Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,
melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang
mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Kenyataan ini sudah
lebih dari cukup untuk mendorong pakar dan praktisi pendidikan melakukan
kajian sistematik untuk membenahi atau memperbaiki sistem pendidikan nasional.
Agar lulusan sekolah mampu beradaptasi secara dinamis dengan perubahan dan
tantangan itu, pemerintah melontarkan berbagai kebijakan tentang pendidikan
yang memberikan ruang yang luas bagi sekolah dan masyarakatnya untuk
menentukan program dan rencana pengembangan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi masing-masing.
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena
sasarannya adalah peningkatan kualitas SDM.Oleh karena itu, pendidikan juga
merupakan alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan.Makalah
ini akan membahas mengenai keterkaitan secara fungsional antara visi/misi
pembangunan nasional, tujuan pendidikan nasional dan misi-misi lembaga
sebagai penyelenggaraan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Jelaskan visi dan misi pembangunan nasional?
2. Jelaskan tujuan pendidikan nasional?
3. Jelaskan visi dan misi lembaga pendidikan?
4. Bagaimana keterkaitan secara fungsional antara visi/misi pembangunan
nasional dengan tujuan pendidikan nasional dan lembaga penyelenggara
pendidikan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui visi dan misi pembangunan nasional.
2. Mengetahui tujuan pendidikan nasional.

3. Mengetahui visi dan misi lembaga pendidikan.


4. Mengetahui keterkaitan secara fungsional antara visi/misi pembangunan
nasional dengan tujuan pendidikan nasional dan lembaga penyelenggara
pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Visi dan Misi Pembangunan Nasional


Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses
pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan
Tujuan Nasional. Dalam pengertian lain, pembangunan nasional dapat diartikan
merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan dan meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas
mewujudkan Tujuan Nasional.
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan,
berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah negeri Republik Indonesia yang
didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, madiri, beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai
ilmu pengeatahuan dan teknologi memuliki etos kerja yang tinggi dan disiplin.
Misi
Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan, misi yang
diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Pengamalan Pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa,dan bernegara.
2. Penegakan

kedaulatan

rakyat

dalam

segala

aspek

kehidupan

bermasyarakat berbangsa, dan bernegara.


3. Peningkatan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk
mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam kehidupan persaudaraan umat beragama yang berakhlak
mulia, toleran, rukun, dan damai.
4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman masyarakat.
5. Perwujudan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya sepremasi
hukum dan hak asasi manusia berlandaskan keadilan dan kebenaran.
6. Perwujudan kehidupan sosial-budaya yang berkepribadian, dinamis,
kreatif,dan berbaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.
7. Perbedayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama
pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, dengan mengembangkan sistem

ekonomi kerakyatan yang betumpu pada mekanisme pasar yang


berkeadilan, bersumber daya alam, dan sumber daya manusia yang
produktif, mandiri maju, berdaya saing, dan berwawasan lingkungan.
8. Perwujudan otonomi daerah dalam rangka pengembangan daerah dan
pemerataan pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
9. Perwujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya
kualitas pehidupan yang layak dan bermartabat serta perhatian utama pada
tercukupnya kebutuhan dasar, yaitu pangan, sandang, papan, kesehatan,
pendidikan, dan lapangan kerja.
10. Perwujudan apatur negara yang berfungsi melayani masyarakat, profesi
berdaya guna, produkstif, transparan, yang bebas dari korupsi, kolusi,
nepotisme.
11. Perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional demokrasi dan bermutu
guna

memperteguh

kebangsaan,

akhlak

cerdas,

mulia,

sehat,

kreasi,

berdisiplin,

inovatif,

berwawasan

bertanggung

jawab,

berketrampilan,serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam


rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, bebas, dan
proaktif bagi kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan
global.
Visi dan misi tersebut merupakan dasar dan rambu-rambu untuk mencapai
tujuan bangsa dan cita-cita nasional. Berdasarkan visi dan misi itu, disusunlah
suatu kebijakan pembangunan nasional.

