ALKOHOL
Oleh :
KELOMPOK IV
Mohd. Afiff Supit
21030115140177
21030115130210
21030115140178
21030115120056
21030115130206
Shidibha Ryanvalan
21030115120089
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan iman dan kemudahan dalam segala urusan sehingga
dapat terselesaikannya tugas ini.
Penyusunan makalah dengan judul Alkohol ini dimaksudkan guna
menyelesaikan tugas mata kuliah proses industri kimia. Makalah ini memberi
gambaran utuh tentang perancangan pabrik alkohol. Beberapa aspek mendasar
yang perlu diketahui oleh para produsen alkohol, pemerintah, dan ilmuwan tersaji
dalam makalah ini. Makalah ini disusun tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan
petunjuk pembimbing serta berbagai pihak yang dengan penuh kesabaran,
keikhlasan, dan kebijaksanaan sehingga dapat terselesaikan penyusunan tugas ini.
Maka pada kesempatan ini ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan doa, arahan, serta
motivasi sampai penyelesaian karya tulis ini.
2.
Ir. Slamet Priyanto, M.S., selaku Dosen Mata kuliah Proses Industri Kimia.
3. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan makalah ini tentunya
masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu segala saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi para produsen alkohol, pemerintah dan ilmuwan serta tugas
ini menjadi awal kesuksesan penyusun dalam tahap selanjutnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................4
A.Latar Belakang.............................................................................6
B.Rumusan Masalah .......................................................................6
C.Tujuan ..........................................................................................6
D.Manfaat ......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................8
A.PENGERTIAN...........................................................................8
B.Rumus Molekul dan RumusBangun...........................................8
C.Sifat Fisika dan Sifat Kimia ......................................................11
D.Reaksi Pembentukan dan Kondisi Operasi ...............................13
E.Manfaat.......................................................................................16
BAB III PERANCANGAN PROSES .......................................................19
A.Diagram Alir Proses yang Dipilih..............................................19
B.Tahap yang Digunakan ..............................................................21
C.Tinjauan Termodinamika ..........................................................25
D.Tinjauan Kinetika ......................................................................26
BAB V PENUTUP.....................................................................................29
A.Kesimpulan ................................................................................29
B.Saran ..........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah
Alkohol telah digunakan oleh orang di seluruh dunia, dalam makanan
standar,untuk higienis / alasan medis, untuk relaksan dan efek euforia,untuk tujuan
rekreasi, untuk inspirasi artistik,sebagaiaphrodisiacs,dan untuk alasan lain. Beberapa
minuman
telah
diinvestasikan
dengan
makna
simbolis
atau
agama
mistis
secara luas, sementara anggur anggur adalah hak prerogatif dari kelas yang lebih tinggi.
Pada saat orang-orang Eropa tiba di Amerika pada abad ke-15, beberapaasliperadaban
telah mengembangkan minuman beralkohol. Menurut pasca-PenaklukanAztek dokumen,
konsumsi lokal "anggur" (pulque) pada umumnya terbatas pada upacara-upacara
keagamaan, tetapi bebas diperbolehkan untuk yangdi atas 70 tahun. Penduduk
asliAmerika Selatandibuat bir-seperti produk dariubi kayuatau jagung (cauim,Chicha),
yang harus dikunyah sebelum fermentasi dalam rangka untuk mengubahpatimenjadi gula.
Teknik mengunyah ini juga digunakan dalam kuno Jepang untuk membuat sake dari beras
dan tepung lainnya tanaman.Penggunaan obat alkohol disebutkan dalam teks-teks
Sumeria dan Mesirtanggal dari 2100 SM atau lebih awal.
1.1.3. Suling Minuman.
Penyulingan alkohol dapat ditelusuri kembali ke Cina,Asia Tengah dan Timur
Tengah.Secara khusus, kimiawan Muslim adalah yang pertama untuk
menghasilkan
1.2 Permasalahan
Kebutuhan manusia akan tersedianya bahan bakar minyak semakin meningkat,
namun cadangan minyak untuk saat ini tidak mampu menutupi kebutuhan masyarakat
sepenuhnya. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan sumber energi lain sebagai
alternatif yang murah dan dapat diperbaharui guna mengurangi ketergantungan BBM.
