Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Low back Pain

(LBP)

merupakan masalah umum kesehatan di

masyarakat. , terutama dalam kehidupan sehari-hari. Prevalensi pertahunannya


bervariasi dari 15-45%, dengan point prevalence rata-rata 30%. Di Amerika
Serikat nyeri ini merupakan penyebab yang urutan paling sering dari pembatasan
aktivitas pada penduduk dengan usia <45 tahun, urutan ke 2 untuk alasan paling
sering berkunjung ke dokter, urutan ke 5 alasan perawatan di rumah sakit, dan
alasan penyebab yang paling sering untuk tindakan operasi.
Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita
13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di
Indonesia berkisar antara 3-17%.
Penyebab low back pain bisa bermacam-macam mulai dari mengangkat
beban yang terlalu berat atau overstreched, iritasi otot, saraf, atau lesi pada
tulang, kondisi degeneratif seperti penyakit diskus atau arthritis, osteoporosis,
abnormalitas kongenital pada spine, dan sebagainya.
Oleh karena seringnya seorang dokter dalam menghadapi kasus low back
pain atau nyeri pinggang bawah ini, maka akan dibahas sebuah kasus untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai low back pain dan cara penanganan serta
pencegahannya.

Case Report Session | Low Back Pain

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Low Back Pain
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya. Nyeri ini
terasa diantara sudut iga terbawah sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
tungkai dan kaki.1
2.2. Insiden
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara
industri. Diperkirakan 70-85% dari seluruh populasi pernah mengalami episode
ini selama hidupnya. Prevalensi tahunannya bervariasi dari 15-45%, dengan point
prevalence rata-rata 30%. 2
Data epidemiologi mengenai LBP di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri pinggang, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita
13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di
Indonesia berkisar antara 3-17%.1
2.3. Penyebab Low Back Pain (LBP)3,4,5
A. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir
Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Kelainankelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya
setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat
menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan skoliosis ringan.
Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu,
namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Beberapa jenis kelainan tulang
punggung(spine) sejak lahir adalah:
a.

Penyakit Spondylisthesis

Case Report Session | Low Back Pain

Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae,


dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae. Walaupun
kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru
menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini
berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidurdan akan bertambah, bila
penderita itu berdiri atau berjalan.
b.

Penyakit Kissing Spine


Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus

bersentuhan. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan X-ray


dengan posisi lateral (Soeharso, 1978).
B.

Low Back Pain karena Trauma


Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP. Pada

orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan


aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang yang akut.
Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan
kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan
terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot
cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Pada
low back pain yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa
keadaan, seperti:
a.

Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca


Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri

pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk
dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan
pergerakan kaki pada hip joint terbatas.
b.

Perubahan pada sendi Lumba Sacral


Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan

sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini
dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I
dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak.
Case Report Session | Low Back Pain

C.

Low Back Pain karena Perubahan Jaringan


Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan

pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya
pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang
punggung dan anggota bagian tubuh lain. Beberapa jenis penyakit dengan
keluhan LBP yang disebabakan oleh perubahan jaringan antara lain:
a.

Osteoartritis (Spondylosis Deformans)


Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot-ototnya juga

menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada


otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang
vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti
saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga
ke pinggang.
D.

Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat


Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat

mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi


pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa
valgum dan sebagainya. Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan
duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP.
Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya
penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur
tubuh dan kelemahan otot.
Penyebab LBP Juga dapat dibagi menjadi:
Diskogenik (sindroma spinal radikuler).
Non-diskogenik
A.

