Anda di halaman 1dari 8

KARAKTERISTIK KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID

KOMPOSIT EPOXY-SERBUK BASALT


I K. Adi Atmika1), IDG. Ary Subagia1), I Wayan Nata S.1), I Made Parwata1), I Made Dwi Budiana1)
1

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik Universitas Udayana,
Kampus Bukit Jimbaran, Bali 80362
Telepon (0361) 703321
e-Mail : tutadi2001@yahoo.com
Bandung, 3 - 4 November 2015
ABSTRAK
Kampas rem adalah komponen rem yang langsung bergesekan dengan bagian yang berputar pada sistem
rem susuai dengan jenis dan tipe rem (disk/drum) yang digunakan. Pada umumnya kampas rem dibuat
dari material asbeston karena unggul pada ketahanan temperatur hingga 800C. Disamping itu, dalam
upaya mendapatkan bahan kampas rem yang ramah lingkungan dan terbarukan serta ekonomis telah
pula dilakukan. Namun, hasil yang dicapai saat ini belum mampu untuk mempertahankan sifat mekanik
khususnya terhadap ketahanan aus, ketahanan temperatur, penyerapan terhadap getaran dan suara, dan
mahal. Penelitian ini menginvestigasi ketahanan aus gesek kampas rem komposit dengan penguat
material basalt dan pengikat epoksi. Kampas rem komposit diprodukasi dengan menggunakan tahapan
penekanan dan sintering. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat keausan material komposit
dengan penguat basalt akibat gesekan yang berikan dengan menggunakan pengujian pin on disk.
Kecepatan putar pada pengujian adalah .05Rpm dengan 200 putaran. Penelitian ini adalah
menggunakan standar ASTM G 99-95a 2000. Material basalt yang dipergunakan memiliki ukuran butir
sebesar 105+50 m, dan komposisi komposit yang di produksi adalah 30:70wt.%; 60:40wt.% dan
80:20wt.%. Pada pembuatan material komposit digunakan akselerator yaitu 02% dan 0.6%. Hasil
pengujian didapatkan nilai rata - rata kehilangan masa dari setiap variasi spesimen, dimana untuk
spesimen dengan komposisi 60;40 wt.% meiliki tingkat keausan akibat gesekan yang paling rendah
dibandingkan dengan komposisi 30:70 wt% dan 80;20wt%. Tingkat laju ketahanan aus dari komposit
tersebut adalah sebesar 10.9% dan 11.38% masing - masing. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa bahwa basalt adalah salah satu bahan alam yang dapat dipergunakan sebagai
pengganti asbeton pada kampas rem kendaraan bermotor.
Kata Kunci : Ketahanan aus gesek, Kampas rem, Komposit, Basalt, kompaksi, Sintering

I.

PENDAHULUAN
Banyak teknologi pengereman kendaraan
telah dikembangkan diataranya Antilock Braking
System (ABS) yaitu peranti untuk mencegah
terjadinya rem mengunci saat pedal rem ditekan
dalam-dalam, supaya gaya traksi pada ban ke
permukaan jalan tetap ada dan tidak selip, sehingga
roda masih bisa diarahkan untuk mencegah
kecelakaan. Kemudian Brake Assist System (BAS)
yaitu piranti untuk menambahkan tekanan pada
rem secara otomatis untuk memaksimalkan kerja
dari ABS agar sempurna. piranti ini akan banyak
berfungsi pada saat panik breaking [1]. Akan tetapi
untuk pengereman yang maksimal tidak terlepas

dari kemampuan kampas rem dalam menyerap


besarnya energi kenetik yang terjadi. Disamping
itu, adalah disebabkan oleh terjadinya keausan.
Keausan dapat didefinisikan sebagai rusaknya
permukaan padatan, umumnya melibatkan
kehilangan material yang progesif akibat adanya
gesekan (friksi) antar permukaan padatan [2].
Keausan bukan merupakan sifat dasar material,
melainkan respon material terhadap sistem luar
(kontak permukaan). Keausan telah menjadi
perhatian praktis sejak lama, tetapi hingga
beberapa saat lamanya masih belum mendapatkan
penjelasan ilmiah, sebagaimana halnya pada

