Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN KEKUATAAN OTOT PASIEN POLI GERIATRI YANG

DIPERIKSA BONE MASS DENSITOMETRI (BMD) DI RUMAH SAKIT


HASAN SADIKIN PADA TAHUN 2015
Fadli Aditya Rizky, Lazuardhi Dwipa, Muhammad Apandi
Divisi Geriatri dan Interna Komunitas
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
Abstract
Pendahuluan. Sarkopenia dan osteoporosis merupakan kelainan muskuloskeletal
paling sering yang mengenai lansia. Beberapa kepustakaan menyebutkan istilah
sarco-osteoporosis untuk menggambarkan paduan dari kedua kelainan tersebut.
Sarkopenia dan osteporosis memiliki faktor risiko yang sama serta kemiripan
patofisiologi serta akan menyebabkan limitasi dari fungsi fisik dan berhubungan
dengan kerapuhan (frailty).
Metode. Penelitian ini adalah penelitan deskriptif untuk melihat gambaran
kekuatan otot pada pasien poli geriatri yang diperiksakan BMD DEXA di RSUP
Dr. Hasan Sadikin periode Januari 2015 Juni 2015. Data didapatkan dari telaah
rekam medis.
Hasil. Pada kelompok pasien yang mengalami osteoporosis didapakan 7 pasien
dengan hand grip test rendah (87,5%) dan hanya 1 pasien dengan hand grip test
normal (12,5%). Pada kelompok pasien yang mengalami osteopenia 14 pasien
dengan hand grip test rendah (93,3%) dan hanya 1 pasien dengan hand grip test
normal (6,7%). Pada kelompok pasien yang tidak mengalami osteoporosis
maupun osteopenia, didapatkan 2 pasien dengan hand grip test rendah (40%) dan
3 pasien dengan hand grip test normal (60%).
Kesimpulan. Mayoritas pasien dengan osteoporosis dan osteopenia memiliki
hasil hand grip test rendah.

PENDAHULUAN
Latar belakang
Sarkopenia berasal dari bahasa Yunani yaitu sarx yang berarti daging dan
penia yang berarti kehilangan. Kata sarkopenia digunakan untuk mendeskripsikan
adanya kehilangan masa otot yang progresif yang berhubungan dengan proses
menua. Sarkopenia didefinisikan sebagai menurunnya massa dan fungsi otot
skeletal terkait dengan usia. Diagnosis sarkopenia harus dipertimbangkan pada
lansia yang mengalami penurunan fungsi fisik dan kesehatan. Sarkopenia harus
dipertimbangkan pada pasien yang mengalami tirah baring, tidak dapat berdiri
sendiri dari kursi tanpa bantuan, dengan kecepatan berjalan (gait speed) <1.0
m/detik, skeletal muscle index (SMI) laki-laki < 6.87 kg/m 2, Wanita: < 5.46
kg/m2, kekuatan otot: laki-laki <30 kg, wanita <20 kg. Kriteria sarkopenia yang
harus dipenuhi yaitu adanya massa otot yang kurang disertai kekuatan otot yang
berkurang dan/ atau perfoma aktivitas fisik yang menurun. sarkopenia dibagi
menjadi tiga tahap yaitu presarkopenia, sarkopenia dan sarkopenia berat. Pada
stadium presarkopenia hanya ditemukan penurunan masa otot tanpa adanya
penurunan kekuatan dan performa otot, sedangkan pada sarkopenia ditemukan
adanya penurunan masa otot disertai dengan penurunan kekuatan otot atau
performa otot, sedangkan pada sarkopenia berat ditemukan penurunan dari ketiga
hal tersebut.
Osteoporosis merupakan satu penyakit metabolik tulang yang ditandai
oleh menurunnya massa tulang, oleh karena berkurangnya matriks dan mineral

