Anda di halaman 1dari 5

PENENTUAN NILAI KALOR CONTOH BATUBARA

DENGAN BOMB KALORIMETER ADIABATIK

PENENTUAN NILAI KALOR CONTOH BATUBARA


DENGAN BOMB KALORIMETER ADIABATIK
1. RUANG LINGKUP
Standar ini meliputi definisi, cara pengambilan dan preparasi contoh, cara
penentuan nilai kalor kotor ( gross caloritic value ) dan perhitungan nilai
kalor bersih ( net caloritic value ) contoh batubara.
2. DEFINISI
Nilai kalor kotor contoh batubaara adalah panas yang dihasilkan oleh
pembakaran setiap satuan berat batubara pada kondisi standar dimana
produk H2O berbentuk air.
Nilai kalor bersih contoh batubara adalah panas yang dihasilkan oleh
pembakran setiap satuan berat batubara pada kondisi dimana produk H2O
berbentuk uap.
3. CARA PENGAMBILAN DAN PREPARASI CONTOH
Cara pengambilan dan preparasi contoh dilakukan sesuai dengan SPU
001-1991, SPU 002-1991, SPU 003-1991, SPU 004-1991, SPU 005-1991
dan SPU 006-1991, sehingga diperoleh contoh batubara dengan ukuran
lolos saingan 0,212 mm.
4. PRINSIP
Batubara dibakar didalam bomb kalori meter pada kondisi standar, panas
hasil pamebakaran ( nilai kalor kotor ) dari batubara tersebut dapat
dihitung dari kenaikan suhu, stelah pembakaran dengan mengadakan
beberapa koreksi.
5. BAHAN
Bahan yang digunakan contoh terdiri dari :
-

Oksigen Murni
Larutan Ba (OH)2 0,1 N
Larutan Na2CO3
Larutan NaOH 0,1 N
HCI 0,1 N
Indikator phenol phthalein 10 g/ 1 larutan ( larutkan 2,5 g phenol
phthalein dalam 250 ml etanol 95 %)

Indikator metil orange 1 g/ 1 larutan ( larutkan 0,125 g metil


orange dalam 50 ml etanol)

6. PERALATAN
-

kawat pembakar ( firing wire ) dari nikel chrom ukuran 0,16 0,20
mmatau platina dengan 0,05 0,10 mm
cawan silika, nikel chromium atau platina dengan diameter 25 mm,
tinggi 20 mm
unit bomb kalorimeter

7. PROSEDUR
-

Timbang 1, 0000 garam contoh ke dalam cawan


Pasangkan kedalam kaitan yang tersedia pada bomb kalorimeter
hubungkan kedua kutub bomb kalorimeter dengan 10 cm kawat
pembakar nikel chrom, gantngkan benang katun pada kawat
pembakar dengan ujungnya harus menyentuh contoh.
Isi bomb dengan 5ml air suling, kemudian tutup hingga rapat.
Periksa hubungan kawat pada bomb dengan cara menghubungkan
bomb dengan stop kontak test bomb dengan cara; bomb diletakkan
diatas alat, tekan tombol test bomb maka lampu akan menyala.
Isi bomob dengan oksigen, dengan tekanan 20 30 atmosfer, dan
periksa jangan sampai ada kebocoran
Masukan bomb tersebut kedalam vessel yang berisi 2kg air,
kemudian masukan vessel kedalam water jacket.
Hubungkan tombol penghubung alat dengan bomb hingga lampu
ready to fire menyala.
Setelah 10 menit baca suhu awal ( to )hingga kostan, yekan tombol
fire sampai lampu ready to fire padam, biarkan suhu naik
sampai konsatan, lalu suhunya dibaca ( ta ).
Matikan pemanas dan aliran listrik, keluarkan bomb kalorimeter
dari vessel, gas dikeluarkan, cairan yang terdapat dalam bomb
kalorimeter ditampung untuk tivasi koreksi asam sulfat dan HNO3.
Cuci isi bomb, tutupnya dan cawan dengan air suling, dan masukan
kedalam penampung, larutkan menjadi 100 ml.
panaskan larutan sampai mendidih lalu litar dengan Ba(OH)2 0,1
N dengan indikator phenol phthalein. Kedalam larutan hasil titrasi
ditambahkan larutan Na2CO3 0,1 N. endapan yang terbentuk
disaring dan dicuci dengan air suling.
Setelah dingin titar liltrat dengan HCI 0,1 N dengan menggunakan
indikator metil orange sampai warna berubah menjadi tak
berwarna.

8. PERHITUNGAN
Nilai kalor contoh batubara tersebut dapat dihitung dengan persamaan
sebaai berikut :
Nilai kalor kotor ( kal/ gram ) = ( ta to ) x C- e1- e2 e3 e4
M
Nilai kalor bersih (kalori/gram) = Nilai kalor kotor 5,72 (H x 9)
Dimana :
M adalah berat contoh (g)
H adalah kadar hidrogen total (%)
t0 adalah suhu awal
ta adalah suhu akhir
C adalah kapasitas panas aktif (lihat lampiran )
e1 adalah koreksi panas pembakaran dari benang katun (dalam kalori)
e2 adalah koreksi panas pembakaran dari kawat pembakar(dalam kalori)
e3 adalah koreksi panas karena pembentukan asam sulfat (dalam kalori)
e4 adalah koreksi panas karena pembentukan asam nitrat (dalam kalori)
catatan :
Koreksi panas karena pembentukan asa, dapat dijitung dengan rumus
sebagai berikut:
1) Koreksi H2SO4 = 3.6 (V1 + V2 V3 ) kalori
2) Koreksi HNO3 = 1,5 (V3 V1 ) kalori
Dimana :
V1 adalah volume standar HCL yang dipergunakan dalam titrasi (ml)
V2 adalah volume standar Ba(OH)2 yang dipergunakan dalam titrasi (ml)
V3 adalah volume larutan Na2CO3 yang ditambahkan (ml)
9.KETELITIAN ANALISIS
Perbedaan yang diijinkan

-Nilai kalor kotor

Lab yang sama


(repeatibility)

Lab yang berbeda


(reproducibility)

28 kalori/gram

71 kalori/gram

apabila tidak terdapat pergantian sistem kalorimeter, perbedaan


antara penentu ulag tidak boleh lebih dari 5,7 kalori/ K apabila
lebih besar 5,7 kalori/ K, prosedur penentuan harus diuji dan
diperiksa kembali dengan teliti.

Anda mungkin juga menyukai