Anda di halaman 1dari 14

Laporan Telaah Jurnal

PENERAPAN MODEL FAMILY-CENTERED NURSING TERHADAP


PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN ISPA
PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN
ACEH BESAR
APPLICATION OF FAMILY-CENTERED NURSING MODEL ON THE EXECUTION
OF FAMILY HEALTH CARE IN PREVENTING ACUTE RESPIRATORY TRACT
INFECTION OF UNDER 5 YEARS CHILDREN IN THE WORKING AREA OF
SIMPANG TIGA PUBLIC HEALTH CENTER ACEH BESAR DISTRICT

Oleh :
1) Mustafiqotun Nikmah
2) Rifka Triasari

41151095000032
41151095000010

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA TA. 2016/2017

BAB I
EVALUASI JURNAL

Citation
Research questions:

Background
Sample:

Bagaimana
penerapan
nursing

Study Design
Instruments:

pengaruh

Seluruh keluarga yang

Penelitian ini merupakan

family-centered memiliki balita yang mengalami penelitian


terhadap

Time and Setting


Procedure:

kuantitatif,

Penelitian

dilakukan

desain selama 1 (satu) bulan, terhitung

pelaksanaan ISPA dan berobat ke Puskesmas penelitian menggunakan metode pada

bulan

Oktober

sampai

tugas kesehatan keluarga dalam Simpang Tiga Kabupaten Aceh pre-eksperimental

design November 2014. Dalam penelitian

pencegahan ISPA di Wilayah Besar

group ini penerapan model

pada

bulan

Oktober dengan rancangan one

Kerja Puskesmas Simpang Tiga sampai November 2014


Kabupaten Aceh Besar.

yang pre and posttest design without

berjumlah 33 keluarga. Teknik control


pengambilan
digunakan

sampel
dalam

group

yang membandingkan

penelitian keluarga terkait

ini adalah total sampling.

tugas

Family-

Centered Nursing diberikan

dengan (satu)

kali

kemandirian pertemuan

di

berupa

1
balai

penyuluhan,

pelaksanaan demonstrasi dan praktik langsung

kesehatan

keluarga keluarga dalam kelompok kecil

sebelum intervensi dan setelah didampingi oleh penanggung jawab


dilakukan intervensi.

ISPA,

Media yang digunakan dengan


dalam

penelitian

ini

kemudian
kunjungan

adalah mengobservasi

dilanjutkan
rumah
langsung

lembar balik dan booklet yang bagaimana pengetahuan, sikap dan


diberikan
setelah

kepada
penyuluhan.

keluarga tindakan keluarga dengan anak


Melalui yang mengalami ISPA, dilakukan

pemberian

booklet

ini penguatan berupa bimbingan dan

diharapkan

keluarga

dapat redemonstrasi ketrampilan keluarga

membaca secara mandiri tentang dalam


cara

perawatan

anak

merawat

anak

yang

yang mengalami ISPA.

mengalami ISPA sehingga anak


Data Analysis:

terhindar dari bahaya ISPA.


Discussion:

Result:

Analisis

yang

Hasil

penelitian

untuk mengetahui menunjukkan

dilakukan

ada

Berdasarkan

perubahan peneiltian dapat

Comments:
hasil

Berdasarkan

disimpulkan penelitian,

disarankan

interaksi dua variabel. Variabel signifikan dalam kemampuan ada pengaruh yang signifikan pihak
yang dianalisis meliputi variabel keluarga
bebas

terikat. Analisis masalah

dan

bivariat dalam

penelitian yang sesudah

untuk

mengenal penerapan

ISPA sebelum
penerapan

dan centered
family pelaksanaan

akan dilakukan digunakan`untuk centered nursing (p 0,00); ada keluarga


efektifitas perubahan

menganalisis

yang

signifikan ISPA

berbasis

keluarga

centered
pelaksanaan

nursing
tugas

untuk

sosialisasi
terhadap

dan

pelaksanaan

kesehatan family-centered nursing dan tindak

tugas

dalam

pada

penerapan model pemberdayaan dalam pengambilan keputusan perbedaan

terhadap evaluasi

nursing

kepada

puskesmas

family melakukan

model

hasil

pencegahan lanjutnya. Bagi perawat komunitas

balita;

terdapat untuk mengoptimalkan kegiatan


rata penyuluhan

tentang

pentingnya

family- tindakan sebelum dan sesudah antara sebelum dan sesudah pelaksanaan

tugas

kesehatan

terhadap penerapan

family

centered

diterapkan

kesehatan nursing (p 0,00); ada perubahan centered

keluarga digunakan Uji Paired-

yang signifikan dalam merawat mengenal

skor

rata

model

family- keluarga

untuk

nursing

dalam terjadinya

ISPA

masalah

ISPA, Sedangkan

bagi

mencegah
pada
keluarga

balita.
dan

test. Uji ini menguji perbedaan anggota keluarga yang sakit mengambil keputusan, merawat masyarakat untuk meningkatkan
sebelum dan sesudah perlakukan.

sebelum

dan

sesudah balita yang mengalami ISPA, pengetahuan

dan

keterampilan

penerapan

family-centered

memodifikasi lingkungan dalam keluarga dalam pelaksanaan tugas

nursing (p 0,00), ada perubahan pencegahan


yang

signifikan

memodifikasi

dalam memanfaatkan
lingkungan kesehatan

menjaga

nursing

(p

fasilitas kesehatan sebelum dan


sesudah

penerapan

family-

centered nursing (p 0,00).

keterbatasan

penelitian
penelitian

dicantumkan oleh peneliti.

ini
tidak

penanganan masyarakat

family

centered

keluarga

fasilitas meningkatkan
keterlibatan

signifikan dalam memanfaatkan

Dalam

dalam

serta kesehatan

sebelum dan sesudah penerapan ISPA pada balita.


0,001) dan ada perubahan yang

Limitation of the study:

ISPA

kesadaran

tentang

mengalami ISPA.

diri

pentingnya

keluarga
agar

dan

balita

dalam
tidak

A. Pendahuluan
a) Dalam penelitian ini masalah penelitian disampaikan oleh peneliti secara jelas,
beberapa kutipan dalam jurnal diantaranya:
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu
masalah kesehatan di dunia. Hal ini dibuktikan dengan masih tingginya
angka kesakitan dan kematian karena ISPA dimana angka kematian

balita 44 per 1000 kelahiran hidup (DepKes RI, 2008).


Di Indonesia sebesar 78% balita yang berkunjung ke pelayanan kesehatan

adalah akibat ISPA (WHO, 2012).


Kematian balita akibat ISPA di Indonesia mengalami peningkatan
sebesar 20.6% dari tahun 2010 hingga tahun 2011 yaitu 18.2% menjadi
38.8%. Penyakit ISPA menempati urutan pertama pada daftar 10 penyakit

terbanyak kunjungan pasien ke rumah sakit.


ISPA
merupakan penyakit peringkat pertama terbanyak dari 10 jenis

penyakit menular (Profil Dinas Kesehatan Propinsi Aceh, 2013).


Berdasarkan rekapitulasi
laporan
bulanan Puskesmas Simpang
Tiga Kota Banda Aceh

sepanjang

tahun

2013

tercatat 1069

kunjungan balita dengan ISPA dan penyakit ISPA masih menduduki


peringkat atas dari 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Tiga Banda Aceh dan mengalami peningkatan setiap tahunnya
(Profil Kesehatan Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar,
2013).
b) Masalah dalam penelitian ini mempunyai signifikansi dengan profesi perawat,
selain itu penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap praktek keperawatan,
hal tersebut dalam jurnal ini diantaranya terlihat dari:
Berbagai upaya pemberian pengobatan bagi penderita di puskesmas dan
penyuluhan telah dilakukan. Namun kenyataannya tingkat kejadian ISPA

masih tetap tinggi.


Program Pemberantasan Penyakit ISPA (P2 ISPA) memerlukan dukungan
dari semua pihak dan peran aktif masyarakat, terutama pada keluarga.
Peran aktif keluarga dalam menangani ISPA sangat penting, karena
penyakit ISPA merupakan penyakit yang sangat sering terjadi dalam

kehidupan keluarga.
Pemberdayaan keluarga

dapat dipandang

sebagai

suatu

proses

memandirikan klien dalam mengontrol status kesehatannya. Namun

demikian, optimalisasi pendekatan pemberdayaan


tergatung dari adanya

suatu

model

yang

keluarga

dapat

akan dijadikan pedoman

dan rujukan saat melakukan pelayanan keperawatan.


Suatu model akan berdampak positif dan baik bila dikembangkan
berdasarkan kebutuhan pemberi dan pengguna pelayanan kesehatan
khususnya dalam hal ini adalah profesi tenaga perawat anak dan keluarga.
Hal ini

sesuai

dengan konsep pemberdayaan dalam family-centered

nursing yang menjelaskan bahwa keluarga

memiliki

hak

dan

kewenangan untuk merawat anak-anaknya. Maka dari itu salah satu


pendekatan pelayanan dalam keperawatan adalah berpusat pada keluarga

(family-centered nursing).
Family-centred nursing adalah kemampuan perawat memberikan asuhan
keperawatan

keluarga, sehingga memandirikan anggota keluarga agar

tercapai peningkatan kesehatan seluruh anggota keluarganya dan keluarga

mampu mengatasi masalah kesehatan.


Penerapan model pemberdayaan berbasis keluarga : family-centered
nursing merupakan teori keperawatan dengan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan dengan sistem keperawatan pendidikan
kesehatan, coaching dan peereducation. Merupakan salah satu intervensi
keperawatan yang mendukung pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
dalam pencegahan kekambuhan ISPA yang meliputi mengenal masalah
ISPA, memutuskan tindakan yang tepat, merawat balita yang mengalami
ISPA, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
dalam penanganan ISPA.

c) Penelitian ini mempunyai potensial dalam membantu masalah yang saat ini sedang
menjadi masalah dalam praktek keperawatan, yaitu:
Dimana berdasarkan hasil screening langsung pada 45 keluarga di wilayah
RT 003/09 Cipayung Ciputat Tangerang Selatan pada bulan September
2016, didapatkan prevalensi penyakit menular tertinggi pada 1 bulan
terakhir adalah ISPA dengan jumlah 34 kasus. Selain itu berdasarkan data
rekapitulasi kunjungan di Puskesmas wilayah kerja Ciputat dalam 5 tahun
terakhir (2012 2016), ISPA menempati urutan pertama kunjungan

penyakit menular di Puskesmas.


Berdasarkan kasus yang terjadi di wilayah binaan yaitu di wilayah RT
003/09 Cipayung Ciputat Tangerang Selatan, hasil penelitian ini dapat

diterapkan sebagai salah satu asuhan keperawatan komunitas dan keluarga


dalam membantu masalah tinggginya kejadian ISPA.
d) Tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan hipotesa yang akan diuji dalam
penelitian ini dikemukakan dengan jelas, yaitu:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
family-centered nursing terhadap pelaksanaan tugas kesehatan keluarga
dalam pencegahan ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga

Kabupaten Aceh Besar.


Penelitian yang dilakukan meneliti bagaimana efektifitas penerapan
model

pemberdayaan berbasis keluarga: family-centered nursing

terhadap

kemandirian keluarga terkait pelaksanaan tugas kesehatan

keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita dengan membandingkan


kemandirian keluarga terkait pelaksanaan tugas kesehatan keluarga

sebelum intervensi dan setelah dilakukan intervensi.


Family-centered nursing merupakan salah satu intervensi keperawatan
yang

mendukung

pelaksanaan

tugas

kesehatan

keluarga

dalam

pencegahan kekambuhan ISPA yang meliputi mengenal masalah ISPA,


memutuskan tindakan yang tepat, merawat balita yang mengalami ISPA,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan dalam
penanganan ISPA. Kemampuan keluarga dalam melaksanakan

tugas

kesehatan keluarga sangat diperlukan, agar keluarga dapat mencegah


terjadinya ISPA pada balita.
e) Hipotesa bahwa family-centered nursing merupakan salah satu intervensi
keperawatan yang mendukung pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam
pencegahan kekambuhan ISPA dituliskan oleh peneliti berdasarkan teori dan
hasil penelitian sebelumnya, diantaranya adalah:
Hal di atas sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Sjattar, Elly,
Burhanuddin, dan Siti (2011) membuktikan bahwa penerapan model
keluarga untuk keluarga yang merupakan integrasi dari konsep model
dan teori keperawatan Self Care dan Family-Centered Nursing (SCFCN)
dengan cara edukasi suportif pada keluarga yang dilakukan sebanyak tiga
kali pertemuan selama tiga minggu sangat berpengaruh terhadap
kemandirian

keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita

tuberkulosis yang ditandai adanya peningkatan pengetahuan dan

kemandirian keluarga pada saat post test.


