Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PETROGRAFI BATULEMPUNG DAERAH DUSUN

DEGAN II, DESA BANJARARUM, KECAMATAN


KALIBAWANG, KABUPATEN KULON PROGO

KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH

DWIWANTO PRABOWO (410014170)


IAN WAHYUJATI PAMUNGKAS (410014149)
RIKY QURVIANTO PRASETYO (410014150)
AKBAR JASA PUTRA (410014159)
LA ODE MUHAMMAD INULSAH (410014152)
PATRY SILVANUS BANAMTUAN (410014256)
SATRIA (410014147)

Sekolah Tinggi Teknologi Nasional


Jurusan Teknik Geologi
Yogyakarta
2016

ABSTRACT
Analysis petrograpbic claystone Dusun Degan II Formation Nanggulan
Kali Songgo Kab. Kulon Progo. Nanggulan formation occupies an area with
undulating hills morphology of low to medium, Nanggulan. Van Bemmelen
explained that this formation is the oldest rocks in the mountains of Kulon Progo
with depositional environment is in phase genang littoral sea. Lithology consists
constituent-of sandstone with lignite inserts, sandy marl, mudstone with limonite
concretion, inserts marl and limestone, based on the evidence Palynology, Lelono
(2000) set the age Nanggulan Formation is Middle Eocene to Late Eocene.
Claystone in these formations are composed mainly of minerals smooth and dark
gray. Megaskopis observation so often encountered obstacles. To optimize the
geological interpretation, the data needs to be supported by adequate mineralogy
by conducting microscopic analysis, the petrographic analysis. The purpose of this
activity is known texture / structure of mineralized rock, mineral composition of
the constituent rocks, names and types of rocks. The method used is the
observation of texture / structure, identifying and calculating the percentage of
minerals, specify the name of rock. Mineral is the dominant clay minerals and
quartz.
SARI
Analisis Petrografi Batulempung Dusun Degan II Formasi Nanggulan Kali
Songgo Kab. Kulon Progo. Formasi Nanggulan menempati daerah dengan
morfologi perbukitan bergelombang rendah hingga menengah , Nanggulan. Van
Bemmelen menjelaskan bahwa formasi ini merupakan batuan tertua
di Pegunungan Kulon Progo dengan lingkungan pengendapannya adalah litoral
pada fase genang laut. Litologi penyusunnya terdiri-dari batupasir dengan sisipan
lignit, napal pasiran, batulempung dengan konkresi limonit, sisipan napal dan
batugamping, berdasarkan bukti palynology, Lelono (2000) menetapkan umur
Formasi Nanggulan adalah Eosen Tengah sampai Eosen Akhir. Batulempung pada
formasi ini umumnya tersusun oleh mineral-mineral halus dan berwarna abu-abu
gelap. Sehingga pengamatan secara megaskopis sering menemui kendala. Untuk
mengoptimalkan interpretasi geologi, perlu didukung data mineralogi yang
memadai dengan cara melakukan analisis mikroskopis, yaitu analisis petrografi.
Tujuan dari kegiatan ini adalah diketahuinya tekstur/struktur batuan mineralisasi,
komposisi mineral penyusun batuan, jenis dan nama batuan. Metode yang
dilakukan adalah pengamatan tekstur/struktur, identifikasi dan penghitungan
prosentase mineral, menentukan nama batuan. Mineral yang dominan adalah
mineral lempung dan kuarsa.
Kata Kunci: Analisa Petrografi, Formasi Nanggulan, Kali Songgo, Kulon Progo

PENDAHULUAN
Secara umum batuan di
Formasi Nanggulan tepatnya di Kali
songgo merupakan batuan Sedimen
berupa Batulempung dengan sisipan
Batupasir. Batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dipermukaan
bumi pada temperatur dan tekanan
yang rendah, yang mengalami proses
pelapukan, erosi, transportasi,dan
terendapkan
didalam
cekungan
membentuk sedimen, kemudian
terdiagenesis meliputi kompaksi,
litifikasi, sementasi. Batuan ini pada
umumnya tersusun oleh mineralmineral berukuran halus sehingga
kadang-kadang menemui kendala
dalam
pengamatan
secara
megaskopis. Secara megaskopis
batulempug
berwarna
abu-abu
kemerahan. Dengan ukuran butir
yang < 2 mikron (Uddenwentworth).
Untuk mengatasi masalah
tersebut
dilakukan
pengamatan
mikroskopis dengan metode analisis
petrografi,
sehingga
hasil
pengamatan dalam mengidentifikasi
batuan lebih sempurna. Dan bisa
bermanfaat
untuk
kedepanya
kususnya dalam analisis petrografi di
daerah tersebut.
Tujuan dari kegiatan analisis
petrografi ini adalah diketahuinya
tekstur/struktur
Batuan
mineralisasi,
komposisi
mineral penyusun batuan, jenis dan
nama batuan; lebih lanjut hasil
analisis ini diharapkan dapat
mendukung
dalam
melakukan

