Anda di halaman 1dari 32

Di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam setelah padi, jagung

dan kacang kedelai. Budidaya kacang tanah (Arachis hypogaea) biasanya diaplikasikan sebagai
tanaman sela ataupun tumpang sari.
Budidaya kacang tanah cocok di daerah dengan curah hujan sedang. Curah hujan yang terlalu
tinggi menyebabkan bunga sulit diserbuki dan zona perakaran terlalu lembab sehingga
menyuburkan pertumbuhan jamur dan penyakit yang menyerang buah. Penyinaran matahari
penuh dibutuhkan saat perkembangan daun dan pembesaran buah. Budidaya kacang tanah
idealnya berada di ketinggian 50-500 meter dari permukaan laut. Namun, tanaman ini bisa
beradaptasi hingga ketinggian 1500 meter.
Budidaya kacang tanah efektif dilakukan pada tanah gembur dengan kandungan unsur hara
kalsium (Ca), nitrogen (N), kalium (K) dan pospat (P) yang cukup. Derajat kesaman (pH) ideal
bagi tumbuhan ini sekitar 5-6,3. Tanah gembur dengan struktur yang ringan sangat baik untuk
perkembangan ginofor, bakal buah yang tumbuh memanjang ke dalam tanah.
Unsur Ca sangat dibutuhkan tanaman kacang tanah pada fase generatif. Ketersediaan unsur ini
sangat berpengaruh pada produktivitas tanaman dalam menghasilkan kacang. Dalam metode
pertanian organik, unsur Ca bisa dipenuhi dari penambahan kapur pertanian atau dolomit saat
pengolahan lahan. Pada lahan yang mempunyai keasaman tinggi atau lahan basah, keperluan
untuk menambahkan kapur lebih tinggi dibanding lahan kering ber-pH netral.
Perlu dicatat juga, meskipun tanaman kacang tanah mempunyai bintil akar tempat bakteri
Rhizobium berkembang, tanaman ini tetap membutuhkan unsur N terutama di awal tanam.
Selanjutnya, bakteri Rhizobium bisa menyediakan unsur N hingga 75-85% dari kebutuhan.

Pemilihan benih kacang tanah


Benih kacang tanah didapatkan dari kacang yang dibiarkan sampai tua, kira-kira 100 hari. Buah
yang siap dijadikan benih warnanya kehitaman dan apabila dibuka tidak memiliki selaput pada
bagian dalam cangkang. Setelah benih dipanen, sortasi terlebih dahulu kemudian jemur selama
4-5 hari. Untuk menjaga kualitasnya, benih kacang tanah sebaiknya disimpan selama 3-6 bulan
saja. Cangkang kacang sebaiknya tidak dikupas selama masa penyimpanan. Buka cangkang
hanya apabila benih akan digunakan. Benih yang paling baik untuk ditanam adalah benih yang
baru.
Pengolahan tanah dalam budidaya kacang tanah organik
Untuk mendapat hasil maksimal, tanah tempat budidaya kacang tanah harus digemburkan
terlebih dahulu dengan dibajak hingga menjadi butiran halus. Kemudian tambahkan kapur
sebanyak 2 ton per hektar. Campurkan secara merata dengan tanah yang telah dibajak, diamkan
selama 2 hari.
Gunakan pupuk kandang yang telah matang atau pupuk kompos sebagai pupuk dasar. Apabila
tersedia, gunakan campuran pupuk kandang dari kotoran ayam dengan kotoran kambing atau
sapi. Campurkan dengan tanah secara merata. Budidaya kacang tanah bisa dilakukan dengan
bedengan atau tanpa bedengan. Bedengan diperlukan apabila lahan yang digunakan rawan
tergenang air. Drainase yang baik diperlukan untuk menjaga kesehatan tanaman.
Penanaman kacang tanah dilakukan dengan cara ditugal dengan jarak tanam 2525 cm. Isi setiap
lubang dengan satu butir benih. Diperlukan sekitar 50 kg benih untuk satu hektar luasan tanam.
Setelah benih ditanam, siram setiap pagi dan sore. Kacang tanah akan berkecambah setelah 4-7
hari.
Perawatan dan pemupukan
Kacang tanah sudah tumbuh serempak setelah satu minggu dan mulai berbunga pada umur 20
hari dan berlanjut hingga umur 75 hari. Hanya bunga yang keluar diatas umur 30 hari yang akan
menjadi polong. Setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, akan tumbuh ginofor atau bakan
buah pada hari ke-3 sampai ke-4. Kemudian ginofor tersebut akan menuju dan menembus tanah
untuk membentuk polong.
Perawatan yang diperlukan pada saat tanaman berbunga antara lain, pemberian pupuk tambahan.
Sebaiknya tambahkan pupuk yang banyak mengandung posfor, supaya buahnya bagus dan
banyak. Selain itu, lakukan penyiangan dan pembubunan tanah sehingga menutupi akar, batang
dan daun bagian bawahnya. Hal ini bertujuan untuk memperbanyak biji.
Beberapa hama yang biasanya menyerang tanaman kacang tanah antara lain uret (pemakan akar),
ulat penggulung daun, ulat grayak, dan ulat jengkal. Sedangkan, jenis penyakit yang sering
dijumpai adalah penyakit layu, sapu setan, bercak daun, gapong, sklerotium, dan penyakit karat.
Pengendalian hama dan penyakit tersebut adalah dengan melakukan olah tanah dengan baik,
penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif,

bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman. Tanaman berpenyakit dicabut, dibuang
dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan menanam varietas tanaman yang tahan penyakit.
Panen budidaya kacang tanah
Kacang tanah dipanen pada umur 90 hari setelah tanam. Ciri-ciri fisik kacang tanah siap panen
antara lain batangnya mengeras, daun mulai menguning dan berguguran. Selain itu kita juga bisa
mengambil sampling dan memeriksa secara langsung apakah bijinya sudah terisi penuh atau
tidak.

Cara Budidaya Tanaman Kedelai


Budidaya Tanaman Kedelai Berikut ini adalah seputar informasi yang kami berikan untuk anda
semuanya mengenai Budidaya Tanaman Kedelai. Tentunya dalam menjalani kehidupan yang
semakin moderen ini banyak sekali kebutuhan yang ingin kita penuhi, maka dengan usaha yang
maksimal dan disertai doa akan terwujudnya keinginan yang kita inginkan. Informasi dibawah
ini adalah sebagai penyemangat anda dalam berusaha di bidang yang anda tekuni pada saat ini,
simak baik-baik apa yang kami sampaikan.
untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri kita masih impor. Padahal tempe, tahu yang
sering kita konsumsi bahan bakunya adalah kedelai. Negara kita belum mampu memproduksi
kedelai karena memang kedelai bukan asli tanaman dari Indonesia. Kita mengimpor kedelai
dalam jumlah yang sangat besar.

BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI

Pemanfaatan lahan sawah beririgasi teknis sampai saat ini masih belum optimal, sebagian masih
memiliki pola tanam padi padi bera, dengan demikian indeks perta-naman masih dibawah 300.
Sebagian terdapat yang memanfaatkannya dengan pola tanam padi padi padi. Pola tanam yang
demikian sangat membahayakan bagi per-kembangan hama dan penyakit tanaman, karena tidak
terputusnya siklus hidup OPT padi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan pada lahan sawah beririgasi
teknis meng-gunakan pula tanam padi padi palawija atau sayuran da-taran rendah. Salah satu
tanaman palawija yang dianjurkan adalah kedelai, sehingga pola tanamnya menjadi padi padi
kedelai.
Kedelai dianjurkan, sebab dapat diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
a. Dapat meningkatkan pendapatan petani.
b. Menambah kesempatan kerja bagi buruh tani.
c. Mengurangi import kedelai.
d. Menambah kesuburan tanah.
e. Dapat memutuskan siklus hama dan penyakit padi.
Penguasaan teknik bercocok tanam kedelai perlu dikuasai oleh para petani, leaflet ini
dimaksudkan untuk dapat meningkatkan pengetahuan petani mengenai budi-daya kedelai.

Varietas dan Benih


Varietas kedelai yang dianjurkan untuk lahan bekas tanaman padi adalah varietas yang berumur
genjah (kurang dari 80 hari) dan berumur sedang (81 89 hari). Tiga belas varietas yang
dianjurkan, yaitu : Lokon, Guntur, Tidar, Wilis, Kerinci, Merbabu, Raung, Rinjani, Lompobatang, Lawu, Tengger, Dieng dan Jayawijaya. Sedangkan varietas local yang dianjurkan antara
lain : Gajah, Slawi, TK-5, Loka Brebes dan Lumajang Brewok.
Hal yang perlu diperhatikan secara khusus untuk mendapatkan benih bermutu tinggi adalah
sortasi dan penyimpanan benih. Biji terpilih adalah yang sehat, utuh/ bernas dan memiliki daya
tumbuh tinggi. Syarat-syarat benih bermutu, yaitu:
a. Murni dan diketahui nama varietasnya.
b. Berdaya kecambah tinggi, yaitu 80 % atau lebih.
c. Memiliki vigor yang baik : tumbuh cepat dan serempak, kecambahnya sehat.

d. Bersih, tidak tercampur dengan biji rumput, kotoran dan biji tanaman lainnya.
e. Sehat, tidak menularkan penyakit, serta tidak terinfeksi cendawan yang menyebabkan busuk.
f. Bernas, tidak keriput dan utuh serta kering.
Keperluan benih per hektarberkisar antara 30 - 50 kg, tergantung pada :
a. Jarak tanam yang digunakan.
b. Ukuran biji ( berat 100 biji)
c. Daya tumbuh benih.

Pengolahan Tanah
Pada umumnya bertanam kedelai di lahan sawah bekas padi sawah dilakukan tanpa pengolahan
tanah. Pengolahan tanah, selain kurang berguna, juga meng-akibatkan penambahan biaya, waktu
tanam kedelai ter-lambat dan tanah menjadi kering. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Bila tanah terlalu becek, buat saluran drainase dengan jarak bedengan 3 - 4 m dan panjang
disesuaikan dengan petakan, lebar 50 cm, dengan kedalaman antara 30 - 40 cm.
b. Untuk menekan gulma dan mempertahankan kelembaban, gunakan mulsa (penutup tanah) dari
jerami yang dipotong.

Inokulasi Rhizobium
Untuk lahan sawah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebaiknya dilakukan inokulasi
Rhizobium, dengan tujuan untuk menumbuhkan bintil pada akar kedelai yang dapat mengikat
unsur N dari udara. Caranya :
a.

Ambil tanah bekas pertanaman kedelai.

b. Keringkan dan tumbuk sampai halus.

c.

Benih kedelai yang akan ditanam dibasahi dulu.

d. Campurkan tanah halus tersebut dengan benih yang sudah dibasahi, dengan takaran 1 kg tanah
untuk 10 kg benih, aduk sampai merata.
Saat ini ada Inokulum Rhizobium yang sudah jadi, dijual dipasaran, yang disebut legin,
campurkan benih kedelai yang sudah dibasahi dengan 7,5 gram legin/1kg benih.

Penanaman
Sebaiknya penamanan dengan cara ditugal, dengan urutan sebagai berikut :
a.

Tanah ditugal di dekat tunggul jerami atau diantaranya.

b. Letakan benih 2 - 3 biji pada lubang tugalan dan tutup dengan tanah atau abu sekam, abu dapur.
c.

Tutup dengan mulsa jerami atau dibiarkan terbuka.

d. Penyulaman dengan biji sebaiknya dilaksanakan 4 - 7 hari setelah tanam.


e.

Jarak tanam yang dapat digunakan : 25 X 25 Cm, 20 X 20 Cm, atau 30 X 15 cm.

Pemupukan
Waktu dan cara pemupukan, pupuk diberikan tiga kali, yaitu :
a.

Pupuk dasar : diberikan pada saat tugal, dengan cara ditugalkan disamping tugalan biji, dengan
dosis sepertiga dari total dosis.

b. Pupuk susulan I : umur 25 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo disamping
tanaman.
c.

Pupuk susulan II : umur 40 - 45 hari setelah tanam, dosis sepertiganya dengan cara dienclo
disamping tanaman.
Apabila air tersedia pada musim kemarau, tanaman kedelai perlu diairi, dengan cara
membendung saluran drainase antar bedengan hingga air menggenangi bedengan, kemudian
dibuka lagi. Drainase penting, sebab tanaman kedelai tidak tahan terhadap genangan air.
Penggenangan dapat dilakukan tiap minggu, atau 5 kali pada umur 0, 14, 28, 42 dan 56 hari
setelah tugal, atau 3 kali pada umur 0, 14 dan 28 hari setelah tugal.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan tergantung dari ada/tidaknya dan banyaknya gulma (tanaman
pengganggu), apabila diperlukan dapat dilakukan 2 kali, yaitu pada 2 - 4 minggu setelah tanam
dan kedua setelah tanaman selesai berbunga.

Hama dan Penyakit


Hama tanaman kedelai umumnya banyak menye-rang bagian batang tanaman muda, daun dan
polong. Ham utama tanaman kedelai setelah padi gadu yaitu tikus, ulat grayak dan hama
penggerek polong.
a.

Pengendalian hama tanaman yang masih muda.


Hama yang biasa menyerang yaitu lalat kacang atau lalat bibit. Lalat bibit meletakan telurnya
pada keeping biji atau daun muda, menetas dan menggerak batang. Penggunaan insektisida
Larvin pada benih dapat menekan serangan hama ini, dengan dosis 20 gram/kg benih.

b. Pengendalian hama daun.


Hama daun terdiri dari berbagai jenis ulat, terutama ulat grayak, aphis dan lalat putih.
Pengamatan intensif disertai pencegahan dini sangat diperlukan. Apabila tidak bisa diatasi
dengan pencegahan, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan Atabron 50 EC, Matador 25
EC, Bayrusil 250 EC dengan dosis 2 cc/liter air.
c.

Pengendalian hama polong.


Hama polong terdiri dari penggerek polong dan pengisap polong. Pengendaliannya secara
preventif dilakukan penyemprotan insektisida pada satu minggu setelah berbunga, dan diulang
setiap dua minggu jika terdapat serangan, penyemprotan dihentikan dua minggu sebelum
dipanen. Insektisida yang dapat digunakan yaitu : Trebon50 EC, Tamaron 200 LC dan Lannate
dengan dosis 2 cc/liter air.

d. Pengendalian hama tikus


- Sebelum tanam kedelai, yaitu menjelang panen padi, adakan gerakan pengendalian tikus secara
intensif dengan cara gropyokan dan emposan.
Lingkungan sekitar tanaman harus bersih, untuk meng- hindari tikus bersarang.
- Adakan pengemposan dan pengumpanan tikus terus menerus selama pertanaman kedelai.
e.

Pengendalian penyakit

Untuk pengendalian penyakit karat daun dan sclerotium, dapat digunakan fungsidida, seperti
Dithane M-45 dengan dosisi 2 gram / liter air. Sedangkan penyakit-penyakit tanaman kedelai
yang disebabkan oleh bakteri dan virus masih sulit pengendaliannya, oleh sebab itu sebaiknya
dilakukan iradikasi (tanaman yang terserang dicabut dan dibakar) atau memberantas serangga
yang merupakan penularnya (vektor).

Panen danPascapanen
Ciri tanaman kedelai yang siap dipanen yaitu daun dan polong menguning. Panen dilakukan
denga cara membabad pangkal batang diatas permukaan tanah dengan sabit atau alat khusu
lainnya. Berangkasan dijemur sampai kering, setelah kering dipukul-pukul dengan alat pemukul,
sampai biji terpisah dari berangkasannya. Kemudian biji dibersihkan (ditampi), selanjutnya
dijemur sampai kering betul (kadar air mencapai sekitar 10 - 12 %). Penjemuran harus
menggunakan alas, agar kebersihan biji dapat terjamin. Pada umumnya biji (ose) kedelai untuk
konsumsi setelah kering disimpan (dikemas) dalam karung, yang terbaik adalah karung goni

Kacang hijau atau dalam bahasa latinnya adalah Vigna radiate adalah tanaman
yang termasuk polong-polongan. Kacang hijau tumbuh dan dikenal di berbagai

daerah tropis seperti di Indonesia. Dalam pemanfaatannya kacang hijau banyak


digunakan sebagai bahan pangan tambahan karena kandungan protein nabati pada
kacang hijau cukup tinggi. Budidaya kacang hijau banyak dilakukan di Indonesia
karena permintaan untuk komoditi yang satu ini cukup tinggi dan harganya juga
tidak berfluktuasi seperti kedelai.
Budidaya kacang hijau sendiri tidaklah begitu sulit, semua orang dapat
membudidayakannya asalakan memiliki referensi yang baik. Artikel tentang
budidaya kacang hijau dibawah ini mungkin dapat menjadi referensi yang baik
untuk anda yang berminat membudidayakan kacang hijau. Berikut ulasannya:

Teknik Budidaya Kacang Hijau


Persiapan Lahan Budidaya
Langkah awal dalam budidaya kacang hijau adalah mempersiapkan media
tanamnya. Kacang hijau termasuk tanaman yang budidayanya memiliki kriteria
tanah tersendiri. Jenis tanah terbaik untuk budidaya kacang hijau adalah jenis tanah
lempung berliat yang memiliki banyak kandungan unsur organik didalamnya serta
memiliki sistem drainase yang baik. Tingkat keasaman pH harus berkisar 6,5-7,0.
Budidaya kacang hijau dapat dilakukan pada bekas lahan yang ditanami padi
namun dengan persyaratan kacang hijau sudah harus ditanam setelah 5 hari
tanaman padi atau jagung dipanen. Namun untuk anda yang tidak memiliki lahan
bekas padi atau jagung, pengolahan tanah diwajibkan. Pengolahan tanah untuk
budidaya kedelai dapat dilakukukan dengan cara membajak lahan dengan cara
mencangkulnya. Berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dalam budidaya
kedelai. Biarkan lahan tanpa perlakuan apapun selama seminggu agar tanah dapat
tercampur sempurna dengan pupuk kandang.
Langkah selanjutnya adalah buatlah bedengan dengan lebar 1 m tinggi 0,5 m dan
jarak antar bedengan adalah 150cm sedangkan untuk panjan dapat menyesuaikan
luas lahan. Selanjutnya buat lubang tanam 20 x 20 cm. Kacang hijau ditanam
dengan cara tugal maka pada buatlah 3 buah lubang tanam, satu lubang untuk
benih
dan
dua
lainnya
untuk
pupuk.
Baca Juga: budidaya kedelai
Persemaian Benih
Persemaian benih kacang hijau dilakukan dengan cara membasahi benih kacang
hijau dengan air lalu dikeringkan dan didiamkan hingga paling lama satu hari
hingga benih kacang hijau timbul kecambah.

Benih yang telah berkecambah dan siap ditanam

Penanaman Bibit Kacang Hijau


Setelah benih yang disemai telah berkecambah maka langkah selanjutnya yang
harus dilakukan adalah menanam bibit tersebut pada lubang tanam. Masukkan 2-3
bibit kedalam 1 lubang tanam lalu tutup kembali bibit dengan tanah tipis.
Selanjutnya masukkan pupuk pada dua lubang lainnya dan tutup kembali dengan
tanah. Siram lubang tanam dengan air secukupnya agar tanah lembab.
Perawatan Budidaya

Ilustrasi: Pemeliharaan Tanaman


Penyiraman

Pentiraman dilakukan dengan melihat kondisi cuaca. Apabila cuaca panas ketika
musim kemarau maka kacang hijau harus disiram palin tidak 2 kali sehar pagi dan
sore. Sedangkan bila terjadi hujan penyiraman dapat melihat kondisi lahan terlebih
dahulu, apabila hujan terjadi cukup lama dan membuat tanaman basah sekali maka
penyiraman
tidak
perlu
dilakukan
pada
hari
tersebut.
Penyulaman
Penyulaman bertujuan untuk mengganti bibit yang mati atau gagal tumbuh.
Penyulaman dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 2 minggu, perhatikan
dengan jeli kondisi tanaman yang gagal tumbuh atau perkecambahannya layu.
Setelah itu cabut tanaman tersebut dan diganti dengan bibit yang baru.
Penyiangan Gulma
Penyiangan dapat dilakukan satu sampai 2 minggu sekali. Penyiangan pertama
dilakukan bersamaan dengan proses penyulaman agar lebih efektif. Jaga gulma
agar tidak tumbuh disekitar area pertanaman. Apabila gulma tumbuh secara
berlebihan maka yang akan terjadi tanaman kacang hijau tidak mendapat pasokan
unsur hara yang cukup. Maka dari itu penyiangan harus dilakukan dengan baik dan
tepat
waktu.
Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan ketika tanaman kacang hijau berumur 30 hari ketika
tanaman sudah mulai berbunga. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea 60
kg/ha, TSP 100 kg/ha dan KCL 50 kg/ha. Pemupukan sendiri dilakukan dengan
memasukkan pupuk pada lubang pupuk yang telah disiapkan ketika proses
persiapan lahan. Masukkan bibit kelubang tersebut dan tutup kebali dengan tanah.
Pemanenan Kacang Hijau
Panen kedelai dapat dilakukan ketika tanaman telah berumur 3-4 bulan. kacang
hijau yang sudah siap dipanen adalah kacang hijau yang polongnya sudah mulai
mengering dan mudah pecah. Pemanenan kacang hijau dapat dilakukan setiap hari
yaitu pada pagi hari. cara pemanenan sendiri dapat dilakukan hanya dengan
memetik
polong
kacang
hijau.
Setelah polong kacang hijau dipetik lalu dijemur selama 5-6 jam pada matahari terik
apabila polong telah benar-benar mengering lalu pukul-pukul polong dengan kayu
agar biji dapat keluar. Selanjutnya biji yang telah keluar dimasukkan kedalam
karung dan siap dipasarkan.

A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan
dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan
hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara (NASA) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi
peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (K-3), sehingga petani
dapat berkompetisi di era pasar bebas.
B. FASE PRATANAM
1. Pengolahan Lahan

Tebarkan pupuk kandang dosis 0,5 -1 ton/ 1000 m2.

Diluku kemudian digaru (biarkan + 1 minggu).

Diberi Dolomit sebanyak 0,25 ton / 1000 m2.

Dibuat bedengan lebar 100 cm dan parit selebar 80 cm.

Siramkan SUPER NASA (1 bt) / NASA(1-2 bt). Supernasa : 1 botol dilarutkan dalam 3
liter air (jadi larutan induk). Setiap 50 lt air tambahkan 200 cc larutan induk. Atau 1
gembor (+ 10 liter) diberi 1 sendok makan peres SUPER NASA dan siramkan ke
bedengan + 5-10 m.

