Anda di halaman 1dari 23

A.

Latar Belakang Masalah


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan unit usaha yang dikelola
oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UKM mempunyai peran yang
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dan memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi nasional serta dapat menyerap tenaga kerja
dalam jumlah yang besar, pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB), nilai
ekspor nasional, dan investasi nasional. Hingga tahun 2014 jumlah UKM di
Indonesia mencapai 56,5 juta dan 98,9% adalah usaha mikro (Kementrian
Koperasi dan UKM, 2014). UKM juga mempunyai potensi sebagai salah satu
sumber penting pertumbuhan ekspor,

khususnya ekspor non-migas.

Kontribusi tersebut akan semakin baik apabila berbagai permasalahan yang


masih dihadapi UKM tersebut dapat diatasi, dan salah satunya adalah
permasalahan dalam memanfaatkan informasi akuntansi dalam berbagai
pengambilan keputusan usahanya. Di banyak penelitian, permasalahan ini
diduga kuat bersumber dari kurangnya persepsi dan pemahaman pengelola
dalam bidang akuntansi. Sari dan Setyawan (2014) menjelaskan bahwa
pengetahuan manajer (pemilik) perusahaan kecil tentang informasi akuntansi
keuangan khususnya dan akuntansi umumnya sangat kurang sekali. Dalam
penelitian lainnya juga disebutkan bahwa dalam upaya untuk berkembang,
UKM menghadapi berbagai kendala atau masalah antara lain disebabkan
rendahnya tingkat pendidikan, pelatihan usaha, pengalaman manajerial,
kurangnya pemahaman teknologi informasi dan kurangnya keandalan
karakteristik laporan keuangan (Sari dan Setyawan, 2014).
Najib (2006) dalam Wahyudi (2009) UKM juga memiliki permasalahan
yang

cukup

kompleks,

mengungkapkan

faktor

yang

menghambat

perkembangan UKM antara lain, kurang pengetahuan tentang pasar, kekuatan


tawar menawar lemah, minimnya modal, dan rendahnya teknologi. UKM
juga menghadapi beberapa tantangan eksternal, antara lain, munculnya
globalisasi yang berakibat meningkatnya persaingan pasar, lemahnya
pengaturan dan penengakan hukum, rendahnya kepercayaan konsumen
terhadap kualitas produk UKM dalam negeri, dan belum meluasnya
dukungan infrastruktur yang memadai bagi sentra-sentra produksi UKM.

Sehubungan dalam rangka menumbuhkan, meningkatkan kemampuan,


kreatifitas pelaku UKM, memberikan kemudahan dalam pencarian dan
penyebaran informasi, serta mempercepat upaya perdagangan komoditas
unggulan UKM. Kabupaten Temanggung mempunyai sebuah Pusat
Komunitas Kreatif, dimana tempat tersebut mempunyai ruang pamer sebagai
tempat untuk menampilkan hasil-hasil produk dan kegiatan UKM, baik
berupa foto, video, blog, pamflet ataupun brosur. Selanjutnya, ruang
pendidikan yang digunakan untuk ruang pelatihan dan ruang kreatifitas yang
dimanfaatkan

para

pelaku

mempromosikan

UKM

membuat

produknya.

kreasi

dalam

rangka

(dikutip

dari

http://berita.suaramerdeka.com/puskom-kreatif-umkm-temanggung-resmi
dibuka/).
Pemerintah Kabupaten Temanggung melalui Dinas Perindustrian,
Perdagangan, Koperasi, dan UMKM telah menyalurkan bantuan modal kerja
kepada sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah untuk meningkatkan daya
saing usaha dan kapasitas produksi sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan. Bantuan tersebut berupa gerobak dan tenda senilai Rp
375.000.000 dari dana APBN, 100 tenda, sertifikat badan hukum koperasi
untuk koperasi Djojonegoro dan Ngudi Raharjo. Hal tersebut dapat
meningkatkan sumber modal bagi para pelaku UKM agar dapat
meningkatkan kualitas produknya dan mampu bersaing dengan produk yang
lain

di

pasar

internasional.

(dikutip

dari

http://www.antarajateng.com/detail/umkm-di-temanggung-terima-bantuanmodal.html).
Penelitian yang dilakukan oleh (Yuliani dan Barkah, 2015) kualitas
laporan keuangan UMKM khususnya di wilayah Kabupaten Magelang dan
Kabupaten Temanggung saat ini masih tergolong rendah, namun demikian
masih rendahnya kualitas laporan keuangan UMKM menyebabkan kualitas
laporan keuangan berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha terkait
pentingnya pembukuan dan pelaporan keuangan bagi usahanya. Pemberian
informasi dan sosialisasi pengusaha ternyata berpengaruh positif terhadap
tingkat pemahaman pengusaha terkait laporan keuangan ini. Semakin besar