Salah
satu
diketahui
bagaimana
karakteristik dari etanol. Etanol yang termasuk gugus alkohol ini memiliki rumus
bangun dan rumus molekul. Selain itu, perlu diketahui juga sifat fisika dan sifat kimia dari
alkohol, sehingga dapat mengetahui bagaimana kondisi operasi optimal pembuatan etanol
dengan konversi maksimalnya. Lalu ada pula cara-cara untuk mendapatkan alkohol itu
sendiri. Selain mengetahui apa saja karakteristik dari etanol, dapat pula diketahui apa saja
manfaat lain dari etanol yang berdayaguna untuk masyarakat Indonesia.
1.3 Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1.4 Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui reaksi dan mekanisme reaksi pembuatan alkohol
2. Mahasiswa mampu mengetahui bahan baku dan bahan pembantu alkohol.
BAB II
7
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Alkohol
Alkohol disebut juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang
mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke
dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Ia
merupakan isomerkonstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
(Hasanudin, 2015)
2.2 Rumus Molekul dan Rumus Bangun
Dalam bidang kimia, alkohol adalah istilah
organik apapun yang memiliki gugus hidroksil(-OH) yang terikat pada atom karbon,
yang ia sendiri terikat pada atom hidrogen dan atau atom karbon lainnya. Gugus
fungsional alkohol adalah hidroksil yang terikat pada
3
(Anonim, 2015)
Alkohol primer
Alkohol primer (1) adalah suatu alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada
atom karbon primer. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat satu atom
karbon lain. Alkohol primer mempunyai rumus umum RCH2OH dimana R, R', dan R"
melambangkan gugus alkil.
Alkohol Sekunder
terikat pada atom karbon sekunder. Atom karbon sekunder adalah atom
karbon yang mengikat dua atom karbon lain. Alkohol sekunder rumus umumnya
RR'CHOH dimana R, R', dan R"melambangkan gugus alkil.
3.
Alkohol tersier
Alkohol tersier (3) adalah alkohol dengan gugus hidroksil (OH) terikat pada atom
karbon tersier. Atom karbon tersier adalah atom karbon yang mengikat tiga atom
karbon lain. Alkohol tersier rumus umumnya RR'R"COH dimana R, R', dan R"
melambangkan gugus alkil.
(Anonim, 2015)
Gambar 5. Gugus fungsi
10
Sifat Fisika
Tabel 4. Sifat Fisika pada Ethanol
Sifat Fisika
1. Berat Molekul:
46.07 gr/mol
2. Warna: tidak
berwarna
3. Physical State:
Liquid
4. Physical Form:
Volatile Liquid
5. Bau: Enak
6. Titik Didih:
78.4C
7. Titik Lebur:
-112C
8. Tekanan Uap: 40
mmHg pada suhu
19C
9. Spesific
0.78920
Grafity:
Cara Ukur
Dengan menghitung massa
jenis, kemudian didapat
massa lalu dimasukan ke
dalam
persamaan
mol,
hingga ketemu jumlah Berat
1
Molekul.
Cara mengukur dengan
2
Destilasi
Proses konduksi dari logam
untuk penghantaran panas.
Pada alat ini terdapat dua
lubang di bagian atas yang
digunakan untuk menaruh
pipa kapiler dan termometer,
sementara dua
lubang
disamping digunakan untuk
mengamati keadaan padatan
yang akan berubah menjadi
3
cairan.
Dengan tekanan uap murni
dikalikan dengan fraksi mol.
Alat Ukur
Neraca
Indera
Penglihatan
Indera
Penglihatan
Indera
Penglihatan
Indera
Penciuman
Alat Destilasi
Melting Block
Manometer
Merkurium
Dengan
alkoholmeter
5
larutan.
mencelupkan
ke
dalam
Alkoholmeter/
meterlak
11
(Anonim,2001)
2.
Sifat Kimia
a. Kelarutan dalam Air
: larut
b. Volatilitas
: 100%
c. Larut dalam
Dalam proses fermentasi alkohol digunakan ragi. Ragi ini dapat merubah glukosa
menjadi alkohol dan gas CO2. Ragi merupakan mikroorganisme bersel satu, tidak
berklorofil dan termasuk golongan Eumycetes. Dari golongan ini dikenal beberapa jenis,
antara lain Saccharomyces anamensis, Schizosacharomyces pompe dan Saccharomyces
cerevisiae. Masing-masing mempunyai kemampuan memproduksi alkohol yang berbeda.
Syarat-syarat yang diperlukan dalam memilih ragi untuk fermentasi adalah :
dengan mereaksikan kloropentana dan KOH. Dari hasil eksperimen dapat disimpulkan
bahwa alkil iodida lebih cepat reaksinya daripada alkil bromida maupun alkil klorida.
Selain itu halida primer menghasilkan hasil alkohol yang lebih banyak dibandingkan
dengan alkil halida sekunder maupun tersier.
2. Mereduksi Aldehida dan Keton
Reaksi aldehida oleh hidrogen menghasilkan alkohol primer.
RCHO + H2 ROH
Sedangkan reaksi keton oleh hidrogen menghasilkan alkohol sekunder.
ROR + H2 ROH
Alkohol tersier tidak dapat dihasilkan melalui reaksi reduksi.
3. Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat
Pembuatan alkohol dengan cara hidrolisis alkil hidrogen sulfat banyak digunakan untuk
membuat etanol perdagangan. Senyawa etil hidrogensulfat yang diperlukan dibuat dari
reaksi adisi H2SO4 pada etena. Contoh:
CH3-CH2-SO3H + H2O CH3CH2OH + H2SO4
4. Hidrasi Alkena
Alkena jika dikenai reaksi hidrasi dengan adanya asam encer akan menghasilkan alkohol.
Sebagai contoh, hidrasi etilena akan menghasilkan etil alkohol (etanol). Reaksinya adalah:
CH2=CH2 + H2O CH3CH2OH
5. Hidrolisis Ester
Rumus ester suatu asam organik adalah RCOOR'. Bila ester tersebut dihidrolisis dapat
menghasilkan alkohol dan asam karboksilat menurut persamaan reaksi:
RCOOR' + H2O RCOOH + R'OH
Cara hidrolisis ini ditempuh saat tidak ada cara lain untuk membuat suatu alkohol yang
diperlukan.
6. Menggunakan Reagen Grignard
Alkohol primer, sekunder dan tersier dapat dibuat dengan reagen Grignard. Reagen
Grignard adalah senyawa organometalik dengan rumus umum RMgX.
Langkah 1: CH3-Mg-Cl + HCHO CH3-CH2-OMgCl
Langkah 2: CH3-CH2-OMgCl + H2O CH3-CH2-OH + MgCl(OH)
(Dwi Winarto,2012)
14
a-amylase 85 C, 1 atm
[C6H10O5]n + nH2O
(pati)
[C6H10O5]n
(air)
...........(1)
(dekstrin)
glukoamylase 65 C, 1 atm
[C6H10O5]n
C6H12O6 ...........(2)
(dekstrin)
Reaksi
fermentasi
(glukosa)
glukosa
berlangsung
pada
kondisi
anaerob. Sedangkan
(amoniak)
-4
-4
-4
2.7 Manfaat
Alkohol memiliki berbagai manfaat, antara lain:
1.
2.
3.
organic yang tidak larut dalam air. Dalam sintesis organik, alkohol
16
5.
tumbuhan dengan
larutan metanol yang sangat encer. Tumbuhan yang disemprot tidak lagi
layu dan tumbuh lebih besar pada tingkat yang lebih cepat daripada
tumbuhan yang tidak disemprot. Akan tetapi metanol akan efektif dalam
kondisi panas atau terkena sinar matahari dan untuk tumbuhan kapas,
gandum, strawberi, melon dan mawar. Kegunaanya dapat terlihat jelas,
hasil tanaman lebih banyak dan lebih cepat, penggunaan air lebih efisien,
dan tidak diperlukannya pestisida. (Fauzy, 2012)
6.
Sebagai antiseptik
Etanol dapat
mendisinfeksi kulit
9.
