Anda di halaman 1dari 2

1

KENDALI SOSIAL TEMAN SEBAYA


Oleh :
Anis Fahmi Basewed, S.Psi., M.S.I.
Guru BK Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta

Remaja merupakan periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki


populasi terbesar di dunia, begitu juga di Indonesia. Sebagai periode transisi,
remaja menjadi pusat perhatian banyak kalangan. Perhatian tersebut karena
berdasarkan sejumlah riset serta fakta pemberitaan di berbagai media yang
menunjukkan bahwa remaja merupakan usia sangat rentan terkena paparan
berbagai pengaruh negatif dari luar.
Berdasarkan penuturan sejumlah orang tua dan guru yang diterima penulis
selama ini sebagai guru Bimbingan dan Konseling (BK), dikeluhkan bahwa masih
banyak remaja yang lebih mudah terpenmgaruh oleh temannya ketimbang orang
tuanya. Nasihat yang diberikan orang tua dan guru kerap dianggap angin lalu
saja oleh mereka.
Teman sebaya memiliki peran yang lebih besar dalam mempengaruhi remaja,
bahkan dikatakan perbandingannya bisa 60 banding 40 persen. Artinya, remaja
lebih percaya dengan temannya satu setengah kali lipat dibandingkan dengan
orang dewasa di sekelilingnya. Ini dapat dipahami sebab mereka merasa lebih
banyak lebih nyaman berinteraksi dengan teman-temannya dibandingkan
dengan orang tua dan gurunya.
Kekhawatiran kemudian muncul dibenak para orang tua dan guru mengingat
tingginya angka penyimpangan perilaku yang dilakukan remaja. Apakah anak
saya di luar sana bergaul dengan anak baik-baik atau tidak. Jawabannya tentu
tidak tahu, yang lebih tahu tentunya teman-teman mainnya di luar. Oleh
karenanya, pendampingan teman sebaya mutlak diperlukan jika kita sebagai
orang tua menginginkan putra-putri kita aman di luar sana.
Melihat banyaknya paparan negatif pada remaja dewasa ini seperti,
(Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), pornografi dan
kekerasan antar remaja, maka perlu dilakukan upaya dan langkah kongkrit
mendampingi mereka agar teman sebaya yang memiliki pengaruh di antara
teman-temannya mampu mengontrol, mengarahkan bahkan menginternalisasi
nilai-nilai (value) positif agar mereka mampu menangkal pengaruh buruk
tersebut..
Langkah yang dapat diambil meliputi pemberian pelatihan dan
pendampingan bagi remaja tertentu yang dikategorikan remaja populer di antara

teman-temannya. Pelatihan tersebut tidak hanya dapat dilaksanakan di sekolah


melainkan dapat pula diselenggarakan di masyarakat seperti remaja masjid,
karang taruna atau komunitas lainnya. Remaja-remaja populer tersebut
kemudian diberi pelatihan khusus berupa keterampilan mendampingi teman.
Keterampilan yang diperlukan paling tidak mencakup kemampuan dasar
komunikasi efektif, keterampilan sosial meliputi latihan kepekaan sosial serta
latihan dasar konseling seperti perilaku attending (menghampiri), empati,
keterampilan bertanya, memimpin, mengarahkan dan merefleksikan
pembicaraan baik secara emosional maupun verbal. Tidak kalah pentingnya,
penanaman nilai-nilai religius mutlak diperlukan sehingga harapannya nilai itupun
akan mampu ditransformasikan satu sama lain. Kesemuanya itu jika dapat
dikuasai oleh para kader konselor sebaya akan mampu mewarnai remaja dalam
menanggulangi berbagai pengaruh negatif pergaulan saat ini.
Perekrutan dilalkukan dengan beberapa kriteria mencakup minat sosial,
popolaritas yang dapat dilihat dari angket sosiometri dan sosiogram serta lewat
metode snowball. Snowball digunakan para konselor guna memperoleh informasi
seseorang melalui teknik kethuk tular Model di atas, jika dibuat dalam bentuk
kurikulum pelatihan akan sangat bermanfaat menjadi model pendampingan
teman sebaya yang efektif guna mewujudkan kendali sosial di antara remaja. .

Anda mungkin juga menyukai