usaha , maka semakin besar modal yang dibutuhkan, dan seiring besarnya
kebutuhan tersebut, mereka berusaha meminjam atau mengajukan kredit yang
salah satu syarat utamanya adalah laporan keuangan, sehingga mereka juga
dituntut untuk lebih faham terhadap laporan keuangan dan pembukuan.
Permasalahan krusial yang dihadapi oleh UKM adalah pengelolaan
keuangan karena pada umumnya pengelolaan keuangan usaha kecil dan
menengah belum teradministrasi dengan baik dimana pengelolaan keuangan
belum dipisahkan antara keperluan usaha dan keperluan pribadi (rumah
tangga). Hal tersebut dapat berakibat pada kelangsungan usaha kedepannya
karena pemilik usaha tidak bisa mengetahui secara pasti keuntungan yang
diperoleh perbulannya dari usaha yang dijalankannya sehingga perencanaan
usaha secara pasti tidak dapat dibuat.
UKM di Indonesia khususnya pada usaha mikro dan kecil belum
menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi secara maksimal
dalam pengelolaan usahanya. Rendahnya penyelenggaraan dan penggunaan
informasi akuntansi dalam pengelolaan UKM disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain persepsi terhadap urgensi keberadaan informasi akuntansi
bagi UKM, pengetahuan akuntansi pemilik, staff, pertimbangan biaya-biaya
manfaat dan ukuran bagi UKM. Banyak UKM di Indonesia yang belum
menerapkan sistem pembukuan dan akuntansi dengan baik dan benar, karena
para pengusaha UKM beranggapan apabila menjalankan pembukuan terlebih
akuntansi merepotkan dalam mengkonsumsi biaya dan waktu.
Peranan akuntansi dalam bisnis adalah akuntansi memberikan informasi
untuk digunakan oleh manajer dalam menjalankan operasi suatu perusahaan.
Akuntansi juga memberikan informasi akuntansi yang dihasilkan melalui
proses akuntansi, yang diharapkan untuk pihak-pihak yang berkepentingan
dalam menilai kinerja dan kondisi ekonomi perusahaan serta menjadi
masukan dalam pengambilan keputusan dalam memilih berbagai alternative
tindakan sesuai dengan informasi akuntansi yang diterima.
Dengan adanya akuntansi yang memadai maka pengusaha UKM dapat
memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan,
mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan

manfaat lainnya (Warsono, 2009). Pentingnya penerapan ilmu akuntansi


dalam pengelolaan keuangan UKM di nilai masih kurang di pahami oleh para
pengusaha. Masih banyak pengusaha kecil yang belum melakukan pencatatan
atas laporan keuangan usahanya dengan baik. Bahkan, ada juga yang tidak
melakukan pencatatan.
Para pengusaha kecil dan menengah biasanya hanya menjalankan
pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran saja. Akibatnya
laba bersih perusahaan sulit diketahui sehingga pengajuan kredit ke bank
untuk modal usaha sulit di peroleh, dikarenakan sebagian besar dari pelaku
UKM memiliki keterbatasan-keterbatasan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berkualitas (Kementrian Koperasi dan UKM, 2013).
Perkembangan potensi UKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan
perbankan dalam penyaluran kredit kepada pelaku UKM. Menurut data Bank
BI, setiap tahunnya kredit kepada UKM mengalami pertumbuhan. Selain
bank, banyak perusahaan BUMN dan

swasta yang ikut serta untuk

membantu peningkatan UKM di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah PT.


Telkom Indonesia dan PT. Pegadaian yang memberikan bantuan berupa
permodalan dan akses pasar. Menyadari pentingnya kontribusi UKM dalam
meningkatkan perekonomian yang positif di Indonesia, tiga BUMN telah
bersinergi untuk mendorong peningkatan UKM di Indonesia diantaranya PT.
Permodalan Nasional Madani bersama dengan PT. Asuransi Jiwasraya dan
Jamkrindo berkomitmen untuk mendukung aktivitas para pelaku UKM
Indonesia.

Sinergi

ini

bermanfaat

untuk

mengembangkan

serta

memberdayakan sektor UKM dan perempuan di Indonesia. Lebih lanjut bisa


turut andil dalam menekan angka kemiskinan.
Tumbuhnya UKM di Indonesia menjadi langkah awal bagi perbaikan
ekonomi nasional hingga akhirnya target pemerintah untuk menurunkan
angka kemiskinan menjadi 8% di tahun 2014 bisa segera terwujud dengan
penciptaan lapangan kerja bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
Menurut Rachman dan Sularto (2011) mengungkapkan UKM dalam
perekonomian nasional memiliki peran penting yang dapat dilihat dari
posisinya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor,