Friedman dkk, (2003) berpendapat bahwa family-centred nursing adalah
kemampuan perawat memberikan asuhan

keperawatan

keluarga,

sehingga memandirikan anggota keluarga agar tercapai peningkatan


kesehatan seluruh anggota keluarganya dan keluarga mampu mengatasi
masalah kesehatan (family centered/ berorientasi pada keluarga) (Allender
dan Spradley, 2005).
f) Arahan dan rasional dari hipotesa bahwa family-centered nursing merupakan
salah satu intervensi keperawatan yang mendukung pelaksanaan tugas kesehatan
keluarga dalam pencegahan kekambuhan ISPA dalam jurnal ini diantaranya
adalah:
Suatu model akan berdampak positif dan baik bila dikembangkan
berdasarkan kebutuhan pemberi dan pengguna pelayanan kesehatan
khususnya dalam hal ini adalah profesi tenaga perawat anak dan keluarga.
Hal ini

sesuai

dengan konsep pemberdayaan dalam family-centered

nursing yang menjelaskan bahwa keluarga

memiliki

hak

dan

kewenangan untuk merawat anak- anaknya. Maka dari itu salah satu
pendekatan pelayanan dalam keperawatan adalah berpusat pada keluarga
(family- centered nursing).
g) Hipotesa yang disampaikan dalam penelitian ini adalah hipotesa penelitian, yang
dirumuskan dalam kalimat positif, tidak dalam kalimat tanya, menyuruh,
menyarankan atau kalimat mengharapkan, hipotesa tersebut yaitu:
Family-centered nursing merupakan salah satu intervensi keperawatan
yang mendukung pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan
kekambuhan ISPA.
B. Tinjauan Pustaka
a) Tinjauan pustaka dalam jurnal ini mengikuti alur yang logis dan memberikan
review yang kritis terhadap penelitian-penelitian terdahulu sebagaimana tercantum
dalam jurnal ini pada hal. 168 s/d 170.
b) Terdapat hubungan yang jelas antara penelitian yang sedang dengan penelitian
sebelumnya, yaitu:
Pada penelitian-penelitian

sebelumnya

telah

membuktikan

bahwa

penerapan model keluarga untuk keluarga yang merupakan integrasi dari


konsep model dan teori keperawatan Self Care dan Family-Centered
Nursing (SCFCN) sangat berpengaruh terhadap kemandirian

keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita tuberkulosis, terhadap keluarga


dengan balita sulit makan model family-centered nursing digunakan dalam
memberikan

latihan kepada keluarga dengan anak yang mengalami

gangguan sulit makan, dan model family-centered nursing efektif terhadap


peningkatan tingkat kemandirian keluarga dengan permasalahan kesehatan

reproduksi remaja.
Selanjutnya berdasarkan fenomena masih tingginya kekambuhan ISPA
pada balita (Profil Kesehatan Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh
Besar, 2013), peneliti dalam jurnal ini tertarik untuk melakukan penelitian
tentang penerapan family-centered nursing terhadap pelaksanaan tugas
kesehatan keluarga dalam pencegahan ISPA pada balita di wilayah kerja

Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar.


