BAHASA INDONESIA
POKOK BAHASAN :
Ragam Bahasa Indonesia
Fakultas
Ekonomi dan
Bisnis
201
3
Program
Studi
Akuntansi
Tatap
Muka
04
Kode
MK
Disusun
Oleh
90008
Abstract
Kompetensi
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
I.
Pendahuluan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa ibu dari bangsa Indonesia yang sudah dipakai oleh
masyarakat Indonesia sejak dahulu jauh sebelum Belanda menjajah Indonesia, namun tidak
semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada
penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan Ejaan maupun Kamus
Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting
untuk mempelajari bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya bisa diterapkan dan
dapat digunakan dengan baik dan benar sehingga identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak
akan hilang.
Bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan
mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam
bahasan bahasa Indonesia itu ada yang disebut ragam bahasa. Dimana ragam bahasa
merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ada ragam bahasa lisan dan
ada ragam bahasa tulisan. Disini yang lebih lebih ditekankan adalah ragam bahasa lisan,
karena lebih banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ngobrol, puisi,
pidato,ceramah,dll.
Pidato sering digunakan dalam acara-acara resmi. Misalnya pidato pesiden, pidato dari ketua
OSIS, ataupun pidato dari pembina upacara. Sistematika dalam pidato pun hendaklah dipahami
betul-betul. Agar pidato yang disampaikan sesuai dengan kaidah yang benar. Pidato sama
halnya dengan ceramah. Hanya saja ceramah lebih membahas tentang keagamaan.kalau
pidato lebih umum dan bisa digunakan dalam banyak acara.
Ragam bahasa indonesia terbagi atas lima bagian, yaitu :
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Faktor Sejarah
Macam-macam ragam Bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu berdasarkan
media, berdasarkan cara pandang penutur dan berdasarkan topik pembicaraan.
A. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar
terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun
demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di
dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam
ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam
memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan
pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan,
ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam
lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciricirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis,
ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masingmasing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Ciri-ciri ragam lisan:
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
5)
6)
7)
8)
9)
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan
kosa kata):
Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam Bahasa Lisan:
1) Nia sedang baca surat kabar.
2) Ari mau nulis surat.
3) Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
4) Mereka tinggal di Menteng.
5) Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
6) Saya akan tanyakan soal itu.
b. Ragam Bahasa Tulis:
1) Nia sedangmembaca surat kabar.
2) Ari mau menulis surat.
3) Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
4) Mereka bertempat tinggal di Menteng.
5) Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
6) Akan saya tanyakan soal itu.
Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata:
1. Ragam Lisan
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Penggunaan kata sapaan dan kata ganti merupakan ciri pembeda ragam standar dan ragam
nonstandar yang sangat menonjol. Kepada orang yang kita hormati, kita akan cenderung
menyapa dengan menggunakan kata Bapak, Ibu, Saudara, Anda. Jika kita menyebut diri kita,
dalam ragam standar kita akan menggunakan kata saya atau aku. Dalam ragam nonstandar,
kita akan menggunakan kata gue.
Penggunaan kata tertentu merupakan ciri lain yang sangat menandai perbedaan ragam standar
dan ragam nonstandar. Dalam ragam standar, digunakan kata-kata yang merupakan bentuk
baku atau istilah dan bidang ilmu tertentu. Penggunaan imbuhan adalah ciri lain. Dalam ragam
standar kita harus menggunakan imbuhan secara jelas dan teliti.
Penggunaan kata sambung (konjungsi) dan kata depan (preposisi) merupakan ciri pembeda
lain. Dalam ragam nonstandar, sering kali kata sambung dan kata depan dihilangkan. Kadang
kala, kenyataan ini mengganggu kejelasan kalimat.
Kelengkapan fungsi merupakan ciri terakhir yang membedakan ragam standar dan nonstandar.