penyedia lapangan kerja terbesar, pemain ekonomi yang signifikan dalam


pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, pencipta pasar
baru dan sumber inovasi, kontribusi dalam menjaga neraca pembayaran
melalui kegiatan ekspor.
UKM banyak memiliki keunggulan dalam mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya nasional. Namun demikian perkembangannya masih terkendala
oleh berbagai masalah klasik. Salah satunya adalah kesulitan dalam
mendapatkan legalitas atau formalitas usahanya. Yang dimaksud dengan
formalisasi UKM adalah pemberian izin kegiatan usaha tertentu dan status
badan hukum bagi UKM sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Sampai sekarang sangat sedikit (4,12%) usaha mikro dan usaha kecil
yang telah mendapatkan izin kegiatan usaha. Hal tersebut disebabkan
banyaknya jenis perizinan, kesulitan dalam proses mendapatkan izin dan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Untuk mengatasi masalah perizinan
maka sebagian pemerintah daerah telah mengeluarkan berbagai kebijakan.
Kebijakan tersebut antara lain dalam hal penurunan biaya perizinan,
pengawasan yang lebih intensif, sosialisasi perizinan dan melaksanaan
program pelayanan satu pintu.
Penelitian yang pernah dilakukan untuk mengetahui tentang faktor yang
mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi adalah penelitian dari
Whetyningtyas (2016) tentang determinan penggunaan informasi akuntansi
pada usaha kecil menengah (UKM) dengan variabel independen skala usaha,
pelatihan akuntansi dan ekspektasi kinerja, menunjukkan bahwa skala usaha,
pelatihan akuntansi, dan ekspektasi kerja berpengaruh terhadap informasi
akuntansi. Andriyani dan Zuliyati (2015) dalam penelitiannya tentang faktor
pendidikan manajer atau pemilik, skala usaha, masa memimpin perusahaan,
umur perusahaan, dan pelatihan akuntansi manajer atau pemilik terhadap
penggunaan informasi akuntansi, menunjukkan bahwa Pendidikan terakhir
manajer, umur perusahaan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap
informasi akuntansi, namun skala usaha dan masa memimpin perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap informasi akuntansi. Penelitian

Wulandari dan Hidayat (2012) yang meneliti tentang faktor skala usaha,
masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer, pelatihan akuntansi, umur
perusahaan mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
pada perusahaan kecil dan menengah di kota Pekanbaru, meyatakan bahwa
masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer, pelatihan akuntansi, umur
perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan
akuntansi, namun skala usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan informasi akuntansi. Hasil tersebut berbeda dengan penilitian
Sitoresmi (2013) mengenai faktor pendidikan pemilik, skala usaha, umur
perusahaan dan pelatihan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan
informasi akuntansi, menunjukkan keempat variabel tersebut berpengaruh
positif terhadap penggunaan informasi akuntansi.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Andriyani dan
Zuliyati (2015) dengan perbedaan penambahan variabel ekspektasi kinerja
sebagai variabel bebas. Penambahan variabel bebas karena dalam saran
(Andriyani

dan

Zuliyati,

2015)

untuk

penelitian

selanjutnya

agar

menambahkan variabel yang mempengaruhi akuntansi. Ekspektasi kinerja


dapat mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi berdasarkan penelitian
Whetyningtyas (2016) tentang determinan penggunaan informasi akuntansi
pada usaha kecil menengak (UKM) menunjukkan bahwa ekspektasi knerja
berpengaruh signifikan terhadap informasi akuntansi. Whetyningtyas (2016)
berpendapat bahwa semakin tinggi ekspektasi kinerja seorang pemilik usaha
kecil dan menengah maka akan meningkatkan penggunaan informasi
akuntansi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pendidikan manajer atau pemilik berpengaruh terhadap informasi
akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
2. Apakah skala usaha berpengaruh terhadap informasi akuntansi pada UKM
Kabupaten Temanggung
3. Apakah masa memimpin perusahaan berpengaruh terhadap informasi
akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
4. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap informasi akuntansi pada
UKM Kabupaten Temanggung