c) Dalam jurnal ini, peneliti tidak menjelaskan adana gab dalam literatur terhadap
penelitian yang sedang dilakukan.
d) Review dalam penelitian ini menyertakan literatur yang berkaitan erat dengan
penelitian yaitu terkait family-centered nursing. Sebagian besar literatur review
dalam jurnal ini adalah menggunakan sumber sekunder, sumber primer yang ada
hanyalah Berdasarkan hasil wawancara dengan penanggung jawab P2 ISPA
Puskesmas mengatakan kunjungan rata-rata balita dengan ISPA ke Puskesmas
Simpang Tiga Banda Aceh sekitar 80-90 tiap bulan. Literatur dalam penelitian ini
menggunaka sumber dari tahun 1999 s/d tahun 2014.
e) Review dalam jurnal ini menunjukkan telaah dari hasil-hasil penelitian
sebelumnya tanpa membandingkan dengan hasil penelitian lain. Review dalam
jurnal ini tidak mendiskusikan kelebihan dan kelemahan dari hasil-hasil penelitian
yang ada serta tidak mengidentifikasi adanya gab yang penting dalam literature.
f) Menurut penelaah, dalam jurnal ini review ditulis dengan bahasa yang baik.
g) Menurut penelaah, review telah memberikan sinopsis singkat dari literatur-literatur
yang berkaitan dengan topik, diantaranya yang tertulis dalam jurnal menyatakan
bahwa:
Penerapan model pemberdayaan berbasis keluarga : family-centered
nursing merupakan teori keperawatan dengan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan dengan sistem keperawatan pendidik- an
kesehatan, coaching dan peer- education. Merupakan salah satu intervensi

keperawatan yang mendu- kung pelaksanaan tugas kesehatan keluarga.


C. Kerangka Teori dan Hipotesa
a) Peneliti tidak menjelaskan alasan menggunakan konseptual framework
b) Menurut penelaah, artikel ini sudah jelas mengutarakan sumber teori yang
digunakan
c) Menurut penelaah, teori yang diutarakan sudah tepat dalam menjelaskan masalah
penelitian, seperti teori yang dituliskan dalam artikel bahwa:
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan terhadap anak yang
demam berkaitan dengan kemampuan keluarga dalam mengerti sifat
luasnya masalah, keluarga telah mendapatkan informasi yang benar
terhadap tindakan dalam menangani masalah sehingga penerapan model
Family-Centered Nursing mencakup pendidikan kesehatan yang bertujuan
memberdayakan masyarakat, yakni upaya membangkitkan daya sehingga
mampu memelihara serta meningkatkan kesehatannya sendiri (Maulana
2009).
d) Menurut penelaah, semua konsep secara adekuat didefinisikan sesuai dengan teori
yang digunakan
e) Peneliti mengemukakan dasar dalam memformulasi hipotesa berdasarkan teori dan
hasil-hasil penelitian yang sudah ada sebelumnya
f) Menurut penelaah, hipotesa yang dituliskan oleh peneliti bahwa Family-centered
nursing merupakan salah satu intervensi keperawatan yang mendukung
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan kekambuhan ISPA
dijelaskan dengan tepat
g) Peneliti menghubungkan kembali hasil penelitian dengan kerangka kerja. Hasil
penelitian mendukung kerangka teori yang digunakan, dimana hasil penelitian
tersebut didapatkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penerapan model familycentered nursing terhadap pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dalam
pencegahan ISPA pada balita; terdapat perbedaan skor rata-rata antara sebelum dan
sesudah diterapkan model family-centered nursing dalam mengenal masalah ISPA,
mengambil keputusan, merawat balita yang mengalami ISPA, memodifikasi
lingkungan dalam pencegahan ISPA serta memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam
penanganan ISPA pada balita.
D. Metode Penelitian
a) Desain penelitian yang digunakan yaitu metode pre-eksperimental design dengan
rancangan one group pre and post test design without control group. Menurut

penelaah desain tersebut sudah sesuai.


b) Penelitian ini menyertakan pre-eksperimental design. Intervensi yang digunakan
dijelaskan secara jelas, seperti yang dituliskan bahwa penerapan model familycentered nursing diberikan 1 (satu) kali di balai pertemuan berupa penyuluhan,
demonstrasi dan praktik langsung keluarga dalam kelompok kecil didampingi oleh
penanggung jawab ISPA, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan rumah
mengobservasi langsung bagaimana pengetahuan, sikap, dan tindakan keluarga
dengan anak yang mengalami ISPA, dilakukan penguatan berupa bimbingan dan
redemonstrasi keterampilan keluarga dalam merawat anak yang mengalami ISPA.
c) Penelitian ini menggunakan pre-eksperimental design dengan rancangan one
group pre and post test without control group. Untuk mencari seberapa besar
pengaruh intervensi sebaiknya membandingkan dengan kelompok kontrol.
d) Bukan penelitian non-eksperimen
e) Peneliti tidak menjelaskan variabel pengganggu
f) Peneliti mengakui kelemahan dari desain penelitian ini adalah tidak adanya
kelompok kontrol sehingga akan sulit mendapatkan hasil yang akurat karena
banyak variabel luar yang berpengaruh dan sulit untuk mengontrolnya.