mekanisme kerusakan akibat pembebanan tarik,


impak, puntir atau fatigue.
Kampas rem adalah komponen rem yang
langsung bergesekan dengan bagian yang berputar
pada sistem rem susuai dengan jenis dan tipe rem
(disk/drum) yang digunakan [3]. Pada umumnya
kampas rem dibuat dari material asbeston karena
unggul pada ketahanan temperatur hingga 800C
[4] dan pula baik pada penyerapan suara serta
rendah dalam penyerapan air (water absorption)
[5]. Akan tetapi, bahan asbestos telah dihentikan
penggunaannya karena memilik sifat carcinogenic
yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia (toxic) [6-8]. Kemudian serat
asbes diganti dengan material serat aramid, kevlar,
twaron, rockwool, fiberglass, potasiumtitanate,
carbon fiber, graphite, cellulose, vermiculate, steel
fiber, BaSO4, resin, Nitrile butadiene rubber.
Beberapa paten kampas rem bebas asbestos telah
diterbitkan diataranya kampas rem tipe WS-08,
kampas rem tipe WS-45, bahan kampas rem semi
logam tipe WS-65, tipe WS-85 dan tipe WS 156
[9, 10]. Disamping itu, dalam upaya mendapatkan
bahan kampas rem yang ramah lingkungan dan
terbarukan serta ekonomis telah pula dilakukan
[11-17]. Namun, hasil yang dicapai saat ini belum
mampu untuk mempertahankan sifat mekanik
khususnya terhadap ketahanan aus, ketahanan
temperatur, penyerapan terhadap getaran dan
suara, dan mahal.

rendah. Sifat ini sangat potensial dipergunakan


untuk menjawab kendala kampas rem saat ini.
Bertitik tolak dari larangan tersebut, banyak
penelitian terhadap bahan alternatif sebagai
pembentuk kampas rem telah dilakukan
diantaranya meneliti unjuk kerja bahan kayu
sebagai bahan lapisan gesekan kampas rem [22].
Penelitian yang dilakukan termasuk effek
temperatur dan tekanan terhadap koeffisien gesek
kampas rem. Penelitian lain untuk material kampas
rem dengan mengaplikasikan komposit serat
bambu, fiber glass, serbuk alumunium dengan
pengikat resin polyester telah dilakukan oleh
Pramuko Ilmu Purboputro [15]. Disamping itu
terkait dengan metode pembuatan kampas rem juga
telah banyak dilakukan [23].

Bertitik tolak dari hasil inovasi yang telah


dilakukan dan melihat potensi yang dimiliki maka
diusulkan untuk menggunakan bahan dari endapan
gunung berapi yang disebut dengan Basalt. Basalt
adalah serat alami hasil letusan gunung berapi
yang memiliki ketahanan panas hingga diatas
1500C [18], tahan terhadap korosi, rendah
penyerapan air dan tahan terhadap perlakuan zat
kimia dan tidak beracun [19]. Berdasarkan kajian
laboratorium material basalt mengandung unsur unsur sebagai berkut; 52.8%SiO2, 17.5% Al2O3,
10.3 Fe2O3, 4.63% MgO, 8.59% CaO, 3.34%
Na2O, 1.46% K2O, 1.38% TiO2, dan sisanya adalah
P2O5, MnO, dan Cr2O3 masing - masing 0.28%,
0.16%, dan 0.06%.[18] Pada lima tahun terakhir
penelitian berkaitan dengan karakteristik basalt
telah dilakukan dengan kesimpulan bahwa material
basalt memiliki sifat fisik dan mekanis yang sangat
baik, keulatan yang tinggi, serta ketahan aus yang
tinggi [20]. Juga basalt dapat menggantikan serta
glass [21]. Kemudian sifat basalt yang paling
utama adalah memiliki konduktifitas termal yang

Bubuk basalt telah diimplementasikan sebagai


penguat material komposit epoxy sebagai kampas
rem kendaraan bermotor. Basalt seperti telah
dijelaskan di atas, adalah bersumber dari
pengerasan lahar gunung (gambar 1). Ukuran butir
basalt pada penelitian ini digunakan adalah 150+50
m. Disamping itu sifat mekanis basalt adalah
ditunjukkan seperti Tabel 1.

Penelitian ini dilakukan dengan merancang


material komposit dengan penguat serbuk basalt
dan epoxy sebagai matrik untuk kampas rem
kendaraan dengan menggunakan metode kompasi
dan sintering. Tujuan penelitian adalah menguji
dan menginvestigasi karakteristik ketahanan aus
akibat gesekan dengan pengujian pin on disk.

II.
MATERIAL DAN METODE
2.1 Material

Gambar 1 Material basalt

Tabel 2 Karakteristik mekanis material basalt


Data fisik Basalt
Density
Tensile strength
Temperatur sintering
Temperatur operasi
Modulus
of
elastisitas
Mohs
Hardness
@20oC
Melting point
Heat resistance
Elongation at break
Modulus elastik

Nilai (unit)
2600-2630
(kg/m3)
500k-550k (psi)
1050 (oC)
-265-+700 (oC)
9100-1100
(kg/mm3)
5-9
1170(oC)
700-1000 (deg.C)
3.15(%)
89 (kg/mm3)

Tabel 2 variasi komposisi komposit basalt/epoxy


Kode
ABICa

A (m)
I

ABICb
ABIICa
ABIICb

B (%)

150+50m

ABIIICa
ABIIICa

40%

II

60%

III

80%

C (%)
0.2%

0.6%

0.2%

0.6%

0.2%

0.6%

2.2 Proses Manufaktur


Kampas rem pada penelitian ini adalah
diproduksi dengan melakukan tahap pencampuran
(mixing), penekanan (kompaksi) dan pemanasan
(sintering) serta pemotongan benda uji. Komposisi
komposit adalah ditunjukkan seperti pada Tabel 3
berdasarkan pada standart ASTM D 3171-09. Pada
proses pembuatan penekanan dilakukan dengan
pembebanan sebesar 2500 N selama kurang lebih
30 menit untuk setiap veriasi komposit kampas
rem. Selanjutnya komposit di sintering pada
temperatur 60o selama 2 jam untuk masing masing
variasi. Kemudian, material komposi kampas rem
setiap variasi masing - masing dipotong dengan
dimensi 20 x 13.75 mm2. Pin on disk adalah alat
yang dipergunakan untuk menguji keausan benda
uji kampas rem dengan menggunakan standar
ASTM G 99-95a 2000 seperti diilutrasikan pada
gambar 2. Pin-On-Disc merupakan alat tribotester
untuk menguji gesekan dan keausan suatu bahan
material yang saling bersentuhan [24]. Pada
penelitian ini, kecepatan putaran disk adalah
0.05Rpm dengan 200 putaran pada sample.
Komposisi material komposit dengan penguat
basalt dan pengikat epoxy adalah didasarkan pada
fraksi berat yaitu 30:70wt.%; 60:40wt.% dan
80:20wt.%, masing-masing diuji sebanyak 5 buah
specimen. Adapun komposisi tersebut ditunjukkan
seperti pada tabel 1.

Gambar 2 mesin uji keausan Pin-on disk


Komposisi dan keausan dari komposit basaltepoxy
ditentukan
berdasarkan
persamaan
matematik sebagai berikut;
Fraksi berat:
c = m + f
Wm =

f
m
,W f =
c
c

(1)

Wm + W f = 1

dimana; c adalah berat komposit, f berat bahan


penguat (filler), m berat pengikat (matrik), dan
berat fraksi filler ditunjukkan dengan Wf serta
fraksi berat matrik adalah Wm.
Perhitungan berat keausan adal didefinisikan
sebagai berat keausan = berat awal - berat akhir,
sedangkan untuk volume keausan ditentukan
dengan persamaan:
Berat keausan (gram)
(2)
Vol.keausan=
Berat jenis ( gram

mm 3 )

Faktor keausan:

Faktor.keausan=

Vol. keausan (mm 3 )


Beban (N) x Jarak tempuh (m)

(3)

Keausan permukaan pada penelitian ini adalah


disebabkan oleh penanmpang yang berbetuk semisperical,
sehingga
dihitung
menggunakan
persamaan:

P = a.l l =

r
180o

(4)

Kehilangan masssa perluas penampang dihitung


dengan persamaan:
z=

m g
(
)
P cm2

(5)

Hasil perhitungan menggunakan persamaan (4)


dimana a adalah lebar spesimen uji 2.75 cm, dan
panjang port l = 3.335 cm sehingga nilai P adalah
9.17125 cm2. Selanjutnya hasil perhitungan
ketahanan aus komposit basalt/epoxy rata - rata
adalah eseperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil perhitungan dari ketahanan keausan
komposit basalt/epoxy
Sample

massa awal massa akhir Kehilangan massa Keausan permukaan


2
m1 (gr)
m (gr)
mo (gr)
z (g/cm )

ABICa
ABICb
ABIICa
ABIICb
ABIIICa

10.76
10.984
12.75
12.65
13.7

10.73
10.949
12.736
12.6356
13.682

0.03
0.035
0.014
0.0144
0.018

0.00327
0.00382
0.00153
0.00157
0.00196

ABIIICb

13.58

13.5586

0.0214

0.00233

komposit untuk ABICa dan ABICb adalah


(4)memiliki
rata-rata keausan yang paling tinggi masingmasing 0.03g karena jumlah butir yang rendah
yaitu sebesar 30 wt% dibandingkan dengan matrik
yaitu 70 wt%. Selanjutnya untuk (5)
campuran
komposit dengan komposisi 80wt% penguat dan
20wt% pengikat yang ditunjukkan dengan material
ABIIICa dan ABIIICb dibandingkan dengan komposit
dengan komposisi 60:40wt%.
Berdasarkan analisa, diperoleh bahwa pada
komposisi rendah keausan adalah lebih banyak
disebabkan oleh hilangnya massa matrik, dan
sebaliknya pada komposisi tinggi keausan terjadi
karena butir penguat dengan mudah terlepas dari
ikatan. Hal ini dikarenak matrik tidak sepenuhnya
mengikat butir - butir penguat (basat). Sedangkan
pada komposisi 60:40wt% merupakan komposis
yang paling optimal, yangmana antara matrik dan
penguat (filler) secara uniform bersatu untuk
membetuk ikatan. Dengan hasil tersebut, dengan
ini dapat disimpulkan bahwa komposis antara
jumlah butir dan jumlah matrik memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap laju keausan
akibat gesekan dari material komposit basalt
epoksi. Disamping itu basalt merupakan salah satu
bahan alternatif alami yang dapat dipergunakan
sebagai alternatif bahan untuk kampas rem
pengganti asbes.
IV.

Gambar 3 Diagram batang keausan benda uji


komposit basalt/epoxy penggunaan acelerator
0.2% dan 0.6%
III. PEMBAHASAN DAN DISKUSI
3.1 Karakteristik Keausan
Gambar 3 dan tabel 4 masing - masing
menunjukkan diagram batang distribusi keausan
dan nilai rata - rata kehilangan massa dari
komposit dengan penguat basalt/epoxy untuk
material kampas rem kendaraan bermotor. Dari
Tabel 3 dapat dilihat bahwa keausan terendah
terjadi adalah pada spesimen dengan variasi ABIICa
dan ABIICb dengan akselerator masing - masing
0.2% dan 0.6%. Dimana, kehilangan masa yang
dialami oleh kedua sample masing - masing adalah
10.9% dan 11.38%. Sedangkan pada variasi

KESIMPULAN
Material komposit basalt/epoxy untuk bahan
kampas rem kendaraan bermotor telah dibuat
dengan tahapan pencampuran, compaction dan
sintering. Spesimen diuji untuk ketahan keausan
dengan menggunakan pin-on disk test, pada
kecepatan 0.05 rpm untuk setiap variasi benda uji,
yang masing masing variasi diuji sebanyak 5
(lima) kali sehingga diperoleh rata-rata ketahanan
aus.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa keasuan
terrendah adalah terjadi pada variasi spesimen
ABIICa dan ABIICb dibandingkan dengan variasi
komposit basalt/epoksi untuk kampas rem lainnya.
Besarnya kehilangan massa dari spesimen tersebut
masing-masing adalah 10.9% dan 11.38%. Dengan
hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa basalt
adalah salah satu bahan alam yang dapat
dipergunakan sebagai pengganti asbes pada
kampas rem kendaraan bermotor.
DAFTAR PUSTAKA
[1] R Bosch GmbH, Safety, comfort and
convenience system. England: John Wiley
& Son Ltd, 2006.