10. Sebagai bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa lain,
seperti asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil
klorida dan semua etil ester. (Yusufat, 2012)
11. Sebagai anti beku radiator mobil
Alkohol dapat digunakan sebagai anti beku pada radiator. Untuk menambah
penampilan mesin pembakaran dalam, metanol dapat disuntikan kedalam mesin
Turbocharger dan Supercharger. Ini akan mendinginkan masuknya udara kedalam pipa
masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih
18
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Diagram Alir Dan Proses Pembuatan Alkohol
19
dalam bentuk pati harus diubah dahulu menjadi bentuk gula sederhana. Pengubahan pati
menjadi gula disebut dengan hidrolisis. Hidrolisis menggunakan bantuan enzym alpha
amilase dan beta amilase. Enzym ini telah tersedia dalam bentuk bubuk/powder atau
dalam bentuk cairan.
yang digunakan adalah bubur jagung itu sendiri dengan tambahan nutrisi nitrogen dari
amoniak (NH3).
Pengembangbiakan biomassa aktif dilakukan pada biakan agar miring yang
biasa disebut liofilisasi. Langkah pertama, dengan teknik aseptik, tabung reaksi
yang berisi sekitar 10 cc air steril diinokulasikan dengan kultur murni ragi untuk
kemudian dituangkan pada media agar. Setelah inkubasi selama beberapa hari pada
o
proses
fermentasi.
Pada proses ini akan dilakukan treatment pengolahan jagung sebelum dilakukan
proses fermentasi menjadi etanol. Tahap ini terdiri atas 4 (empat) langkah kerja yang
dijabarkan sebagai berikut:
a. Pembersihan
Langkah pertama adalah membuang pengotor. Jagung dicuci dengan air. Kotoran
yang terbawa air disaring sehingga air dipakai kembali
21
untuk mencuci bahan baku berikutnya. Jumlah kebutuhan air untuk pencucian
terhadap jagung yang akan dicuci adalah 4 : 1 (massa).
b. Penggilingan, Screening, dan Pembuburan
Langkah kedua adalah penggilingan jagung untuk menjadikan struktur bahan baku
supaya menjadi lebih halus (disebut tepung jagung). Penggilingan ini menggunakan
hammer mill sehingga menghasilkan ukuran partikel sebesar 1-1,5 mm. Hammer mill
dilengkapi dengan screening untuk memperoleh tepung yang berukuran seragam.
Tepung oversize dikembalikan lagi ke aliran recycle dan dilakukan penggilingan
ulang sehingga diperoleh ukuran yang lebih kecil (Roehr,2001).
Setelah itu, tepung jagung dilarutkan dan dibuburkan dalam air sebanyak 4,25 (kali)
beratnya. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kekentalan/viskositas sehingga
pengadukan lebih merata dan reaksi enzimatik mudah terjadi.
c. Pemasakan (Cooking)
Langkah berikutnya, bubur jagung dipanaskan/dimasak dengan steam 2 bar untuk
menghidrolisis pati yang dikandung dalam jagung (75% minimum) menjadi amilosa
o
dan amilopektin. Proses hidrolisis ini terjadi pada temperatur 121 C selama15
menit
dan
air,
terurai,
dan
pecah.
Prosesnya seperti mengurai lilitan benang sehingga memanjang. Hal ini dilakukan
untuk mempermudah enzim memotong rantai hidrokarbon pati.
d. Hidrolisa pati
Langkah keempat, proses hidrolisa pati diselenggarakan. Enzim - amilase dan
o
adalah enzim -amilase yang akan menjadi katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik di tengah-tengah molekul pati secara acak, hingga
dihasilkan dekstrin
22
e. Sakarifikasi
Langkah kelima, enzim -amilase dan glukoamilase ditambahkan sebanyak 12% dari
o
Pada
proses
ini
ditambahkan H2SO4 untuk membantu memecah dekstin dan membuat kondisi asam
dengan pH 5. Dekstrin dipecah-pecah menjadi glukosa yang siap dikonsumsi
mikroorganisme dalam proses fermentasi. Jumlah glukosa yang dihasilkan sekitar 35%
dari jumlah pati. Enzim glukoamilase merupakan katalis bagi reaksi hidrolisis dengan
memutus ikatan ,1-4 glikosidik dari amilosa pada bagian ujung non pereduksi
hingga terlepas menjadi monomer glukosa. Enzim ini juga melepas ikatan ,1-6
glikosidik.
