NIM
: 201410301021
FROSBITE
Definisi
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar temperatur yang dingin
(Thompson, J.M., 1986, p 630).
Faktor Predisposisi
Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadinya frosbite. Orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri terhadp iklim dingin dari iklim hangat akan mengalami
vasospasme yang hebat dan berkurangnya produksi panas pada ekstremitasnya ketika ia terpapar
dengan temperatur yang dingin. Diketahui adanya pengaruh ras sebagai faktor predisposisi,
yakni orang yang berkulit hitam. Kelelahan, kelaparan, usia muda atau tua, gangguan
sirkulasi/penyakit vaskuler perifer (akibat aterosklerosis, diabetes mellitus, Raynauds
syndrome), alkohol, nikotin dan hipoksia meningkatkan resiko frosbite atau rentan terhadap
terjadinya frosbite. Faktor yang meningkatkan pengeluaran panas seperti kontak dengan metal,
kulit basah berkontribusi terhadap terjadinya frosbite serta beratnya injuri frosbite (Thompson,
1986, p 630; Kneisel, 1986, p 2213)
Klasifikasi
Frosbite diklasifikasian ke dalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan (superfisial) dan frosbite dalam
(deep). Frosbite permukaan adalah frosbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan
subkutan, dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan anestetic.
Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan area injuri menjadi merah,
edema, nyeri dan kemudian menjadi burik/belang atau keungu-unguan. Blister dapat terbentuk
dalam 24 jam dan pecah pada sekitar 10 hari, meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4
minggu eschar terpisah, meninggalkan epitel baru sensitif. Nyeri berdenyut (throbbing) dan nyeri
panas/rasa terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini sensitif terhadap
panas dan dingin untuk sekitar sebulan, dan bagian yang mengalami frosbite dapat mengeluarkan
keringat yang berlebihan.
HIPERHIDROSIS
Hiperhidrosis, yaitu kelainan yang terjadi pada tubuh manusia yang berhubungan dengan keringat yang
berlebihan. Keringat yang berlebihan atau Hiperhidrosis disebabkan oleh kelainan pada produksi hormon,
adanya penyakit, efek obat-obatan tertentu, pengaruh kejiwaan seperti takut atau gelisah, faktor genetis
atau keturunan, dan penyakit sistematik tertentu.
Penyebab Hiperhidrosis atau keringat yang berlebihan di antaranya:
1. Konsumsi makanan banyak bumbu, minuman panas dan mengandung kafein atau alkohol.
2. Asupan obat antipsikotik untuk pengobatan gangguan mental dan morfin. Begitu pula analgesik dosis
tinggi.
3. Menopause. Seringkali wanita menopause terbangun di malam hari bermandi keringat akibat
menurunnya kadar hormon estrogen.
4. Menurunnya kadar gula darah (hipoglikemia). Umumnya terjadi pada penderita diabetes dengan terapi
insulin.
5. Demam. Terjadi bila suhu tubuh meningkat di atas normal. Saat suhu turun, tubuh banyak berkeringat
untuk mengeluarkan kelebihan panas.
6. Hipertiroid. Akibat kelenjar tiroid banyak menghasilkan hormon tiroksin bisa meningkatkan kepekaan
rasa panas, sehingga tubuh berkeringat.
Cara mengatasi hiperhidrosis yaitu dengan mengeenakan pakaian berbahan sejuk dan menyerap keringat.
Pemilihan bahan pakaian yang tepat dapat membantu kulit untuk bernapas lebih leluasa sehingga tidak merasa
gerah atau panas yang dapat menyebabkan keringat
Patogenesiti
Patogenesis penyakit adalah mekanisme penyebab penyakit. Istilah ini juga dapat digunakan untuk
menggambarkan asal-usul dan perkembangan penyakit dan apakah akut, kronis atau berulang. Kata ini berasal
dari bahasa Yunan pathos (penyakit) dan genesis (penciptaan).
Jenis patogenesis termasuk infeksi mikroba, peradangan, keganasan dan kerusakan jaringan. Kebanyakan
penyakit yang disebabkan oleh beberapa proses patogenesis bersama-sama.
Virulensi
Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang diperlukan untuk
menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu.
Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada suatu situasi di mana suatu
mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme tersebut dapat
melukai atau tidak melukai inangnya
Antigenesiti
Antigenisitas adalah kemampuan suatu bahan (antigen) untuk menginduksi respons imun yang dapat bereaksi
dengan resaptor antigen tersebut yang diproduksi sel B (antibodi) dan reseptor antigen pada permukaan sel T.
Imunogenisitas dan antigenisitas sering digunakan dan diartikan sama.
Invektiviti