[2] M
Ikhbal
Mursan,
Daswarman
Daswarman, and E. Alwi, (2014),
"Pengaruh intensitas tekanan kampas rem
terhadap tingkat keausan kampas rem
sepeda motor yamaha mio tahun 2008,"
Automotive
Engineering
Education
Journal, vol. 1, No 2.
[3] Sukamto, (2012), "Analisis keausan
kampas rem pada sepeda motor,"
JURNAL TEKNIK vol. 2 NO. 1, pp. 3139.
[4] Sivarao, M. Amarnath, M.S.Rizal, and
A.Kamely, (2009), "An investigation
toward development of economical brake
lining wear alert system," International
Journal of Engineering & Technology
IJET-IJENS vol. 09, No. 09, pp. 63-68.
[5] V. S. AIGBODION, U. AKADIKE, S.B.
HASSAN, F. ASUKE, and J.O.
AGUNSOYE, (2010), "Development of
asbestos - free brake pad using bagasse,"
Tribology in industry, vol. 32, No.1, pp.
12-18.
[6] Cherie J.W, Gibson H, McIntosh C,
Maclaren W.M, and a. L. G, (2000),
"Exposure to fire airborne dust amongst
processor of para-aramid," Edinburgh:
Institute of Occupational Medcine.
[7] Jacko M.G, Tsang P.H.S, and Rhee S.K.
(2003), "Automotive friction materials
evaluation during the past decade". Troy:
Allied Automotive Technical Center.
[8] Louis St, (2004), "U.S. Survey shows
imports of asbestos brake materials
increasing," St. Louis.
[9] Kato T and A. Magario, (1994), "The wear
of aramid fiber reinforced brake pads: The
role of aramid fiber," Trib. Trans, vol. 7,
pp. 559-565.
[10]
Bijwe J, (1997), "Composite as
friction materials: Recent development in
non-asbestos fiber reinforced friction
materials - a review," Polym. Compos, vol.
18, pp. 78-96.
[11]
A.N. Enetanya and L.E.S.
Akpanisi,
(2000),
"Performance
characteristics of a wood by-product as
base friction lining material," Nigerian
Journal of Technology, vol. 19, No. 1,, pp.
1-14.
[12]
Kiswiranti D, Sugianto, Hindarto
N, and Sutikno, (2009), "Pemanfaatan
serbuk tempurung kelapa sebagai alternatif
serat penguat bahan gesek non-asbes pada

pembuatan kampas rem sepeda motor,"


Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (JPFI),
vol. 9, No. 1, pp. 87-93.
[13]
Lubi,
(2001),
"Perancangan
kampas rem beralur dalam usaha
meningkatkan kinerja serta umur dari
kampas rem," Jurnal Teknik Mesin, vol. 1.
No 1, pp. 21-28.
[14]
M.A. Maleque, S.Dyuti, and M.M.
Rahman, (2010), "Material selection
method in design of automotive brake
disc."
[15]
Pramuko Ilmu Purboputro, (2012),
"Pengembangan kampas rem sepeda motor
dari komposit serat bambu, fiber glass,
serbuk aluminium dengan pengikat resin
polyester terhadap ketahanan aus dan
karakteristik pengeremannya," pp. 237373.
[16]
Pramuko Ilmu Purboputro, (2014),
"Pengembangan ketahanan keausan pada
bahan kampas rem sepeda motor dari
komposit bonggol jagung," MEDIA
MESIN, vol. 15, No.1, pp. 41-48.
[17]
Telang A K, Rehman A, Dixit G,
and dan Das S, (2010), "Alternate
materials in automobile brake disc
applications with emphasis on al
composites- a technical review," Journal of
Engineering Research and Studies JERS,
vol. I, pp. 35-46.
[18]
Kunal Singha, (2012), "A short
review on basalt fiber," International
Journal of Textile Science, vol. 1 (4), pp.
19-28.
[19]
V. Fiore, G. Di Bella, and A.
Valenza, (2011), "Glassbasalt/epoxy
hybrid
composites
for
marine
applications," Materials and Design, vol.
32, pp. 20912099.
[20]
Dalinkevich A.A, Gumargalieva
K.Z, Marakhovsky S.S, and Soukhanov
A.V, (2009), "Modern basalt fibrous
materials and basalt fiber-based polymeric
composites," Journal of Natural Fibers,
vol. 6, pp. 248-271.
[21]
Lopresto, C. Leone, and I. De
Iorio, (2011), "Mechanical characterisation
of basalt fibre reinforced plastic,"
Composites Part B: Engineering, vol. 42,
pp. 717723.
[22]
A.N. Enetanya,L.E.S. Akpanisi,
(2000), Performance characteristics of a

wood by-product as base friction lining


material, Nigerian Journal of Technology,
19 (1), pp. 1-14.
[23]
IDG Ary Subagia,Yonjig Kim,
(2014), Tensile behavior of hybrid epoxy
composite laminate containing carbon and
basalt fibers, Science and Engineering of
Composite Materials, 21 (2), pp. 211-217.
Issn: 2191-0359.
[24]
Eko Armanto, Aan Burhanudin,
Didi Dwi Krisnandi,Dian Prabowo.
(2012). Perancangan mesin uji tribologi
pin-on-disc. Paper presented at the
Prosiding Seminar Nasional Sains Dan
Teknologi Fakultas Teknik.

Anda mungkin juga menyukai