tulang disertai dengan kerusakan mikro arsitektur dari jaringan tulang, dengan
akibat menurunnya kekuatan tulang, sehingga terjadi kecenderungan tulang
mudah patah. Menurunnya massa tulang dan memburuknya arsitektur jaringan
tulang ini, berhubungan erat dengan proses remodeling tulang yaitu terjadi
abnormalitas bone turnover. Pengukuran massa tulang dapat memberikan
informasi massa tulangnya saat itu, dan terjadinya risiko patah tulang di masa
yang akan datang. Salah satu prediktor terbaik akan terjadinya patah tulang
osteoporosis adalah besarnya massa tulang. Massa tulang berkaitan dengan
kekuatan tulang, semakin banyak massa tulang yang dimiliki, semakin kuat tulang
tersebut dan semakin besar beban yang dibutuhkan untuk menimbulkan patah
tulang. Untuk itu maka pengukuran massa tulang merupakan salah satu alat
diagnosis yang penting. Saat ini baku emas pemeriksaan osteoporosis adalah
BMD DEXA (Bone Mass Desnitometry Dual Energy X-ray Absorptiometry). Ada
empat kategori diagnosis massa tulang (densitas tulang) berdasarkan T-score yaitu
normal dengan nilai densitas atau kandungan mineral tulang tidak lebih dari 1
selisih pokok di bawah rata-rataorang dewasa, atau kira-kira 10% di bawah ratarataorang dewasa atau lebih tinggi (T-score lebih besar atau sama dengan -1 SD),
osteopenia (massa tulang rendah) yaitu nilai densitas atau kandungan mineral
tulang lebih dari 1 selisih pokokdi bawah rata-rata orang dewasa, tapi tidak lebih
dari2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa,atau 10 - 25% di bawah
rata-rata (T-score antara -1SD sampai -2,5 SD), osteoporosis yaitu nilai densitas
atau kandungan mineral tulang lebih dari 2,5 selisih pokok di bawah nilai rata-rata
orang dewasa, atau 25% di bawah rata-rata ataukurang (T-score di bawah -2,5 SD)

serta osteoporosis lanjut yaitu nilai densitas atau kandungan mineral tulang lebih
dari 2,5 selisih pokok di bawah rata-rata orang dewasa, atau 25% di bawah ratarata ini atau lebih, dan disertai adanya satu atau lebih patah tulang osteoporosis (Tscore di bawah -2,5 SD dengan adanya satu atau lebih patah tulang osteoporosis).
Sarkopenia dan osteoporosis merupakan kelainan muskuloskeletal paling
sering yang mengenai lansia. Beberapa kepustakaan menyebutkan istilah sarcoosteoporosis untuk menggambarkan paduan dari kedua kelainan tersebut.
Sarkopenia dan osteporosis memiliki faktor risiko yang sama serta kemiripan
patofisiologi serta akan menyebabkan limitasi dari fungsi fisik dan berhubungan
dengan kerapuhan (frailty). Namun pada penelitian yang ada hubungan keduanya
tidak terlalu jelas. Hasil penelitian dari Coins dan Cols menunjukan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara osteoporosis (berdasarkan bone mass
densitomety) dengan sarcopenia. Namun penelitian terbaru dari Verschueren dan
cols menunjukan bahwa pada penderita sarkopenia memiliki kemungkinan
memiliki osteoporosis dibandingkan dengan yang normal. Penelitian oleh Pereira
dan Leite juga berkesimpulan bahwa pasien dengan sarkopenia memiliki risiko
yang lebih tinggi untuk terjadi osteopenia dan osteoporosis.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melihat gambaran kekuatan otot
(yang ditentukan dengan hand grip test) pada pasien poli geriatri yang
diperiksakan BMD DEXA di RSUP Dr. Hasan Sadikin periode Januari 2015
Juni 2015.
Metode penelitian