E. Sampel
a) Peneliti menjelaskan subjek dan metode sampling yang digunakan yaitu
menggunakan teknik pengambilan total sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh keluarga yang mempunyai anak yang menderita ISPA pada bulan
Juli sampai September 2014 dan pernah berobat ke Puskesmas Simpang Tiga
Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 33 orang.
b) Kriteria sampel yang dijelaskan oleh peneliti yaitu seluruh keluarga yang
mempunyai anak yang menderita ISPA pada bulan Juli sampai September 2014
dan pernah berobat ke Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar
c) Menurut penelaah, subjek penelitian sudah cukup untuk metode penelitian tersebut
d) Menurut penelaah, metode total sampling cukup kuat
e) Dalam penelitian ini peneliti tidak menjelaskan tentang proteksi terhadap hak-hak
subjek penelitian
F. Instrumen dan prosedur pengumpulan data
a) Peneliti tidak menjelaskan mengenai instrumen untuk koleksi data, hanya saja
media yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar balik dan booklet
yang diberikan kepada keluarga setelah penyuluhan
b) Peneliti tidak menjelaskan mengenai reliabilitas dan validitas instrumen penelitian.

Peneliti hanya menuliskan peneliti dapat memilih variabel dan variabel dapat
dikontrol secara ketat sehingga validitas dapat terjamin.
c) Peneliti tidak menjelaskan mengenai cara pengumpulan data
d) Dalam jurnal disebutkan ada penanggung jawab ISPA yang mendampingi
keluarga, namun peneliti tidak menjelaskan apakah penanggung jawab tersebut
sebelumnya mendapatkan training
e) Peneliti tidak menjelaskan setting pengumpulan data
f) Peneliti menjelaskan dalam penerapan model family-centered nursing ini terdapat
penanggung jawab ISPA yang mendampingi keluarga. Menurut penelaah
kehadiran orang tersebut tidak menyebabkan terjadinya bias data
G. Analisa data
a) Menurut penelaah, penelitian ini sudah tepat menggunakan pendekatan analisa
kuantitatif
b) Jurnal ini menyertakan hasil statistik inferensial dari penelitian. Test statistik
digunakan setiap hipotesa
c) Test atau uji statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji paired-test.
Menurut Santjaka (2009) uji ini adalah untuk menguji perbedaan sebelum dan
sesudah perlakuan. Peneliti melaporkan hasil-hasil dari uji ini pada bagian bab
hasil. Menurut penelaah, uji tersebut sudah tepat untuk menilai variabel yang
diteliti
d) Secara umum peneliti menjelaskan bahwa analisis dalam penelitian yang akan
dilakukan guna untuk menganalisis efektifitas penerapan model pemberdayaan
berbasis keluarga: family-centered nursing terhadap pelaksanaan tugas kesehatan
keluarga, oleh karena itu digunakan uji paired-test.
H. Hasil
a) Hasil dari setiap hipotesa dan tujuan penelitian sudah dijelaskan oleh peneliti,
bahwa:
Ada perbedaan tingkat kemandirian keluarga dalam mengambil keputusan

sebelum dan sesudah penerapan model Family-Centered Nursing


Ada perbedaan tingkat kemandirian keluarga dalam memberikan perawatan

sebelum dan sesudah penerapan model Family-Centered Nursing


Ada perbedaan tingkat kemandirian keluarga dalam memodifikasi
lingkungan sebelum dan sesudah penerapan model Family-Centered

Nursing
Ada perbedaan tingkat kemandirian keluarga dalam merujuk ke fasilitas
kesehatan sebelum dan sesudah penerapan model Family-Centered

Nursing
b) Penggunaan tabel sudah tepat dalam menjelaskan hasil penelitian
c) Hasil penelitian sudah dijelaskan sesuai dengan kerangka penelitian
d) Interpretasi konsisten dengan hasil penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini
tidak dijelaskan oleh peneliti
e) Peneliti menyertakan fakta lain atau teori yang mendukung interpretasi hasil
penelitian
f) Peneliti tidak menyertakan kemungkinan penggunaan hasil penelitian
g) Peneliti memberikan rekomendasi kepada:
Pihak puskesmas untuk melakukan sosialisasi dan evaluasi terhadap

pelaksanaan family-centered nursing dan tindak lanjutnya


Perawat komunitas untuk mengoptimalkan kegiatan penyuluhan tentang

pentingnya pelaksanaan tugas kesehatan keluarga


Keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan
keterampilan

keluarga

dalam

pelaksanaan

tugas

pengetahuan

dan

kesehatan

serta

meningkatkan kesadaran diri masyarakat tentang pentingnya keterlibatan


keluarga dalam menjaga balita agar tidak mengalami ISPA
h) Rekomendasi dari peneliti sesuai dengan hasil penelitian dan konsisten dengan
body of knowledge dari topik penelitian.
I. Etika Penelitian
a) Dalam penelitian ini tidak disebutkan adanya kemungkinan membahayakan
peserta penelitian
b) Dalam penelitian ini tidak dijelaskan apakah keuntungan penelitian melebihi dari
kerugian penelitian
c) Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai anak yang
menderita ISPA pada bulan Juli sampai September 2014 dan pernah berobat ke
Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar dengan masalah ISPA, dan
tidak ada perhatian khusus terhadap subyek yang rentan.
d) Menurutt penelaah peserta dalam penelitian memahami tujuan penelitian, dimana
terlihat dari seemua peserta mengikuti penelitian dengan baik dari awal hingga
akhir.
e) Menurut penelaah data dikumpulkan oleh orang yang mempunyai kualifikasi di
bidangnya yaitu dari Nursing Academy Kesdam Iskandar Muda.
f) Dalam penelitian tidak dituliskan bahwa penelitian disetujui dan dimonitor leh
komite penelitian.

BAB II
KEMUNGKINAN APLIKASI
Penelitian ini relevan dengan praktek keperawatan, yaitu salah satunya dalam asuhan
keperawatan keluarga. Dimana salah satu permasalahan yang sering dihadapi klien adalah
ketergantungan pasien dan keluarga yang berlebihan kepada perawat atau tenaga kesehatan
yang lainnya, termasuk juga sering kali adanya ketidakmampuan keluarga dalam mengambil
keputusan bagi diri sendiri dan keluarganya. Dengan demikian perlu upaya untuk
memandirikan pasien dan keluarga untuk dapat memutuskan sendiri yang terbaik bagi dirinya
yaitu dengan meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang dirinya dan masalah
kesehatan yang dihadapi. Salah satu upayanya adalah seperti dalam penelitian ini yaitu
dengan konsep family-centered nursing.
Penerapan model berbasis keluarga : family-centered nursing merupakan teori
keperawatan dengan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan dengan
sistem keperawatan pendidikan kesehatan, coaching dan peereducation. Merupakan salah
satu intervensi keperawatan yang mendukung pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Familycentred nursing adalah kemampuan perawat memberikan asuhan keperawatan keluarga,
sehingga memandirikan anggota keluarga agar tercapai peningkatan kesehatan seluruh
anggota keluarganya dan keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan.
Yang perlu diperhatikan ketika menerapkkan hasil penelitian kepada keluarga
diantaranya, selain pendekatan pendidikan juga penting memperhatikan terkait support
psikologis. Support psikologis termasuk diantaranya adalah empati, kesempatan untuk
bertukar perasaan, pengkajian bagaimana keluarga itu memecahkan masalah termasuk
membuat jaringan sosial keluarga. Selanjutnya, ketika pertemuan dengan keluarga akan
dilaksanakan atau dalam proses pelaksanaan, maka perlu dicegahh hal-hal: menjadi
ambivalen dan tidak percaya terkait pentingnya pertemuan keluarga.

Anda mungkin juga menyukai