Anda di halaman 1dari 5

STUDI KASUS

http://m.solopos.com/2016/11/07/TOL-JOGJA-SOLO-AKAN-DIBUAT-MELAYANG766875

PPT ACEH HALAMAN 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 14, PERMEN HAL 48


15, 16, 17, 20 ,21 ,22 ,

27
WORD
PERMEN HAL 9

C. Bidang Pertanian
Pada umumnya dampak penting yang ditimbulkan usaha budidaya tanaman
pangan, hortikultura, dan perkebunan berupa erosi tanah, perubahan
ketersediaan dan kualitas air akibat kegiatan pembukaan lahan, persebaran
hama, penyakit dan gulma pada saat beroperasi, serta perubahan kesuburan
tanah akibat penggunaan pestisida/herbisida. Disamping itu sering pula
muncul potensi konflik sosial dan penyebaran penyakit endemik.
Skala/besaran yang tercantum dalam tabel di bawah ini telah
memperhitungkan potensi dampak penting kegiatan terhadap ekosistem,
hidrologi, dan bentang alam. Skala/besaran tersebut merupakan luasan rata-5
rata dari berbagai
ujicoba untuk
masing-masing
kegiatan dengan
mengambil lokasi
di daerah dataran
rendah, sedang,
dan tinggi. No

Jenis Kegiatan

Skala/Besaran

Alasan Ilmiah
Khusus

1.

2.

Budidaya
tanaman pangan
dengan atau
tanpa unit
pengolahannya,
dengan luas

> 2.000 ha

Kegiatan akan
berdampak
terhadap
ekosistem,
hidrologi dan
bentang alam.

Budidaya tanaman
> 5.000 ha
hortikultura dengan
atau tanpa unit
pengolahannya,
dengan luas
Budidaya tanaman perkebunan

3.

a. Semusim dengan atau tanpa unit


pengolahannya:
1) Dalam kawasan budidaya non
kehutanan, luas

> 2.000 ha
> 2.000 ha

2) Dalam kawasan hutan produksi


yang dapat dikonversi (HPK), luas

b. Tahunan dengan atau tanpa unit


pengolahannya:
1) Dalam kawasan budidaya non
kehutanan, luas
2) Dalam kawasan hutan produksi
yang dapat dikonversi (HPK), luas

> 3.000 ha
> 3.000 ha

Jalan Layang (Dwi Prasetya/JIBI/Bisnis)

Tol Jogja-Solo akan Dibuat Melayang


Sen, 07-11-2016 16:00 Wib - Anitana Widya Puspa/JIBI/Bisnis - Peristiwa

Tol Jogja-Solo diusulkan akan dibuat melayang agar tidak terbentur masalah pembebasan
lahan.
Solopos.com, JAKARTA Target pembangunan ruas-baru pemerintah akan terus berlanjut,
terutama setelah mengajukan dua infrastruktur jalan tol dalam masterplan ASEAN G2B
Infrastructure Investment Forum. Proyek prioritas yang akan ditampilkan antara lain jalan tol
Yogyakarta-Solo, serta jalan tol Sukabumi-Ciranjang-Padalarang.
Terkait hal tersebut, kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah
melakukan kajian terhadap ruas JogjaSolo yang diproyeksikan memiliki panjang 40,5 Km
dengan nilai investasi mencapai Rp2,33 triliun.
Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengatakan dalam pertemuan antara Wakil Presiden RI
Jusuf Kalla dengan Sultan DIY Hamengkubuwono X, muncul gagasan membangun ruas tol
tersebut secara melayang supaya tidak ada kesulitan dalam pembebasan lahan. Pak Sultan
mengusulkan khusus JogjaSolo bagaimana kalau dibikin elevated. Pakai elevated tidak
pake pembebasan lahan, katanya

Adapun, ruas itu akan disatukan dengan BPJT ruas Tol Cigatas yang diusulkan UEM Group
Berhard asal Malaysia dan PT Jasa Marga (Persero). Kedua prakarsa tengah menyusun kajian
feasibility study proyek ini. Namun, pembangunannya akan dilakukan secara bertahap dengan
mendahulukan pelelangan Tol Cigatas terlebih dahulu.

Berdasarkan dokumen rencana induk konektivitas ASEAN, indikasi kebutuhan investasi


infrastruktur negara-negara anggota ASEAN adalah sebesar USD110 miliar atau setara
Rp1.430 triliun tiap tahun.
Tak hanya itu, infrastruktur konektivitas baru juga akan dibangun menuju Kawasan
Borobudur, yakni Jalan Tol Bawen-Yogyakarta. Dalam perencanaan Kementerian PUPR studi
kelayakan Jalan Tol Bawen-Yogyakarta bakal dipercepat dari jadwal semula yang sedianya
dilakukan pada 2018.
Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari mengatakan
menurut analisis Kementerian Pariwisata, jalan tol tersebut bisa menjadi pemicu percepatan
Borobudur sebagai KSPN. Untuk studi kelayakan, Rido memperkirakan hanya membutuhkan
waktu 6 bulan saja. termasuk kesiapan lahan seraya menyiapkan jumlah anggaran yang
dibutuhkan.
Saya kira belum soal anggarannya nanti akan dihitung dari pra studi kelayakannya dan ini
akan dilelangkan nanti, tandasnya
Di sisi lain, kendala pembebasan lahan yang tetap menjadi persoalan klasik bagi pemerintah,
membuat rencana pembangunan jalan tol melayang terus digencarkan. Selain ruas JakartaCikampek elevated yang diusulkan Jasa Marga, PT Hutama Karya, memproyeksikan, salah
satu ruas, MedanBinjai senilai Rp1,6 triliun mengalami pembengkakan investasi lantaran
akan dibangun secara elevated atau melayang.
Direktur Utama Hutam Karya I Gusti Ngurah Putera mengatakan pembangunan ruas
sepanjang 18 km itu, separuhnya akan dirancang secara melayang. Hal itu dilakukan lantaran
pembebasan lahan sekitar 60 meter di kota Medan yang tergolong padat sulit dilakukan. Dia

pun memproyeksikan kebutuhan pembangunan untuk ruas yang dibuat secara menggantung
hampir dua kali lipat dibandingkan jalan tol non layang. Putera mengatakan masih ada satu
seksi di ruas itu yang belum terbebaskan.
Ini sedang dihitung berapa nilai perubahannya, nanti akan kami mintakan amandemen PPJTnya ke BPJT, ujarnya.
lowongan kerja

SPBU PURI GADING, informasi selengkapnya KLIK DISINI


Editor : Adib M Asfar
KESIMPULAN
KEDUA KASUS WAJIB AMDAL

Anda mungkin juga menyukai