5. Apakah pelatihan akuntansu manajer atau pemilik berpengaruh terhadap


informasi akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
6. Apakah ekspektasi kinerja berpengaruh terhadap informasi akuntansi pada
UKM Kabupaten Temanggung
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh pendidikan manajer atau pemilik terhadap informasi
akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
2. Mengetahui pengaruh skala usaha terhadap informasi akuntansi pada
UKM Kabupaten Temanggung
3. Mengetahui pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap informasi
akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
4. Mengetahui pengaruh umur perusahaan terhadap informasi akuntansi pada
UKM Kabupaten Temanggung
5. Mengetahui pengaruh pelatihan akuntansu manajer atau pemilik terhadap
informasi akuntansi pada UKM Kabupaten Temanggung
6. Mengetahui pengaruh ekspektasi kinerja terhadap informasi akuntansi
pada UKM Kabupaten Temanggung
D. Kontribusi Penelitian
1. Bagi Teoritis
a. Dapat memberikan manfaat pengetahuan serta wawasan.
b. Dapat mengetahui antara teori yang dipelajari dengan keadaan nyata
yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
2. Bagi Praktis
a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan terkait penggunaan informasi akuntansi.
b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin
mendirikan UMKM, maupun bagi UMKm yang sedang tumbuh dan
berkembang.
E. Tinjauan Pustaka dan Perumusan Hipotesis
1. Telaah Literatur
a. Teori Keagenan
Teori keagenan (agency theory) merupakan basis teori yang
mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini termasuk
pada UKM. Teori tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori
keputusan, teori sosiologi dan teori organisasi. Oleh karena itu, teori
ini cocok digunakan oleh berbagai peneliti dibidang akuntansi. Prinsip
utama teori ini adalah adanya hubungan kerja antara pihak yang

memberi wewenang atau pemilik usaha (agency) dengan yang


menerima wewenang (manajer atau karyawan). Dalam konteks
perusahaan, masing-masing akan berusaha memaksimalkan fungsinya,
pemilik usaha akan berusaha untuk mendapatkan laba sebesarbesarnya sedangkan pihak manajer atau karyawan mengharapkan
kompensasi

yang

sebesar-besarnya,

sehingga

muncul

asimetri

informasi antara kedua belah pihak tersebut yang menyebabkan


munculnya conflic of interest. Para agen mempunyai informasi yang
lebih banyak daripada pemilik usaha atau principal. Disinilah
akuntansi memegang peranan penting sebagai media penyampaian
informasi mengenai kinerja perusahaan. Informasi akuntansi disajikan
dalam bentuk suatu laporan yang disebut laporan keuangan. Sesuai
PSAK No 1, tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan untuk mengambil
suatu keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga merupakan laporan
pertanggung jawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan pada mereka.
b. Usaha Kecil Menengah (UKM)
Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian
yang semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun
1995 tentang Usaha Kecil yang hanya mengatur usaha kecil perlu
diganti agar Usaha Mikro Kecil Menengah (UKM) di Indonesia dapat
memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha (UU RI Nomor 20
Tahun 2008). Selanjutnya menurut Undang-Undang UKM Tahun 2008
(UU RI Nomor 20 Tahun 2008) Bab IV Pasal 6 menyebutkan tentang
Kriteria dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah sebagai
berikut:
1) Kriteria Usaha Mikro adalah memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp.50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan
tahunan paling banyak Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).

2) Kriteria Usaha Kecil adalah memiliki kekayaan bersih lebih dari


Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah ) sampai paling
banyak Rp. 2.500.000.000 (dua milyard lima ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah memiliki kekayaan bersih lebih
dari Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah) sampai paling
banyak Rp. 10.000.000 (sepuluh milyard rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil
penjualantahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 (dua milliar lima
ratus juta rupiah) sampai paling banyak Rp. 50.000.000.000 (lima
c.

puluh milyar rupiah).


Informasi Akuntansi
Belkaoui (2010) mendefinisikan informasi akuntansi sebagai
informasi kuantitatif tentang entitas ekonomi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan ekonomi dalam menentukan pilihan-pilihan
dan alternatif-alternatif tindakan. Pengguna informasi akuntansi untuk
perencanaan strategis, pengawasan manajemen dan pengawasan
operasional. Akuntansi adalah media komunikasi, oleh karena itu
sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha (business language)
(Soemarso, 1999:5). Akuntansi ditinjau dari sudut kegiatan adalah
proses

pencatatan,

penggolongan,

peringkasan,

pelaporan

dan

penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Sedangkan akuntansi


ditinjau dari sudut pemakainya adalah sebagai suatu disiplin yang
menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi
(Yusup, 2011:4).
Tujuan akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu
kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu bagi
pihak-pihak dalam perusahaan maupun pihak-pihak di luar perusahaan.
Hasil akuntansi di perlukan untuk (Yusuf, 2011:4) yaitu membuat

perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan


oleh manajemen, dan pertanggungjawaban organisasi kepada para
investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. Informasi
akuntansi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan
kondisi yang ada pada UKM yang dijadikan obyek dalam penelitian.
d. Pendidikan Terakhir
Kemampuan dan keahlian manajer perusahaan sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
(Budhijono dan Kristyowati, 2005). Kemampuan dan keahlian
manajer perusahaan kecil dan menengah ditentukan dari pendidikan
formal yang pernah ditempuh. Manajer perusahaan kecil dan
menengah sangat dominan dalam menjalankan perusahaan. Tingkatan
pendidikan formal manajer perusahaan kecil dan menengah sangat
mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi
keuangan dan manajemen. Tingkatan pendidikan formal yang rendah
(tingkat pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
umum) manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi
akuntansi dibandingkan tingkatan pendidikan formal yang tinggi
(perguruan tinggi) manajer. Ini disebabkan materi pengajaran
akuntansi lebih tinggi diberikan diperguruan tinggi dibandingkan
dengan pendidikan yang lebih rendah
e. Skala Usaha
Menurut Nicholls dan Holmes dalam Era Astuti (2007) skala usaha
merupakan ukuran besaran suatu perusahaan. Dalam perusahaan kecil
skala usaha tercermin dari segi jumlah tenaga kerja full time.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola usahanya dengan melihat
berapa jumlah karyawan yang dipekerjaan dan berapa besar
pendapatan yang diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi.
Jumlah karyawan dapat menunjukkan berapa kapasitas perusahaan
dalam mengoperasionalkan usahanya, semakin besar jumlah karyawan
semakin besar tingkat kompleksitas perusahaan, sehingga informasi
akuntansi sangat dibutuhkan. Jumlah pendapatan atau penjualan yang
dihasilkan perusahaan dapat menunjukkan perputaran asset atau modal

yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga semakin besar pendapatan


atau penjualan yang diperoleh perusahaan semakin besar pula tingkat
kompleksitas perusahaan dalam menggunakan informasi akuntansi.
Skala usaha juga berhubungan positif terhadap tingkat penyediaan
informasi akuntansi. Hal ini dapat dipahami bahwa semakin besar
perusahaan, maka semakin kompleks kebutuhan perusahaan akan
informasi yang dibutuhkan. Tingkat informasi akuntansi yang
disediakan tergantung pada skala usaha, apabila skala usaha
meningkat, maka proporsi perusahaan dalam penyediaan informasi
akuntansi juga meningkat. Pengukuran skala usaha dalam penelitian
ini dengan menggunakan angka 0 untuk perusahaan yang memiliki
tenaga kerja 1 sampai 19 orang dan angka 1 untuk perusahaan yang
memiliki tenaga kerja lebih dari 20 orang.
f. Masa Memimpin Pesusahaan
Manajemen mempunyai keinginan untuk mengambil keputusan
secara tepat dan cepat untuk pemecahan masalah yang dihadapinya.
Kebutuhan informasi akuntansi yang digunakan manajemen akan
terasa apabila manajer membutuhkan informasi lebih banyak.
Informasi yang diperoleh dari dalam maupun luar perusahaan
dipengaruhi oleh masa memimpin perusahaan (Era Astuti;2007).
Dalam melakukan pengelolaan perusahaan, pemimpin perusahaan
akan banyak memperoleh pengalaman dari berbagai pihak baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, dan akan bertambah
seiring dengan masa jabatannya. Pengelolaan perusahaan oleh
manajer dipengaruhi oleh gaya manajemen yang berbeda-beda, juga
dipengaruhi oleh tingkat persaingan usaha dalam industri itu maupun
keadaan ekonomi dimana perusahaan berada, serta kompleksitas
usaha perusahaan.
g. Umur Perusahaan
Umur perusahaan adalah lamanya perusahaan beroperasi. Semakin
lama perusahaan beroperasi, maka kebutuhan informasi semakin
kompleks. Hal ini disebabkan tuntutan dari perkembangan yang
dialami oleh perusahaan. Umur perusahaan adalah usia atau lamanya

perusahaan tersebut beroperasi. Variabel ini diukur didasarkan pada


lamanya perusahaan berdiri (dalam tahun) sejak awal pendirian
perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan.
Umur menentukan cara berpikir, bertinda dan berperilaku
perusahaan dalam melakukan operasionalnya. Begitu pula dengan
perusahaan

kecil

dan

menengah,

apabila

pimpinan/manajer

menginginkan perubahan atau peningkatan, maka harus mempunyai


pola pikir yang luas. Untuk itu langkah yang perlu diambil adalah
dengan perlu adanya penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi,
hal itu agar tidak terjadi kelemahan dalam praktek akuntansi.
Penelitian ini mengukur variabel umur perusahaan berdasarkan waktu
(dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian
ini dilakukan. Era Astuti (2007) memperlihatkan bahwa penyediaan
informasi akuntansi dipengaruhi oleh usia usaha. Juga menunjukkan
semakin muda usia perusahaan terdapat kecenderungan untuk
menyatakan informasi akuntansi yang ekstensif untuk membuat
keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya.
h. Pelatihan Akuntansi
Jain (1999) dalam Era Astuti (2007) mengatakan pelatihan akan
menghasilkan peningkatan professional yang lebih jauh dalam
manajemen. Pelatihan berhubungan positif terhadap penyediaan
informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan
kecil. Manajemen yang dipakai dalam kursus pelatihan cenderung
menghasilkan lebih banyak informasi akuntansi statutory, anggaran
dan tambahan dibandingkan dengan mereka yang kurang pelatihan.
Pelatihan seputar akuntansi sangat menentukan seberapa baik
kemampuan seorang manajer terhadap penguasaan teknis akuntansi.
Semakin sering seorang manajer mengikuti pelatihan akuntansi, maka
semakin baik kemampuan manajer tersebut dalam menggunakan
informasi akuntansi.
i. Ekspektasi kinerja
Ekspektasi adalah apa yang dianggap paling mungkin terjadi, yang
merupakan kepercayaan yang berpusat pada masa depan, realistis atau

mungkin tidak realistis tentang perilaku atau kinerja seseorang yang


sifatnya tuntutan, atau suatu perintah. Pada pengertian ekspektasi di
atas terdapat kata kinerja. Oleh karena itu, kinerja menurut, John
Whitmore (1997 :104) merupakan pelaksanaan fungsi-fungsi yang
dituntut dari seseorang, suatu perbuatan, suatu prestasi, dan Faustino
Cardosa Gomes dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, (2005: 9)
mengemukakan definisi kinerja sebagai ungkapan seperti output,
efisiensi serta efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas.
2. Penelitian Terdahulu
Tabel 1: Penelitian Terdahulu
N
o
1

Peneliti

Variabel

Aprilia
Whetyningtya
s (2016)

Skala Usaha
Pelatihan Akuntansi
Ekspektasi Kinerja

Hasil Penelitian

Skala usaha, pelatihan


akuntansi, dan ekspektasi
kinerja berpengaruh
terhadap informasi
akuntansi
Nita Andriyani Pendidikan manajer Pendidikan terakhir
adn Zuliyati
atau pemilik
manajer, umur perusahaan,
Skala
usaha
(2015)
dan pelatihan akuntansi
Masa memimpin
berpengaruh positif
perusahaan
terhadap informasi
Umur Perusahaan
akuntansi.
Pelatihan
Skala usaha dan masa
Akuntansu manajer
memimpin perusahaan
atau pemilik
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
informasi akuntansi
Linear Diah
Pendidikan Pemilik Pendidikan pemilik, skala
Skala Usaha
Sitoresmi
usaha, umur perusahaan,
Umur
Perusahaan
(2013)
pelatihan akuntansi
Pelatihan Akuntansi
berpengaruh positif
terhadap penggunaan
informasi akuntansi
Chelsy
Skala Usaha
Skala usaha, masa
memimpin memimpin perusahaan,
Wulandari dan Masa
perusahaan
Sina Hidayat
pendidikan manajer,

(2012)

Pendidikan Manajer
Pelatihan Akuntansi
Umur Perusahaan

pelatihan akuntansi dan


umur perusahaan secara
simultan berpengaruh
signifikan terhadap
penyiapan dan penggunaan
informasi akuntansi pada
perusahaan kecil dan
menengah di Kota
Pekanbaru.

3. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh skala usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.
Skala usaha merupakan ukuran dari suatu perusahaan.Skala usaha
dalam penelitian ini diukur berdasarkan jumlah karyawan yang
dimiliki oleh perusahaan kecil dan menengah. Jumlah karyawan ini
dapat menunjukkan kompleksitas aktivitas operasional yang dilakukan
dalam suatu perusahaan. variabel inii diukur denagn melihat dari segi
jumlah tenaga kerja full time. Berdasarkan argumen tersebut, maka
hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
H1: Skala usaha berpengaruh terhadap penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
b. Pengaruh pendidikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada
UKM.
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan
dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan
terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat
saling

melengkapi

dan

memperkaya.

Pendidikan

tersebut

diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka atau


melalui jarak jauh. Jenis pendidikan mencakup pendidikan pendidikan
umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, dan masyarakat.

H2:Pendidikan berpengaruh

terhadap

penggunaan informasi

akuntansi pada UKM.


c. Pengaruh pelatihan akuntansi terhadap

penggunaan informasi

akuntansi pada UKM.


Pelatihan akuntansi

adalah

pelatihan

akuntansi

yang

diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan luar sekolah maupun


lembaga pendididkan tertinggi, atau balai pelatihan departemen atau
dinas ertentu. Pelatihan akuntansi yang pernah diikuti oleh manajer
atau pemilik akan diukur berdasarkan frekuensi pelatihan akuntansi
yang diikuti. Pelatihan berhubungan positif terhadap penyediaan
informasi akuntansi untuk membuat keputusan dalam perusahaan
kecil. Berdasarkan argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
H3: Pelatihan akuntansi berpengaruh

terhadap

penggunaan

informasi akuntansi pada UKM.


d. Pengaruh umur perusahaan terhadap penggunaan informasi akuntansi
pada UKM.
Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan menjalankan
operasional usahanya. Dalam penelitian ini umur perusahaan diukur
berdasarkan waktu (dalam tahun) dari pendirian perusahaan sampai
dengan penelitian ini dilakukan. Berdasarkan argumen tersebut, maka
hipotesis yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut:
H4:Umur perusahaan berpengaruh
terhadap
penggunaan
informasi akuntansi pada UKM.
e. Pengaruh masa memimpin perusahaan terhadap

penggunaan

informasi akuntansi pada UKM.


