04 Januari
04 Januari
Disusun Oleh:
Wanti Aprilia
NIM. 13.0102.0015
PENDAHULUAN
Perbankan syariah adalah jenis lembaga keuangan yang beroperasi seseuai
dengan syariah Islam. Bank syariah pertama yang dibentuk di Indonesia adalah
Bank Muamalat yaitu pada tahun 1991 oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), pengusaha muslim, dan juga
pemerintah. Bank Muamalat pada masa itu masih belum mendapat perhatian dari
masyarakat, baru setelah krisis ekonomi pada tahun 1998 bank syariah menjadi
primadona karena mampu bertahan selama masa krisis dibanding
perbankan konvensional lainnya. Hal tersebut mendorong terbentuknya
bank syariah lain. Bank Syariah Mandiri yang merupakan bank syariah kedua di
Indonesia yang merupakan gabungan dari beberapa bank yang dimiliki BUMN
dan terkena dampak dari krisis tahun 1998. Setelah itu di awal 2000-an dimulailah
era perbankan syariah yang semakin pesat.
Data pada akhir tahun 2002 menunjukkan total aktiva bank syariah
nasional (tidak termasuk BPRS) yaitu Rp 4.045 miliar atau 0,36% dari total aktiva
perbankan nasional (ojk.go.id) dan terus berkembang. Tetapi di tahun-tahun
terakhir aktivitas perbankan syariah mulai menurun. Pengawas Industri Keuangan
Non Bank OJK mencatat pertumbuhan aset tertinggi yang pernah dicapai
bank syariah nasional yaitu di tahun 2013 sebanyak 49%, namun di tahun
2015 pertumbuhan aset hanya 7,98%.
Hal ini menjadi perhatian para pengamat keuangan karena bank syariah
diprediksi akan terus berkembang sesuai dengan sasarannya yaitu masyarakat
muslim. Jika diamati sejak awal, perkembangan bank syariah yang direspon
sangat antusias oleh para bankir didasari pada fakta bahwa bank syariah mampu
bertahan di tengah krisis ekonomi. Akhirnya para bankir berlomba-lomba
mendirikan bank syariah dengan h arapan dapat bertahan dalam persaingan bisnis.
Ketika dalam praktiknya ditemukan berbagai permasalahan yang
menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat sedangkan persaingan semakin ketat
dengan munculnya perbankan-perbankan syariah baru, bank syariah yang
kebijakan dan pengambilan yang sesuai dengan perusahaan, dan karyawan untuk
mengetahui kelangsungan perusahaan terkait dengan pekerjaannya. Sedangkan
pihak eksternal yaitu investor, kreditor, regulator, pemasok, pelanggan, dll.
Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan bahwa tujuan laporan
keuangan yaitu untuk memberikan informasi yang berguna bagi keputusan bisnis.
Laporan keuangan sendiri secara umum terdiri dari laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.
Seperti disebutkan sebelumnya, laba adalah indikator utama yang
digunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan. Berdasarkan PSAK Nomor 1,
(2013) yang menemukan bahwa likuiditas tidak berpengaruh pada kualitas laba,
sedangkan penelitian yang dilakukan Irawati (2012) memberikan hasil jika
likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba. Penelitian ini mengacu pada
penelitian yang dilakukan Yushita dan Triatmoko (2013) dengan variabel
sebelumnya yaitu Good Corporate Governance, Komite Audit Eksternal, dan
Likuiditas. Pengembangan penelitian dengan menambahkan variabel Manajemen
Laba dan Ukuran Perusahaan. Manajemen laba digunakan karena erat kaitannya
dengan kualitas laba (Lo, 2008). Ukuran perusahaan digunakan seperti pada
penelitian Dira dan Astika (2014) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap kualitas laba.
Rumusan Masalah :
1. Mengetahui pengaruh Good Corporate Governance terhadap kualitas laba
secara keseluruhan atau parsial.
2. Mengetahui pengaruh Kualitas Auditor Eksternal terhadap kualitas laba
perusahaan yang diaudit.
3. Mengetahui pengaruh Likuiditas terhadap kualitas laba.
4. Mengetahui seberapa besar pengaruh manajemen laba terhadap kualitas
laba.
5. Menguji secara empiris pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap kualitas
laba.
Tujuan Penelitian:
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Good Corporate Governance
terhadap kualitas laba baik secara keseluruhan maupun secara parsial.
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Kualitas Auditor Eksternal
terhadap kualitas laba.
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Likuiditas terhadap kualitas
laba.
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Manajemen Laba terhadap
kualitas laba.
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
kualitas laba.
Kontribusi Penelitian:
1. Kontribusi Teoritis
Melalui hasil penelitian diharapkan dapat menambah literatur untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak lain.
2. Kontribusi Praktis
Memberikan manfaat kepada investor, kreditor, analis, dan pihak lainnya
yang berkepetingan dalam menilai kualitas laba perusahaan.
TELAAH LITERATUR
Grand Teori:
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Pertama kali diperkenalkan oleh Jensen dan Meckling pada tahun
1976. Pada dasarnya teori agensi memandang pelaku bisnis sebagai dua
pihak,
yaitu
prinsipal
dan
agen.
Prinsipal
adalah
pihak
yang
apakah
laba
yang
diumumkan
berkualitas
atau
tidak.
laba.
Perusahaan
yang
mempublikasikan
tata
kelola
secara pasti yang dapat menjelaskan pengertian dari GCG. Corporate governance
sendiri didefinisikan oleh Davies (1997: 40) dalam Yosephus (2010: 269) sebagai
sistem dimana perusahaan diarahkan dan dikendalikan. Rahmawati (2013)
mengemukakan konsep dari corporate governance adalah mekanisme yang
diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring
kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder
dengan berdasarkan pada kerangka peraturan.
Corporate
governance
juga
memberikan
struktur
yang
dapat
kemungkinan
perusahaan
tersebut
melakukan
manipulasi,
bahkan
perventif
adalah
untuk
dengan
mengantisipasi
melakukan
manajemen
monitoring.
laba
Rahmawati
yang
(2013)
Hasil penelitian
Earning management akan lebih mudak dideteksi jika
mengikuti pola investigasi kejahatan dengan memberikan
bukti dan informasi yang lebih sesuai.
Secara parsial struktur modal mempunyai arah positif tapi
tidak berpengaruh pada kualitas laba. Likuiditas dan
pertumbuhan laba mempunyai arah negatif tapi tidak
berpengaruh pada kualitas laba.
Struktur dewan direksi dan komisaris independen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Discretionary
Accrual atau berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Kualitas auditor eksternal berpengaruh negatif terhadap
Discretionary Accrual atau berpengaruh positif terhadap
kualitas laba. Kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional,komite audit, dan likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap kualitas laba.
Tidak terdapat bukti kuat terkait predikbilitas laba pada
industri perbankan. Tetapi semakin baik pelaksanaan
Pengembangan Hipotesis:
Good Corporate Governance dan Kualitas Laba
Dimensi Good Corporate Governance yang digunakan adalah Struktur
Dewan Direksi, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Komite
Audit, Komisaris Independen, dan Pengungkapan Fraud. Mekanisme corporate
governance adalah salah satu cara menekan agency cost dengan mengatasi agency
problem. Perusahaan yang memberikan hak untuk ikut memiliki kepada manajer
dan pihak luar akan menekan timbulnya permasalah agensi, ketika pihak lain ikut
memiliki maka manajer akan lebih terkendali dalam menyampaikan informasi
keuangan dan nonkeuangan. Dewan Direksi adalah pihak yang bertugas untuk
mengawasi kinerja manajemen. Semakin banyak anggota dewan direksi berarti
memberikan pengawasan yang lebih tinggi pada manajemen sehingga
kemungkinan manajer melakukan manajemen laba akan menurun. Hasil penelitian
Yushita dan Triatmoko (2013) menunjukkan bahwa Struktur Dewan Direksi
berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
H1: Struktur dewan direksi berpengaruh negatif terhadap kualitas
laba.
problem
yang
terjadi
terkait
dengan
kepemilikan
dan
perusahaan
untuk
melunasi
kewajiban
jangka
pendeknya
menggunakan aset lancarnya. Salah satu sumber dari aset lancar adalah laba, yang
memberikan arus kas positif dari operasi perusahaan. Likuiditas yang tinggi secara
tidak langsung memberikan gambaran bahwa laba perusahaan tinggi. Tetapi
likuiditas yang terlalu tinggi dapat mengindikasi bahwa perusahaan tidak mampu
mengelola aktivanya untuk mengembangkan perusahaan. Salah satu tujuan
manajemen laba adalah meningkatkan likuiditas melalui penggelembungan laba.
Dapat dikatakan bahwa likuiditas yang tinggi kemungkinan dihasilkan dari laba
yang kurang berkualitas seperti kesimpulan dari Irawati (2012).
H8 : Likuiditas berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Manajemen Laba dan Kualitas Laba
Lo (2008) menyatakan bahwa manajemen laba yang tinggi akan
menyebabkan kualitas laba yang rendah. Pernyataan tersebut dapat dipahami
karena manajemen laba pada dasarnya adalah manipulasi informasi, dan hasil dari
manipulasi pasti mempunyai kualitas yang rendah. Begitu juga pada laba, laba
yang berkualitas adalah laba yang dapat menggambarkan nilai perusahaan. Ketika
manajemen laba dilakukan, manajer akan melaporkan beberapa hal tidak sesuai
dengan kenyataannya. Laba yang tinggi hasil dari manajemen laba tidak akan
merefleksikan kinerja perusahaan dan bersifat menyesatkan.
H9 : Manajemen laba berpengaruh negatif terhadap kualitas laba.
Ukuran Perusahaan dan Kualitas Laba
Perusahaan yang tergolong besar cenderung mempunyai laba yang lebih
berkualitas salah satunya karena faktor sumber daya yang lebih besar sehingga
menjamin keberlangsungan operasi perusahaan. Berbeda dengan perusahaan
dengan sumber daya terbatas, akan lebih rentan terhadap manipulasi laba untuk
mampu bertahan dalam bisnis. Malahayati (2015) menemukan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas laba pada perusahaan yang
terdaftar di JII, hasil tersebut konsisten dengan penelitian Dira dan Astika (2014).
H10: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kualitas laba.
METODOLOGI PENELITIAN
Sampel dan Pengumpulan Data
Penelitian dilakukan terhadap perbankan syariah yang terdaftar di BEI
tahun 2011-2015 dengan menggunakan data laporan keuangan dan laporan GCG.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purpossive sampling dengan
kriteria: perbank syariah terdaftar di BEI yang mempublikasikan laporan
keuangan dan laporan GCG tahun 2011-2015. Melalui teknik tersebut
diperoleh sampel 11 perusahaan dari 23 total populasi, 12 perusahaan tidak
memenuhi persyaratan sampel karena tidak mempublikasikan laporan GCG, atau
pelaporan selama rentan periode yang digunakan tidak lengkap.
Model Penelitian
GCG
Struktur Dewan Komisaris H1
Kepemilikan Institusional H2
Kepemilikan Manajerial
Komite Audit
Komisaris Independen
H3
H4
H5
Pengungkapan Fraud
H6
H8
Manajemen Laba
H9
Ukuran Perusahaan
H10
Kualitas Laba
Variabel :
1. Variabel Dependen
a. Kualitas Laba
Francis, dkk. (2004) membagi pengukuran kualitas laba dalam dua
pendekatan, yaitu market based dan accounting based. Pada
pendekatan market based laba dikatakan berkualitas jika bersifat
relevan untuk mengambil keputusan dan tepat waktu. Sedangkan pada
pendekatan accounting based disebut berkualitas jika bersifat persisten
dan tidak berfluktuatif serta dapat memprediksi laba tahun berikutnya.
Berdasarkan hal tersebut terdapat beberapa pengukuran yang juga
digunakan oleh Seswanto (2012).
1) Pendekatan market based
a) Relevance
Angka dari laba harusnya dapat menjelaskan variasi perubahan
harga saham. Semakin angka dapat menjelaskan relevansi
makan laba berarti semakin berkualitas. Angka ini dilihat dari
adjusted R2.
RET j . t= 1. j EARN j .t + 2. j EARN j .t + j. t
b) Tepat waktu
Laba yang berkualitas dapat merefleksikan baerita baik atau
buruk yang dihitung dari return. Dilihat dari R2 persamaan
regresinya. Semakin kecil angkanya berarti kurang baik
kualitas laba.
j . t RET j .t + j .t
j .t + 2. j RET j .t + 0. j
EARN j. t= 0. j + 1. j
2) Pendekatan accounting based
a) Persisten
Persistensi menunjukkan bahwa laba bersifat kesinambungan,
dihitung dengan koefisien slope dari Earning Per Share (EPS).
E j. t= 0. j + 1. j E j. t1 + j . t
b) Predictability
3) Kepemilikan Manajerial
Merupakan jumlah kepemilikan manajemen perusahan terhadap
total jumlah saham yang beredar. Indikator yang digunakan
persentase jumlah saham yang dimiliki manajemen dari total
saham beredar.
Kpml. Manajerial ( KM ) =
4) Komite Audit
Diukur berdasarkan pembentukan komite audit yang dibentuk oleh
perusahaan. Menggunakan variabel dummy, perusahaan yang
mempunyai komite audit diberi skor 1 sedangkan perusahaan yang
tidak mempunyai komite audit diberi skor 0.
5) Komisaris Independen
Membandingkan jumlag komisaris independen dengan total
anggota dewan komisaris.
Komisaris Independen ( Ki )=
( ) (
) ( )
( ) (
) ( )
NI
CFO
perusahaan)
At-1
= total aset untuk sampel perusahaan i pada akhir tahun t-1
REVt = perubahan pendapatan perusahaan i dari tahun t-1 ke
tahun t
RECt
PPEt
NDAt
DAt
DAFTAR PUSTAKA
Ball, Ray, dan Shivakumar, Lakshmanan. 2008. Earnings Quality at Initial Public
Offerings. Journal of Accounting & Economics
Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate
Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur.
SNA VIII Solo
Dira, Kadek Prawisanti, dan Astika, Ida Bagus Putra. 2014. Pengaruh Struktur Modal.
Likuiditas, Pertumbuhan Laba, dan Ukuran Perusahaan pada Kualitas Laba. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.1 (2014):64-78
Gadhia, Nayan M. 2015. A study of Earning Quality of Selected Public & Private Sector
Banks in India. Indian Journal of Applied Research Volume 5
Jensen, Michael C., dan Meckling, William H. 1976. Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics
3 (1976) 305-360
Laela, Sugiyarti Fatma. 2012. Kualitas Laba dan Corporate Governance: Benarkah
Kualitas Laba Bank Syariah Lebih Rendah dari Bank Konvensional?. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia Volume 9 No 1
Lin dan Hwang. 2010. Audit Quality, Corporate Governance, and Earning Management:
A Meta-Analysis. International Journal of Auditing 14: 57-77 (2010)
Lo, Kin. 2008. Earning Management and Earning Quality. Journal Of Accounting &
Economics
Nasution, Marihot, dan Setiawan, Doddy. 2007. Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia. Unhas Makassar
AKPM-05
Purwanti, Titik. 2010. Analisis Pengaruh Volatilitas Arus Kas, Besaran Akrual, Volatilitas
Penjualan, Leverage, Siklus Operasi, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahan, dan
Likuiditas Terhadap Kualitas Laba. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Rahmawati, Hikmah Isada. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG)
Terhadap Manajemen Laba pada Perushaaan Manufaktur. Accounting Analysis
Journal AAJ 2 (1) (2013)
Seswanto, Herbowo. 2012. Pengaruh Konservatisme Terhadap Kualitas Laba Dengan
Pendekatan Accounting Based dan Market Based. Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
Subramanyam, K.R., Wild, John J., dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan. Terjemahan Yanivi S. Bactiar dan S. Nurwahyu
Harahap. Jakarta: Salemba Empat
Sudibyo, Arlita Marcela. 2013. Pengaruh Struktur Corporate Governance dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Manajemen Laba. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Diponegoro
Sugiarto, Bambang Lesia dan Ddergibson Siagian. 2007. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ
Siallagan, Hamonangan, dan Machfoedz, Masud. 2006. Mekanisme Corporate
Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9
Padang
Sulistyanto, Sri, 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Jakarta: Grasindo
Yosephus, L. Sinuor. 2010. Etika Bisnis: Pendekatan Filsafat Moral Terhadap Perilaku
Pebisnis Kontemporer. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Yushita, Amanita Novi, Rahmawati, dan Traitmoko, Hanung. 2013. Pengaruh Mekanisme
Corporate Governance, Kualitas Audit Ekternal, dan Likuiditas Terhadap Kualitas
Laba. Jurnal Economia Volume 9 Nomor 2