KATA PENGANTAR
Penyusun
PENGENALAN HYSYS
1.
Memulai HYSYS
Gambar 1
2.
Pemilihan Komponen
Agar lebih jelas dan aplikatif langkah tersebut akan dijelaskan seperti berikut:
Pilih new case untuk masuk dan memilih komponen yang akan digunakan, akan terlihat seperti
Gambar 2 dibawah ini
Gambar 2
Kemudian akan terbuka Simulation Basis Manager, klik add. Pilih komponen (contoh: methane).
Kemudian keluar window dan kembali ke Simulation Basis Manager.
3.
Gambar 3
4.
Membuat Flowsheet
Letakan unit operasi ke layar PFD dengan memilih unit operasi yang sesuai di palette case
(main), jika tertutup bisa kita buka dengan F4. Unit operasi ini dipindahkan ke PFD dengan klik kiri
mouse, menahannya dan melepas ke tempat yang diinginkan. Dalam contoh ini hanya heater yang
diperlukan. Pilih simbol heater, klik dan letakkan pada tempat yang sesuai. Nama aslinya E-100, dan
bisa diubah.
Letakan aliran fluida (panah warna biru) ke flowsheet. Dalam contoh ini kita perlu satu aliran
masuk dan satu aliran keluar. Pilih icon Material Stream (panah biru) dari palette Case (Main),
kemudian klik dan letakkan pada sisi kiri heater. Secara otomatis namanya adalah 1. Nama bisa kita
ubah dengan double klik, pada window bagian atas angka 1 kita ubah dengan nama yang sesuai.
Ulangi langkah ini dengan aliran keluar heater.
Kemudian letakan Energy Stream (panah merah) pada flowsheet.
diperlukan satu aliran energi. Nama asli Q-100, dan seperti kasus diatas nama bisa kita ubah.
Hubungkan aliran dan unit operasi. Double klik pada heater dan pilih 1 untuk inlet, 2 untuk oulet dan
Q-100 untuk energi. Tutup window dan akan terlihat bahwa aliran sudah terkoneksi. Untuk lebih
jelas seperti pada Gambar 4 dan Gambar 5.
Gambar 4
Gambar 5
5.
heater parameternya adalah pressure drop dan beban panas. Karena beban panas yang ditanya,
maka kita biarkan. Masukkan 0 untuk pressure drop (dianggap tekanan tetap), kemudian tutup
window.
Gambar 6
Definisikan flow rate dan kondisi operasi aliran. Isi vapour / phase fraction 0, tekanan feed
46 bar (harus pilih unitnya, karena unit asalnya kPa), dan isi 5 kgmole/h untuk molar flow rate feed.
Klik Composition, isi 1 untuk methane, dengan basis unit mole fraction.
Gambar 7
Memasukan kondisi operasi tiap aliran bisa dilakukan di window workbook , dengan tools/workbook
atau dengan icon workbook diatas window PFD. Untuk aliran masa di tab material stream, aliran
panas di tab energy stream, dan komposisi di tab composition. Pada workbook ini kita bisa
mengubah nama aliran, isian atas (warna biru, berarti bisa diubah).
6.
Menjalankan simulasi
Untuk menjalankan program klik icon warna hijau (Solver Active) diatas flowsheet. Dalam
contoh ini tidak perlu dilakukan karena sudah otomatis, jika semua spesifikasi benar dan icon hijau
sudah on. Jika simulasi telah dijalankan maka Unknown duty (worksheet) dengan dasar kuning
menjadi OK dengan dasar hijau. Dan unit pada flow chart berubah dari biru ke hitam.
7.
double klik untuk meyakinkan bahwa kondisi dan flow rate benar. Kemudian lihat aliran panas untuk
mengetahui panas yang diperlukan, yaitu 3230,09 kJ/h. Semua infomasi ini bisa dilihat dengan
double klik heater (tab worksheet), karena hanya satu unit operasi dan semua aliran terkoneksi
dengan unit ini.
Dalam HYSYS juga dapat membuat grafik untuk memprediksi nilai yang belum diketahui
dengan meng-interpretasikan kedalam sebuah grafik. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Klik Tools
2. Kemudian pilih Databook (Ctrl D)
Kemudian akan muncul window Databook seperti Gambar dibawah ini
Gambar 8
Pilih tab Variables kemudian pilih Insert, pada kolom object pilih stream 1 kemudian pada
kolom Variable pilih Pressure lalu klik OK. Pilih lagi Insert, lalu pada kolom object pilih stream 1 dan
pada kolom Variable pilih Molar Volume lalu OK. Kemudian pindah ke tab Case Studies, pada kolom
Case Studies Data Selection isikan nama Current Case Study dengan nama yang Anda inginkan.
Kemudian cek list variable Independent untuk Pressure dan cek list Variable Molar Volume dengan
Dependent. Lalu klik Add pada kolom Available Case Studies kemudian Klik View, akan terbuka
window Case Studies Setup Main. Isikan Low Bound dengan nilai 1 bar dan High Bond sebesar 50
bar dengan Step Size 5 bar. Nilai ini adalah untuk menggambarkan kurva perbandingan antara Molar
volume untuk sumbu y dan Pressure untuk sumbu x.
Gambar 9
Klik Start dan kemudian klik Result untuk melihat hasil yang didapat
Gambar 10
REAKTOR
1. Reaktor Batch
2. Reaktor Tangki Ideal Kontinu (RTIK/CSTR)
3. Reaktor Aliran Sumbat (RAS/PFR)
Macam-macam Reaksi
1. Conversioni (dengan perubahan temperatur,misal konversi 90%)
2. Equilibrium (dengan menggunakan energi Gibbs yaitu konversi maksimum)
3. Heterogenous catalytic (reaksi yang kompleks)
4. Kinetik (untuk reaksi yang bolak balik)
5. Simple Rate (hanya reaksi ke kanan = exp
: 500oC
Pin
: 1 bar
Isotermik dan isobarik, dengan konversi 90%, laju alir methana 50 kgmole/jam dan laju alir
oksigen 10 kgmole/jam. Untuk pendingin dengan tekanan yang sama dan temperatur awal
35oC dan temperatur keluaran 50oC.
Propilene glikol diproduksi dari propilen oksida dengan air berdasarkan reaksi dan persamaan
kinetika berikut.
C H O + H O C H O
= exp (
= 1.7 13
= 3,24/
Reaksi berlangsung dalam CSTR pada P=1,1 bar dan T=86 oF. Umpan propilen oksida masuk ke
dalam reaktor dengan laju 145,5 lb/h sedangkan air masuk dengan laju 577,6 lb/hr. Berapa
volume CSTR jika konversi yang diinginkan adalah 90% dan reaksi berlangsung pada fasa cair.
Determine the plug-flow reactor volume necessary to produce 300 millipounds of ethylen a year
from cracking a feed stream of pure ethane. The reaction is irreversible and follows an
ellementary rate law. We want to achieve 80% conversion of ethane, operating the reactor
isothermally at 1100 K at pressure 6 atm.
= exp (
= 6 10
= 82 /
= 1,987
Jawab:
Untuk reaktor jangan lupa untuk menentukan jenis reaksi yang digunakan, untuk kasus kali ini
menggunakan reaksi kinetik dengan data-data tersebut diatas. Cek juga binnary coefficient pada saat
menggunakan persamaan yang dipilih. Isi semua data, apabila tidak diketahui klik saja unknown only
agar HYSYS sendiri yang mengisi secara otomatis.
Untuk mendapatkan konversi yang diinginkan, ubah saja dimensi agar mendapatkan konversi yang
diinginkan. Kasus kali ini didapatkan volume reaktor sebesar 21800 m3 dan lebar 200 m. Void
fraction sekitar 0,4-0,5.
HEAT EXCHANGER
Penentuan HE dengan standar TEMA (Tubullar Exchanger Manufacturers Association).
Jenis-jenis HE ada yang tipe 1-2, tipe 2-4, dll. Maksudnya adalah 1 shell pass dan 2 tube pass.
Contoh Soal 1
HE tipe shell & tubes (Coulson dkk., 1983)
Rancanglah sebuah penukar kalor tipe shell & tubes untuk mendinginkan kondensat ethanol dari unit
kondensor menjadi 40oC. Laju alir etanol sebesar 100000 kg/h dengan tekanan 1,2 bar. Air laut
digunakan sebagai media pendingin dengan temperatur umpan sebesar 30 oC dan tekanan 1,5 bar.
Temperatur keluar air laut diharapkan tidak lebih dari 40oC.
Jawab:
Komposisi yang dipakai adalah ethanol dan water, persamaan yang dipakai kita coba pakai NRTL
ideal. Kemudian langsung masuk ke simulasi.
Simulasi kali ini kita menggunakan alat heat exchanger karena data yang ada lebih spesifik, kita tidak
menggunakan cooler atau heater karena itu hanya untuk mengetahui panas yang diperlukan saja.
Beberapa point yang harus diketahui,
Untuk aliran tube secara hearistic bahan yang masuk biasanya yang bersifat korosif dan
aliran panas.
Pressure drop yang berada di tube lebih besar dari pada yang di shell.
Nilai Ft =0,8165
Kemudian di dapat pula nilai UA (coefficient overall) yang di hitung secara otomatis dari HYSYS.
=
=
=
Didapat pula nilai pitch yaitu jarak antar tube dan lainnya.
Pitch
Contoh Soal 2
Rancang sebuah HE untuk mendinginkan methanol bertemperatur 95oC diturunkan hingga 50oC
dengan menggunakan air bertemperatur 25oC. Air keluar dari HE memiliki temperatur 40oC. Tekanan
methanol sebesar 1,2 bar dan tekanan air 1,3 bar. Tekanan keluar sebesar 1 bar, ID=37 in, jumlah
tube =305 buah, pitch=1,25 in.
Jawab:
Pilih komposisi methanol dan water, persamaan yang dipakai kali ini kita coba menggunakan
persamaan Antoine.
Kemudian masuk ke dalam simulasi, pilih Heat Exchanger dan definisikan masing-masing stream.
Pada kasus kali ini kita menggunakan model steady state rating.
Kemudian masukkan nilai inside diameter shell, jumlah tube yang diinginkan dan pitch. Jumlah tube
yang diinginkan adalah 305 tetapi HYSYS menolak maka diganti dengan 304 tube.
Ketika memasukkan data ID, n-tube, dan pitch perhatikan nilai UA, semakin lama akan naik. Hal ini
karena luas permukaannya semakin besar.
Apabila nilai UA semakin kecil bisa jadi terjadi kebocoran, karena luas permukaannya menjadi
semakin kecil, hal tersebut kadang terjadi di pabrik apabila mengalami hal tersebut biasanya yang
bocor tersebut di sumbat, agar HE tersebut masih dapat di pergunakan.
Untuk lebih jelas mengenai desain HE bisa menggunakan Ms. Excell agar dapat mengetahui
perbandingannya dengan HYSYS.
Tugas HE
Rancang sebuah HE untuk mendinginkan methanol bertemperatur 60oC diturunkan hingga 40oC
dengan menggunakan air bertemperatur 30oC. Air keluar dari HE memiliki temperatur 40oC. Tipe HE
yang digunakan adalah tipe 2-4. Jumlah tube ukuran 894 mm adalah 918 tube. Tube outside
diameter 20 mm, pitch sebesar 25 mm menggunakan triangular. Panjang tube sebesar 4830 mm,
baffle pitch 356 mm. Tekanan methanol 1,5 bar dan tekanan air 2 bar. P tube=0,2 bar, P shell=0,1
bar. (catatan: menggunakan stady state rating)