Masa manajer memimpin perusahaan atau lamanya sesorang
memimpin perusahaan akanmenentukan tingkat pemahaman akan
pentingnya akuntansi dalam sebuah perusahaan. Semakin lamausia
seseorang

memimpin

perusahaan

maka

semakin

bertambah

kebutuhannya akan berbagaiinformasi, dan tentunya informasi


tersebut

hanya

bisa

didapatkan

jika

perusahaan

menyelenggarakanteknik akuntansi secara benar. Masa jabatan


pemimpin perusahaan diukur rmulai dari manajementersebut penerima

tanggungjawab sebagai pemilik atau manajer perusahaan.Berdasarkan


argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan adalah
sebagai berikut:
H5: Masa memimpin perusahaan berpengaruh

terhadap

penggunaan informasi akuntansi pada UKM.


f. Pengaruh ekspektasi kinerja
terhadap
penggunaan informasi
akuntansi pada UKM.
Menurut Venkatesh et al. (2003) dalam Pramudita (2010)
mendefinisikan ekspektasi kinerja (performance expec-tancy) sebagai
tingkat

dimana

menggunakan

seorang

sistem

individu

akan

meyakini

membantu

bahwa

dalam

dengan

meningkatkan

kinerjanya. Konstruk ekspektasi kinerja merupakan predictor yang


kuat dari penggunaan informasi akuntansi dalam aturan sukarela
maupun wajib. Hasil penelitian Rosita (2013), menyatakan bahwa
harapan kinerja mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
penggunaan

informasi

akuntansi

pada

UKM

di

kabupaten

Karanganyar. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan


adalah:
H6: ekpektasi kinerja berpengaruh
informasi akuntansi pada UKM.

terhadap

penggunaan

4. Model Penelitian

Skala Usaha
Pendidikan
Pelatihan Akuntansi
Umur Perusahaan
Masa memimpin
perusahaan

H1
H2
H3
H4
H5

Penggunaan Informasi
Akuntansi

H6

Ekspektasi kinerja
Gambar 1: Model Penelitian
F. Metode Penelitian
1. Populasi dan Sempel
Populasi merupakan keseluruhan bagian yang akan diteliti.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan industri
yang berskala kecil menengah di Kabupaten Temanggung. Dengan
sempel yang merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti dan
dianggap dapat mewakili dari objek populasi. Kriteria pemilihan sempel
adalah UKM yang telah menggunakan informasi akuntansi pada UKM
Kabupaten Temanggung.
2. Metode Pengambilan Sempel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive

sample,yaitu mengambil sampel dari populasi berdasar suatu kriteria


tertentu. Kriteria pemilihan sampel responden adalah UKM yang telah
menggunakan informasi akuntansi pada usahanya. Responden yang
digunakan adalah manajer dan pemilik UKM di Kabupaten Temanggung.
3. Variabel dan Pengukuran Variabel
Sugiyono (2012:38) mendefinisikan variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel bebas terditi dari skala
usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan, pelatihan akuntansi,
umur perusahaan, dan ekspektasi kinerja. Variabel tidak bebas (Sugiyono,

2012:39) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,


karena adanya variabel bebas. Variabel tidak bebas atau terikat adalah
informasi akuntansi
Pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Menurut
Sugiyono (2012:93) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.Kriteria pemberian skor untuk alternatif jawaban untuk
setiap item sebagai berikut:
a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS),
b. Skor 4 untuk jawaban setuju (S),
c. Skor 3 untuk jawaban netral (N),
d. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), dan
e. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).
G. Alat Analisis Data
1. Statistik Diskriptif
Menurut Sugiyono (2013:147), statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi.
2. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mempu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson
Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antara
skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai
tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut
dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan relaibel atau handal jika


memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 (Ghozali, 2009:45).
3. Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2012:277) mendefinisikan analisis regresi
linier berganda digunakan oleh peneliti

bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen


(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor
manipulasi (dinaik turunkan nilainya).
Regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
berganda. Adapun persaaan regresinya dapat dirumuskan sebagai berikut:
PIA = = + 1 SU + 2 P + 3 PA + 4 UP + 5 MP + 6 EK + e
Keterangan:
PIA

= Penggunaan Informasi akuntansi

SU

= Skala Usaha

= Pendidikan

PA

= Pelatihan Akuntansi

UP

= Umur Perusahaan

MP

= Masa Memimpin Perusahaan

EK

= Ekspektasi Kinerja

= Konstanta

1,2,3,4, 5,6

= Koefisien Regresi Variabel

= Erreor Term

4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi adalah uji yang digunakan untuk
mengetahui besaran dalam persen pengaruh variabel independen
secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Nilai adjusted R
square meruapakan dasar nilai determinasi dikarenakan penelitian
yang ada meruapakan hasil dari regresi berganda.
b. Uji f

Uji F merupakan metode untuk menguji hubungan antara satu


variabel dependen (skala metrik) dengan satu atau lebih variabel
independen (skala non-metrik atau kategorikal dengan kategori lebih
dari dua (Ghozali, 2013;97). Uji F digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh simultan variabel-variabel independen terhadap
variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika
probability value (p value)< 0,05, maka Ha diterima dan jika
probability value (p value)> 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula
dilakukan dengan membandingkan nilai
Fh itung

>

Ftabel

Fh itung

dan

Fta bel

Jika

(n-k- 1) maka Ha diterima.

=5%
Ho diterima

Ho ditolak

F tabel

c. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Uji t digunakan untuk mengukur signifikansi
pengaruh pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan
nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel (nilai
kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan. Ketentuan
menilai hasil hipotesis uji t adalah digunakan tingkat signifikansi 5%
dengan derajat kebebasan df= n-1 (Ghozali, 2013;98) dan uji satu sisi
sebagai berikut:

(a) Jika t hitung > t tabel atau p value < = 0,05, maka Ho ditolak atau
Ha diterima, artinya variabel independen mempunyai pengaruh
terhadap variabel dependen.
(b) Jika t hitung < t tabel atau p value > = 0,05, maka Ho diterima
atau Ha tidak dapat diterima, artinya variabel dependen tidak
mempunyai pengaruh terhadap variabel independen.

= 5%
Ho tidak ditolak
Ho ditolak
0

t tabel

Daftar Pustaka
Andriani,
Nita
dan
Zuliyati.
20015.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNYANSI
(STUDI PADA UMKM TENUN IKAT TROSO JEPARA). Prosiding
Seminar Nasional Kebangkitan Teknologi. Kudus: Universitas Muria.
Astuti, Era. 2007. Pengaruh Karakteristik Internal Perusahaan Terhadap
Penyiapan dan Penggunaaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan
Menengah di Kabupaten Kudus. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_____________.2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Belkaoui, Riahi Ahmed. 2010. Teori Akuntansi Buku 1.Salemba Empat: Jakarta.
Budhijono, Fongnawati dan Kristyowati. 2005. Sistem Informasi Akuntansi Pada
Usaha Kecil. Jurnal Akuntabilitas : jurnal ilmiah akuntansi. Volume 5, No.
1: 27-36.
Pramudita, Gema. 2012. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Pasar dan
Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2008-2010. Skripsi. Universitas Diponegoro,
Semarang.
Rachman, Windy Atmawardani dan Sularto, Lana. 2011. ANALISIS DAN
DESAIN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL

MENENGAH. Jurnal Proceeding PESAT-Vol. 4, Oktober 2011, ISSN


1858-2559. Depok: Universitas Gunadarma.
Sari, Ria Nita dan Setyawan , Aris Budi. 2014. PERSEPSI PEMILIK DAN
PENGETAHUAN AKUNTANSI PELAKUUSAHA KECIL DAN
MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI.
Jurnal. Jakarta:Unversitas Gunadarma.
Sitoresmi, Linear Diah. 2013. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL
DAN MENENGAH (STUDI PADA KUB SIDO RUKUN SEMARANG).
Jurnal of accounting. Semarang: Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
________.2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Soemarso SR, A,. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta.
Wahyudi,
Muhamad.2009.
ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA
USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI YOGYAKARTA.
ArtikelTesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Warsono, Sony dkk, 2009, Corporate Governance Concept and Model,
Yogyakarta: Center Of Good Corporate Governance.
Whetyningtyas, Aprilia. 2016. DETERMINAN PENGGUNAAN INFORMASI
AKUNTANSI PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM). Media
Ekonomi dan Manajemen. Kudus: Universitas Murai.
Whitmore, John. 1997. Coaching Performance. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.A.A.Anwar Prabu Mangkunegara. 2005. Evaluasi Kinerja SDM.
Refika Aditama. Bandung.

Wulandari, Chelsy dan Hidayat, Dina. 2012. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR


YANG MEMPENGARUHI PENYIAPAN DAN PENGGUNAAN
INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KECIL DAN
MENENGAH DI KOTA PEKANBARU. Jurnal Ekonomi, Manajemen
dan Akuntansi-Vol 19 No 2. Riau: Universitas Islam Riau.
Yuliani, Nur Laila dan Susanto, Barkah. 2015. PROSPEK IMPLEMENTASI SAK
ETAP BERBASIS KUALITAS LAPORAN KEUANGAN UMKM.
Jurnal Ekonomi. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.
Yusup, AI.Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1.STIE YKPN:
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai