Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Topik filsafat pada zaman modern ini, khususnya abad 17 adalah persoalan epistemologi.
Pertanyaan atau bahasan pokok dalam bidang epistemologi ini adalah bagaimana manusia
memperoleh pengetahuan dan sarana seperti apa yang memadai untuk memperoleh pengetahuan,
serta apa yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang ditimbulkan oleh epistemologi, maka berkembanglah dua aliran filsafat yang bahkan
betentangan, yaitu rasionalisme dan empirisme. Empirisme itu sendiri berkembang lebih jauh
dan menjadi beberapa aliran. Beberepa aliran tersebut, positivisme, materialisme dan
pragmatisme.
Di zaman sekarang khususnya dalam dunia pendidikan banyak para pelajar maupun
mahasiswa menyalahgunakan salah satu aliran dari empirisme yaitu pragmatisme. Pragmatisme
sendiri berpatokan manfaat hidup praktis. Banyak pelajar maupun mahasiswa selalu berpikiran
praktis. Contohnya mengerjakan tugas dengan copy paste di internet, mencontek saat ujian
karena tidak belajar. Hal-hal yang berfisat praktis negatif ini berkembang di kalangan pelajar
maupun mahasiswa.
Mahasiswa olahraga yang seharusnya memiliki integritas yang tinggi juga tidak luput
akan pola pikir praktis ini. Tidak sedikit para mahasiswa olahraga yang mengerjakan tugas atau
ujian dengan berpikir praktis dengan alesan jadwal latihan yang padat, capek sehabis latihan.
Hal lain yang menunjukan pola pikir praktis yang sering dilakukan mahasiswa adalah budaya
titip absen. Hal ini sangat disayangkan karena pada dasarnya dalam diri mereka telah
ditananmkan sikap sportif, jujur dan pekerja keras.
Berdasarkan fakta dan dugaan tersebut saya akan membahasnya dengan menyusun
makalah yang berjudul :
PENGARUH PRAGMATISME TERHADAP INTEGRITAS OLAHRAGA

B. Identifikasi Masalah :
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka didapatkan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pragmatisme berdampak negatif pada mahasiswa olahraga,
2. Pentingnya peningkatan penanaman integritas.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pragmatisme?
2. Apakah yang dimaksud dengan integritas?
3. Bagaimana pengaruh pragmatisme terhadap integritas olahraga?
D. Tujuan Makalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud pragmatisme.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan integritas.
3. Mengetahui pengaruh pragmatisme terhadap integritas mahasiswa olahraga.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pragmatisme
Istilah Pragmatisme berasal dari kata Yunani pragma yang berarti perbuatan (action) atau
tindakan (practice). Isme di sini sama artinya dengan isme-isme lainnya, yaitu berarti
aliran atau ajaran atau paham. Dengan demikian Pragmatisme itu berarti ajaran yang
menekankan bahwa pemikiran itu menuruti tindakan. Aliran ini bersedia menerima segala
sesuatu, asal saja hanya membawa akibat praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi,
kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan
membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Dengan demikian, patokan pragmatisme
adalah manfaat bagi hidup praktis. Pragmatisme memandang bahwa kriteria kebenaran
ajaran adalah faedah atau manfaat. Suatu teori atau hipotesis dianggap oleh
Pragmatisme benar apabila membawa suatu hasil. Dengan kata lain, suatu teori itu benar
kalau berfungsi (if it works). Kata pragmatisme sering sekali diucapkan orang. Orangorang menyebut kata ini biasanya dalam pengertian praktis. Jika orang berkata, Rencana
ini kurang pragmatis, maka maksudnya ialah rancangan itu kurang praktis. Pengertian
seperti itu tidak begitu jauh dari pengertian pragmatisme yang sebenarnya, tetapi belum
menggambarkan keseluruhan pengertian pragmatisme. Pragmatisme adalah aliran dalam
filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran sesuatu ialah, apakah sesuatu itu
memiliki kegunaan bagi kehidupan nyata. Oleh sebab itu kebenaran sifatnya menjadi
relatif tidak mutlak. Mungkin sesuatu konsep atau peraturan sama sekali tidak
memberikan kegunaan bagi masyarakat tertentu, tetapi terbukti berguna bagi masyarakat
yang lain. Maka konsep itu dinyatakan benar oleh masyarakat yang kedua. Pragmatisme
dalam perkembangannya mengalami perbedaan kesimpulan walaupun berangkat dari
gagasan asal yang sama. Kendati demikian, ada tiga patokan yang disetujui aliran
pragmatisme yaitu, (1) menolak segala intelektualisme, dan (2) absolutisme, serta (3)
meremehkan logika formal.

B. Pengertian Integritas

Intergritas seringkali dikaitakan dengan permasalah kepemimpinan. Banyak ahli yang


mengatakan kepemimpinan pada dasarnya dilandasi oleh integritas. Menurut mereka,
seorang pemimpin yang tidak mempunyai intergritas, kepemumpinan yang dilakanakan
tidak akan sukses ataupun gagal.
Intergritas berasal dari bahasa Latin yaitu dari Kata Integer yang artinya lengkap atau pun
utuh. Jika diartikan dari asal katanya, maka kata integritas dapat diartikan sebagai sebuah
usaha yang utuh dan lengkap yang didasari dengan kualitas, kejujuran, serta konsistensi
karakter seseorang. Pengertian Integritas Menurut Para Ahli Berikut ini merupakan
beberapa pengertian kata integritas yang sudah coba diutarakan oleh para ahli :
1. Henry Cloud Menurut Henry Cloud, ketika berbicara mengenai integritas, maka tidak
akan terlepas dari upaya untuk menjadi orang yang utuh dan terpadu di setiap bagian diri
yang berlainan, yang bekerja dengan baik dan menjalankan fungsinya sesuai dengan apa
yang telah dirancang sebelumnya. Integritas sangat terkait dengan keutuhan dan
keefektifan seseorang sebagai insan manusia.
2. KBBI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian integritas adalah mutu,
sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi
dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
3. Ippho Santoso Menurut Ippho Santoso, integiras sering diartikan sebagai menyatunya
pikiran, perkataan dan perbuatan untuk melahirkan reputasi dan kepercayaan. Jika
merujuk dari asal katanya, kata integritas memiliki makna berbicara secara utuh dan
lengkap / sepenuh penuhnya.
4. Andreas Harefa Menurut Andreas Harefa, integritas merupakan tiga kunci yang bisa
diamati, yakni menunjukkan kejujuran, memenuhi komitmen, dan mengerjakan sesuatu
dengan konsisten.
Jadi dapat disimpulkan bahwa intergritas adalah skiap atau keadaan yang menunjukan
konsistensi tentang kepercayaan dan kejujuran sehingga menggambarkan kesatuan yang
utuh.
C. Integritas Dalam Olahraga

Olahraga adalah wadah untuk membentuk integritas atau sikap yang baik dan dewasa.
Kunci bangsa yang maju adalah meilki integritas yang tinggi. Olahraga hendaknya
menjamin integritas diri dan menjadikan seseorang dengan pribadi yang seimbang baik
mental dan jasmani, dewasa dan berguna. Melalui olahraga dapat membentuk karakter
individu, Ada dua jenis nilai karakter yang ada dan jelas terlihat dalam aktivitas olahraga
yaitu nilai sosial dan moral. Khas nilai karakter sosial meliputi loyalitas, dedikasi,
pengorbanan, kerja tim, dan kewarganegaraan yang baik. Sementara nilai-nilai moral
yang meliputi kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab. Nilai-nilai sosial merupakan aset
positif tetapi harus selaras dengan nilai-nilai moral. Seseorang yang memiliki karakter
sosial yang kuat mungkin memiliki karakter moral sedikit atau tidak ada. Karena
olahraga dapat menumbuhkan nilai-nilai sosial, pengembangan karakter melalui olahraga
harus membantu atlet untuk belajar menimbang nilai sosial terhadap nilai moral dan
kemudian bertindak pada

nilai moral. Contoh nilai-nilai yang tertanamkan melalui

aktivitas olahraga.
1. Rasa hormat - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Menghormati pada orang lain,
Menghormati peralatan bermain, Menghormati pada lingkungan, Menghormati pada diri
sendiri. Dalam Aktivitas Olahraga: Menghormati peraturan permainan dan tradisinya,
menghormati lawan bermain, menghormati para ofisial Menghormati kemenangan atau
kekalahan
2. Bertanggung jawab - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Memenuhi kewajiban diri, dapat
dipercaya, dapat mengontrol diri sendiri, gigih. Dalam Aktivitas Olahraga: Persiapkan
diri sendiri untuk menjadi yang terbaik, tepat waktu saat berlatih dan bermain, disiplin
diri, dapat bekerja sama dengan kawan setim.
3. Peduli - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Menghibur orang lain dan berempati. mudah
memberi maaf, murah hati dan sayang (baik hati), menghindari mementingkan diri
sendiri atau licik/nakal. Dalam Aktivitas Olahraga: Bantu kawan setim untuk bermain
yang terbaik, mendukung kawan setim saat kacau, murah hati dengan pujian; pelit dengan
kritikan, bermain untuk tim, bukan untuk diri sendiri

4. Jujur - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Jujur dan terus terang, Bertindak dengan
ketulusan hati, Dapat dipercaya, Berani melakukan sesuatu yang benar. Dalam Aktivitas
Olahraga: Bermain sesuai dengan aturan, setia pada tim, bermain bebas dari obat-obatan,
mengakui kesalahan diri sendiri.
5. Adil - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Mengikuti aturan yang baik, toleransi (lapang
dada) dengan orang lain, mau berbagi dengan orang lain, hindari mengambil keuntungan
dari orang lain. Dalam Aktivitas Olahraga: Perlakukan pemain lain seperti perlakuan
orang lain terhadap anda, jujur dengan semua pemain, termasuk pemain yang berbeda
sekalipun, beri pemain lain kesempatan, bermain untuk menang dengan mengikuti
peraturan
6. Menjadi warga masyarakat yang baik - Dalam Kehidupan Sehari-hari: Menaati hukum
dan peraturan, terdidik dan menyatakan yang sebenarnya, memberikan sumbangan
kepada masyarakat, melindungi orang lain. Dalam Aktivitas Olahraga: Menjadi contoh
yang baik, berjuang untuk yang terbaik, berikan masukan pada olahraga, mendorong
kawan seregu untuk menjadi masyarakat yang baik.
Melalui olahraga hendaknya individu menjadi individu yang utuh dewasa dan memilki
rasa kepercayaan tinggi tentang hal-hal yang baik.
D. Pengaruh Pragmatisme Terhadap Integrasi Olahraga

Anda mungkin juga menyukai