(RPJMDes)
DESA KUTA
KECAMATAN BANTARBOLANG
KABUPATEN PEMALANG
TAHUN
2016 - 2021
DAFTAR ISI
`Halaman
COVER
PERATURAN DESA TENTANG RPJMDES
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang / Pendahuluan
1
1.2 Dasar Hukum .
2
1.3 Maksud dan Tujuan
3
PROFIL DESA
2.1 Kondisi Desa
2.1.1 Sejarah Desa
2.1.2 Demografi
.
5
6
2.1.3 Keadaan Sosial .. 7
2.1.4 Keadaan Ekonomi .. 9
2.1 Kondisi Pemerintahan Desa 10
BAB III
2.2.1 Pembagian Wilayah Desa .
10
2.2.2 Struktur Organisasi Desa ................
11
MASALAH DAN POTENSI
3.1. Masalah dan Potensi dari Sketsa Desa.........................
13
3.2. Masalah dan Potensi dari Kalender Musim.................... 13
3.2. Masalah dan Potensi dari bagan Kelembagaan ............. 13
BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Daftar rencana program dan kegiatan pembangunan kab. Yang masuk
desa
2.
Daftar SDA
3.
Daftar SDM
4.
Daftar SD Pembangunan
5.
Daftar SD Sosial Budaya
6.
Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan desa
7.
Daftar gagasan dusun/Kelompok
8.
Potret desa (peta sosial)
9.
Daftar Masalah & Potensi
10.
Kalender musim
11.
Daftar masalah & potensi
12.
Diagram kelembagaan
13.
Daftar masalah dan potensi
14.
Pengelompokan masalah dan potensi
15.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 6 tahun 2014 tentang
Desa, ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7 )
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2014 tentang
Peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
DesaPeraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2014
tentang Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Desa adalah Desa adalah desa dan desa adat atau yang
disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakt
setempat, berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, dan / hak
tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah
keanekaragaman,
partisipasi,
otonomi
asli,
demokrasi
dan
pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan
adat istiadat setempat yang diakui dan /atau dibentuk dalam sistem
Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuat
desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan
partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang berkembang di desa,
maka desa diharuskan mempunyai Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJM Desa) ataupun Rencana Pembangunan Tahunan
Desa (RKP Desa).
RPJM Desa Kuta ini merupakan rencana strategis Desa Kuta untuk
mencapai tujuan dan cita-cita desa. RPJM Desa tersebut nantinya akan
menjadi dokumen perencanaan yang akan menyesuaikan perencanaan
tingka Kabupaten. Spirit ini apabila dapagt dilaksanakan dengan baik
maka
kita
akan
memiliki
sebuah
perencanaan
yang
memberi
kesempatan kepada desa untuk melaksanakan kegiatan perencanaan
pembangunan yang lebih sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan
yang
baik
(Good
akuntabilitas.
Goverment)
seperti
patisipasif,
transparan
dan
tentang
Penyerahan
Urusan
Pemerintahan
yang
menjadi
Kewenangan Daerah Kepada Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Pemalang Tahun 2009 Nomor 12);
2
BAB II
PROFIL DESA
2.1
Kondisi Desa
2.1.1 Sejarah Desa
Di Makam Ragasari di Desa Kuta Kecamatan Bantarbolang Kabupaten
Pemalang terdapat makam mbah SIMPEN ialah sosok perempuan yang
masyarakt setempat menyebutnya sosok perempuan tidak punya puser
sebagai penghormatan kepada beliau karena dianggap orang yang
sangat berjasa, pejuang yang sangat gigih melawan penjajah Belanda,
maka para peziarah agar tidak melangkah/melewati diatas makamnya
(jawa; dilangkahi). Pada saat itu pula nama-nama para prajurit
Pangeran Diponegoro tetap dirahasiakan baik nama aslinya maupun
keberadaannya. Pada tahun 1830 terjadi peperangan terakhir Prajurit
Pangeran Diponegoro di daerah hutan Margalunyu Gunung Slamet.
Para Prajurit Pangeran Diponegoro mengadakan perlawnan terhadp
pihak kumpeni Belanda, semua serdadu yg dikirim pihak Kompeni
tewas.
Semenjak Pangeran Diponegoro ditipu, kemudian ditangkap dan
dibuang ke Makasar, prajurit yang ada di daerah hutam Margalunyu
gunung Slamet berpencar pergi untuk menghilangkan jejak dari
kejaran pihak Belanda dan sebagian turun dari Gunung Slamet
menyebar ke dukuh Pete, ke utara lewat Pulosari terus kebawah
sampai ke Moga, Mereng dan untuk menghilangkan jejaknya mereka
berbaur dengan masyarakat setempat dan sebagian melanjutkan
perjalanan
lewat
Kalitorong
ke
Gunung
Wangi.
