Analisis Kebutuhan Lahan Pangan dan Arahan Pengembangan Analisis ini dilakukan berdasarkan
luas lahan pangan yang tersedia, produktivitas lahan dan proyeksi konsumsi pangan hingga berakhirnya
masa RTRW yang berlaku yaitu Tahun 2031, dengan asumsi konversi lahan pangan eksisting tidak terjadi.
Jumlah penduduk diproyeksikan menggunakan model geometri berdasarkan data penduduk Tahun 2000
sampai dengan 2011. Data rerata produktivitas lahan untuk tanaman panganbersumber dari BPS dan data
rerata konsumsi pangan perkapita bersumber dari Badan Penyuluh dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Muaro Jambi (BPKP Kab. Muaro Jambi, 2011). Berdasarkan hasil analisis kebutuhan lahan pangan dan
kesesuaian lahan ditentukan arahan pengembangan lahan pertanian pangan yang meliputi lahan sawah
dan pertanian lahan kering.
Analisis Konsistensi Rencana Pola Ruang Lahan Pangan dalam RTRW Analisis ini dilakukan berdasarkan
perbandingan antara Peta ketersediaan lahan dari areal lahan pangan eksisting hasil interpretasi citra
dengan Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Muaro Jambi. Hal ini bertujuan untuk mendeliniasi areal
yang sesuai dan tidak sesuai dengan rencana pola ruang tanaman pangan, sehingga dapat dijadikan bahan
masukan dalam perbaikan rencana pola ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN Kabupaten Muaro Jambi yang terletak pada koordinat 1o 5 -2 o 20
Lintang Selatan dan 103o 10- 104o 20 Bujur Timur, terdiri atas 11 kecamatan, yaitu Sekernan, Sungai
Bahar, Bahar Utara, Bahar Selatan, Mestong, Jambi Luar Kota, Kumpeh, Kumpeh Ulu, Maro Sebo,
Sungai Gelam dan Taman Rajo. Dalam kurun waktu Tahun 2000 hingga 2011, budidaya padi sawah,
jagung, kedelai, kacang hijau dan ubi kayu secara umum mengalami peningkatan luas dan produksi,
namun sebaliknya untuk komoditas padi ladang, kacang tanah dan ubi jalar (BPS, 2000; BPS, 2011).
Peningkatan luasan pertanaman mengindikasikan bahwa komoditas tersebut semakin diminati untuk
diusahakan.
Penggunaan dan Ketersediaan Lahan Berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 ETM Tahun
2013 path/row 125/06, diperoleh 9 tipe penggunaan lahan seperti disajikan pada Tabel 1. Penggunaan
lahan terbesar di Kabupaten Muaro Jambi adalah perkebunan kelapa sawit dan karet seluas 317.457 ha.
Penggunaan lahan yang merupakan lahan pertanian pangan yaitu sawah dengan luas 7.061 ha dan
pertanian lahan kering dengan luas 53.617 ha. Penggunaan lahan sawah umumnya berada di sekitar
sungai utama yaitu Sungai Batanghari dan Sungai Kumpeh. Pertanian lahan kering hampir menyebar
merata di setiap kecamatan dan berada di sekitar permukiman penduduk seperti yang disajikan pada
Gambar 1. Dari hasil tumpang-tindih didapat lahan tersedia untuk pengembangan sawah seluas 198.894
ha (37,37%) dan pengembangan pertanian lahan kering seluas 160.167 ha (30,09%) dari luas wilayah
Kabupaten Muaro Jambi (532.165 ha)
pangan dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Dengan ketersediaan sumber
daya lahan yang ada dan posisi geografis yang menguntungkan tersebut, menjadi satu keunggulan
tersendiri bagi Kab. Muaro Jambi dibandingkan dengan daerah lainnya. Kabupaten Muaro Jambi telah
mengalami surplus produksi komoditas pangan pertanian lahan kering dan dapat dipasok ke Kota Jambi,
namun untuk komoditas padi sawah masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan. Implementasi Undangundang RI Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
diharapkan mampu untuk mencegah. alih fungsi lahan pangan eksisting maupun yang diarahkan
pengembangannya untuk lahan pertanian pangan. Dalam pelaksanaannya, perencanaan lahan pertanian
pangan berkelanjutan disusun baik di tingkat nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota, sehingga
peranan pemerintah kabupaten sangat penting dalam mengatur dan mengelola lahan pertanian pangan
yang ada. Upaya untuk mencapai swasembada pangan, baik beras maupun komoditas tanaman pangan
lahan kering, dapat dipercepat dengan melakukan tindakan optimalisasi lahan atau intensifikasi.
KESIMPULAN
Hasil interpretasi citra Landsat 7 ETM, diketahui lahan sawah dan pertanian lahan kering eksisting
masing-masing seluas 7.061 ha dan 53.617 ha. Penggunaan lahan terbesar di Kabupaten Muaro Jambi
adalah perkebunan dengan luas 317.457 ha atau 59,65% dari luas Kabupaten Muaro Jambi. Lahan
prioritas untuk pengembangan padi sawah seluas 55.899 ha dengan tingkat kesesuaian S3-nr (sesuai
marjinal; faktor pembatas retensi hara). Kecamatan Sekernan memiliki lahan tersedia terluas (31.431 ha)
untuk ekstensifikasi sawah. Lahan tersedia untuk pengembangan pertanian lahan kering seluas 160.167 ha
dengan prioritas untuk pengembangan seluas 100.870 ha. Seluas 18.404 ha lahan kering prioritas
memiliki kelas kesesuaian S2 untuk pertanaman padi ladang dan kacang tanah. Kesesuaian lahan untuk
pertanaman jagung, kedelai, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar seluruhnya termasuk kelas S3 dengan
faktor pembatas utama ketersediaan air dan retensihara. Ketersediaan lahan untuk pengembangan padi
seluas 33.206 ha tergolong dalam kelas N (tidak sesuai) dengan faktor pembatas bahaya erosi (lereng
>8%). Dengan jumlah penduduk pada tahun 2031 yang diproyeksikan mencapai 744.066 jiwa, untuk
mencapai swasembada pangan dibutuhkan lahan sawah dan lahan pertanian lahan kering masingmasing
seluas 30.545 ha dan 1.064 ha. Seluas 20.769 ha pola ruang lahan pangan, yang terdiri atas 1.962 ha
sawah dan 18.807 ha pertanian lahan kering, tidak sesuai dengan penggunaan lahan eksisting dan lahan
arahan pengembangan pertanian pangan. Rencana pola ruang lahan pertanian pangan dalam RTRW
Kabupaten Muaro Jambi perlu direvisi untuk mencapai swasembada pangan di Tahun 2031. Kebutuhan
lahan untuk mencapai swasembada pangan dapat dikurangi dengan meningkatkan produktivitas lahan dan
menekan laju pertumbuhan penduduk, sehingga lahan tersedia dapat dialokasikan untuk penggunaan
lainnya.