Diskogenik
Case Report Session | Low Back Pain

Sindroma radikuler biasanya disebabkan oleh suatu hernia nukleus


pulposus yang merusak saraf-saraf disekitar radiks. Diskus hernia ini bisa dalam
bentuk suatu protrusio atau prolaps dari nukleus pulposus dan keduanya dapat
menyebabkan kompresi pada radiks. Lokalisasinya paling sering di daerah
lumbal atau servikal dan jarang sekali pada daerah torakal. Nukleus terdiri dari
megamolekul proteoglikan yang dapat menyerap air sampai sekitar 250% dari
beratnya. Sampai dekade ke tiga, gel dari nukleus pulposus hanya mengandung
90% air, dan akan menyusut terus sampai dekade ke empat menjadi kira-kira
65%. Nutrisi dari anulus fibrosis bagian dalam tergantung dari difusi air dan
molekul-molekul kecil yang melintasi tepian vertebra. Hanya bagian luar dari
anulus yang menerima suplai darah dari ruang epidural. Pada trauma yang
berulang menyebabkan robekan serat-serat anulus baik secara melingkar maupun
radial. Beberapa robekan anular dapat menyebabkan pemisahan lempengan, yang
menyebabkan berkurangnya nutrisi dan hidrasi nukleus. Perpaduan robekan
secara melingkar dan radial menyebabkan massa nukleus berpindah keluar dari
anulus lingkaran ke ruang epidural dan menyebabkan iritasi ataupun kompresi
akar saraf.4
B.

Non-diskogenik
Biasanya penyebab LBP yang non-diskogenik adalah iritasi pada serabut

sensorik saraf perifer, yang membentuk n. iskiadikus dan bisa disebabkan oleh
neoplasma, infeksi, proses toksik atau imunologis, yang mengiritasi n.iskiadikus
dalam perjalanannya dari pleksus lumbosakralis, daerah pelvik, sendi sakroiliaka, sendi pelvis sampai sepanjang jalannya n. Iskiadikus (neuritis n.
iskiadikus).5
2.4. Patogenesis3
LBP dapat disebabkan oleh faktor non-neurogenik dan neurogenik. Nyeri
neurogenik adalah nyeri akibat iritasi langsung terhadap serabut saraf sensorik
perifer. Nyeri neurogenik memiliki dua ciri khas, yakni nyerinya menjalar
sepanjang kawasan distal saraf yang bersangkutan, dan penjalaran nyeri itu
berpangkal pada bagian saraf yang mengalami iritasi. Nyeri neurogenik dapat
Case Report Session | Low Back Pain

berupa nyeri radikular atau nyeri neuritik. Segala sesuatu yang merangsang
serabut sensorik di tingkat radiks (radiks posterior) dapat menimbulkan nyeri
radikular, yakni nyeri yang terasa berpangkal pada tingkat tulang belakang
tertentu dan menjalar sepanjang kawasan dermatomal radiks posterior yang
bersangkutan. Pada lesi iritatif radiks posterior tingkat servikal, nyeri radikular
dapat dirasakan sepanjang lengan, sedangkan pada tingkat lumbosakral, nyeri
radikular dapat dirasakan sepanjang tungkai. Apabila nyeri radikular tersebut
disebakan oleh perubahan pada diskus dan sekitarnya, nyeri disebut sebagai nyeri
diskogenik. Salah satu

penyebab nyeri dikogenik ini adalah Hernia Nukleus

Pulposus. Jika penekanan radiks posterior sudah menimbulkan pembengkakan


atau kerusakan struktural yang lebih berat, dapat terjadi anastesia radikular,
dimana sensasi nyeri hilang walau pun kompresi radiks masih ada.
Gejala Klinis (nyeri neurogenik)3

Nyeri di area punggung bawah, biasanya menjalar sesuai dermatom-nya ke


tungkai bawah

Meningkat

pada

berjalan,

membungkuk,

duduk

terlalu

lama

(menyetir), serta aktivitas mendadak dan berat

Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan di dalam ruang


intraspinal seperti batuk, bersin, dan mengejan, memprovokasi terasanya
nyeri

2.5. Faktor Resiko Low Back Pain6,7


A. Faktor Pekerjaan (Work factors)
Berikut ini faktor-faktor pekerjaan yang bisa menyebabkan terjadinya
cedera pada otot atau jaringan tubuh :
-. Postur tubuh
Postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan yang menyimpang dari posisi
normal ditambah dengan gerakan berulang akan meningkatkan risiko
terjadinya LBP.
-

Repetisi
Case Report Session | Low Back Pain

Pengulangan gerakan kerja dengan pola yang sama, hal ini bisa terlihat
pada dimana frekuensi pekerjaan yang harus dikerjakan tinggi, sehingga
pekerja harus terus menerus bekerja agar dapat menyesuaikan diri dengan
sistem. Kekuatan beban dapat menyebabkan peregangan otot dan ligamen
serta tekanan pada tulang dan sendi sendi sehingga terjadi kerusakan
mekanik badan vertebrata, diskus invertebrate, ligamen, dan bagian
belakang vertebrata. Kerusakan karena beban berat secara tiba tiba atau
kelelahan akibat mengangkat beban berat yang dilakukan secara berulang
ulang. Mikrotrauma yang berulang dapat menyebabkan degenerasi tulang
punggung daerah lumbal.
-