3. Tahap Reaksi Fermentasi
Proses fermentasi yang diterapkan adalah proses batch (partaian). Proses ini diawali
dengan produksi biomassa aktif (inokulum) dalam sebuah fermentor. Setelah volume
fermentor telah terisi oleh medium (bubur jagung) 90% dari volume keseluruhan,
maka inokulum dialirkan kedalam bejana. Hal ini dimaksudkan untuk kesempatan bagi
biomassa aktif untuk dapat tumbuh selama sisa waktu pengisian fermentor.
Glukosa yang diproduksi selama sakarifikasi akan dikonsumsi oleh ragi, Saccharomyces
cerevisiae yang kemudian akan menghasilkan etanol, CO2, dan pada proses fermentasi
dengan reaksi keseluruhan sebagaiberikut:
C6H12O6
yeast
(3)
23
samping yang dihasilkan antara lain asetaldehid dan fusel oil. Untuk 5000
Liter etanol yang dihasilkan, jumlah asetaldehid yang dihasilkan sekitar 1
Liter, sedangkan fusel oil sebanyak 5 Liter. Dari stoikiometri reaksi, perolehan
sel ragi terhadap glukosa bertambah tidak lebih dari 10%.
Cairan hasil fermentasi terdiri atas produk etanol dan pengotornya yang
ditampung dalam sebuah bejana (holding tank/intermediate tank). Pengotor tersebut
berupa sel ragi, sisa glukosa, air, zat metabolit lain yang diasumsikan sebagai zat inert.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memisahkan sel ragi dan enzim dari larutan
dengan menggunakan mikrofiltrasi. Sel ragi dan enzim ini masuk kedalam
pengolahan limbah untuk dijadikan pakan ternak. Setelah itu, dialirkan ketahap
pemurnian.
Asetaldehid sebagai zat yang paling volatil di-recovery pada kolom pelucut
(Flash Column). Tahap pemurnian selanjutnya adalah distilasi pada tekanan atmosfer
dalam (atmospheric distillation column). Larutan etanol hasil fermentasi dimurnikan
menjadi 95%-w/w etanol (azeotrop). Fusel oil diambil sebagai draw off , sedangkan
produk bawahnya adalah lutter water yang kemudian masuk kepengolahan limbah.
Etanol 95%-w/w ini kemudian diumpankan ke unit pervaporasi membran, sehingga
dihasilkan produk etanol dengan kadar 99,9%.
4. Tahap Pemisahan dan Pemurnian
Pemisahan yang umum dilakukan untuk memisahkan etanol dari larutan
fermentasi adalah distilasi. Pemisahan dan pemurnian etanol seringkali menjadi
permasalahan tersendiri karena rendahnya konsentrasi etanol dalam curah fermentasi dan
tuntutan kemurnian etanol yang tinggi agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Dengan demikian, proses pemisahan dan pemurnian dapat dikategorikan sebagai proses
yang membutuhkan sejumlah besar energi. Agar proses distilasi dapat ekonomis, maka
konsentrasi etanol dalam larutan fermentasi harus lebih besar dari 5%- volume.
Campuran etanol-air membentuk azeotrop pada komposisi etanol
95% sehingga dehidrasi lebih lanjut untuk menghasilkan etanol fuel-grade
24
dengan kemurnian 99,9% sudah tidak dapat dilakukan. Untuk itu dilakukan proses
dehidrasi dengan distilasi atmosfer dan membran pervaporasi.
Membran pervaporasi merupakan proses pemisahan campuran cair- cair
menggunakan membran, permeat mengalami perubahan fasa dari fasa cair menjadi uap.
Campuran azeotrop dapat dipisahkan dengan membran pervaporasi karena pemisahan
dengan pervaporasi tidak didasarkan pada kesetimbangan uap-cair melainkan didasarkan
pada perbedaan kelarutan sebagai wujud interaksi antara komponen campuran dengan
membran. Membran yang biasa digunakan adalah membran tidak berpori (non-porous)
dimana material membran terbuat dari keramik dan bersifat hidrofilik. Membran
keramik lebih banyak digunakan daripada membran polimer karena membran ini
tahan terhadap temperatur tinggi. Gaya dorong (driving force) pada pemisahan dengan
membran pervaporasi adalah perbedaan konsentrasi dan tekanan parsial diantara kedua
sisi membran.
