Anda di halaman 1dari 20

Air merupakan komponen yang sangat penting

bagi kehidupan di muka bumi. Dengan meningkatnya


kebutuhan akan air, para ilmuan memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap kelangsungan
perubahan air di atmosfer, laut dan daratan.
Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36
milyar km3. Dari jumlah tersebut sekitar 97,2%
merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es
dan salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air
yang terdapat di danau, sungai, atmosfer dan air
tanah. Meskipun persentase dari bagian yang terakhir
ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat besar.

Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah


permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of
saturation). Air tanah terbentuk atau berasal dari air
hujan dan air permukaan, yang meresap (infiltrate)
mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration),
kemudian makin dalam (percolate) hingga mencapai
zona jenuh air dan menjadi air tanah.

A. Teori Infiltrasi : ABT berasal dari air hujan yg jatuh ke tanah


(air tanah) terus masuk sbg air infiltrasi setelah jenuh atau
pori terisi air maka air terus kebawah sbg air perkolasi utk
kemudian menjadi air bawah tanah.
B. Teori Air Juvenil : air bawah tanah yg berasal dr magma yg
telah mengalami berbagai proses yg belum dpt diterangkan
secara jelas. ABT dibagi 2, air magmatik dan air vulkanik.
C. Teori Connate Water : ABT berasal dr batuan endapan di
bawah laut yg lambat laun terangkat ke permukaan air laut.
Air yg dan terbawa dlm formasi batuan tsb akan menjadi ABT.
D. Teori Kondensasi : ABT sbgn besar berasal dr air di udara yg
berkondesasi dan beredar melalui rongga atau retakan
batuan. Awan yg terbawa udara dlm memasuki rongga atau
retakan dpt mengalami pengembunan dan akan mencair yg
kemudian menjadi ABT.

Air tanah dapat terbentuk atau mengalir


(terutama secara horisontal), dari titik
/daerah imbuh (recharge), seketika itu juga
pada saat hujan turun, hingga membutuhkan
waktu harian, mingguan, bulanan, tahunan,
puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan ribuan
tahun, tinggal di dalam akuifer sebelum
muncul kembali secara alami di titik/daerah
luah (discharge), tergantung dari kedudukan
zona jenuh air, topografi, kondisi iklim dan
sifat-sifat hidrolika akuifer

1.

2.

Akuifer, yaitu batuan yang mempunyai susunan


sedemikian rupa sehingga dapat mengalirkan air
yang cukup berarti di bawah kondisi lapangan.
Contoh : Pasir, kerikil, batupasir, batugamping
yang berlubang dan lava yang retak

Akuiklud, yaitu batuan yang dapat menyimpan air


tetapi tidak dapat mengalirkannya dalam jumlah
yang berarti. Contoh : lempung, shale, tuff halus
dan berbagai batuan yang berukuran lempung.

2.

3.

Akuifug, yaitu batuan yang tidak dapat


menyimpan dan mengalirkan air. Contoh : granit,
batuan-batuan yang kompak, keras dan padat
Akuitar, yaitu batuan yang mempunyai susunan
sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan air
tetapi hanya dapat mengalirkan air dalam jumlah
yang
terbatas.
Contoh
:
pasir
lempungan,batupasir
lempungan,
lempung
pasiran.

Berdasarkan litologi, akuifer dibedakan menjadi


4 Jenis :
Akuifer Bebas
1. Akuifer bebas atau akuifer tak tertekan adalah
air tanah dalam akuifer tertutup lapisan
impermeable, dan merupakan akuifer yang
mempunyai
muka
air
tanah.
Lapisan
pembatasnya merupakan aquitard yang hanya
adapada bagian bawahnya dan tidak ada
pembatas aquitard di lapisan atasnya, batas di
lapisan atas berupa muka air tanah.

Akuifer tertekan adalah suatu akuifer dimana


air tanah terletak di bawah lapisan kedap air
(impermeable) dan mempunyai tekanan lebih
besar daripada tekanan atmosfer. Air yang
mengalir (no flux) pada lapisan pembatasnya,
karena confined aquifer merupakan akuifer
yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas
dan bawahnya.

Akuifer bocor dapat didefinisikan suatu


akuifer dimana air tanah terkekang di bawah
lapisan yang setengah kedap air sehingga
akuifer di sini terletak antara akuifer bebas
dan akuifer terkekang

Akuifer yang disebut akuifer melayang jika di


dalam zone aerosi terbentuk sebuah akuifer
yang terbentuk di atas lapisan impermeable.
Akuifer melayang ini tidak dapat dijadikan
sebagai suatu usaha pengembangan air
tanah, karena mempunyai variasi permukaan
air.

Seorang geologist sedang melakukan


penelitian airtanah di daerah X dan
sekitarnya. Didapatkan data litologi dari 5
sumur yang ditemui. Masing masing sumur
tersusun atas :
Skala Vertikal 1:100
Skala Horizontal 1:5000

Sumur A : elevasi 19 mdpl; litologi dari muda ke tua yaitu lapisan soil
setebal 2 m, batupasir karbonatan 3m, batulempung 3m, batupasir 1 m
Sumur B : 400 m dari sumur A; elevasi 20 mdpl; lapisan soil 1 m,
batulempung 2 m, batupasir 1 m, batulempung 1 m, batupasir
karbonatan 2 m, granit 2 m

Sumur C : 250m dari sumur B; elevasi 19 mdpl; lapisan soil 1 m,


batulempung 4 m, batupasir karbonatan 3 m, batulempung 2 m,
batupasir 1 m
Sumur D : 300 m dari sumur C; elevasi 18 mdpl; lapisan soil 2 m,
batupasir 1 m, batulempung 2 m, batupasir karbonatan 3 m,
batulempung 2 m
Sumur E : 250 m dari sumur D; elevasi 17 mdpl; lapisan soil 1 m,
batupasir 3 m, batulempung 2 m, batupasir karbonatan 2 m,
batulempung 3 m, batupasir 1 m
Sumur F : 200 m dari sumur E; elevasi 19 m; lapisan soil 2 m,
batupasir 2 m, batulempung 3 m, batupasir karbonatan 2 m,
batulempung 2 m, batupasir 1 m

19 mdpl

0 mdpl

19 mdpl

A
B

0 mdpl
Jarak antar
sumur

19 mdpl

A
B

0 mdpl
Jarak antar
sumur

A
B

0 mdpl
Jarak antar
sumur

Buat penampang sumur berdasarkan data


elevasi dan litologi yang ada, korelasikan
setiap sumur, lalu tentukan sifat batuan
terhadap airtanah dan jenis jenis
akuifernya. Tentukan sumur paling prospektif
beserta intepretasinya.

Anda mungkin juga menyukai