interpretasi geologi Daerah Degan II


Formasi Nanggulan Kali Songgo
Kab. Kulon Progo.
METODOLOGI
Contoh yang dianalisis adalah
batulempung yang berada pada
Daerah
Degan II Formasi
Nanggulan Kali Songgo Kab. Kulon
Progo dan terbagi menjadi dua
kegiatan yaitu kegiatan sampling
batuan di daerah Kali Songgo Kab.
Kulon Progo dan Pengamatan
mikroskopis dengan metode analisis
yang dilakukan di lab.
Waktu pelaksanaan sampling pada
tanggal 26 April 2016, pukul 08.30
WIB,
Peralatan
utama
yang
digunakan pada saat kegiatan
sampling di daerah kali songgo
adalah palu sedimen satu buah, GPS
satu buah, kompas satu buah, HCl 30
ml dan plastik sampel. Pengamatan
mikroskopik dilakukan pada tanggal
7 Juni 2016 pukul 10.00 WIB.
Peralatan yang digunakan pada saat
pengamatan mikroskopis adalah
mikroskop polarisasi, dan preparasi
sayatan batulempung hasil dari data
sampling.Tahapan
kerja
dalam
kegiatan sampling batuan adalah
sebagai berikut:
A. Menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan
seperti
palu
sedimen satu buah, gps satu
buah, kompas satu buah dan
HCl 30 m
B. Menentukan lokasi singkapan
yang
akan disampling
dengan GPS
C. Menganlisa dan mendiskripsi

Morfolgi penyusun singkapan


pada lokasi yang akan di
sampling
D. Melakukan sampling pada
singkapan.
Tahapan kerja dalam kegiatan
Pengamatan mikroskopik adalah
sebagai berikut:
c.
c.
Penghitungan
prosentase
setiap jenis
mineral dan menentukan
nama batuan
d.
d.
Penyusunan
laporan.
e.
HASIL
DAN
PEMBAHASAN
1. Morfologi
f.
Letak
lokasi
daerah
penelitian berada di Dusun
Degan
II,
Formasi
Nanggulan, Kali Songgo,
Kec. Kalibawang, Kab.
Kulon Progo , dengan
Koordinat -7 730261 110
194298 .lokasi sampling
berada di bawah jembatan
sungai
kali
songgo
tepatnya 150 meter ke arah
selatan
dari
kampus
lapangan
STTNAS.
Morfologi berupa aliran
sungai
Sebelah
barat,
timur, selatan dibatasi
daerah yang terjal, sebelah
utara
berupa
daerah
landaian . dengan arah
aliran sungai Selatan
utara N 215 E

a.

b.

Pengamatan
tekstu
struktur,
identifikasimineral(khusus
nya mineral transparan)
Penyiapan sayatan tipis
batulempung hasil dari
kegiatan sampling

g.

h.

Vegetsi yang berkembang


di daerah ini berupa pohon
bambu, jati, pisang, kelapa
dan alang alang.
2. Litologi
i.

j.

Litologi yang berkembang


berupa
batulempung
dengan sisipan batupasir,
dengan ketebalan batupasir
kurang
lebih
20cm.
dengan
kedudukan
N
230E / 24
Berdasarkan Pengamatan
megaskopis warna abu-abu
kecoklatan
struktur
berlapis, tekstur klastik,
ukuran
butir
halus,
komposisi
mineral
lempung,
Quarsa,
K
feldspar.

k.

l.
m.
n.
o.

p.
q.

r.
s.

3.
u.

v.

Deskripsi mineral
- Quarsa
Warna putih cerah, Kilap
kaca, kekerasa <6,5, Crat
Putih, Pecahan Concoidal,
belahan tidak ada.
- K feldspar
Warna colourless, tidak ada
belahan, Kekeasan 6 mohs,
cerat putih
- Mineral lempung
Warna
Kecoklatan,
pecahan
halus,
Kilap
Tanah.
Analisa Petrografi Kuantitatif
dan Kualitatif

w.

x.

t.

y.
z.

Komposisi mineral yang


diamati dan presentasi
secara visual :

Quarsa 35%
Plagioclase 15%

Masa dasar 20%


K feldspar 10%
Fosil 10%
Pyroxen 10%

ak.

al.
Kuarsa
:43,1%
Masa
Dasar
:35,5%
Plagioclase:
:7,03%
Fosil
:0,02%
Piroksen
:5,6 % K feldspar
: 3,8%

aa.
ab.
ac.

Teknik Point
(Kuantitatif)

Ketrangan Gambar
:

counting

ad.

am. Deskripsi Mikroskopik :

ae.
af.
ag.
ah.
ai.

aj.

an.
Berdasarkan
pengamatan sayatan tipis
didapatkan mineral-mineral
penyususun utama
pada
sampel batuan kelompok 7,
komposisi
mineral
penyusunya berupa mineral
Kuarsa,
Plagioclase,
K
feldspar, Piroksen, dan Fosil
foraminifera,
dicirikan
dengan
mineral
mineral
penyusunya berbutir halus,
struktur
masif,
matrik
banyak, dan fragmen yang
kecil.. kemas tertutup, sortasi
bagus.

Point counting work


sheet
Analisa Petrografi

ao.

Deskripsi Mineral

ap.

Komposisi mineral yang


diamati dan presentasi
secara visual :

aq.

Kuarsa : 657/1521 x
100%= 43,1%
ar.
Warna Tidak
berwarna, seringkali terdiri
dari inklusi Bentuk Kristal
prismatik anhedral, Relif
Sangat rendah Indeks bias: n
mineral > n. K-balsam
BelahanTidak
ada,
rhombohedral yang tidak
sempurna Kembaran :Umum

as.

jarang
terlih
Sudut
pemadaman: Paralel dan
simetris

bc.

Nama Batuan: (.....)

bd.

Petrogenesa:

K feldspar : 59/1521 x
100%=3,8%

be.

Batuan ini terandapkan


oleh air yang tenang /
energi rendah sehingga
yang terakumulasi hanya
berbutir halus dan areana
tertransportasi oleh aliran
arus sungai pada bagian
hilir atau bisa dikatakan
juga terbentuk karena
proses pelapukan (alterasi)
batuan beku dan ditemukan
di sekitar batuan induknya.
Kemudian
material
lempung ini mengalami
proses diagenesa sehingga
membentuk batulempung.

bf.

KESIMPULAN

bg.

Berdasarkan
daerah
penelitian yang terletak di
Formasi
Nanggulan
tepatnya di kali songgo
didapatkan Batulempung
dengan sisipan batupasir,
dengan ketebalan batupasir
kurang
lebih
20cm.
dengan
kedudukan
N
230E / 24
Berdasarkan Pengamatan
megaskopis warna abu-abu
kecoklatan
struktur
berlapis, tekstur klastik,
ukuran
butir
halus,
komposisi
mineral
lempung,
Quarsa,
K
feldspar.

at.
Warna
Colourless, relief rendah,
bentuk anhedral, tidak ada
belahan, tidak ada sudut
pemadangan,
pleokroisme
rendah
au.

Plagioclas :107/1521
100%= 7,03%

av.
Warna
Transparan, bentuk kristal
subhedral sampai anhedral,
Ukuran ristal <0,05 mm,
relief rendah, Kembaran albit
belahan 1 arah.
aw.

Pyroxen : 86/1521
100%= 5,6%

ax.
Warna putih
kekuningan, relief tinggi,
belahan 2 arah.
ay.

Masadasar:541/1521x100
%= 35,5%
az.
Warna
ppl
kuning kecoklatan, warna xpl
Coklat ke abu-abuan, bentuk
subhedral, butiran halus
sampai sedang.

ba.

Fosil
: 3/1521
100%= 0,02%

bh.

bb.
(Mikrofosil
Foraminifera) warna xpl
Kuning keorenan, bentuk
bentuk fosil berupa skeletal
grain (bioklastika) berupa
foraminifera yang merupakan
mikrofosil

bi.
bj.

Anda mungkin juga menyukai