Artinya, ada bagian dalam kalimat yang dihilangkan karena situasi sudah dianggap cukup
mendukung pengertian. Dalam kalimat-kalimat yang nonstandar itu, predikat kalimat
dihilangkan. Seringkali pelesapan fungsi terjadi jika kita menjawab pertanyaan orang. Misalnya,
Hai, Ida, mau ke mana? Pulang. Sering kali juga kita menjawab Tau. untuk menyatakan
tidak tahu. Sebenarnya, pmbedaan lain, yang juga muncul, tetapi tidak disebutkan di atas
adalah Intonasi. Masalahnya, pembeda intonasi ini hanya ditemukan dalam ragam lisan dan
tidak terwujud dalam ragam tulis.
B. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari ragam dialek, ragam
terpelajar, ragam resmi dan ragam tak resmi.
Contoh ragam dialek adalah Gue udah baca itu buku.
Contoh ragam terpelajar adalah Saya sudah membaca buku itu.
Contoh ragam resmi adalah Saya sudah membaca buku itu.
Contoh ragam tak resmi adalah Saya sudah baca buku itu.
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
III. Kesalahan Umum Berbahasa Indonesia
Dalam pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering
dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi kejelasan pesan
yang disampaikan. Penyimpangan / kesalahan umum dalam berbahasa Indonesia dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Hiperkorek
Hiperkorek adalah kesalahan berbahasa karena membetulkan bentuk yang sudah
benar sehingga menjadi salah.
Contoh:
2. Pleonasme
201
3
Bahasa Indonesia
http://www.mercubuana.ac.id
Pleonasme adalah kesalahan berbahasa karena kelebihan dalam pemakaian kata yang
sebenarnya tidak diperlukan.
Pleonasme ada tiga macam :
1) Penggunaan dua kata yang bersinonim dalam satu kelompok kata
zaman dahulu (benar)
dahulu kala (benar)
zaman dahulu kala (pleonasme)
2) Bentuk jamak dinyatakan dua kali
ibu-ibu (benar)
para ibu (benar)
para ibu-ibu (pleonasme)
3) Penggunaan kata tugas (keterangan) yang tidak diperlukan karena pernyataannya
sudah cukup jelas
maju ke depan
kambuh kembali
3. Kontaminasi
Istilah kontaminasi dipungut dari bahasa Inggris contamination (pencemaran). Dalam ilmu
bahasa, kata itu diterjemahkan dengan kerancuan. Rancu artinya kacau dan kerancuan
artinya kekacauan. Yang dimaksud kacau ialah susunan unsur bahasa yang tidak tepat,
seperti morfem dan kata.
Morfem-morfem
yang
salah
disusun
menimbulkan
kata
yang
salah
bentuk.
Kata yang salah disusun menimbulkan frase yang kacau atau kalimat yang kacau.
Kontaminasi terjadi karena salah nalar, penggabungan dua hal yang berbeda sehingga menjadi
suatu
hal
yang
tumpang
(meng+kesamping+kan)
tindih.Contoh
(men+samping+kan)
kontaminasi
mengesampingkan
imbuhan:
(benar)
menyampingkan
(benar)
mengenyampingkan
(kontaminasi)
Contoh kontaminasi frase:
201
3
Kadang-kadang (benar)
Ada kala(nya) (benar)
Kadang kala (kontaminasi)
Berulang-ulang (benar)
Berkali-kali (benar)
Bahasa Indonesia
10
http://www.mercubuana.ac.id
201
3
Bahasa Indonesia
11
http://www.mercubuana.ac.id
baku)
Mahasiswa yang terlambat tidak diizinkan mengikuti kuliah. (baku)
201
3
Bahasa Indonesia
12
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Arifin, E. Zaenal. 2000. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress.
Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Ende: Nusa Indah.
Satata, Sri, Devi S, dan Dadi W. 2012. Bahasa Indonesia, Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadianional. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Solihin, dkk. 2003. Terampil Berbahasa Indonesia. Jakarta: Uhamka Press.
201
3
Bahasa Indonesia
13
http://www.mercubuana.ac.id