Pekerjaan statis (static exertions)


Pekerjaan yang menuntut seseorang tetap pada posisinya, perubahan posisi
dalam bekerja akan menyebabkan pekerjaan terhenti. Pekerjaan dengan
postur yang dinamis, memiliki risiko musculoskeletal disolder (MSDs)
lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan yang mengharuskan postur
statis. Hal ini disebabkan karena postur tubuh yang statis dapat
meningkatkan risiko yang berhubungan dengan menurunnya sirkulasi
darah dan nutrisi pada jaringan otot. Begerak sangat diperlukan untuk
pemberian nutrisi kepada diskus, sehingga pekerjaan statis dapat
mengurangi nutrisi tersebut. Selain itu pekerjaan statis menyebabkan
peregangan otot dan ligament daerah punggung, hal ini merupakan faktor
resiko timbulnya LBP.

Pekerjaan yang membutuhkan tenaga (forceful exertions) atau beban


Force atau tenaga merupakan jumlah usaha fisik yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas atau gerakan. Pekerjaan atau gerakan yang
menggunakan tenaga besar akan memberikan beban mekanik yang besar
terhadap otot, tendon, ligament, dan sendi. Beban yang berat akan
menyebabkan iritasi, inflamasi, kelelahan otot, kerusakan otot, tendon, dan
jaringan lainnya.

B. Faktor Individu (Personal factors)


Case Report Session | Low Back Pain

Jenis Kelamin
Jenis kelamin sangat mempengaruhi tingkat risiko keluhan otot rangka.
Hal ini terjadi karena secara fisiologis, kemampuan otot wanita lebih
rendah daripada pria.

Kebiasaan Merokok
Boshuizen et al (1993) menemukan hubungan yang signifikan antar
kebiasaan merokok dengan keluhan otot pinggang, khususnya untuk
pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, karena nikotin pada rokok
dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah ke jaringan. Selain itu,
merokok dapat pula menyebabkan berkurangnya kandungan mineral pada
tulang sehingga menyebabkan nyeri akibat terjadinya keretakan atau
kerusakan pada tulang.
Dalam sebuah penelitian Finlandia usia 30-64 tahun, nyeri leher
ditemukan secara signifikan berhubungan dengan merokok saat ini. Satu
hipotesis adalah bahwa nyeri punggung disebabkan oleh batuk dari
merokok. Batuk meningkatkan tekanan perut dan tekanan intradiscal dan
meletakkan beban pada tulang belakang. Mekanisme lainnya yang
diusulkan meliputi nikotin yang masuk melalui aliran darah ke jaringan
dan merokok menyebabkan kandungan mineral tulang berkurang sehingga
menyebabkan microfracture

Kebiasaan Olahraga
Aerobic fitness meningkatkan kemampuan kontraksi otot. Delapan puluh
persen (80 %) kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya
tingkat kelenturan (tonus) otot atau kurang berolah raga. Otot yang lemah
terutama pada daerah perut tidak mampu menyokong punggung secara
maksimal. Tingkat keluhan otot juga dipengaruhi oleh tingkat kesegaran
jasmani.

Obesitas
Berat badan yang berlebihan (overweight / obesitas) menyebabkan tonus
otot abdomen lemah, sehingga pusat gravitasi seseorang akan terdorong ke
depan dan menyebabkan lordosis lumbalis, akan bertambah yang
Case Report Session | Low Back Pain

kemudian menimbulkan kelelahan pada otot paravertebrata, hal ini


merupakan resiko terjadinya LBP.
Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik: ekstensi ke belakang, fleksi ke depan, membungkuk ke


setiap sisi

Motorik

Sensorik

Pemeriksaan sistem otonom

Penunjang:
o Radiologi foto polos: untuk mengesampingkan adanya kelainan
tulang, tumor
o Mielografi, mielo-CT, CT-scan, MRI : untuk mencari penyebab
nyeri

Terapi

Informasi dan edukasi tentang penyakit, gerakan yang bisa memperberat,


tes-tes diagnostik, dan cara-cara pencegahan

Farmakoterapi
o Analgesik (asetaminofen)

NSAID (asam mefenamat)

muscle relaxant (Chlorzoxazone)

Opioid

Non farmakologi
o imobilisasi
o pengaturan berat badan, posisi tubuh dan aktivitas,
o modalitas termal
o masase
o traksi

Case Report Session | Low Back Pain

o alat bantu (korset, tongkat)


o latihan : jalan, naik sepeda, berenang
o terapi psikologi (untuk nyeri psikogenik)

Bedah

BAB III
LAPORAN KASUS
Case Report Session | Low Back Pain

3.1 IDENTITAS PASIEN


Nama

: Ny.Y

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 54 tahun

Tempat, Tanggal Lahir

: 8 Juli 1962

Alamat

: Jl. Haji Jamal, RT 02 RW 03

Agama

: Islam

Status Pernikahan

: Sudah menikah

Pendidikan Terakhir

: SMA

Tanggal Pemeriksaan

: 15 Desember 2016

3.2 ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
Nyeri pada punggung bawah kanan menjalar hingga ke mata kaki kanan
yang memberat sejak 2 minggu SMRS.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan keluhan nyeri pada punggung bawah kanan menjalar

hingga ke mata kaki kanan yang memberat sejak 2 minggu SMRS.


Sebelumnya, pasien merasakan nyeri pada punggung bawah kanan sejak 2
bulan SMRS. Nyeri dirasakan seperti berdenyut. Rasa nyeri yang dirasakan
pasien hilang timbul dan memberat pada saat bangun pagi, berjalan jauh, dan
saat pasien berada dalam posisi rukuk, sujud dan membungkuk saat
mengangkat barang . Nyeri biasanya membaik dengan istirahat dan minum

obat.
Satu bulan SMRS, nyeri yang dirasakan pasien mulai menjalar ke kaki
hingga mata kaki kanan. Nyeri dirasakan terus menerus dan tidak bergantung

pada waktu pagi atau malam.


Dua minggu SMRS, nyeri dirasakan memberat sampai pasien tidak kuat

untuk berjalan jauh.


Kelemahan satu sisi tubuh(-). BAB sulit (-) BAK sulit (-) Riwayat trauma
(-).
Case Report Session | Low Back Pain

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


DM (-), HT (-), Penyakit jantung (-), Alergi obat (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama
RIWAYAT SOSIAL
Pasien bekerja sebagai pegawai di tempat catering yang sering
mengangkat beban berat seperti tumpukan piring dan barang belanjaan dari pasar.
Pekerjaan ini sudah dilakukan selama 20 tahun. Pasien sudah menikah dan
mempunyai 4 orang anak. Selain bekerja, Aktivitas pasien sehari-hari adalah
mengurus rumah dan berbelanja.
GENOGRAM

Keterangan :
:: jbhkj : laki-laki tidak sakit

:: jbhkj :: perempuan sakit (pasien)

:: jbhkj : perempuan tidak sakit

3.3 PEMERIKSAAN FISIK


Tekanan darah
Nadi
Suhu

: 100/70 mmHg
: 80x / menit
: 36,5 oC
Case Report Session | Low Back Pain

Pernafasan

: 20x / menit

Kulit

: tidak tampak kelainan

Kepala

: tidak tampak deformitas

Rambut

: dalam batas normal

Mata

: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Leher

: JVP 5-2 cmH2O, tidak tampak jejas

THT

: sekret - / -

Tenggorok

: T1 T1, tenang

Gigi mulut

: oral hygiene baik

Status Internus :
Thorak :
Paru:

Inspeksi

: simetris kiri dan kanan

Palpasi

: fremitus normal kiri sama dengan kanan

Perkusi

: sonor

Auskultasi : vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)


Jantung

Inspeksi

: iktus tidak terlihat

Palpasi

: iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi

: batas-batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : irama teratur, bising (-)


Abdomen

Inspeksi

: Tidak tampak membuncit

Palpasi

: Hepar dan lien tidak teraba, ballotement

Perkusi

: Timpani

(-)
Auskultasi : Bising usus (+) Normal
Corpus Vertebrae :
Inspeksi

: Deformitas (-), Gibbus (-), Tanda radang (-)

Palpasi

: Nyeri tekan (-)

Status Neurologis :
1. GCS 15 : E4 M6 V5
2. Tanda rangsangan meningeal :
Case Report Session | Low Back Pain

- Kaku kuduk (-)


- Brudzinsky I (-)
- Brudzinsky II (-)
- Kernig (-)
3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :
- muntah proyektil (-)
- sakit kepala progresif (-)
4. Nn Kranialis :
-

NI

: penciuman baik

N II

: reflek cahaya +/+

N III, IV, VI

: pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola mata

bebas ke segala arah


-

NV

: bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan

ke kanan
-

N VII

: bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris

N VIII

: fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada

N IX, X

: arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah

(+), perasaan 1/3 lidah baik


-

N XI

: bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan

kanan
5.

N XII

: lidah deviasi ke kanan

Motorik : 5 5 5 5 5 5
555 555
Tungkai kanan : Laseque (-)Patrick (-), Kontra Patrick (+)

6.

7.
8.

Sensorik
- Eksteroseptif

: rasa raba, tekan dan nyeri baik

- Proprioseptif

: rasa getar dan posisi sendi baik

Fungsi otonom : BAK dan BAB normal


Reflek fisiologis : Reflek biceps +/+, Reflek triceps +/+, Reflek KPR +/+,
Reflek APR +/+

9.

Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group -/Case Report Session | Low Back Pain

Fungsi Luhur
Berbicara
Orientasi waktu
Orientasi orang
Orientasi tempat
Nilai MMSE
3.4. DIAGNOSIS
Diagnosis klinis
Diagnosis topis
Diagnosis patologis
Diagnosis etiologis

: Normal
: Normal
: Normal
: Normal
: Tidak diperiksa
: Nyeri punggung bawah kanan, Hipestesia L5-S1 kanan
: Radiks L5-S1 kanan
: Iritasi radiks
: Lumbar strain

Diagnosis Banding

: HNP

3.5 TATALAKSANA
Rencana Diagnosis

: Foto Polos lumbosakral, MRI Lumbosakral,

Rencana Terapi Medikamentosa :


- meloxicam 2x7,5 gram
- neurodex 1x1 tablet
Rencana Non-Medikamentosa :
- Traksi lumbal, terapi termal, masase, TENS, latihan(fisioterapi), dan
-

penggunaan korset.
Dianjurkan untuk tidak mengangkat barang-barang berat untuk sementara
waktu, tidak memakai sepatu hak tinggi, sering olahraga terutama
berenang, dan tidur di alas keras

3.6 PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Case Report Session | Low Back Pain

LAMPIRAN KEGIATAN HOME VISITE

Case Report Session | Low Back Pain

DAFTAR PUSTAKA
1. Sadeli HA, Tjahjono B. Nyeri Punggung Bawah. dalam: Nyeri Neuropatik,
Patofisioloogi dan Penatalaksanaan. Editor: Meliala L, Suryamiharja A,
Purba JS, Sadeli HA. Perdossi, 2001:145-167.
2. Anderson GBJ. Epidemiological Features of Chronic Low Back Pain.
Lancet 1999; 354:581-5.
3. Adam RD, Victor M, Ruppert AH. Principles of Neurology. 6th ed. New
York: Mc-Graw Hill, 1997.
4. Wheeler AH, Stubbart JR. Pathophysiology of Chronic Back Pain. (Cited
Jan 2004) Available from: URL
http://www.emedicine.com/neuro/topic516.htm
5. Sidharta P. Anamnesa Kasus Nyeri di Ekstermitas dan Pinggang. Sakit
pinggang. In: Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Jakarta : Pustaka
universitas, 1980: 64-75.
6. Deyo, Richard and James, Weinstein. Low Back Pain. New England
Journal Med. Vol 344 No. 5. 2001
7. Hiikka Riihiimaki and Eira Viikari Juntura. Musculoskeletal System in
International Labour Office. Encyclopedia of Occupational Health and
Safety. Edited by Jeanne Mager Stellman. Fourth edition, vol I, Geneva,
1998.

Case Report Session | Low Back Pain

Anda mungkin juga menyukai