BAB I........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
1.1.
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2.
Tujuan............................................................................................. 1
1.3.
BAB II.......................................................................................................... 2
KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................... 2
2.1.
Pengertian Difraksi.........................................................................2
2.2.
Difraksi Frounhofer.........................................................................3
BAB III......................................................................................................... 5
METODE PENELITIAN................................................................................... 5
3.1. Jenis Penelitian.................................................................................. 5
3.2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................5
3.3. Prosedur Kerja................................................................................... 6
BAB IV......................................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................7
4.1.
Hasil Pengamatan...........................................................................7
4.2.
Analisa Data................................................................................... 7
4.3.
Pembahasan................................................................................... 9
BAB V........................................................................................................ 11
PENUTUP................................................................................................... 11
5.1.
Kesimpulan................................................................................... 11
5.2.
Saran............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Difraksi adalah peristiwa pembelokan cahaya apabila cahaya mengenai
suatu penghalang. Ada dua jenis diraksi yaitu difraksi fraunhofer dan fresnel.
Difraksi fraunhofer adalah difraksi yang terjadi apabila pola dari sebuah
gelombang cahaya berubah atau berbeda dengan pola asalnya setelah menabrak
sebuah hambatan. Difraksi fraunhofer terjadi apabila jaral tabir penangkap pola
interferens jauh lebih panjang dari pada ukuran celah, maka sinar-sinar
pembentuk pola interferens itu boleh dipandang sejajar sehingga analisisnya
lebih sederhana.
Laser mempunyai intensitas yang cukup tinggi. Intensitas yang sangat
tinggi ini membuka beberapa riset dalam bidang optik seperti gejala non linear,
interferensi jarak jauh. Laser telah banyak digunakan dalam aplikasi nyata
dikehidupan sehari-hari seperti pada bidang komunikasi, radar optik, compact
disc player dan operasi mata.
Praktikum difraksi fraunhofer ini dapat memahami prinsip terjadinya
difraksi fraunhofer, dan juga menentukan panjang gelombang suatu sumber
cahaya
1.2.
Tujuan
1. Memahami prinsip terjadinya difraksi fraunhofer.
2. Menentukan panjang gelombang suatu sumber cahaya.
1.3.
3. Layar pengamat.
4. Bangku optik.
5. Mistar 40 cm
laser
2. Mistar logam.
6.
7. BAB II
8. KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Difraksi
9.
dalam suatu material atau dapat juga untuk menentukan jarak kisi serta orientasi
suatu Kristal (Kittel, 2005).
13.
2.2.
Difraksi Frounhofer
14.
Difraksi frounhofer adalah difraksi yang terjadi jika letak sumber dan
layar pengamatan jauh sekali dari celah. Dan difraksi fraunhofer menggambarkan
pola medan jauh. Kedua sumber cahaya dan layar pengamatan berjauhan
letaknya terhadap celah difraksi, sehingga muka gelombang yang tiba pada celah
dan layar pengamatan berupa gelombang bidang. Pola difraksi berubah dalam hal
ukuran saja. Misalnya persamaan gelombang elektromaknetik yang dihasilkan
sumber cahaya adalah:
15.
dE
EL
sin ( wt kr )2 .pers.1
R
16.
17.
adalah:
18.
19.
20.
21.
I ( ) =I o
sin
( )
..pers.2
Dengan
=( kb / 2 ) sin ..pers.3
Difraksi Fraunhofer dilakukan oleh 4 macam yaitu sebagai berikut:
22.
langsung
dilokasi
penelitian
yang
dilakukan
di
3. Mengatur posisi sumber cahaya sehingga di peroleh pola titik pada kertas
yang tertenpel di dinding.
4. Mengukur jarak antara cahaya yang dipantulkan pada mistar sebagai D.
0
5. Meletakan penggaris logam dengan membentuk sudut 10
diatas
meja yang segaris dengan titik D.
6. Mengukur jarak antara sumber laser ke titik terang sebagai Q.
P0 , P1 , P 2 , P3
7. Mengukur tinggi
.
8. Mencatat data hasil percobaan di laporan sementara.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44. BAB IV
45. HASIL DAN PEMBAHASAN
46.
4.1.
Hasil Pengamatan
47.
N
51.
0
48.
Yn
49.
Yn2 Yo2
50.
52.
1.728x
53.
54.
3.0721x
57.
6.452
103
55.
1
56.
103
59.
2
60.
106
4.416
103
63.
3
64.
103
x 61.
x 65.
3.545
4.538
5.132
109
1.652
105
5.568
x 58.
x 62.
109
2.802
105
x 66.
109
67.
4.2.
Analisa Data
4
68. d = Nst mistar = 0,05 cm = 5 x 10
1
69. Q = 19,2 cm = 1,92 x 10 m
1 2
1
70. D = 67,5 cm = 6,75x 10
m = (6,75 x 10 ) = 0,455 m
71.
yn
72.
pn
.Q
73.
y0
74.
p0
.Q
3
= 9 x 10
1
. 1,92 x 10
(1,728 x 103 )2
6
2,985 x 10
y1
75.
p1
2
. Q = 1,6 x 10
1
. 1,92 x 10
(3,072 x 103)2
p2
2
. Q = 2,3 x 10
1
. 1,92 x 10
(4,416 x 10 )
p3
. Q = 2,9 x 10
(5,568 x 103 )2
6
9,437 x 10
y2
76.
3 2
5
1,950 x 10
y3
77.
. 1,92 x 10
3,100 x 10
78.
Yn
79.
Y0
1.
2.
Y1
3.
_ Y0
6
6
6
= 9,437 x 10
- 2,985 x 10
= 6.452 x 10
4.
80.
=
( Yn
d
2 D2 n
2
Y0
1.
2.
3.
4.
5 x 104
0
2( 6,75 x 101)2 0 =
5 x 104
2( 6,75 x 101)2 1
5 x 10
2( 6,75 x 101)2 2
5 x 10
1 2
2( 6,75 x 10 ) 3
6
9
. 6.452 x 10
= 3.545 x 10
5
9
. 1.652 x 10
= 4.538 x 10
5
9
. 2.802 x 10
= 5.132 x 10
81.
82. Pk =
literatur n
literatur
x 100 %
83.
1.
Pk 0
2.
Pk 1
6,5 x 1070
6,5 x 107 = 0
x 100 % = 99,4 %
3.
Pk 2
4.
Pk 3
6,5 x 10 5.132 x 10
7
6,5 x 10
x 100 % = 99,3 %
x 100 % = 99,2 %
4.3.
Pembahasan
84. Difraksi adalah peristiwa pembelokan cahaya apabila cahaya
mengenai suatu penghalang. Gelombang terdistribusi selanjutnya terinterferensi
satu sam lain sehingga menghasilkan daerah pengguatan dan pelemahan. Timbul
polaterang dan pola gelap dimana intensitas pola terang tidak sama atau semakin
jauh semakin kecil intensitasnya.
85. Difraksi fraunhofer adalah difraksi yang terjadi apabila pola dari
sebuah gelombang cahaya berubah atau berbeda dengan pola asalnya setelah
menabrak sebuah hambatan. Difraksi fraunhofer terjadi apabila jaral tabir
penangkap pola interferens jauh lebih panjang dari pada ukuran celah, maka
sinar-sinar pembentuk pola interferens itu boleh dipandang sejajar sehingga
analisisnya lebih sederhana.
86.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami prinsip terjadinya
difraksi fraunhofer, dan juga dapat menentukan panjang gelombang suatu sumber
cahaya. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu, sumber
cahaya/laser, mistar logam 40 cm, layar pengamat/kertas, dan mistar plastik 30
cm. dan alat dan bahan tersebut memiliki fungsi masing-masing yaitu, sumber
cahaya/laser berfungsi sebagai pemberi cahaya dan cahaya yang dihasilkan yaitu
bersifat monokromatis; mistar logam 40 cm berfungsi untuk memantulkan suatu
cahaya; layar pengamat atau kertas berfungsi untuk tempat mengamati pola
difraksi yang dihasilkan oleh cahaya; dan mistar plastik 30 cm berfungsi untuk
mengukur jarak antara sumber laser ke titik terang.
87. Prinsip terjadinya difraksi fraunfoher ini digunakan sebuah mistar
yang mana garis-garis dari sebuah mistar dianggap sebagai kisi yang jaraknya
sama besar. Ketika cahaya laser mengenai kisi pada mistar dengan kemiringan
tertentu, maka cahaya akan menghasilkan pola gelap terang yang terbentuk pada
layar karena adanya interferensi yang terjadi. Garis terang merupakan hasil
interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah hasil interferensi
yang saling memperlemah.
88.
93. BAB V
94. PENUTUP
95.
95.1. Kesimpulan
96.
:
1. Difraksi adalah penyebaran arah gelombang karena melewati celah sempit
dimana intensitas cahaya dari difraksi akan semakin berkurang disetiap
titiknya. Difraksi adalah peristiwa pembelokan cahaya apabila cahaya
mengenai suatu penghalang.
2. Difraksi frounhofer adalah difraksi yang terjadi jika letak sumber dan layar
pengamatan jauh sekali dari celah. Dan difraksi fraunhofer menggambarkan
pola medan jauh. Kedua sumber cahaya dan layar pengamatan berjauhan
letaknya terhadap celah difraksi, sehingga muka gelombang yang tiba pada
celah dan layar pengamatan berupa gelombang bidang.
3. Hasil yang diperoleh untuk panjang gelombang dari sumber cahaya untuk
setiap orde berbeda-beda yaitu, pada pada orde satu adalah
pada orde dua adalah
6,45 106 m ,
101.
102. Agung Sugiharto. 2015. Difraksi Fraunhofer. [Online] Tersedia: http://agungsugiharto-fst12.web.unair.ac.id/artikel_detail-138274-Fisika%20KomputasiDifraksi%20Fraunhofer.html, (Diakses pada hari senin,30 Oktober 2016).
103. Dunianiara.
2010.
Difraksi
Fraunhofer.
[Online]
Tersedia: