Gangguan pada undercarriage ini membuat alat berat tidak bisa berpindah tempat, roller aus
pad undercarriage bias diakibatkan karena tertutup tanah atau tidak ada pelumasan. Untuk
mengatasi gangguan ini dengan cara membersihkan tanah yang ada di sela sela
undercarriage atau jika kurang pelumasan bisa di beri pelumas supaya dapat berfungsi seperti
semula.
2. Gangguan pada alat berat crawler loader tepatnya pada bagian bucket loader yang
tidak bisa digerakkan ( karena macet/ karena berkarat) sehingga mengganggu
mobilisiasi muatan untuk diangkut pada alat angkut yang lain
Pada bucket loader di gerakkan ke atas ke bawah seperti sendi, bucket loader ini bisa macet
dan tidak bisa digerakkan akibat berkarat atau kurang pelumasan. Untuk cara mengatasinya
bisa dilakukan perawatan berkala dengan pelumasan untuk menghindari karat.
3. Gangguan pada alat berat dragline tepatnya pada bagian cable hampir putus yang
menyebabkan alat tidak bisa beroprasi dikarenakan cable sebagai alat vital untuk
mengfungsikan drag line.
Alat berat drag line dapat difungsikan dengan cable untuk menarik bucket, jika bcable yang
digunakan tidak di rawat secara berkala maka bisamenyebabkan cable putus atau berkarat.
Bila pada saat pengoprasian cable mengalami putus maka itu merupakan kejadian fatal dan
perlu dilakukan pergantian cable baru, pelumasan pada katrol juga diperlukan untuk
mengurangi gesekan antara katrol dengan cable.
4. Gangguan pada alat berat yang menggunakan ban karet bukan ban undercarriage
adalah berupa sobek atau bolong akibat terkena benda tajam atau keras, biasanya
alat berat berupa dam truck,back hoe dll menggunakan ban karet. Berikut beberapa
gangguan pada ban karet alat berat :
5. Ganguan pada alat berat yang menggunakan diesel, Mesin diesel adalah jenis
mesin pembakaran internal di mana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi. Salah satu keuntungan dari mesin diesel adalah sistem
pembakaran menggunakan kompresi-penyalaan (pembakaran-tekan), yang tidak
memerlukan busi. Selain itu fleksibilitas jenis bahan bakar yang dapat digunakan,
karena pembakaran tidak memerlukan kontrol dari busi. Kerusakan pada mesin
diesel dapat menyebabkan berhentinya pengoprasian alat..
Masalah lain adalah pecahnya pipa karet. Mereka perlu diganti secara konsisten.
Selain itu mereka lebih rentan terhadap keausan. Mereka membutuhkan perhatian
yang layak.
topi,
sepatu,
dan
sarung
tangan
pengaman.
Ketika bekerja dalam suatu tim yang terdiri lebih dari dua orang,
aturlah suatu aba-aba sebelumnya dan koordinasikanlah pekerjaan
demi untuk keselamatan.
Cegahlah orang-orang yang tidak berkepentingan untuk mendekati
mesin ketika pekerjaan inspeksi dan perawatan dilakukan
Pergunakanlah suku cadang asli ketika melakukan penggantian parts
Pergunakanlah minyak gemuk dan oli asli atau yang dianjurkan
Pergunakanlah hanya minyak gemuk dan oli yang bersih. Dan juga
pengunakanlah kaleng pengisi yang bersih untuk minyak pelumas
agar mencegah kotoran memasuki oli. Periksa atau ganti oli pada
tempat yang tidak berdebu dengan demikian debu dapat dicegah
masuk ke dalam oli
b. Sebelum Melaksanakan Pekerjaan Perawatan
Parkirlah mesin di tanah yang rata dan keras serta pasanglah rem
parkirnya
Jika bekerja di ruangan tertutup perhatikanlah ventilasi/keluar
masuknya udara
Cucilah mesin dan yang utama bersihkanlah minyak/grease pada
lubang-lubang oli untuk mencegah kotoran dan debu bercampur
dengan pelumas.
c. Ketika melaksanakan Pekerjaan Perawatan
Kecuali diinstruksikan secara spesifik/khusus, lakukanlah pekerjaan
perawatan dengan engine dalam keadan mati. Ketika melakukan
pekerjaan dengan engine dalam keadaan hidup, pekerjaan harus
dilakukan oleh dua orang. Seorang operator harus duduk di tempat
duduk operator dan yang seorang lagi melakukan pekerjaan
perawatan. Keduanya harus bekerja sama dengan erat untuk
menjamin keselamatan kerja yang semaksimum mungkin
Gantungkanlah tanda peringatan (umpama DILARANG START
atau SEDANG DALAM PERBAIKAN) pada tempat duduk
operator untuk mencegah orang lain dengan tidak sengaja menstart
atau mengoperasikan mesin
Buanglah oli setelah lebih dulu dipanasi sampai mencapai temperatur
kerja (kira-kira 30 derajat sampai 40 derajat Celsius)
kawat,