2.2 Tujuan Pendidikan Nasional


Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk
berlomba-lomba dan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek
kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan
pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
pendidikan di tingkat Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini
pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya
UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses
pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)
1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
2. Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan
dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang


bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

2.3 Visi dan Misi Lembaga Pendidikan


Makna dan arti pendidikan telah diketahui, sekarang sedikit lebih spesifik
dapat kami tuliskan beberapa hal terkait dengan arti penting visi dan misi bagi
suatu lembaga pendidikan.
Setiap lembaga atau organisasi pada hakikatnya harus mempunyai visi, hal
ini dikarenakan karena visi merupakan:sebuah gambaran tentang masa depan
dimana sebuah organisasi akan berada. Visi akan menjelaskan yang akan terjadi
atau dicapai oleh organisasi (baca: lembaga pendidikan) pada masa depan dan
harus menjelaskan mengapa akan menjadi seperti itu. Sangat wajar jika dalam
implementasinya, visi menghadapi beberapa hambatan, hambatan tersebut antara
lain:
1. Past syndrom, sindrom masa lalu, tepatnya gambaran tentang suatu
keadaan dimasa lalu yang begitu dramatis sehingga membentuk memori
kuat yang akan mempengaruhi tindakan sekarang,
2. Position, suatu anggapan bahwa visi hanya dimiliki oleh orang
(organisasi) yang memiliki kemapanan dan kehebatan tertentu,
3. Pressure, tekanan-tekanan yang muncul juga akan menjadi sebuah
hambatan dalam mewujudkan visi yang ditetapkan, pernyataan yang
berbentuk tekanan seperti: untuk apa kita punya visi?, yang pentiing
realistis jangan terlalu idealis
4. Problem, masalah yang dihadapi bisa jadi menimbulkan kekhawatiran
membuat sebuah visi. (Reza M. Syarief, 2005)

Adapun misi dijelaskan sebagai: hal yang menjabarkan esensi dari niat
organisasi dan menjelaskan kapan, di mana dan bagaimana merealisaikan visi
tersebut. Misi berfungsi sebagai panduan dalam menyusun rencana kerja jangka
panjang dan pendek.
Pendek kata, visi dan misi bisa menjadi sarana penyatuan persepsi dan
cita-cita sebuah sekolah, karena sebuah visi dan misi setidaknya memenuhi dua
persyaratan :
Sejalan dengan kebutuhan harapan masyarakat (stakeholder) dan mampu
mengakomodasi perubahan dan perkembangan di masyarakat
2.4 Keterkaitan Secara Fungsional Antara Visi/Misi Pembangunan Nasional
dengan Tujuan Pendidikan Nasional dan Lembaga Penyelenggara
Pendidikan
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional
adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusianya, yaitu
dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk
individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan demikian dapat
meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari sifat hakikat manusia, berorientasi kepada
pemenuhan hajat hidup manusia sesuai dengan kodratinya sebagai manusia maka
dalam ruang gerak pembangunan, manusia dapat dipandang sebagai objek dan
sekaligus juga sebagai subjek pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang
dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtisar ke dalam diri manusia,
berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi
kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya,
tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja. Manusia sebagai sasaran
pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang masih bersifat potensial ke
keadaan

aktual.

Potensi-potensi

kebaikan

yang

perlu

dikembangkan

aktualisasinya seperti kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima

kenyataan, berpendrian, rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran, toleransi,


rendah hati, tenggang rasa, kemampuan bekerjasama, menerima, melaksanakan
kewajiban sebagai keniscayaan, menghormati hak orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang sebagai subjek pembangunan karena ia dengan
segenap kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif,
baik terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan status pendidikan dan pembangunan
masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya, dimana :
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan
merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya

tenaga

yang

menunjang

pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan


(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
Pendidikan mempunyai peranan dalam meningkatkan kualitas manusia
sebagai sumberdaya pembangunan dan menjadi titik sentral pembangunan.
Manusia yang berkualitas memiliki keseimbangan antara tiga aspek yang ada
padanya, yaitu aspek pribadi sebagai individu, aspek sosial dan aspek kebangsaan.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki potensi fisik dan nirfisik; dengan
potensi potensi tersebut manusia mampu berkarya dan berbudi pekerti luhur.
Manusia sebagai makhluk soslaJ mempunyai kesetiakawanan sosial, tanggung
jawab sosial dan disiplin sosial. Manusia yang memiliki aspek kebangsaan
mernpunyai rasa cinta tanah air, jiwa patriotik dan berwawasan masa depan.
Berorientasi pada peningkatan kualitas manusia Indonesia tersebut, maka
peranan pendidikan dalam pembangunan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dalam meningkatkan manusia sebagai makhluk individu yang berpotensi
fisik dan nirfisik, dilaksanakan dengan pemberian pengetahuan, keterampilan,
nilai dan sikap. Pembentukan nilai adalah nilai-nilai budaya bangsa dan juga nilainilai

keagamaan

sesuai

dengan

agama

masing-masing

dalam

rangka

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Proses
transformasi tersebut berlangsung dalam jalur pendidikan sekolah dan jalur
pendidikan luar sekolah. John Vaizei dalam bukunya Education in the Modern

World (1965) mengemukakan peranan pendidikan sebagai berikut : (1) melalui


lembaga mengemukakan peranan pendidikan tinggi dan lembaga riset
memberikan gagasan-gagasan dan teknik baru, (2) melalui sekolah dan latihanlatihan mempersiapkan tenaga kerja terampil berpengetahuan, dan (3) penanaman
sikap.
Dalam menghadapi perubahan masyarakat yang terus menerus dan
berjalan secara cepat manusia dituntut untuk selalu belajar dan adaptasi dengan
perkembangan masyarakat sesuai dengan zamannya. Dengan perkataan lain
manusia akan menjadi pelajar seumur hidup. Untuk itu sekolah berperan untuk
mepersiapkan peserta didiknya menjadi pelajar seumur hidup yang mampu belajar
secara mandiri dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang ada di
sekolah maupun di luar sekolah. Menurut Moedjiono dalam buku dasar-dasar
Kependidikan (1986), mengemukakan bahwa aktivitas belajar dalam rangka
menghadapi perubahan-perubahan yang cepat di dalam masyarakat menghendaki
(1) kemampuan untuk mendapatkan informasi, (2) keterampilan kognitif yang
tinggi, (3) kemampuan menggunakan strategi dalam memecahkan masalah, (4)
kemampuan menentukan tujuan yang ingin dicapai, (5) mengevaluasi hasil belajar
sendiri, (6) adanya motivasi untuk belajar, dan (7) adanya pemahaman diri sendiri.
Eksistensi kebangsaan nasional perlu dipertahankan dengan berbagai cara
antara lain memupuk identitas nasional pada generasi muda, penanaman
kesadaran nasional. Kesadaran nasional perlu dibangkitkan melalui kesadaran
sejarah. Kesadaran ini mencakup pengalaman kolektif di masa lampau atau nasib
bersama di masa lampau yang menggembleng nation. Tanpa kesadaran sejarah tak
ada identitas dan tanpa orang tak kepribadian atau kepribadian nasional.
Kesadarari nasional, menciptakan inspirasi dan aspirasi nasional, keduanya
penting untuk membangkitkan semangat nasional. Nasionalisme sebagai ideologi
perlu menjiwai setiap warga negara yang wajib secara moral (moral commitment) dengan loyalitas penuh pengabdian diri kepada kepentingan negara.
Lembaga pendidikan yang diselengarakan oleh masyarakat adalah salah
satu unsure pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan
di lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas, di masyarakatlah orang akan

meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan keterampilan


yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan dilingkungan sekolah akan
dapat berkembang dan dirasakan manfaatnya dalam masyarakat.
Oleh karena itu, sebagai salah satu lingkungan terjadinya kegiatan
pendidikan, masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
berlangsungnya segala aktivitas yang menyangkut masalah pendidikan. Untuk itu
bahan apa yang akan diberikan kepada anak didik sebagai generasi tadi harus
disesuaikan dengan keadaan dan tuntunan masyarakat dimana kegiatan
pendidikan berlangsung.
Berikut adalah beberapa peras serta dalam masyarakat pendidikan :
1. Masyarakat breperan serta dalam mendirikan dan membiayai sekolah
2. Masyarakat berperan dalam menguasai pendidikan agar sekolah tetap
membantu dan mendukung cita-cita dan kebutuhan masyarkat.
3. Masyarakatlah yang ikut menyediakan tempat pendidikan seperti gedunggedung museum, perpustakaan, panggung-panggung kesenian, kebun
binatang, dan sebagainya.
4. Masyarakatlah yang menyediakan berbagai sumber untuk sekolah. Mereka
dapat diundang ke sekolah untuk memberikan keterangan-keterangan
mengenai suatu masalah yang sedang dipelajari anak didik.
5. Masyarakatlah sumber pelajaran atau laboratorium tempat belajar. Di
samping buku-buku pelajaran, masyarakat memberi bahan pelajaran yang
banyak sekali, antara lain seperti aspek alami industry, perumahan,
transportasi, perkebunan, pertambangan, dan sebagainya.
Dengan demikian, jelas sekali bahwa peran masyarakat sangatlah besar terhadap
pendidikan sekolah. Untuk itu, sekolah perlu memanfaatkannya sebaik-sebaiknya,
paling tidak bahwa pendidikan harus dapat mempergunakan sumber-sumber
pengetahuan yang dimasyarakat dengan alas an sebagai berikut :
1. Dengan melihat apa yang terjadi di masyarakat, anak didik akan
mendapatkan pengalaman langsung (first hand experience) sehingga
mereka dapat memiliki pengalaman yang konkrit dan mudah di ingat.

10

2. Pendidikan membina anak-anak yang berasal dari masyarakat, dan akan


kembali ke masyarakat.
3. Di masyarakat banyak sumber pengetahuan yang mungkin guru sendiri
belum mengetahuinya.
4. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat membutuhkan orang-orang
yang terdidik dan anak didik pun membutuhkan masyarakat.
Lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat adalah salah satu
unsure pelaksana asas pendidikan seumur hidup. Pendidikan yang diberikan di
lingkungan keluarga dan sekolah sangat terbatas. Masyarakatlah orang akan
meneruskannya hingga akhir hidupnya. Segala pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh di lingkungan pendidikan keluarga dan di lingkungan pendidikan
keluarga dan di lingkungan sekolah akan berkembang dan dirasakan manfaatnya
dalam masyarakat.
Peranan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa jalur di antaranya :

Perguruan swasta. Perguruan swasta mempunyai tanggung jawab dan


peranan yang penting dalam usaha ikut serta melaksanakan pendidikan
nasional.

Karena

itu

pertumbuhan

dan

kemampuannya

perlu

dikembangkan berdasarkan pola pendidikan nasional yang mantap dengan


tetap mengindahkan ciri khas perguruan yang bersangkutan.

Peranan dunia usaha

1. Melaksanakan sistem magang


2. Membentuk konsorsium pengadaan dana yang dapat dimanfaatkan untuk
usaha-usaha pendidikan.
3. Menyediakan fasilitas untuk kepentingan pendidikan dan latihan
4. Mengadakan latihan prajabatan dan penataran
5. Mengadakan program pendidikan kemasyarakatan seperti wajib program
pendidikan minimum untuk karyawannya, dan
6. Mengadakan kerja sama dengan sekolah-sekolah kejuruan dan lembaga
pendidikan lainnya.

Peranan Kelompok Profesi

Peranan kelompok profesi dalam sistem pendidikan nasional antara lain :


11

1. Merencanakan dan penyelenggaraan latihan keterampilan dan keahlian


2. Menjamin dan menguji kualitas keterampilan dan keahlian tersebut
3. Menyediakan tenaga-tenaga pendidikan untuk berbagai jenis pendidikan,
terutama pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan khusus

Peranan Lembaga Swasta Lainnya

Kecuali peranan perguruan swasta, dunia usaha dan kelompok profesi, di dalam
masyarakat berkembang pula lembaga-lembaga swasta nasional yang mengelola
dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sosial, kebudayaan, keagamaan,
penelitian, keterampilan, dan keahlian.
Peranan lembaga swasta nasional itu terutama diharapkan dalam rangka
pelaksanaan pendidikan kemasyarakat melalui kegiatan-kegiatan pendidikan yang
mempunyai efek sosial.

BAB III
PENUTUP

12

3.1 Kesimpulan
Pendidikan mempunyai misi pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa
pembangunan sebagai hasil pendidikan, maka diharapkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik. Pembangunan yang dimaksud baik yang bersasaran
lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan sosial karena pembangunan
pendidikan adalah pembangunan manusia seutuhnya.
3.2 Saran
1. Bila pembangunan di Negara kita ingin maksimal, maka harus
meningkatkan mutu sumber daya manusianya lewat pendidikan yang
lebih maju.
2.

Meningkatkan dan meratakan pendidikan di seluruh warga negara dengan


dukungan penuh penyelenggara pendidikan.

3.

Memberikan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, agar


menunjang peningkatan mutu pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

13

http://anisaperina.blogspot.co.id/2010/03/hubungan-fungsional-tujuanpendidikan.html (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September 2016 pukul


08.00 WIB)
http://belajarpsikologi.com/tujuan-pendidikan-nasional/ (Diakses pada hari Rabu
Tanggal 28 September 2016 pukul 08.00 WIB)
http://blogikhwanudin.blogspot.co.id/2011/11/sekolah-adalah-lembagapendidikan.html (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September 2016 pukul
08.00 WIB)
http://kulpulan-materi.blogspot.co.id/2012/03/visi-dan-misi-pembangunannasional.html (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September 2016 pukul
08.00 WIB)
http://mirvanaldiana.blogspot.co.id/2012/01/makalah-pendidikan-danpembangunan.html (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September 2016
pukul 08.00 WIB)
http://plsbersinergi.blogspot.co.id/2014/03/pendidikan-dan-pembangunanhubungan.html (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September 2016 pukul
08.00 WIB)
http://t3guhaman.blogspot.co.id/ (Diakses pada hari Rabu Tanggal 28 September
2016 pukul 08.00 WIB)

KATA PENGANTAR

14

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
mampu

menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas

mata kuliah

Pengembangan K.PAI. Kami juga berterima kasih pada Dosen mata kuliah yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan terima kasih pula kepada seluruh
teman-teman yang telah berperan aktif dalam membantu penyelesaian tugas
makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Belitang,

September 2016
Penulis,

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

15

KATA PENGANTAR.......................................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................

BAB II

1
1
2

PEMBAHASAN
2.1 Visi dan Misi Pembangunan Nasional.......................................
2.2 Tujuan Pendidikan Nasional......................................................
2.3 Visi dan Misi Lembaga Pendidikan...........................................
2.4 Keterkaitan Secara Fungsional Antara Visi/Misi
Pembangunan Nasional dengan Tujuan Pendidikan
Nasional dan Lembaga Penyelenggara Pendidikan...................

3
5
6
7

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..............................................................................
3.2 Saran ........................................................................................

13
13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................

14

16

Anda mungkin juga menyukai