3.2Tinjauan Termodinamika
Termodinamika adalah ilmu tentang temperatur, kalor, dan pertukaran energi.
(Karim, 2000). Termodinamika memiliki penerapan praktis dalam semua cabang sains
dan teknologi, seperti halnya semua kegiatan dalam berbagai aspek dalam hidup.
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor dan usaha, serta
sifat-sifat yang mendukung hubungan tersebut.
Dalam membangun suatu pabrik, diperlukan adanya tinjauan termodinamika. Hal
ini diperlukan supaya kita dapat mengetahui kondisi operasi yang cocok untuk proses
tersebut. Dalam pembuatan alkohol dengan cara fermentasi, reaksinya adalah sebagai
berikut:
C6H12O6 + NH3 CH1,8N0,5O0,2 + CO2 + H2O + C2H5OH + C2H4O + C3H8O + C4H10O + C5H12O
: - 1273,3
NH3
: - 28,847
CH1,8N0,5O0,2 (ragi)
: - 91
CO2
: - 393,509
H2O
: - 285,83
25
C2H5OH
: - 277,6
C2H4O
: - 192,2
C3H8O
: - 302,6
C4H10O
: - 327,3
C5H12O
: - 351,6
C6H12O6 + 0,05692 NH3 0,2846 CH1,8N0,5O0,2 +1,9161 CO2 + 0,1393 H2O + 1,8996 C2H5OH + 8,77
10-7 C2H4O + 1,845 10-4 C3H8O + 1,7973 10-4 C4H10O + 6,2847 10-4 C5H12O
H= -72,4404 kJ /mol
... (4)
( RTG ) dt= H RT
dengan
G RT =ln K
Dengan :
G
= energi gibs satandar
R
= tetapan gas umum
T
= temperatur reaksi
K
= konstanta kesetimbangan reaksi
Apabilak 1, maka reaksi tersebut bolak-balik (reversible)
Apabila k 1, maka reaksi tersebut searah (irreversible)
Berikut ini merupakan tabel suhu vs konversi berdasarkan tinjauan termodinamika. Perhitungan
terlampir.
Tabel 5. Suhu vs Konversi (Termodinamika)
T (K)
343
348
353
k
0,000692
0,000702
0,000713
Xa
0,997433
0,997493
0,997547
26
358
363
368
373
0,000723
0,000734
0,000744
0,000741
0,997595
0,99763
0,997677
0,997741
27
Diketahui : Konversi design = 0,99 dengan waktu reaksi 5 jam atau 300 menit.
Maka :
(Abi, 2014)
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alkohol yang dikenal juga sebagai etanol telah digunakan manusia sejak
zaman prasejarah sebagai bahan pemabuk dalam minuman beralkohol. Alkohol disebut
juga etanol, alkanol. Alkanol adalah senyawa turunan alkana yang mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) pada rantai atom karbon. Etanol termasuk ke dalam alkohol
rantai tunggal, dengan rumus kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O. Reaksi
Pembuatan Alkohol ada 6 yaitu Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa,
Mereduksi Aldehida dan Keton, Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat, Hidrasi Alkena,
Hidrolisis Ester, Menggunakan Reagen Grignard.Secara garis besar, langkah-langkah
dalam proses pembuatan alkohol ada tiga macam, yaitu: proses fermentasi, destilasi,
dan dehidrasi.Suhu yang digunakan ketika proses fermentasi yaitu sekitar 30oC.Alkohol
memiliki sifat fisika, kimia dan beberapa kegunaan. Pemisahan alkohol dan air
dilakukan dengan pemanasan pada tangki pemanasan dan pendinginan di ruang
destilator. Karakterisasi alkohol adalah berat Molekul 46.07 gr/mol,
w arna: tidak berwarna, memiliki titik Didih 78.4C dan titik Lebur -112C.
3.2
1.
Saran
Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk kepentingan
29
DAFTAR PUSTAKA
30