Anda di halaman 1dari 4

NAMA

: GINA ARIFA RODIA

NIM

: 201410301021

Carpal tunnel syndrome


1 Definisi
Carpal tunnel syndrome (CST) adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan/penekanan saraf pada pergelangan tangan.(2)
Carpus dari bahasa Yunani karpos yang berarti pergelangan. Pergelangan ini dikelilingi oleh
sekelompok jaringan lunak fibrosus yang pada saat normal berfungsi untuk mensupport joint
ruang yang sempit antara sekumpulan fibrosa dan tulang-tulang pergelangan disebut carpal
tunnel.
Kumpulan gejala oleh penekanan nervus medianus pada terowongan karpal, berupa nyeri,
paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang terkadang menjalar ke siku.(4)
Nervus medianus melewati kanalis karpus tersebut. Meliputi jari-jari tangan.
Kondisi apapun dapat menyebabkan penekanan dan perubahan posisi pada kanalis karpalis dapat
mengiritasi nervus medianus.(5)
II.2 Diagnosis
Nervus medianus dapat terjepit di dalam saluran karpal di tempat dimana ia menyilang
pergelangan untuk masuk ke tangan. Pada CTS sensasi di daerah jari akan hilang, tetapi pada
telapak tangan masih ada. Ini karena percabangan saraf-saraf yang menuju ke kulit telapak
tangan terjadi di lengan atas bagian distal, dan cabang-cabang saraf ini berjalan di luar saluran
karpal.(5)
Nervus medianus mudah dan sering terjebak, terutama pada bagian volar pergelangan tangan. Di
situ cabang-cabang nervus medianus melintasi galur-galur/terowongan pada ligamentum karpi
volare yang dikenal sebagai carpal tunnel. Entrapment Neuritis nervus medianus di
terowongan karpal ini dikenal sebagai carpal tunnel syndrome.(6)
Diagnosis pada CTS meliputi antara lain tanda-tanda nyeri pada tangan yang kadang-kadang
menyebar secara proximal ke atas menuju lengan. Nyeri makin berat pada malam hari. Kadangkadang membangunkan penderita pada dini hari.(8)
Tanda-tanda yang sering timbul pada CTS antara lain ditopang kondisi ini :
1. Edema pada acut dan kronis trauma

2. Edema peradangan yang dibarengi dengan tenosynovitis rematik


3. Osteophytes pada sambungan karpal (sendi)
4. Ganglion
5. Lipoma.
Lebih sering terjadi pada wanita usia pertengahan atau usia tua. Sindrom CTS menyebabkan
nyeri dan parestesia dan distribusi sensorik dari nervus medianus pada tangan. Pasien seringkali
dikagetkan oleh perasaan kekakuan pada fungsi tangannya.(9)
II.3 Gambaran Klinis
Gambaran klinis adalah pengurangan sensitivitas dan keringat di atas ibu jari tangan, jari
telunjuk, jari tengah, dan setengah radialis jari manis, atrofi tenar, kelemahan abduksi dan posisi
ibu jari tengah, serta tes perkusi positif di atas nervus medianus pada pergelangan tangan (tanda
tinel).(11)
Gejala-gejala menjadi lebih berat oleh kerja manual yang berat seperti mencuci dan menggosok.
Jika faktor pencetus tidak responsif terhadap pengobatan, dilakukan operasi untuk
menghilangkan tekanan pada saraf.(8)
Pada CTS sensasi di daerah jari akan hilang, tetapi di telapak tangan masih tetap ada. Ini karena
percabangan saraf-saraf yang menuju ke kulit telapak tangan terjadi di lengan atas bagian distal,
dan cabang-cabang ini ada di tengah.
Gejala yang lainnya antara lain baal pada ibu jari tangan, jari telunjuk, jari tengah dan manis,
nyeri terbakar pada malam hari, serta kekauan, kelemahan dan nyeri sewaktu menggunakan
tangan (saat mengemudi misalnya).(1)
Seringkali penderita menggantung tangannya pada sisi tempat tidur, atau mengocok-ngocok
tangannya, bisa juga mengurangi gejala. Setelah beberapa hari rasa nyeri masih terasa, terutama
saat memegang surat kabar, saat tangan dalam keadaan tidak bergerak/statis.(3)
Pada tahap-tahap awal CTS dengan tidak menggerakkan pergelangan tangan dan mengindari
pekerjaan berat untuk beberapa minggu dapat secara bermakna mengurangi penjepitan pada
nervus medianus. Dan terkadang dapat menyebabkan atrofi pada otot-otot tenar pada usia 50
tahunan pada wanita dengan CTS yang berlangsung menahun.(9)

FROSBITE
Definisi
Frosbite adalah injuri dingin yang bersifat lokal disebabkan oleh terpapar temperatur yang dingin
(Thompson, J.M., 1986, p 630).