Disana
mereka
membuat persinggahan bale panjang (sekarang dusun Sipanjang) yang
dipimpin langsung oleh mbah Simpen dan semua prajurit yang ada
dengan nama samaran agar tidak tercium oleh Tentara Belanda. Mbah
simpen salah satu prajurit Pangeran Diponegoro yang dikenal di Desa
Kuta dan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka berkebun di
hutan (sekarang hutan kebutuh namanya). Pada akhirnya setelah
beberapa lama kemudian menemukan hutan di sebelah timur gunung
wangi karena perjalanan panjang ke utara ada daerah yang lebih aman
karena daerah itu dikelilingi lembah/sungai dan prajurit di bale panjang
disuruh
berkumpul
pemukiman
dengan
berkumpul/Makutho).
5
yg
akhirnya
nama
tempat
DESA
KUTA
itu
dijadikan
(diambil
kawasan
dari
kata
DEMOGRAFI
a) Batas Wilayah Desa
Letak geografi Desa Kuta , terletak diantara :
Sebelah Utara
: Desa Lenggerong
Sebelah selatan
: Desa Glandang
Sebelah Barat
: Desa Gonseng
Sebelah Timur
: Desa Bantarbolang
b) Luas Wilayah Desa
6
1. Pemukiman
: 74,35
ha
2. Pertanian Sawah
: 127,00 ha
3. Ladang/tegalan
: 25,86
ha
4. Hutan
: 1.500
ha
5. Rawa-rawa
: ha
6. Perkantoran
: 0,025
ha
7. Sekolah
: 1,37
ha
8. Jalan
: 4,64
ha
9. Lapangan sepak bola : 1,2
ha
c) Orbitasi
1. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat
: 4 KM
2. Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan : 20 Menit
3. Jarak ke ibu kota kabupetan
: 14 KM
4.
d)
1.
2.
: 2.316 Orang
3. Perempuan
: 2.263 Orang
orang
orang
11. Kopi
: ha
12. Singkong
: 7
ha
13. Lain-lain
: ha
b). Peternakan
Jenis ternak :
1. Kambing
: 637
ekor
2. Sapi
: 12
ekor
3. Kerbau
: 131
ekor
3. Ayam
: 3355 ekor
4. Itik
: 400
ekor
5. Burung
:
ekor
6. Lain-lain
: .ekor
c). Perikanan
1. Tambak ikan
: ha
2. Tambak udang
: ha
3. Lain-lain
: ha
d). Struktur Mata Pencaharian
Jeis Pekerjaan :
9
1. Petani
: 813 orang
2. Pedagang
: 81
orang
3. PNS
: 20
orang
4. Tukang
: 48
orang
5. Guru
: 32
orang
6. Bidan/ Perawat
: 2
orang
7. TNI/ Polri
: 1
orang
8. Pesiunan
: 14
orang
9. Sopir/ Angkutan
: 28
orang
10. Buruh
: 632 orang
11. Jasa persewaan
: 12
orang
12. Swasta
: 358
orang
2.2. KONDISI PEMERINTAHAN DESA
a). Lembaga pemerintahan
Jumlah aparat desa :
1. Kepala Desa
:1
orang
2. Sekretaris Desa
:1
orang
3. Perangkat Desa
: .11
orang
4. BPD
: 11
orang
b). Lembaga kemasyarakatan
Jumlah Lembaga Kemasyarakatan :
1. LPM
:1
2. PKK
:1
3. Posyandu
:5
4. Pengajian
: 5
Kelompok
5. Arisan
: 17
Kelompok
6. Simpan Pinjam
: 2
Kelompok
7. Kelompok Tani
: 2
Kelompok
8. Gapoktan
:1
Kelompok
9. Karang Taruna
:1
Kelompok
10. Risma
:.
Kelompok
11. Ormas/LSM
:Kelompok
12. Lain-lain
:-
Kelompok
c). Pembagian Wilayah
Nama Dusun :
10
1. Dusun Sipanjang
: Jumlah 5 RT
2. Dusun Kuta
: Jumlah 1 RT
3.Dusun Suwuk
: Jumlah 9 RT
4.Dusun Kalijero
: Jumlah 5 RT
5.Dusun Penusuhan
: Jumlah 4 RT
1. Dusun Sipanjang
:
Tulus Harjo
2. Dusun Kuta
:
Surinto Purnomo
3.Dusun Suwuk
:
Brahmanto Condro Yuwono
4.Dusun Kalijero
:
Dirjo
5.Dusun Penusuhan
:
Wahyono.
Kepala Dusun
11
Siti Paedah.
Siti Nurul Khasanah.
Sulistyowati.
Ruslani.
Suswono.
Kurningsih.
Sumartin.
Siti Aminah.
BAB III
MASALAH DAN POTENSI
3.1.
Daftar Masalah Dan Potensi Dari sketsa Desa;
Daftar masalah dari potret desa bersumber dari hasil pengkajian desa
yang mencerminkan daftar masalah kondisi prasarana; lingkungan;
kesehatan; pendidikan; sosial-budaya; keamanan dan sumberdaya
perekonomian yang ada di desa.
Daftar potensi dari sketsa desa merupakan rincian peluang atau kondisi
lain yang bisa dioptimalkan dari gambaran masalah yang ada di desa yang
bisa merubah keadaan setempat menjadi lebih baik.
3.2.
