Bab I Pendahuluan
Kelompok 17
]]]]]]]]]]]
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Beton
1.1.3.
SifatSifat Beton
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk,
diangkut, dituang, dan dipadatkan. Unsurunsur yang mempengaruhi sifat
kemudahan pengerjaan beton segar, yaitu :
1.Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton.
2.Makin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar dikerjakan.
3.Penambahan semen kedalam campuran yang diikuti dengan bertambahnya air
pada campuran untuk memperoleh nilai FAS tetap.
4.Gradasi campuran pasir dan kerikil.
5.Pemakaian butir maksimum kerikil.
6.Pemakaian butirbutir batuan yang bulat.
b.
Pemisahan kerikil
2.
3.
4.
Pemisahan kerikil dari adukan beton kurang baik setelah beton mengeras. Untuk
mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut, maka diusahakan halhal
sebagai berikut :
1.
2.
3.
c.
Pemisahan air
Kecenderungan air untuk naik ke atas (memisahkan diri) pada beton segar yang
baru saja dipadatkan disebut bleeding.
Pemisahan air dapat dikurangi dengan caracara berikut :
1.
2.
3.
Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh :
a) Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya.
b) Jenis semen dan kualitasnya.
c) Jenis dan lekaklekuk bidang permukaan agregat.
d) Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai denganumurnya).
e) Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya
suhu).
f) Efisiensi dan perawatan.
2.
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapanbelas kuat desak beton pada waktu
umurnya masih muda dan berkisar seper dua puluh sesudahnya. Kekuatan
tarik biasanya tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton.
Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retakretak akibat
perubahan kadar air dan suhu.
3.
Kekuatan geser
Di dalam praktek, kekuatan geser beton selalu diikuti oleh kekuatan desak
dan tarik oleh lenturan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin
menghilangkan elemen lentur.
b.
1.1.4.
1.1.5.
1.1.6.
Ditinjau dari aksinya, zatzat yang berpengaruh buruk pada beton dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a.
b.
c.
Zatzat pengganggu ini dapat berupa kandungan organik, lempung, atau bahanbahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale, lempung,
kayu, arang, pyrites (tanah tambangyang mengandung belerang), dan lainlain.
1.1.7.
b.
c.
Stabilitas pekerja.
Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara
membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari bendabenda uji yang diambil
selama pelaksanaan. Dalam buku Perencanaan Campuran dan Pengendalian
Mutu Beton (1994) tercantum bahwa beton yang dibuat dapat dinyatakan
memenuhi syarat (mutunya tercapai) jika kedua persyaratan berikut terpenuhi,
yaitu:
a.
b.
Tidak satupun dari hasil uji tekan (ratarata dari dua silinder) kurang dari
0,85fc.
Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi, maka untuk
adukan berikutnya harus diambil langkahlangkah untuk meningkatkan kuat tekan
ratarata betonnya.
Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi, maka selain memperbaiki
adukan beton berikutnya harus pula diambil langkahlangkah untuk memastikan
bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan
terhadap beban yang akan ditahan.
Langkahlangkah itu antara lain:
a.
b.
1.2.
Semen
1.2.2.
10
SifatSifat Semen
11
Kehalusan Butir
Semakin halus butiran semen, semakin luas permukaannya sehingga semakin
cepat pula proses hidrasinya. Hal ini berarti bahwa butirbutir semen yang
halus akan menjadi kuat dan menghasilkan panas hidrasi yang lebih cepat dari
pada semen dengan butirbutir yang lebih kasar. Menurut SII 0013-81 paling
sedikit 90% berat semen harus lolos ayakan lubang 9 mm.
Waktu Ikatan
Waktu ikatan adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mencapai keadaan
kaku tahap pertama dan cukup kuat untuk menerima tekanan.
Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen yang
terhidrasi.
Berat Jenis
12
Penggunaan
Konstruksi biasa dimana persyaratan yang khusus tidak diperlukan.
Konstruksi biasa dimana diinginkan perlawanan terhadap panas
Kondisi pada saat semen mulai menjadi kaku setelah semen itu diaduk
dengan air. Kondisi ini disebut pengikatan awal.
b.
Kondisi yang berlangsung antara permulaan semen menjadi kaku sampai saat
semen beralih ke kondisi keras dan padat, atau kondisi ini dapat diartikan
bahwa pasta semen telah menjadi keras tetapi belum cukup kuat. Kondisi ini
disebut waktu pengikatan.
13
1.3.
Agregat Halus
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap jumlah
berat agregat kering. Apabila kandungan lumpur lebih dari 5%, agregat halus
harus dicuci terlebih dahulu.
14
3. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.