Penelitian ini adalah penelitan deskriptif untuk melihat gambaran kekuatan


otot pada pasien poli geriatri yang diperiksakan BMD DEXA di RSUP Dr. Hasan
Sadikin periode Januari 2015 Juni 2015. Data didapatkan dari telaah rekam
medis.
Kekuatan otot dinilai dengan hand grip test (HGT), berdasarkan european
consensus, dibagi menjadi normal dengan nilai HGT laki-laki >30 kg serta wanita
>20 kg dan menurun dengan nilai HGT laki-laki <30 kg serta wanita <20 kg.
Massa tulang dinilai dengan BMD DEXA, dibagi menjadi 3 katagori berdasarkan
T-score yaitu normal dengan T-score lebih besar atau sama dengan -1 SD,
osteopenia dengan T-score antara -1 SD sampai -2,5 SD dan osteoporosis dengan
T-score di bawah -2,5 SD.
HASIL
Dari 28 pasien poli geriatri yang diperiksa BMD DEXA RSUP Dr. Hasan
Sadikin, periode Januari 2015 Juni 2015, didapatkan data, rata-rata umur 74,5
tahun dengan perbandingan laki-laki dibandingkan perempuan sebanyak 25% :
75%. Rata-rata indeks massa tubuh adalah 23. Jumlah pasien yang mengalami
osteoprosis didapatkan sebanyak 8 orang (28,5%), osteopenia sebanyak 15 orang
(53,5%) dan sisanya sebanyak 5 orang (18%) tidak memiliki osteopenia maupun
osteoprosis. Dari keselurahan pasien poli geriatri yang diperiksa BMD DEXA,
didapatkan hasil hand grip test normal sebanyak 7 pasien (25%) dan hand grip
test rendah sebanyak 21 pasien (75%). Pada kelompok pasien yang mengalami
osteoporosis didapakan 7 pasien dengan hand grip test rendah (87,5%) dan hanya

1 pasien dengan hand grip test normal (12,5%). Pada kelompok pasien yang
mengalami osteopenia 14 pasien dengan hand grip test rendah (93,3%) dan hanya
1 pasien dengan hand grip test normal (6,7%). Pada kelompok pasien yang tidak
mengalami osteoporosis maupun osteopenia, didapatkan 2 pasien dengan hand
grip test rendah (40%) dan 3 pasien dengan hand grip test normal (60%).
KARAKTERISTIK
Usia rata-rata
Jenis kelamin

JUMLAH
74,5 tahun

PERSENTASE

Laki-laki

25%

Perempuan
Osteporosis

21
8

75%
28,5%

Hand grip test normal

87,5%

Hand grip test rendah


Osteopenia

1
15

12,5%
53,5%

Hand grip test normal

93,3%

Hand grip test rendah


Tidak osteoporosis atau osteopenia

14
5

6,7%
18%

Hand grip test normal

60%

Hand grip test rendah

2
TABEL 1 Karekteristik Pasien

40%

DISKUSI
Dari hasil penelitian ini didapatkan, pada pasien dengan osteoporosis dan
osteopenia masyoritas hasil hand grip test rendah (91,3%). Sedangkan pada

pasien yang tanpa osteoporosis dan osteopenia, mayoritas hand grip test normal
(60%). Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menunjukan
tingginya angka sarkopenia pada penderita osteoporosis.
Kelemahan penelitian ini adalah bersifat deskriptif potong lintang
Pengambilan data hanya dilakukan melalui review status rekam medis dengan
jumlah sampel yang terbatas. Penelitian analitik yang memiliki kekuatan statistik
yang lebih kuat dibutuhkan untuk menilai hubungan antara osteoporosis dengan
sarkopenia.

KESIMPULAN
Mayoritas pasien dengan osteoporosis dan osteopenia memiliki hasil hand
grip test rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rolland, Yves and Vellas, Bruno. Sarcopenia. Brocklehursts Textbook of


Geriatric Medicine and Gerontology. Elsevier: Philadelphia, 2010: 587-593.
2. Cruz-Jentoft, A J. et al. Report Sarcopenia: European Consensus on definition and
diagnosis. Report of the European Working Group on Sarcopenia in Older People.
Age and Ageing. 2010; 39: 412423
3. Blake, Glen M, Wahner, Heinz W, Fogelman I.The evaluation of osteoporosis
dual energy x-ray absorptiometry and ultrasound in clinical practice.2nd
ed.Philadelphia: Martin Dunitz Ltd;1999.p.457-67.
4. Kusumawidjaya K. Pemeriksaan radiologis pada osteoporosis. Osteoporosis. Edisi
1. Jakarta:Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, CVInfomedika; 2006.p.17-23.
5. Wang, Yan-Jiou, Sarco-Osteoporosis: Prevalence and Association with Frailty in
Chinese

Community-Dwelling

Older

Adults.

International

Journal

of

Endocrinology. 2015
6. Pereira, Fernando Borges, Leite, Andr Ferreira, de Paula, Ana Patrcia.

Relationship between pre-sarcopenia, sarcopenia and bone mineral density in


elderly men. Arch Endocrinol Metab. 2015;59/1

Anda mungkin juga menyukai