POC NASA : 1 gembor (+ 10 liter) diberi 2-4 tutup POC NASA dan siramkan ke
bedengan sepanjang + 5 10 meter.

Campurkan GLIO 100 200 gr ( 1 2 bungkus ) dengan 50 100 kg pupuk kandang,


biarkan 1 minggu dan sebarkan ke bedengan.

Bedengan ditutup mulsa plastik dan dilubangi, jarak tanam 60 cm x 70 cm pola zig zag
( biarkan + 1 2 minggu ).

2. Benih

Kebutuhan per 1000 m2 1 1,25 sachet Natural CK -10 atau CK-11 dan Natural CS-20,
CB-30.

Biji direndam dengan POC NASA dosis 0,5 1 tutup / liter air hangat kemudian diperam
semalam.

C. FASE PERSEMAIAN ( 0-30 HARI)


1. Persiapan Persemaian

Arah persemaian menghadap ke timur dengan naungan atap plastik atau rumbia.

Media tumbuh dari campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos yang telah disaring,
perbandingan 3 : 1. Pupuk kandang sebelum dipakai dicampur dengan GLIO 100 gr
dalam 25-50 kg pupuk kandang dan didiamkan selama + 1 minggu. Media dimasukkan
polibag bibit ukuran 4 x 6 cm atau contong daun pisang.

2. Penyemaian

Biji cabai diletakkan satu per satu tiap polibag, lalu ditutup selapis tanah + pupuk
kandang matang yang telah disaring.

Semprot POC NASA dosis 1-2 ttp/tangki umur 10, 17 HSS.

Penyiraman dilakukan setiap hari pada pagi atau sore hari untuk menjaga kelembaban.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit


a. Penyakit

Rebah semai (dumping off), gejalanya tanaman terkulai karena batang busuk , disebabkan
oleh cendawan Phytium sp. & Rhizoctonia sp. Cara pengendalian: tanaman yg terserang
dibuang bersama dengan tanah, mengatur kelembaban dengan mengurangi naungan dan
penyiraman, jika serangan tinggi siram GLIO 1 sendok makan ( 10 gr) per 10 liter air.

Embun bulu, ditandai adanya bercak klorosis dengan permukaan berbulu pada daun atau
kotil yg disebabkan cendawan Peronospora parasitica. Cara mengatasi seperti penyakit
rebah semai.

Kelompok Virus, gejalanya pertumbuhan bibit terhambat dan warna daun mosaik atau
pucat. Gejala timbul lebih jelas setelah tanaman berumur lebih dari 2 minggu. Cara
mengatasi; bibit terserang dicabut dan dibakar, semprot vektor virus dengan BVR atau
PESTONA.

b. H a m a

Kutu Daun Persik (Aphid sp.), Perhatikan permukaan daun bagian bawah atau lipatan
pucuk daun, biasanya kutu daun persik bersembunyi di bawah daun. Pijit dengan jari
koloni kutu yg ditemukan, semprot dengan BVR atau PESTONA.

Hama Thrip parvispinus, gejala serangan daun berkerut dan bercak klorosis karena cairan
daun diisap, lapisan bawah daun berwarna keperak-perakan atau seperti tembaga.

Biasanya koloni berkeliaran di bawah daun. Pengamatan pada pagi atau sore hari karena
hama akan keluar pada waktu teduh. Serangan parah semprot dengan BVR atau
PESTONA untuk mengurangi penyebaran.

Hama Tungau (Polyphagotarsonemus latus). Gejala serangan daun berwarna kuning


kecoklatan menggulung terpuntir ke bagian bawah sepanjang tulang daun. Pucuk
menebal dan berguguran sehingga tinggal batang dan cabang. Perhatikan daun muda, bila
menggulung dan mengeras itu tandanya terserang tungau. Cara mengatasi seperti pada
Aphis dan Thrip

D. FASE TANAM
1. Pemilihan Bibit

Pilih bibit seragam, sehat, kuat dan tumbuh mulus.

Bibit memiliki 5-6 helai daun (umur 21 30 hari).

2. Cara Tanam

Waktu tanam pagi atau sore hari , bila panas terik ditunda.

Plastik polibag dilepas.

Setelah penanaman selesai, tanaman langsung disiram /disemprot POC NASA 3-4 tutup/
tangki.

3. Pengamatan Hama dan Penyakit

Ulat Tanah ( Agrotis ipsilon ), aktif malam hari untuk kopulasi, makan dan bertelur. Ulat
makan tanaman muda dengan jalan memotong batang atau tangkai daun. Siang hari
sembunyi dalam tanah disekitar tanaman terserang. Setiap ulat yang ditemukan
dikumpulkan lalu dibunuh, serangan berat semprot dengan PESTONA atau VIREXI.

Ulat Grayak ( Spodoptera litura dan S. exigua ), Ciri ulat yang baru menetas / masih kecil
berwarna hijau dengan bintik hitam di kedua sisi dari perut/badan ulat, terdapat bercak
segitiga pada bagian punggungnya (seperti bulan sabit). Gejala serangan, larva memakan
permukaan bawah daun dan daging buah dengan kerusakan berupa bintil-bintil atau
lubang-lubang besar. Serangan parah, daun cabai gundul sehingga tinggal rantingrantingnya saja. Telur dikumpulkan lalu dimusnahkan, menyiangi rumput di sekitar
tanaman yang digunakan untuk persembunyian. Semprot dengan VITURA, VIREXI atau
PESTONA.

Bekicot/siput. Memakan tanaman, terutama menyerang malam hari. Dicari di sekitar


pertanaman ( kadang di bawah mulsa) dan buang ke luar areal.

Kutu kutuan ( Aphis, Thrips, Tungau ), lihat fase persemaian.

Penyakit Layu, disebabkan beberapa jamur antara lain Fusarium, Phytium dan
Rhizoctonia. Gejala serangan tanaman layu secara tiba-tiba, mengering dan gugur daun.
Tanaman layu dimusnahkan dan untuk mengurangi penyebaran, sebarkan GLIO.

Penyakit Bercak Daun, Cercospora capsici. Jamur ini menyerang pada musim hujan
diawali pada daun tua bagian bawah. Gejala serangan berupa bercak dalam berbagai
ukuran dengan bagian tengah berwarna abu-abu atau putih, kadang bagian tengah ini
sobek atau berlubang. Daun menguning sebelum waktunya dan gugur, tinggal buah dan
ranting saja. Akibatnya buah menjadi rusak karena terbakar sinar matahari. Pengamatan
pada daun tua.

Lalat Buah (Dacus dorsalis), Gejala serangan buah yang telah berisi belatung akan
menjadi keropos karena isinya dimakan, buah sering gugur muda atau berubah
bentuknya. Lubang buah memungkinkan bakteri pembusuk mudah masuk sehingga buah
busuk basah. Sebagai vektor Antraknose. Pengamatan ditujukan pada buah cabai busuk,
kumpulkan dan musnahkan. Lalat buah dipantau dengan perangkap berbahan aktif Metil
Eugenol 40 buah / ha.

Penyakit Busuk Buah Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides), gejala serangan


mula-mula bercak atau totol-totol pada buah yang membusuk melebar dan berkembang
menjadi warna orange, abu-abu atau hitam. Bagian tengah bercak terlihat garis-garis
melingkar penuh titik spora berwarna hitam. Serangan berat menyebabkan seluruh bagian
buah mengering. Pengamatan dilakukan pada buah merah dan hijau tua. Buah terserang
dikumpulkan dan dimusnahkan pada waktu panen dipisahkan. Serangan berat sebari
dengan GLIO di bawah tanaman.

E. FASE PENGELOLAAN TANAMAN (7-70 HST)

Penyiraman dapat dilakukan dengan pengocoran tiap tanaman atau penggenangan (dilep)
jika dirasa kering.

Pemupukan lewat pengocoran dilakukan seminggu sekali tiap lubang. Pupuk kocoran
merupakan perbandingan campuran pupuk makro Urea : SP 36 : KCl : NASA = (250 :
250 : 250) gr dalam 50 liter ( 1 tong kecil) larutan. Diberikan umur 1 4 minggu dosis
250 cc/lubang, sedang umur 5-12 minggu dengan perbandingan pupuk makro Urea :
TSP : KCl : NASA = (500 : 250 : 250) gr dalam 50 liter air, dengan dosis 500 cc/lubang.

Kebutuhan total pupuk makro 1000 m2 :


Jenis Pupuk

1 4 minggu (kg)

5 12 minggu
(kg)

Urea

56

SP-36
KCl

7
7

28
28

Catatan :
1. Umur 1 4 mg 4 kali aplikasi ( 7 tong/ aplikasi).
2. Umur 5-12 mg 8 kali aplikasi ( 14 tong/aplikasi).

Penyemprotan POC NASA ke tanaman dengan dosis 3-5 tutup / tangki pada umur 10, 20,
kemudian pada umur 30, 40 dan 50 HST POC NASA + Hormonik dosis 1-2 tutup/tangki.

Perempelan, sisakan 2-3 cabang utama / produksi mulai umur 15 30 hr.

Pengamatan Hama dan Penyakit

F. FASE PANEN DAN PASCA PANEN


1. Pemanenan

Panen pertama sekitar umur 60-75 hari

Panen kedua dan seterusnya 2-3 hari dengan jumlah panen bisa mencapai 30-40 kali atau
lebih tergantung ketinggian tempat dan cara budidayanya

Setelah pemetikan ke-3 disemprot dengan POC NASA + Hormonik dan dipupuk dengan
perbandingan seperti diatas, dosis 500 cc/ph

2. Cara panen :

Buah dipanen tidak terlalu tua (kemasakan 80-90%)

Pemanenan yang baik pagi hari setelah embun kering

Penyortiran dilakukan sejak di lahan

Simpan ditempat yang teduh

Panduan praktis budidaya terong

Tanaman terong (Solanum melongena) merupakan jenis sayuran tahunan semusim. Selain India,
Indonesia dipercaya merupakan asal tanaman terong. Tanaman ini banyak dijumpai tumbuh liar
di hutan-hutan kita. Namun, saat ini terong ditanam meluas diberbagai belahan bumi.
Terdapat banyak ragam terong yang dibudidayakan di Indonesia, mulai dari terong lokal seperti
terong gelatik, terong kopek, terong bogor, terong medan hingga terong impor seperti terong
Jepang. Bentuk dan warna buah terong cukup beragam ada yang putih, hijau hingga ungu.
Bentuknya pun ada yang bulat, lonjong besar, hingga lonjong dengan ujung lancip.
Kondisi tanah ideal untuk budidaya terong adalah tanah lempung berpasir dengan kisaran pH
6,5-7. Terong berproduksi maksimal pada kisaran suhu 22-30oC. Tanaman
ini membutuhkan sinar matahari yang cukup, oleh karena itu cocok ditanam pada musim
kemarau.
Terong masih satu keluarga dengan cabe, tomat dan kentang. Hama dan penyakit yang biasa
menyerang tanaman-tanaman tersebut bisa juga mengganggu budidaya terong. Oleh karena itu
dalam melakukan rotasi tanaman, usahakan tidak dengan tanaman-tanaman tersebut.
Penyemaian benih terong

Benih yang baik untuk budidaya terong memilki daya tumbuh di atas 75%. Dengan benih seperti
itu, kebutuhan benih untuk satu hektar mencapai 300-500 gram. Sebelum ditanam di lahan
terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.
Langkah pertama siapkan dulu tempat penyemaian benih. Buat bedengan dengan lebar satu
meter dan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran tanah, arang sekam dan kompos dengan
perbandingan 1:1:1. Atau, silahkan baca cara membuat media persemaian. Kemudian berikan
naungan terhadap bedengan tersebut.
Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih dengan
kain basah dan diamkan selama 24 jam. Buat alur berjarak 5-10 cm diatas bedengan untuk
menebarkan benih. Kemudian tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu,
tutup bedengan dengan daun pisang atau karung goni basah. Siram dengan air untuk menjaga
kelembaban persemaian.
Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang atau karung goni
tersebut. Kemudian siram setiap hari tanaman tersebut. Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit
tanaman kedalam bumbunan daun pisang atau polybag kecil (9X10 cm), satu polybag satu
tanaman. Isi polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, perbandingan 1:1.
Silahkan baca cara membuat media tanam polybag.
Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1-1,5
bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan
terbuka.
Pengolahan tanah dan penanaman

Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak dengan kedalaman 30 cm. Bersihkan tanah
dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang
disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar bedengan 40 cm.
Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau pupuk kandang sebanyak
15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk hingga merata. Budidaya terong
menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH kurang dari 5 tambahkan kapur
pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu minggu sebelum tanam.
Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua baris. Jarak tanam antar lubang
tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan kedalaman disesuaikan dengan
ukuran polybag bibit.

Sebelum bibit dipindahkan, siram bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak tahan
dengan kekeringan. Pindahkan bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati
dalam memindahkan tanaman, jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak.
Perawatan budidaya terong

Lakukan penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tidak
sehat dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti
dengan bibit baru.
Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit ditanam. Untuk budidaya
terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan KCl 45 Kg/ha. Sedangkan
untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk kandang, masing-masing satu
kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman.
Ulangi pemberian pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil
memberikan pupuk susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan
juga semak belukar yang terdapat disekitar area tanaman.
Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur
3 minggu. Penancapan ajir hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai
penancapan ajir melukai akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia.
Apabila tidak turun hujan penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman
berbunga. Setelah tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali.
Panen budidaya terong

Panen pertama usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam.
Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam, bia mencapai
13-15 kali panen, bahkan bisa lebih.
Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah
terung tidak tahan lama. Oleh karena itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi
untuk budidaya terong dilakukan berdasarkan ukuran dan warna buah.

Cara menanam tomat - Tomat merupakan salah satu jenis sayuran yang sering kita jumpai baik
pada jenis masakan modern maupun pada masakan tradisional. Tomat sendiri memiliki banyak
jenis diantaranya: Globe tomato, beef tomato, plum tomato, pear tomato, cherry tomato, grape
tomato, campari tomato. Untuk budidayanya tanaman tomat cukup mudah, ini dikarenakan
tanaman tomat sangat mudah tumbuh pada area yang memiliki pH netral (6-7). Namun yang

perlu diperhatikan bahwa tanaman ini memili batang yang cukup lentur, sehingga perlu ditopang
dengan memberikan anjir (patok) atau tali yang dibentangkan.
Untuk melakukan budidaya tanaman tomat dapat dilakukan dengan beberpa cara berikut:

Pemilihan benih
Dalam memilih benih yang harus dilakukan adalah menentukan jenis tomat apa yang akan
ditanam terlebih dahulu, setelah menentukan jenis tomatnya maka kita dapat mencari benih
dengan cara membeli di toko pertanian. Jika masih bingung memilih jenis tomat, langsung saja
mencari tahu jenis yang baik di toko pertanian dan bertanyalah kepada penjaga tokonya.
Pemilihan benih sebaiknya disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim yang ada di wilayah kita.

Penyemaian benih
Setelah benih sudah didapat, maka benih sebaiknya disemai terlebih dahulu untuk
memndapatkan bibit yang memiliki kualitas tumbuh bagus. Lakukan penyemaian pada lahan
semai yang disiapkan dengan membuat gundukan (tegalan) dengan menggemburkan tanah. Luas
lahan semaian disesuaikan dengan banyaknya benih yang akan disemai dan luasnya lahan tanam
yang akan ditanami.
Beri pembatas dengan menggunakan papan pada semua sisi untuk menjaga agar lahan semaian
tidak larut karena air hujan, dan berilah penutup pada bagian atasnya dengan menggunakan
jaring pertanian atau menggunakan dedaunan. Hal ini bertujuan untuk menjaga area semaian
agar tetap lembab.
Taburkan benih secara merata ke lahan semai, dan tutup dengan menggunakan tanah secara
merata dan dengan lapisan yang tipis. Setelah selesai maka lakukanlah penyiraman pada pagi dan
sore hari secara teratur sampai benih menjadi bibit yang siap tanam.

Penyiapan lahan tanam


Sembari menunggu benih tumbuh, kita dapat menyiapkan lahan tanam. jika tomat akan ditanam
dilahan kebun, maka perlakuan lahan tanam juga hampir sama dengan lahan semai. Tanah harus
digemburkan dengan menggunakan cangkul dan dibentuk galengan (bentuk seperti tanggul kecil)
secara memanjang dan berjajar dengan jumlah dan panjang disesuaikan dengan kapasitas lahan
dan jumlah benih yang akan ditanam. Berilah plastik mulsa dengan dilubangi sesuaid engan jarak
tanam (50 cm x 60 cm) untuk mengurangi tumbuhnya tumbuhan pengganggu (gulma).
Namun jika tomat ingin ditanam di pot atau polybag, maka kita harus mengisi polybag atau pot
dengan tanah pucuk (humus) dengan dicampuri dengan pupuk kandang atau kompos.

Pemindahan bibit ke area penanaman


Seperti halnya tanaman cabe, bibit tomat bisa dipindahkan dari lahan semai ke lahan tanam jika
sudah memiliki daun sekitar 4-5 helai. Sebelum memindahkan bibit dari lahan semai, lakukan
penyiraman terlebih dahulu pada lahan semai agar bibit mudah untuk dicabut dan tidak merusak
akar tanaman tomat.
Pindahkan pada lahan tanam yang sudah disiapkan pada langkah di atas, tanam dengan membuat
lubang dengan menggunakan sekop atau tangan. Hal ini juga sama jika di tanam di pot atau
polybag.

Perawatan tanaman tomat


Perawatan sangat diperlukan untuk mendapatkan tanaman tomat yang subur agar membuahkan
hasil yang banyak. Cara melakukan perawatan hampir sama dengan melakukan perawat pada
cabe yaitu dengan membersihkan tanaman tomat dari rumput pengganggu, pemberian anjir atau
tali (penopang), pemberian pupuk organik, dan penyiraman secara rutin pada pagi dan siang hari.
Jika tanaman terserang hama, maka cabutlah tanaman yang telah terserang dan buang jauh dari
tanaman tomat yang lain. Pemberian pertisida bisa dilakukan jika serangan hama sudah parah
dan pilihlah pestisida yang organik.

*Kacang Panjang

A. SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat
Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum
kurang dari 800 m dpl.
B. PEMBIBITAN

Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan
bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung
wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.

Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang
tanam yang sudah disiapkan.

C. PENGOLAHAN MEDIA TANAM


1. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi
gembur.
2. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30
cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas
30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
3. Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2
ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
4. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan
dengan dosis 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk
setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA,
cara penggunaannya sebagai berikut:

alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk.
Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.

alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk
menyiram 10 meter bedengan.

D. TEKNIK PENANAMAN

Jarak lubang tanam untuk tipe merambat adalah 20 x 50 cm, 40 x 60 cm, 30 x 40 cm. Dan
jarak tanam tipe tegak adalah 20 x 40 cm dan 30 x 60 cm.

Waktu tanam yang baik adalah awal musim kemarau/awal musim penghujan, tetapi dapat
saja sepanjang musim asal air tanahnya memadai

Benih direndam POC NASA dosis 2 tutup/liter selama 0,5 jam lalu tiriskan

Benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 2 biji, tutup dengan tanah
tipis/dengan abu dapur.

E. PENYULAMAN
Benih kacang panjang akan tumbuh 3-5 hari setelah tanam. Benih yang tidak tumbuh segera
disulam.
F. PENYIANGAN
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu setelah tanam, tergantung
pertumbuhan rumput di kebun. Penyiangan dengan cara mencabut rumput liar/membersihkan
dengan alat kored.
G. PEMANGKASAN / PEREMPELAN
Kacang panjang yang terlalu rimbun perlu diadakan pemangkasan daun maupun ujung batang.
Tanaman yang terlalu rimbun dapat menghambat pertumbuhan bunga.
H. PEMUPUKAN
Dosis pupuk makro sebagai berikut:
Waktu
Dasar
Umur 45 hari
TOTAL

Urea (kg)
50
50
100

Dosis Pupuk Makro (per ha)


SP-36 (kg)
KCl (kg)
75
25
25
75
100
100

Catatan : Atau sesuai rekomendasi setempat. Pupuk diberikan di dalam lubang pupuk yang
terletak di kiri-kanan lubang tanam. Jumlah pupuk yang diberikan untuk satu tanaman tergantung
dari jarak tanam
POC NASA diberikan 1-2 minggu sekali semenjak tanaman berumur 2 minggu, dengan cara
disemprotkan (4-8 tutup POC NASA/tangki). Kebutuhan total POC NASA untuk pemeliharaan
1-2 botol per 1000 M2 (10-20 botol/ha). Akan lebih bagus jika penggunaan POC NASA
ditambahkan HORMONIK (3-4 tutup POC NASA + 1 tutup Hormonik/tangki). Pada saat
tanaman berbunga tidak dilakukan penyemprotan, karena dapat mengganggu penyerbukan (dapat
disiramkan dengan dosis + 2 tutup/10 liter air ).
I. PENGAIRAN
Pada fase awal pertumbuhan benih hingga tanaman muda, penyiraman dilakukan rutin tiap hari.
Pengairan berikutnya tergantung musim.
J. PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT
a. Lalat kacang (Ophiomya phaseoli Tryon)
Gejala: terdapat bintik-bintik putih sekitar tulang daun, pertumbuhan tanaman yang terserang
terhambat dan daun berwarna kekuningan, pangkal batang terjadi perakaran sekunder dan
membengkak. Pengendalian: dengan cara pergiliran tanaman yang bukan dari famili kacangkacangan dan penyemprotan dengan PESTONA.

b. Kutu daun (Aphis cracivora Koch)


Gejala: pertumbuhan terlambat karena hama mengisap cairan sel tanaman dan penurunan hasil
panen. Kutu bergerombol di pucuk tanaman dan berperan sebagai vektor virus. Pengendalian:
dengan rotasi tanaman dengan tanaman bukan famili kacang-kacangan dan penyemprotan
Natural BVR
c. Ulat grayak (Spodoptera litura F.)
Gejala: daun berlubang dengan ukuran tidak pasti, serangan berat di musim kemarau, juga
menyerang polong. Pengendalian: dengan kultur teknis, rotasi tanaman, penanaman serempak,
Semprot Natural VITURA.
d. Penggerek biji (Callosobruchus maculatus L)
Gejala: biji dirusak berlubang-lubang, hancur sampai 90%. Pengendalian: dengan membersihkan
dan memusnahkan sisa-sisa tanaman tempat persembunyian hama. Benih kacang panjang diberi
perlakuan minyak jagung 10 cc/kg biji.
e. Ulat bunga ( Maruca testualis)
Gejala: larva menyerang bunga yang sedang membuka, kemudian memakan polong.
Pengendalian: dengan rotasi tanaman dan menjaga kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman.
Disemprot dengan PESTONA.
f. Penyakit Antraknose ( jamur Colletotricum lindemuthianum )
Gejala serangan dapat diamati pada bibit yang baru berkecamabah, semacam kanker berwarna
coklat pada bagian batang dan keping biji. Pengendalian: dengan rotasi tanaman, perlakuan benih
sebelum ditanam dengan Natural GLIO dan POC NASA dan membuang rumput-rumput dari
sekitar tanaman.
g. Penyakit mozaik ( virus Cowpea Aphid Borne Virus/CAMV).
Gejala: pada daun-daun muda terdapat gambaran mosaik yang warnanya tidak beraturan.
Penyakit ditularkan oleh vektor kutu daun. Pengendalian: gunakan benih sehat dan bebas virus,
semprot vector kutu daun dan tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
h. Penyakit sapu ( virus Cowpea Witches-broom Virus/Cowpea Stunt Virus.)
Gejala: pertumbuhan tanaman terhambat, ruas-ruas (buku-buku) batang sangat pendek, tunas
ketiak memendek dan membentuk sapu. Penyakit ditularkan kutu daun. Pengendalian: sama
dengan pengendalian penyakit mosaik.
i. Layu bakteri ( Pseudomonas solanacearum )
Gejala: tanaman mendadak layu dan serangan berat menyeabkan tanaman mati. Pengendalian:
dengan rotasi tanaman, perbaikan drainase dan mencabut tanaman yang mati dan gunakan
Natural GLIO pada awal tanam.

*MENTIMUN
Mentimun, ketimun atau Cucumis sativus adalah sebuah tanaman yang masih
termasuk ke dalam keluarga Cucurbitaceae atau labu-labuan seperti halnya

semangka dan melon. Tanaman ini tumbuh dengan merambat dan memiliki buah
yang memiliki kandungan air yang banyak, namun berbeda halnya dengan keluarga
labu-labuan lainnya seperti halnya semangka dan melon yang manis, mentimun
cenderung memiliki rasa yang netral atau tawar.
Rasa yang netral inilah yang membuat mentimun bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan baik makanan kecil, bahan untuk rujak, bahan untuk berbagai masakan
lezat. Selain digunakan untuk makanan, mentimun juga memiliki berbagai manfaat
seperti ;
- Pemasok cairan untuk tubuh
- Pelengkap vitamin yang dibutuhkan
- Sebagai mineral yang baik
- Mengurangi racun dalam tubuh
- Menyehatkan pencernaan
- Penghilang bau mulu
- Mempercantik tampilan mata

Melihat banyaknya manfaat dari mentimun wajar jika akhirnya permintaan untuk
buah/sayuran ini selalu tinggi. Jika Anda tertarik untuk membudidayakan mentimun,
berikut kami tampilkan ulasan mengenai cara menanam mentimun yang baik
dan benar:
1. Syarat tanam
Mentimun umumnya bisa tumbuh diberbagai daerah dengan berbagai ketinggian
dan suhu, namun ketinggian antara 1000 sampai dengan 1200 mdpl dengan suhu
antara 21-27oC adalah tanah yang ideal. Media lahan haruslah tersinari matahari
dengan baik, karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman yang rentan
sehingga perlu memiliki perawatan yang baik. Tingkat keasaman tanah yang
disarankan adalah 6 sampai dengan 7 pH.
2. Persiapan lahan
Lahan yang baik untuk penanaman mentimun adalah tanah yang memiliki unsur
hara yang masih baik, tanah harus digemburkan dahulu dengan cara di cangkul
atau dibajak sedalam kurang lebih 20-30 cm untuk membalikan posisi tanah dari
bawah ke atas. Setelah tanah siap kemudian dibuat bedengan dengan spesifikasi
sebagai berikut ;
- Buat ukuran bedengan dengan ukuran lebar 1 meter serta tinggi sekitar 20-30 cm

- Panjang bedengan sesuai dengan panjang lahan


- Jarak antara bedengan adalah sekitar 20 cm
- Buat parit diantara bedeng dengan rapi untuk drainase
- Setelah tanah bedengan siap kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik
pada waktu siang hari atau saat cuaca panas agar panjang dan ketahanan mulsa
berada pada kondisi maksimal.
- Lubangi bedengan yang telah ditutupi mulsa dengan diameter 10 cm
- Jarak antara lubang bedengan satu baris mendatar adalah 40 cm
- Sementara jarak antar lubang bedengan satu baris ke bawah aadalah 50-60cm
Setelah bedengan siap langkah selanjutnya adalah dengan memberikan pupuk
alami yang berasal dari kotoran hewan, pada setiap lubang bedeng.

3. Penanaman
Momen yang paling baik untuk menanam mentimun adalah saat akhir musim hujan,
karena musim kering adalah waktu yang paling cocok untuk menanam mentimun.
Gunakanlah bibit mentimun yang bagus, agar hasil tanaman juga bagus.
Penanaman bibit dengan cara ditugal bisa dengan menggunakan tugal manual
maupun otomatis, ke dalam tugal adalah 5 sampai dengan 7 cm. Dalam satu lubang
tugal idealnya diisi dengan 2 sampai dengan 3 buah bibit mentimun. Kemudian
tutup lubang dengan rapi, namun jangan terlalu dipadatkan karena akan menekan
bibit.
4. Perawatan
Setelah bibit mentimun ditanam maka tahap selanjutnya adalah merawat atau
memelihara mentimun agar tumbuh dengan baik. Terdapat beberapa bagian dalam
perawatan mentimun seperti ;
- Pengairan
Pengairan bisa dilakukan setelah tanaman berkecambah diumur 1-4 hari, lalu saat
tanaman memiliki batang atau daun pada umur 15 sampai dengan 20 hari. Tanah
jangan sampai terlihat lembab, karena akan tidak baik untuk pertumbuhan tanaman
mentimun, pengairan sampai tanah terlihat basah.
- Pemupukan

Pupuk yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman mentimun adalah pupuk


organik, UREA, TSP serta KCL.
a. Pupuk organik diberikan saat tahap pengolahan tanah
b. Pupuk Urea yang digunakan sekitar 75 Kg/ha, dengan pembagian sekitar 25 - 35
Kg diberikan pada waktu tanam mentimun sementara yang lainnya diberikan
setelah penyiangan pertama atau saat waktu tanam berada di 15-20 hari.
c. Pupuk TSP dan KCL diberikan saat waktu tanam dengan disebar secara merata,
komposisinya 40 Kg/ha TSP dan 20 kg/ha KCL.
- Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang mentimun biasanya adalah Gulma, hama,
kepik hijau dan karat daun.
- Untuk Gulma pengendaliannya dengan pestisida Roundup yang diberikan saat
tanam maupun saat tanaman mulai berbunga.
- Kepik
Kepik pengendaliannya bisa dengan pemusnahan telur secara manual atau
menggunakan insektisida seperti Surecida 20 EC, Dursban 20 EC, 35 EC, atau
Azodrin 15 WCS di berikan saat tanaman berumur 20 hari.

- Hama
Untuk hama pengendaliannya bisa dengan insektisida yang dilakukan pada saat
tanaman mentimun berumur 7-8 hari.
- Karat Daun
Pengendaliannya dengan Fungisida Dithane M-45 yang diberikan pada saat
tanaman berumur 20 hari. Selain itu bisa juga dengan pembasmian manual dengan
mencabut secara rapi kemudian dibakar.
5. Waktu panen
Mentimun sudah memasuki masa siap panen saat berumur 75 hari dari waktu
tanam. Panen bisa dilakukan setiap hari secara bertahap dengan mengambil
terlebih dahulu buah yang sudah siap panen. Setelah panen buah mentimun harus
dikemas dalam kemasan yang baik untuk menghindari kerusakan, karena buah ini
memiliki kulit yang rentan dan gampang rusak.
Selain itu setelah dipanen, mentimun juga harus diletakan dalam suhu yang sejuk

karena buah ini rentan sekali kehilangan cairan jika ditempatkan dalam cuaca yang
panas, sehingga agar buah tetap terjaga kesegarannya harus ditempatkan dalam
cuaca yang baik.
Mentimun, ketimun atau Cucumis sativus adalah sebuah tanaman yang masih
termasuk ke dalam keluarga Cucurbitaceae atau labu-labuan seperti halnya
semangka dan melon. Tanaman ini tumbuh dengan merambat dan memiliki buah
yang memiliki kandungan air yang banyak, namun berbeda halnya dengan keluarga
labu-labuan lainnya seperti halnya semangka dan melon yang manis, mentimun
cenderung memiliki rasa yang netral atau tawar.
Rasa yang netral inilah yang membuat mentimun bisa dimanfaatkan untuk berbagai
kebutuhan baik makanan kecil, bahan untuk rujak, bahan untuk berbagai masakan
lezat. Selain digunakan untuk makanan, mentimun juga memiliki berbagai manfaat
seperti ;
- Pemasok cairan untuk tubuh
- Pelengkap vitamin yang dibutuhkan
- Sebagai mineral yang baik
- Mengurangi racun dalam tubuh
- Menyehatkan pencernaan
- Penghilang bau mulu
- Mempercantik tampilan mata

Melihat banyaknya manfaat dari mentimun wajar jika akhirnya permintaan untuk
buah/sayuran ini selalu tinggi. Jika Anda tertarik untuk membudidayakan mentimun,
berikut kami tampilkan ulasan mengenai cara menanam mentimun yang baik
dan benar:
1. Syarat tanam
Mentimun umumnya bisa tumbuh diberbagai daerah dengan berbagai ketinggian
dan suhu, namun ketinggian antara 1000 sampai dengan 1200 mdpl dengan suhu
antara 21-27oC adalah tanah yang ideal. Media lahan haruslah tersinari matahari
dengan baik, karena tanaman ini termasuk ke dalam tanaman yang rentan
sehingga perlu memiliki perawatan yang baik. Tingkat keasaman tanah yang
disarankan adalah 6 sampai dengan 7 pH.
2. Persiapan lahan
Lahan yang baik untuk penanaman mentimun adalah tanah yang memiliki unsur
hara yang masih baik, tanah harus digemburkan dahulu dengan cara di cangkul

atau dibajak sedalam kurang lebih 20-30 cm untuk membalikan posisi tanah dari
bawah ke atas. Setelah tanah siap kemudian dibuat bedengan dengan spesifikasi
sebagai berikut ;
- Buat ukuran bedengan dengan ukuran lebar 1 meter serta tinggi sekitar 20-30 cm
- Panjang bedengan sesuai dengan panjang lahan
- Jarak antara bedengan adalah sekitar 20 cm
- Buat parit diantara bedeng dengan rapi untuk drainase
- Setelah tanah bedengan siap kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik
pada waktu siang hari atau saat cuaca panas agar panjang dan ketahanan mulsa
berada pada kondisi maksimal.
- Lubangi bedengan yang telah ditutupi mulsa dengan diameter 10 cm
- Jarak antara lubang bedengan satu baris mendatar adalah 40 cm
- Sementara jarak antar lubang bedengan satu baris ke bawah aadalah 50-60cm
Setelah bedengan siap langkah selanjutnya adalah dengan memberikan pupuk
alami yang berasal dari kotoran hewan, pada setiap lubang bedeng.

3. Penanaman
Momen yang paling baik untuk menanam mentimun adalah saat akhir musim hujan,
karena musim kering adalah waktu yang paling cocok untuk menanam mentimun.
Gunakanlah bibit mentimun yang bagus, agar hasil tanaman juga bagus.
Penanaman bibit dengan cara ditugal bisa dengan menggunakan tugal manual
maupun otomatis, ke dalam tugal adalah 5 sampai dengan 7 cm. Dalam satu lubang
tugal idealnya diisi dengan 2 sampai dengan 3 buah bibit mentimun. Kemudian
tutup lubang dengan rapi, namun jangan terlalu dipadatkan karena akan menekan
bibit.
4. Perawatan
Setelah bibit mentimun ditanam maka tahap selanjutnya adalah merawat atau
memelihara mentimun agar tumbuh dengan baik. Terdapat beberapa bagian dalam
perawatan mentimun seperti ;
- Pengairan

Pengairan bisa dilakukan setelah tanaman berkecambah diumur 1-4 hari, lalu saat
tanaman memiliki batang atau daun pada umur 15 sampai dengan 20 hari. Tanah
jangan sampai terlihat lembab, karena akan tidak baik untuk pertumbuhan tanaman
mentimun, pengairan sampai tanah terlihat basah.
- Pemupukan
Pupuk yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman mentimun adalah pupuk
organik, UREA, TSP serta KCL.
a. Pupuk organik diberikan saat tahap pengolahan tanah
b. Pupuk Urea yang digunakan sekitar 75 Kg/ha, dengan pembagian sekitar 25 - 35
Kg diberikan pada waktu tanam mentimun sementara yang lainnya diberikan
setelah penyiangan pertama atau saat waktu tanam berada di 15-20 hari.
c. Pupuk TSP dan KCL diberikan saat waktu tanam dengan disebar secara merata,
komposisinya 40 Kg/ha TSP dan 20 kg/ha KCL.
- Pengendalian hama dan penyakit
Hama dan penyakit yang menyerang mentimun biasanya adalah Gulma, hama,
kepik hijau dan karat daun.
- Untuk Gulma pengendaliannya dengan pestisida Roundup yang diberikan saat
tanam maupun saat tanaman mulai berbunga.
- Kepik
Kepik pengendaliannya bisa dengan pemusnahan telur secara manual atau
menggunakan insektisida seperti Surecida 20 EC, Dursban 20 EC, 35 EC, atau
Azodrin 15 WCS di berikan saat tanaman berumur 20 hari.

- Hama
Untuk hama pengendaliannya bisa dengan insektisida yang dilakukan pada saat
tanaman mentimun berumur 7-8 hari.
- Karat Daun
Pengendaliannya dengan Fungisida Dithane M-45 yang diberikan pada saat
tanaman berumur 20 hari. Selain itu bisa juga dengan pembasmian manual dengan
mencabut secara rapi kemudian dibakar.
5. Waktu panen
Mentimun sudah memasuki masa siap panen saat berumur 75 hari dari waktu

tanam. Panen bisa dilakukan setiap hari secara bertahap dengan mengambil
terlebih dahulu buah yang sudah siap panen. Setelah panen buah mentimun harus
dikemas dalam kemasan yang baik untuk menghindari kerusakan, karena buah ini
memiliki kulit yang rentan dan gampang rusak.
Selain itu setelah dipanen, mentimun juga harus diletakan dalam suhu yang sejuk
karena buah ini rentan sekali kehilangan cairan jika ditempatkan dalam cuaca yang
panas, sehingga agar buah tetap terjaga kesegarannya harus ditempatkan dalam
cuaca yang baik.

Anda mungkin juga menyukai