Daftar Masalah Dan Potensi Dari Kalender Musim;
Daftar masalah dari kalender musim merupakan daftar gambaran dari hasil
pengkajian dari kondisi musim di desa setempat yang menjelaskan
situasi/keadaan pada masing-masing musim tertentu (musim kemarau;
musim pancaroba; dan musim hujan).
Daftar potensi dari kalender musim merupakan daftar sumberdaya
alam/material yang bisa dioptimalkan untuk mendukung perbaikan
masalah (sosial; ekonomi; lingkungan; dll) yang ditimbulkan oleh faktor
musim.
3.3.
Daftar Masalah Dan Potensi Dari Bagan Kelembagaan.
Daftar masalah dari bagan kelembagaan merupakan daftar masalah yang
menjadi temuan dari hasil pengkajian atas kondisi kelembagaan yang ada
di desa, seperti pada pemerintah desa; BPD; RT; Kelompok Tani;
kelembagaan simpan pinjam; ; dll.
Daftar potensi dari bagan kelembagaan adalah daftar potensi yang bisa
dikembangkan dari kondisi/keadaan yang ada dari masing-masing
kelembagaan yang ada di desa tersebut.
13
BAB IV
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
4.1 Visi dan Misi
4.1.1 Visi
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan
kebutuhan desa, penyusunan Visi Desa Kuta ini dilakukan dengan
pendekatan
partisipatif,
melibatkan
pihak-pihak
yang
berkepentingan di Desa sejahtera seperti pemerintah desa, BPD,
tokoh masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakt desa dan
masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal
di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan.
Maka berdasarkan pertimbangan di atas Visi Desa Kuta adalah:
TERWUJUDNYA DESA KUTA SEBAGAI DESA AGROBISNIS
4.1.1 Misi
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang
memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa
agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada di atas misi.
Pernyataam visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di
operasionalkan/dikerjakan.
misipun
dalam
Sebagaimana
penyusunannya
penyusunan
menggunakan
visi,
pendekatan
partsipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa Kuta
sebagaimana proses yang dilakukan maka misii Desa Kuta adalah
:
1. Peningkatan
produksi
tanaman
pangan,
peternakan
dan
perkebunan.
2. Peningkatan sarana dan sarana transportasi
3. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) yang produktif,
bedaya
pikir
tinggi,
dan
berwawasan
lingkungan
serta
memberdayakan potensi yang ada terutama pertanian.
4. Penguatan lembaga terhadap 3 (tiga) Kelompok Tani
5. Perwujudan kondisi masyarakat yang aman dan iklim usaha
yang bagus.
6. Peningkatan taraf kesehatan masyarakat,
14
Kepala
Desa
dan
perangkat,
operasional
Pemerintahan Desa, tunjangan operasional BPD, dan Intensif RT/RW,
dalam hal ini menyusunnya
yang bersifat mendesak dan harus
dilakukan dengan segera dalam arti menyusun skala prioritas.
4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa
a). Arah Pengelolahan Pendapatan Desa
Pendapatan Desa bersumber APB Des dan Dana dari Pemerintah.
Pendapatan Asli Desa dipungut oleh Kepala Dusun dibantu oleh
Perangkat
Desa
sesuai
dengan wilayahnya
masing - masing
kemudian dikumpulkan dan disetorkan oleh Kepala Desa.
Pendapatan dari APB Des dan dari Pemerintah dikelola oleh
bendahara Desa.
b). Arah Pengelolahan Belanja Desa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
15
Belanja Kepala desa dan perangkat desa;
Intensif RT dan RW;
Operasional Lembaga kemasyarakatan Desa;
Tunjangan operasional BPD;
Program operasional Pemerintahan Desa;
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Program
Program
Program
Program
Program
Program
Program
Program
Program
12.
13.
14.
15.
16.
Program
Program
Program
Program
Program
BAB V
PENUTUP
Perencanaan
pembangunan
desa
sebagai
sebuah
proses
yang
senantiasa berputar, merupakan proses pembelajaran partisipatif yang
senantiasa berulang setiap tahun.
Dokumen RPJM-Des adalah dokumen
sudah final dan tidak bisa diubah
hingga menunggu masa enam tahun
berlalu tidaklah bijak sehingga perlu dilakukan perubahan paradigma .
Guna memenuhi ketentuan normatif tentang perencanaan sesuai
ketentuan yang berlaku maka perlu penjabaran pelaksanaannya tersusun
dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa pada setiap tahunnya (APBDesa).
Selain sebagai pedoman dan penentu arah kebijakan enam tahunan,
dokumen ini juga berguna sebagai dasar evaluasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan
kegiatan
sesuai
dengan
sasaran
dan
tujuan
yang
telah
ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi diperlukan pengukuran
kinjerja yang didukung oleh tersedianya data kinerja yang akurat, lengkap,
tepat waktu dan serta indikator sasaran yang realitas dan akuntabel.
Dengan
demikian
akan
dapat
diketahui
seberapa
jauh
tingkat
keberhasilan maupun tingkat kegagalan yang terjadi guna bahan evaluasi
dengan membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan dan
kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya.
KEPALA DESA KUTA
SAMSURI
20
21