
Bahayanya.
http://pkmsungaiayak.wordpress.com/2012/09/03/6-manfaat-alkohol-plus1-bahayanya/ diakses tanggal 20 Agustus 2016
Anonim.
2012.
Pembuatan
Alkohol
dari
Fermentasi.
http://prakkimor3a.blogspot.com/2012/09/pembuatan-alkohol-darifermentasi_6316.html diakses tanggal 20 Agustus 2016
Binasari,
Abi.2014.
Pembuatan
Benzil
Alkohol.
Diakses
dari
http://digilib.unila.ac.id/2469/15/02%20BAB%20II.pdf. 25 September
2016
Indera, Arbhy. Alkohol.
Diakses
dari
https://id.scribd.com/doc/92572615/Alkohol. 25 September 2016
Winarto,Dwi.2012.Pembuatan
Alkohol.Diakses
dari
http://www.ilmukimia.org/2013/03/pembuatan-alkohol.html. 25 September
2016

30

Anda mungkin juga menyukai