Faktor Predisposisi
Terdapat berbagai faktor predisposisi yang berkaitan dengan terjadinya frosbite. Orang yang
tidak dapat menyesuaikan diri terhadp iklim dingin dari iklim hangat akan mengalami
vasospasme yang hebat dan berkurangnya produksi panas pada ekstremitasnya ketika ia terpapar
dengan temperatur yang dingin. Diketahui adanya pengaruh ras sebagai faktor predisposisi,
yakni orang yang berkulit hitam. Kelelahan, kelaparan, usia muda atau tua, gangguan
sirkulasi/penyakit vaskuler perifer (akibat aterosklerosis, diabetes mellitus, Raynauds
syndrome), alkohol, nikotin dan hipoksia meningkatkan resiko frosbite atau rentan terhadap
terjadinya frosbite. Faktor yang meningkatkan pengeluaran panas seperti kontak dengan metal,
kulit basah berkontribusi terhadap terjadinya frosbite serta beratnya injuri frosbite (Thompson,
1986, p 630; Kneisel, 1986, p 2213)
Klasifikasi
Frosbite diklasifikasian ke dalam 2 tipe yaitu frosbite permukaan (superfisial) dan frosbite dalam
(deep). Frosbite permukaan adalah frosbite yang mengenai kulit sampai dengan jaringan
subkutan, dengan karakteristik area injuri berwarna putih, seperti lilin, lunak dan anestetic.
Pengisian kapiler (capillary refill) tidak ada. Pada saat pencairan area injuri menjadi merah,
edema, nyeri dan kemudian menjadi burik/belang atau keungu-unguan. Blister dapat terbentuk
dalam 24 jam dan pecah pada sekitar 10 hari, meninggalkan eschar hitam dan kasar. Setelah 3-4
minggu eschar terpisah, meninggalkan epitel baru sensitif. Nyeri berdenyut (throbbing) dan nyeri
panas/rasa terbakar (burning) yang berlangsung beberapa minggu. Area ini sensitif terhadap
panas dan dingin untuk sekitar sebulan, dan bagian yang mengalami frosbite dapat mengeluarkan
keringat yang berlebihan.

HIPERHIDROSIS
Hiperhidrosis, yaitu kelainan yang terjadi pada tubuh manusia yang berhubungan dengan keringat yang
berlebihan. Keringat yang berlebihan atau Hiperhidrosis disebabkan oleh kelainan pada produksi hormon,
adanya penyakit, efek obat-obatan tertentu, pengaruh kejiwaan seperti takut atau gelisah, faktor genetis
atau keturunan, dan penyakit sistematik tertentu.
Penyebab Hiperhidrosis atau keringat yang berlebihan di antaranya:
1. Konsumsi makanan banyak bumbu, minuman panas dan mengandung kafein atau alkohol.
2. Asupan obat antipsikotik untuk pengobatan gangguan mental dan morfin. Begitu pula analgesik dosis
tinggi.
3. Menopause. Seringkali wanita menopause terbangun di malam hari bermandi keringat akibat
menurunnya kadar hormon estrogen.
4. Menurunnya kadar gula darah (hipoglikemia). Umumnya terjadi pada penderita diabetes dengan terapi
insulin.
5. Demam. Terjadi bila suhu tubuh meningkat di atas normal. Saat suhu turun, tubuh banyak berkeringat
untuk mengeluarkan kelebihan panas.

6. Hipertiroid. Akibat kelenjar tiroid banyak menghasilkan hormon tiroksin bisa meningkatkan kepekaan
rasa panas, sehingga tubuh berkeringat.
Cara mengatasi hiperhidrosis yaitu dengan mengeenakan pakaian berbahan sejuk dan menyerap keringat.
Pemilihan bahan pakaian yang tepat dapat membantu kulit untuk bernapas lebih leluasa sehingga tidak merasa
gerah atau panas yang dapat menyebabkan keringat

Patogenesiti
Patogenesis penyakit adalah mekanisme penyebab penyakit. Istilah ini juga dapat digunakan untuk
menggambarkan asal-usul dan perkembangan penyakit dan apakah akut, kronis atau berulang. Kata ini berasal
dari bahasa Yunan pathos (penyakit) dan genesis (penciptaan).
Jenis patogenesis termasuk infeksi mikroba, peradangan, keganasan dan kerusakan jaringan. Kebanyakan
penyakit yang disebabkan oleh beberapa proses patogenesis bersama-sama.
Virulensi
Virulensi adalah derajat tingkat patogenitas yang diukur oleh banyaknya organisme yang diperlukan untuk
menimbulkan penyakit pada jangka waktu tertentu.
Virulensi berkaitan erat dengan infeksi dan penyakit: infeksi merujuk pada suatu situasi di mana suatu
mikroorganisme telah menetap dan tumbuh pada suatu inang, dalam hal ini mikrorganisme tersebut dapat
melukai atau tidak melukai inangnya
Antigenesiti
Antigenisitas adalah kemampuan suatu bahan (antigen) untuk menginduksi respons imun yang dapat bereaksi
dengan resaptor antigen tersebut yang diproduksi sel B (antibodi) dan reseptor antigen pada permukaan sel T.
Imunogenisitas dan antigenisitas sering digunakan dan diartikan sama.
Invektiviti

Anda mungkin juga menyukai