Pasir di dalam campuran beton sangat menentukan kemudahan pengerjaan
(workability), kekuatan (strengh), dan tingkat keawetan (durability) dari beton
yang dihasilkan. Untuk memperoleh hasil beton yang seragam, mutu pasir harus
benar-benar dikendalikan. Oleh karena itu, pasir sebagai agregat halus harus
benar-benar memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan.
Daerah 1
Daerah 4
100
100
100
100
4,80
90-100
90-100
90-100
95-100
2,40
60-95
75-100
85-100
95-100
1,20
30-70
55-90
75-100
90-100
0,60
15-34
35-59
60-79
80-100
0,30
5-20
8-30
12-40
15-50
0-10
0-15
0,15
0-10
0-10
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyono Tjokrodimuljo
Keterangan:
Daerah I
: pasir kasar
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
: pasir halus
1.4.
Agregat Kasar
15
adalah bahan yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahanpecahan berukuran 5-70 mm.
16
20mm
40
95-100
100
20
30-70
95 100
10
10-35
22-55
4,8
0-5
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyono tjokrodimuljo
0-10
Susunan untuk butiran (gradasi) yang baik akan dapat menghasilkan kepadatan
(density) maksimum dan porositas (voids) minimum. Sifat penting dari suatu
agregat baik agregat kasar maupun agregat halus adalah kekuatan hancur dan
ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta
semen, porositas, dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan
terhadap proses pembekuan di musim dingin dan agresi kimia serta ketahanan
terhadap penyusutan.
Dari segi kekuatan, campuran beton yang menggunakan agregat kasar dengan
tekstur permukaan bersudut akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan campuran beton yang menggunakan batu pecah dengan
tekstur bundar dan licin meskipun digunakan proporsi campuran yang sama.
Demikian juga bentuk tekstur permukaan agregat yang kasar akan menghasilkan
beton dengan fraksi geseran yang lebih besar.
17
1.5. Air
Air yang dimaksud adalah kualitas air yang digunakan untuk pengecoran dan
kandungan air pada saat adukan beton (faktor air semen). Dalam proses
pembuatan beton, air mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.
Agar terjadi hidrasi, yaitu reaksi kimia antara semen dan air yang
menyebabkan campuran air semen menjadi keras setelah lewat beberapa
waktu tertentu.
b.
c.
Air yang akan dipakai untuk membuat campuran beton dan untuk pemeliharaan
beton setelah mengeras harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
18
b.
c.
d.
e.
Bahan kimia tambahan berfungsi ganda, yaitu untuk mengurangi air dan
mempercepat proses ikatan dan pengerasan beton.
1.6.2. Pozolan
Pozolan adalah bahan alam atau buatan yang sebagian besar terdiri dari unsur
unsur silikat dan atau aluminat yang reaktif (Persyaratan Umum Bahan
Bangunan di Indonesia, PUBI-1982).
Pozolan tidak mempunyai sifat semen, tetapi dalam keadaan halus (lolos ayakan
0,21 mm) bereaksi dengan air dan kapur padam pada suhu normal (24-27C)
menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.
19
1.6.3. Serat
Beton yang diberi bahan tambah serat disebut beton serat (fibre reinforced
concrete). Serat dapat berupa asbestos, gelas/kaca, plastik, baja, atau serat
tumbuh-tumbuhan (rami, ijuk). Maksud utama penambahan serat ke dalam beton
adalah untuk menambah kuat tarik dan daktilitas beton. Serat baja dapat berupa
potonganpotongan kawat atau dibuat khusus dengan permukaan halus/rata atau
deform, lurus atau bengkok untuk memperbesar lekatan dengan betonnya. Serat
baja akan berkarat di permukaan beton, namun akan sangat awet jika di dalam
beton.
20
strukturnya
dan
kondisi setempat.
Di
Indonesia,
yang
dimaksudkan dengan kuat tekan beton yang disyaratkan ialah kuat tekan beton
dengan kemungkinan lebih rendah dari nilai itu hanya 5% saja.
b. Penetapan nilai deviasi standar (s).
Deviasi standar ditetapkan berdasarkan tingkat mutu pengendalian pelaksanaan
pencampuran beton. Semakin baik mutu pelaksanaan makin kecil nilai deviasi
standarnya.Penetapan nilai deviasi standar berdasarkan pada hasil pengalaman
praktek pelaksana untuk pembuatan beton mutu yang sama dan menggunakan
bahan dasar yang sama pula.
Rumus yang digunakan untuk menghitung deviasi standar :
n
xi x
i 1
S
n 1
.............................................................................. (1.1)
dengan :
S = deviasi standar,
x i = kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji (Mpa),
n
x
i 1
(Mpa),
n = jumlah nilai hasil uji yang harus diambil minimum 30 buah (satu hasil
uji adalah uji rata-rata dari 2 buah benda uji).
Data hasil uji akan digunakan jika pelaksana mempunyai catatan data hasil
pembuatan beton serupa pada masa lalu. Persyaratan jumlah data hasil uji
minimum 30 buah. Jika jumlah data hasil uji kurang dari 30 buah, maka dilakukan
koreksi terhadap nilai deviasi standar dengan suatu faktor pengali.
21
15
1,16
<15
Tidak boleh
M .......................................................................................... (1.3)
dengan :
fcr = kuat tekan rata-rata (Mpa),
fc = kuat tekan yang disyaratkan (MPa),
M = nilai tambah (Mpa),
e. Penetapan jenis semen Portland.
Menurut PBUI 1982 di Indonesia semen Portland dibedakan menjadi 5 jenis,
yaitu : jenis I, II, III, IV, dan V.
f.
Penetapan jenis agregat Jenis kerikil dan pasir ditetapkan, apakah berupa
agregat alami (tak dipecahkan) atau agregat jenis batu pecah (crushed
agregate).
g.
22
Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata silinder
beton yang direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai faktor air
semen dengan melihat grafik Hubungan FAS dan Kuat Tekan Rata-Rata
Silinder Beton.
2.
Berdasarkan jenis semen, jenis agregat kasar, dan kuat tekan rata-rata yang
direncanakan pada umur tertentu, ditetapkan nilai FAS dengan tabel
berikut:
Tabel 1.5. Perkiraan Kuat Tekan Beton (Mpa) dengan FAS 0,5
Jenis
Umur (hari)
3
7
28
Semen
Kasar
I, II, III
Batu alami
17
23
33
Batu pecah
19
27
37
IV, V
Batu alami
21
28
38
Batu pecah
25
33
44
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyano Tjokrodimuljo
h.
Jenis Agregat
91
40
45
44
48
Faktor Air
Tipe Semen
Air Tawar
Semen
0,5
0,45
0,45
Fas maksimum
23
0,66
0,52
0,55
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik
0,60
matahari langsung
Jenis Pembetonan
Beton yang masuk ke dalam tanah :
Fas maksimum
0,55
ganti
Sumber: Teknologi Beton; Kardiyono
i.
j.
k.
Nilai Slump
Jenis
Agregat
Alami
0 10
10 - 30
30 - 60
60 - 100
150
180
205
225
Batu pecah
180
205
20
Alami
135
160
Batu pecah
170
190
40
Alami
115
140
Batu pecah
155
175
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyano Tjokrodimuljo
24
230
180
210
160
190
250
195
225
175
205
2. Agregat campuran (alami dan batu pecah) dihitung menurut rumus berikut:
A = 0,67 Ah + 0,33Ak
dengan : A = jumlah air yang dibutuhkan,
Ah = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat halus,
Ak = jumlah air yang dibutuhkan menurut jenis agregat kasar.
l.
m.
275
325
25
325
matahari
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari
275
325
tabel 1.9
tanah
Beton
yang
berhubungan
dengan
air
tabel 1.10
tawar/payau/laut
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyano Tjokrodimuljo
Tabel 1.10. Kandungan Semen Minimum untuk Beton yang Berhubungan dengan
Air Tanah yang Mengandung Sulfat
Jenis Semen
Konsentrasi sulfat (SO3)
Dalam Tanah
Kandungan
semen min
SO3
(kg/m3)
Ukuran maks
agregat
40
20
10
Total
SO3
dalam
Air
SO3(%)
dalam
tanah
mm
mm mm
26
tanah 2:1
(gr/L)
<0.2
<1.0
<0.3
0.2-0.5
1.0-1.9
0.3-1.2
0.5-1.0
1.9-3.1
1.2-2.5
1.0-2.0
3.1-5.6
2.5-5.0
>2.0
>5.6
>5.0
280
300
350
290
330
380
40%)/semen portland
270
310
360
pozolan
Tipe II atau V
Tipe I + pozolan (15-
250
290
340
40%)/semen portland
340
380
430
pozolan
Tipe II atau V
Tipe II atau V
Tipe II atau V dan lapisan
290
330
330
370
380
420
330
370
420
(15-40%)
Tipe I tanpa pozolan
Tipe I + pozolan (15-
pelindung
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyano Tjokrodimuljo
Tabel 1.11. Kandungan Semen Minimum untuk Beton Bertulang dalam Air
Kandungan semen min.
Berhubungan
dengan
Air tawar
Air payau
Tipe Semen
(mm)
Semua Tipe I - V
Tipe I + pozolan (15-40%)/semen
portland pozolan
Tipe II atau V
Air laut
Tipe II atau V
Sumber: Teknologi Beton ; Kardiyano Tjokrodimuljo
n.
40
280
20
300
340
380
290
330
330
370
27
Apabila kebutuhan semen yang diperoleh dari langkah (l) ternyata lebih
sedikit dari kebutuhan semen minimum (langkah m) maka kebutuhan semen
minimumdipakai yang nilainya lebih besar.
o.
p.
q.
r.
28
Berat jenis agregat halus dan kasar diperoleh dari hasil pemeriksaan
laboratorium, namun jika tidak ada dapat diambil sebesar 2,6 untuk agregat
tak dipecah/alami dan 2,7 untuk agregat pecahan.
s.
u.
v.
Pada perhitungan di atas, agregat halus dan agregat kasar dianggap dalam keadaan
jenuh kering permukaan. Dalam kenyataan di lapangan yang pada umumnya
keadaan agregatnya tidak jenuh permukaan, maka harus dilakukan koreksi
29
terhadap kebutuhan bahannya. Koreksi harus selalu dilakukan minimal satu kali
per hari.
Hitungan koreksi dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1. Air
2. Agregat Halus
3. Agregat Kasar
dengan :
30
31
Gambar 1.1. Hubungan Faktor Air Semen dan Kuat Rata-rata Silinder Beton
(sebagai perkiraan nilai fas)
32
Gambar 1.2. Grafik Mencari Faktor Air Semen dari Kuat Tekan Silinder
33
34
Gambar 1.4. Grafik Hubungan Kandungan Air, Berat Jenis Campuran, dan Berat
Beton
1.8. Kayu
Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama kali dikenal oleh
manusia, karena kayu mudah didapat di alam. Kayu mempunyai beberapa
kelebihan, yang antara lain :
a. Mudah didapat.
b. Mudah dibuat balok kecil sehingga mudah diangkut.
c. Cara pengerjaannya mudah.
d. Tidak berkarat.
e. Dapat menyekat panas dan suara.
Kayu sebagai bahan bangunan harus dikenali ciri-ciri dan sifst-sifatnya yang
sebagian besar penting untuk pengerjaan struktur. Sifat-sifat itu antara lain:
1. Sifat fisik
a.
b.
Kerapatan kayu =
35
2. Sifat higroskopis
a.
b.
Rumus pendekatan
X=
1,15 xg gku
x100%
Gku
Dengan: X
g
gku
3. Sifat mekanis
Pemilahan secara mekanis untuk mendapatkan modulus elastisitas lentur harus
dilakukan dengan mengikuti standar pemilahan mekanis yang baku.
Berdasarkan modulus elastisitas lentur yang diperoleh secara mekanis, kuat
acuan lainnya dapat diambil mengikuti Tabel 1.13 Kuat acuan yang berbeda
dengan Tabel 1.13 dapat digunakan apabila ada pembuktian secara
eksperimental yang mengikuti standar-standar eksperimen yang baku.
Tabel 1.13. Nilai kuat acuan (Mpa) berdasarkan atas pemilahan secara mekanis
pada kadar air 15%
Kode
Ew
Fb
FtII
FcII
Fv
Fc(Ku
Mutu
(Modulus
(Kuat
(Kuat
(Kuat
(Kuat
at Tekan
Elastisitas
Lentur)
Tarik
Tekan
Geser)
Tegak
Sejajar
Sejajar
Lurus
Serat)
60
58
56
53
50
47
44
42
Serat)
46
45
45
43
41
40
39
37
Serat)
24
23
22
21
20
19
18
17
Lentur)
E26
E25
E24
E23
E22
E21
E20
E19
25000
24000
23000
22000
21000
20000
19000
18000
66
62
59
56
54
50
47
44
6.6
6.5
6.4
6.2
6.1
5.9
5.8
5.6
E18
17000
E17
16000
E16
15000
E15
14000
E14
13000
E13
12000
E12
11000
E11
10000
E10
9000
Sumber : SNI-5(1989)
42
38
35
32
30
27
23
20
18
39
36
33
31
28
25
22
19
17
35
34
33
31
30
28
27
25
24
36
5.4
5.4
5.2
5.1
4.9
4.8
4.6
4.5
4.3
16
15
14
13
12
11
11
10
9
1.9. Baja
1.9.1. Pengertian Baja
Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagaiunsur utama dan karbon
sebagai unsur penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam
peningkatan performan. Perlakuan panas dapat mengubah sifat baja dari lunak
seperti kawat menjadi keras seperti pisau. Penyebabnya adalah perlakuan panas
mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari susunan kristal berbentuk
kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
37
100% murni bijih besi semuanya. Biasanya bijih besi tersebut masih tercampur
dengan kotoran, gas, pasir, tanah liat, dll. Untuk Bahan baku utama baja berupa
bijih besi yang diolah dalam dapur tinggi, namun perlu diketahui bahwa baja yang
akan diproses itu tidakmendapatkan kualitas bijih besi yang bagus, bahanbahanseperti kotoran, gas, tanah liat,pasir, dll harus dibuang ataupun dicuci
terlebih dahulu. Bijih besi yang sudah bersih selanjutnya diolah bersama-sama
dengan bahan-bahan tambahan seperti kokas, batu kapur, dll. Didalam suatu Tanur
Tinggi sehingga akan dihasilkan besi cair yang masih bercampur dengan terak.
Besi cair tersebut akan dipisahkan dengan terak dan barulah dituangkan kedalam
sebuah cetakan sebagai besi kasar. Besi kasar ini umumnya disebut dengan Ingot.
Untuk menghasilkan besi kasar, jenis bijih besi yang umum dipakai antara lain :
a.
b.
c.
d.
38
Umumnya tanur tinggi dibangun dalam 2 lapisan, yaitu lapisan luar (plat baja) dan
lapisan dalam (batu bata tahan api). Didalam dapur ini, bijih besi akan
ditambahkan batu kapur yang berfungsi sebagai pengikat kotoran (terak) dan juga
kokas yang berfungsi sebagai bahan bakar. Semua bahan-bahan tersebut
dipanaskan hingga mencair.
Prinsip pokok dari kerja tanur tinggi adalah dengan mereduksi oksigen dari bijih
besi yang terjadi dalam 3 tahap, yaitu :
a. Reduksi tidak langsung dengan CO pada suhu 300 derajat Celcius hingga 800
derajat Celcius.
Fe2O3 + CO --> 2FeO + CO2
b. Reduksi tidak langsung pada daerah temperatur 800 derajat Celcius hingga
1100 derajat Celcius.
FeO + CO --> Fe + CO2
c. Reduksi langsung pada daerah temperature 1100 derajat Celcius hingga 1800
derajat Celcius.
FeO + C --> Fe + CO
Bahan-bahan ikatan akan diikat oleh batu kapur pada titik cair yang tinggi dalam
bentuk terak. Bahan terak ini tidak akan dipakai pada fabrikasi besi kasar.
Meskipun demikian terak ini masih bernilai ekonomis, misalnya sebagai bahan
ASPAL (untuk jalan raya-red).
Selain terak, produk sampingan dari dapur tinggi ini yakni : Gas. Hal ini
dikatakan demikian karena Gas ketika keluar dari tanur tinggi masihmempunyai
panas yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan ulang untuk memanaskan dapur
atau tungku yang lainnya.
39
40
41
3. Apabila pembebanan sudah mencapai titik Ultimate Stress (Batas Patah) maka
tegangan ini merupakan tegangan tarik maksimum yang mampu ditahan oleh
benda uji tersebut. Pada titik tersebut, benda uji sudah menunjukan gejalagejala patah berupa retakan-retakan. Retakan-retakan yang sudah mulai timbul
pada titik Ultimate Stress akan semakin bertambah besar dan akhirnya benda
uji akan patah pada titik Fracture Stress
Tegangan Putus
Tegangan Leleh
Peregangan
Minimum (Mpa)
BJ 34
340
BJ 37
370
BJ 41
410
BJ 50
500
BJ 55
550
Sumber : SNI Baja 1989
Minimum (Mpa)
210
240
250
290
410
Minimum (%)
22
20
18
16
13
Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik baja yang terkenal
dapat dipakai. Pada umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan
jenis baja, sesuai dengan yang berlaku di negara yang bersangkutan. Namun
demikian, pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat
dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.15. Mutu Baja Tulangan
Mutu
Sebutan
1.10.
Bata Merah
1.10.1.
Pengertian Bata
42
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding.
Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.
Seiring perkembangan teknologi, penggunaan batu bata semakin menurun.
Munculnya material-material baru seperti gipsum, bambu yang telah diolah,
cenderung lebih dipilih karena memiliki harga lebih murah dan secara arsitektur
lebih indah. Bata biasanya berbentuk segiempat dan proporsi panjangnya dua kali
lebar ditambah ketebalan dari mortar. Ketebalan nya kurang dari atau hampir
setara dengan lebar bata. Sehingga mudah dibawadengan satu tangan. Digunakan
sebagai pengganti batu jika batu tidak tersedia. Bata didapat dengan mencetak
massa plastic dengan proporsi tanah yang sesuai kedalam cetakan kayu atau besi.
1.10.2.
1.10.2.1.
1. Alumine (Clay)
Bata tanah yang baik mengandung 20-30% alumina.
2. Silika
Presentase silica dalam bata tanah yang baik adalah 50-60%. Silica berfungsi
mencegah retak, kusut, dan bengkok dari bata mentah. Jika berlebihan
membuat bata rapuh serta lemah.
3. Kapur
Kapur dibutuhkan dalam jumlah sedikit. Diberikan dalam bentuk bubuk.
Terlalu banyak menyebabkan bata meleleh dan kehilangan bentuk.
4. Oksida dari Besi
Presentase besi dalam bata tanah hanya 5-6%. Warna bata tergantung proporsi
oksida dari besi didalam bata tanah. Warna alakn bertambah gelap dengan
bertambahnya oksida besi.
5. Magnesium
Dibutuhkan dalam proporsi yang sedikit. Berfungsi menurunkan pengarutan
dan memberi bintik kuning pada bata.
43
dipermukaan
menjadi
endapan
karena
kelembapan
tersebut
(EFFLORESCENCE).
4. Pirit Besi
Menyebabkan kristalisasi dan disintegrasi selama pembakaran. Selain itu
menyebabkan pengotoran dari bata dalam bentuk terk hitam.
5. Masalah Organik
Menyebabkan bata keropos.
6. Kehadiran Reh atau Kallar
Menyebabkan gemuruh atau bunyi dan akhirnya terjadi kegagalan struktur.
1.10.3.
Klasifikasi Bata
44
1.10.4.
Pembuatan Bata
45
1. Warna yang baik batu bata harus seragam. Mungkin merah, cherry, atau
tembaga mewarnai. Hal ini menunjukkan komposisi kandungan kimia yang
sama.
2.
Shape/bentuk batu bata harus seragam kelurusan tiap tepi-tepi batu bata harus
membentuk sudut 90o ke satu sama lain.
3.
4. Kepadatan dan tenunan, batu bata harus padat , tidak terjadi pembesaran atau
mengembang, tidak retak, patah, memiliki celah atau rongga.
46
5. Penyerapan air tidak lebih dari 20% dari berat beban keringnya.
6.
7. Kekerasan, batu bata harus keras. Ketika batu bata dipaku maka tidak terjadi
bekas seperti cekungan.
1.11.
Genteng
1.11.1.
Definisi Genteng
Genteng adalah unsur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atap, agar
bangunan tidak terkena air hujan, panas matahari,dan cuaca lain. Dalam buku
persyaratan umum bahan bangunan di Indonesia (PUBI 1982) ada beberapa
macam atap, misalnya: genteng keramik, genteng kaca, genteng beton, genteng
bamboo. Genteng Suatu atap berfungsi melindungi terutama terhadap hujan.
Tergantung atas sifat alami bangunan, atap itu bisa juga melindungi dari panas,
cahaya matahari, dingin dan angin. Jenis-jenis lain dari struktur, sebagai contoh,
suatu bangunan untuk kebun, akan melindungi dari dingin, angin dan hujan tetapi
bisa tembus cahaya. Suatu rumah bisa diatapi dengan material yang melindungi
dari cahaya matahari tetapi tidak menghalangi unsur-unsur yang lain. Setiap jenis
penutup atap punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa
memilihnya dengan mempertimbangkan penampilan, kepraktisan, bentuk dan
umur rencananya masing masing.
1.11.2.
47
48
Lapisan ini dapat diberi warna yang beragam dan melindungi genteng dari
lumut.
5. Genteng Logam
Genteng yang Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditanam pada
balok gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng
lembaran. Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat hanya
ukurannya saja yang lebih besar. Ukuran yang tersedia bervariasi, 60-120cm
(lebar), dengan ketebalan 3mm dan panjang antara 1.2-12m.(Rumah
Ide,2009).
6. Genteng komposit
Genteng berbasis polimer merupakan suatu alternatif pengganti genteng yang
kita kenal selama ini, dibuat dengan mencampur polimer sebagai matriks dan
pengisi (filler) dari bahan alam. Genteng komposit polimer dibuat secara
partikel komposit dengan terlebih dahulu mengubah bentuk bahan pengisi
menjadi partikel, partikel ini kemudian dicampur dengan matrik polimer pada
suhu titik leleh polimer tersebut. Matrik yang digunakan adalah polietilen,
polipropilen, dan paduan polietilen karet alam. Mutu genteng komposit
polimer yang dihasilkan bergantung pada bahan matriks, pengisi dan
perbandingan antara matrik dan pengisi. Terhadap komposit yang diperoleh
dilakukan uji fisik, mekanik, dan termal. Komposit polimer yang memberikan
sifat yang diinginkan lalu dicetak dengan bentuk genteng sehingga diperoleh
genteng komposit polimer. Secara keseluruhan genteng komposit polimer
mempunyai beberapa keunggulan seperti ringan, kuat, ekonomis dan elastis
serta menggunakan bahan alam yang berlimpah sebagai bahan pengisi.
(Batan,2009)
Contoh : Genteng komposit dari kayu dan plastik bisa menjadi solusi yang
baik: Bahan plastik sisa yang dipotong kecil dan dicampur dengan serbuk
kayu sisa gergajian. Campuran diletakkan pada cetakan genteng untuk
kemudian dipress panas. Hasil proses berupa genteng yang ringan, tahan air,
dan mudah dalam pemasangannya. Karena ringan, genteng komposit juga baik
di gunakan di daerah rawan gempa.
7. Genteng aspal
Genteng yang terbuat dari dari campuran lembaran bitumen (turunan aspal)
dan bahan kimia lain. Material ini diolah sehingga menghasilkan sebuah
49
genteng yang ringan, lentur, dan tahan air. Aspal dalam hal ini berfungsi
sebagai water proofing sehingga atap menjadi tahan terhadap kebocoran.
Selain anti bocor, genteng aspal juga lebih ringan dibandingkan genteng tanah
liat, beton, atau keramik. Dengan bobot yang ringan konstruksi atap pun bisa
diminimalkan, sehingga biaya pun bisa dihemat. Keuntungan lain dari genteng
aspal ini yaitu ramah lingkungan, tahan lama, pemeliharaannya mudah dan
fleksibel.
Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan
dengan bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua,
model bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording. Untuk itu
perencanakan pembuatan genteng dengan menggunakan bahan plastik
(polimer) dan proses cetak injeksi merupakan salah satu cara dalam
pengolahan plastik untuk membuat genteng ini. Untuk membuat barangbarang
plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam
proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan
tambahan atau aditif.
Berdasarkan sistemnya genteng ini memiliki struktur polimer khusus yang
meningkatkan fleksibilitas. Kekuatan tarik produk meningkat karena usia
pembuatan lapisan lebih kuat dan lebih tahan lama untuk menyediakan produk
dengan kinerja yang sangat baik. (Syafrudin latif, 2009)
1.11.3.
50
Bentuk Genteng
1. Genteng Kodok
Kodok adalah genteng yang mempunyai bidang datar pada bagian tengahnya,
sedangkan pada bagian bawah genteng terdapat lekukan yang berfungsi
sebagai pengunci pada reng. Proses pembuatan genteng kodok bisa dilakukan
dengan dua cara, yaitu manual (dengan tangan) dan mesin. Agar genteng ini
terlihat rapi dan bagus saat pemasangannya, sebaiknya dicat terlebih dahulu
dengan cat genting. Pengecatan tersebut berfungsi menghindari serangan
lumut sewaktu musim hujan. Saat ini, sudah banyak ditemui genteng kodok di
pasaran yang telah diglazur atau dicat. Terkait harga, genteng kodok tidak
kalah murah dibandingkan dengan genteng tanah liat. Meskipun demikian,
genteng kodok cukup kuat diinjak dari sewaktu pemasangan ataupun
melakukan perawatan. Akan tetapi memiliki kelemahan yaitu pada saat
pemasangan dibutuhkan ketelitian ekstra.Selain itu, genteng ini mudah
berlumut dan berjamur.
Panjang genteng : 27, 5 cm
Lebar genteng : 22.5 cm
Jumlah per 1m3 : 25 gtg
Berat genteng : 1,5-1,8 kg
2. Genteng Plentong
Genteng Plentong adalah tipe genteng dengan model biasa atau standar,
dengan permukaan yang datar dari atas hingga bawah. Genteng ini memiiki
lekukan pada bagian samping. Kelebihan genteng plentong adalah harganya
murah, bobotnya ringan, dan gampang dalam proses pemasangannya.
Meskipun demikian, genteng ini juga memiliki kelemahan, yakni sangat rapuh
jika terinjak dan mudah dihinggapi lumut.
Panjang: 27, 5 cm
Lebar : 22, 50 cm
Jumlah per m3 : 25 pcs
Berat : 1, 5 kg
3. Genteng Morando
Ada dua macam genteng morando, yaitu genteng yang sudah diglazur dan
belum diglazur. Genteng yang belum diglazur harus dicat terlebih dahulu
51
1.11.4.
52
3. Proses Pencetakan
Tanah liat yang sudah dilembutkan tadi dalam bentuk persegi empat dicetak
melalui mesin press. Mesin ini masih manual, menggunakan tenaga manusia.
Setelah pencetakan tadi, hasil dari cetakan genteng dialasi dengan alas kayu
persegi empat yang sebidang dengan genteng, yang disebut dengan Ancak.
Kemudian genteng hasil cetakan disimpan dan ditata di tempat yang bersusun
yang disebut Ederan, untuk diangin-anginkan supaya hasil genteng bagus.
4. Proses Pengeringan
Genteng ini masih menggunakan pengeringan alam yaitu dengan penjemuran
melalui panas sinar matahari.
5. Proses Pembakaran
Dalam pembakaran digunakan oven raksasa yang dibuat dari batu bata. Oven
dipanaskan terlebih dahulu kurang lebih 3-4 jam, menggunakan kayu bakar.
Tutup genteng ke dalam bak pembakaran dengan bata agar angin tidak dapat
secara langsung masuk ke rongga-rongga genteng yang sudah disusun.
Genteng yang telah dibakar akan berubah warna kekuning-kuningan. Setelah
proses pembakaran genteng akan memiliki daya tekan yang kuat dan memiliki
ketahanan air yang baik.
1.12.
Keramik
1.12.1.1. Definisi
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,yaitu keramik osyang artinya
suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Keramik
telah lama digunakan,yaitu sejak 4000 SM. Kamus dan ensiklopedia tahun 1950anmen definisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk
menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng,
porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah
liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam
dan anorganik yang berbentuk padat (Yusuf,1998:2). Dewasa ini keramik juga
banyak digunakan dalam berbagai macam industry karena memiliki sifat-sifat
yang dapat dimanfaatkan dalam dunia industry dan dalam bidang Teknik Elektro,
Sipil, Mekanik, Nuklir bahkan bahan keramik ini di gunakan juga dalam bidang
Kedokteran. Bahan keramik sebagian sudah digunakan dalam motor bahan bakar
53
1.12.2.
Klasifikasi Keramik
1. Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan
alam, seperti kuarsa, kaolin,dll. Yang termasuk keramik ini adalah barang
pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk
industri (refractory).
2. Keramik halus
Fineceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced
ceramic,
54
6. Keramik karbida
Untuk bahan abrasif (abrasive=bahan penghalus permukaan).
7. Keramik borida
Untuk kekuatan dan temperatur tinggi, tahan terhadap oksidasi.
8. Keramik feroelektrik
(barium titanat) mempunyai konstanta dielektrik yang tinggi.
1.12.3.
Terdapat tiga jenis lempung/tanah liat utama yang dibedakan oleh warna, ukuran
partikel, sifat keliatan dan komposisi kimianya, yaitu :
1. Tanah liat kaolin berwarnaputih, berukuran partikel sederhana, kurang
keliatannya, sifata plastis. Dan mengandung komposisi besi kurang dari
1%.
2. Tanah liat bola (ball clay) berwarna hitam atau kelabu, berukuran partikel
halus, keliatan yang tinggi, dan kandungan besi oksida diantara 0 2%.
3. Tanah liat apa (fire clay) berwarna kemerahan, berukuran partikel antara
sederhana dan besar dan komposisi besi oksida yang tinggi.
1.12.4.
1. Pengolahan Bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari
berbagai material yang belum siap dipakai menjadi bahan keramik plastis
yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode
basah maupun kering, dengan cara manual maupun masinal. Didalam
pengolahan bahan ini ada proses proses tertentu yang harus dilakukan antara
lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan
(mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan kadar butir dapat
dilakukan denga penggilingan atau penumbukna dengan balmill. Penyaringan
dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam.
Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim
digunakan adalah 60-100 mesh. Pencampuran dan pengadukan bertujuan
untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan
dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger
maupun mixer. Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana
hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu
55
56
plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis
dikeringkan, akan terjadi 3 proses penting : (1) Air pada lapisan antar partikel
lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikelpartikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti. (2) Air dalam pori
hilang tanpa mengalami susut. (3) Air yang terserap pada permukaan partikel
hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses
pengeringan secara lambat untuk menghindari retak.cracking terlebih pada
tahap 1 (Norton, 1975/1976). Karena produk keramik hamper semuanya
punya sifat ini bergantung pada oksida refraktori teradap oksida fluks di
dalamnya.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dalam pembuatan keramik dimana proses ini
mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat.
Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi.
5. Pengglasiran
Pengglasiran
merupakan
tahap
yang
dilakukan
sebelum
dilakukan
pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup,
dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang, pelapisan
glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang. Untuk benda-benda yang
besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk
keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan
menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
5.12.2.
1. Sifat Mekanik
Keramik biasanya material yang kuat,dan keras dan juga tahan korosi. Sifatsifat ini bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang
tinggi, membuat keramik merupakan material strukturalyang menarik.
2. Sifat Termal
Sifat termal penting bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien
ekspansi termal, dan konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah
kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan. Panas yang
diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran)
57