Anda di halaman 1dari 8

,E

gl
(g

SEH
o9.i
6PE

HE3"

3Eg

.v

u
tr
o

9p108
ddd

tr
d
d

ud)h
cc:
iri

oo

co

6,

d3A

!qdEd

(ttrc

E E
i
;:1
bB
E

d)
d
d
d
a

-c
d

96
G

-cj4
EC

-us
tro

6botr

o!
3b

u
'^
O-

-vE
'6i

cq

B'E
(l)c
LO

eq)
bI) 6t
cd ar

>''ill

r.-=o\
d9H

!lk
H56

3.8
( E(,
.q.cJ
fit-(D

F
&

o.d-:

tr
d

9-^s

s{R
EN

E:6
g" g

r.=..&

-<

A\\

No.N

O N\\N

\ss
- F-s'\s-n-sl

i:\s
s
o

,:l\

*Fo

.9
c.l

.:
C.l

DI:\

gl.r\

vl

st

,o

rl

zr
:\
Eli 'I
th\

Pencemaran

!d

Eo

r8

=d
(Dd

8.

iifiiF$ilt:i @

o
(t

+i

Cct
"o
Gt'('
ko

3T
tr.op.-

.4

'|l60
o

E
q,
C)

CQ Or

Pada mulanya orang berpikir bahwa dengan melihat luasnya


lautan ini, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri
yang berasal dari aktivitas manusia di daratan seluruhnya dapat
ditampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahajiakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan
diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan
akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya, Dengan makin cepatnya pertambahan penduduk dunia dan
makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin
banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut
dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.
Hal ini membuat para ahli dipaksa untuk berpikir 1:gi. Pencemaran
laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani
secara sungguh-sungguh. Sudah terbukti banyak kecelakaan di
lautan yang mengakibatkan tercecernya bahan-bahan.yang bersifat
racufl dalam jumlah yang sangat besar. Pengaruh kerusakan pantai
akibat pencemaran umumnya dapat ditanggulangi secara cepat,
tetapi lain halnya apabila hal tersebut terjadi di lautan bebas. Hal
ini benar-benar akan sangat memprihatinkan karena bahan-bahan
pencemar tersebut secara perlahan-lahan akan tertumpuk di sini.
Dalam keadaan yzng paling ekstrim, tetapi mudah-mudahan
tidak akan terjadi adalah bahwa mereka dapat meracuni tumbuhtumbuhan renik (fttoptankton). Seperti kita ketahui bahwa
organisme ini merupakan produser utama di dalam sistem rantai
makanan yang terjadi di lautan bebas (lihat Gambar l0). Hancurnya organisnte ini akan membuat lautan rneqiadi semakin tidak
sutrur.

146

PengantarOseanografi

Oleh karena

itu

tidaklah mengherankan apabila pencemaran

laut merupakan suatu masalah yang sering diperdebatkan dalam


kurun waktu ini. Hal ini sering membuat masalah yang berat bagi
beberapa negara, sehingga daerah ini merupakan suatu tOmpat
yang sering dipermasalahkan dan diteliti secara seksama. Tetapi
pada waktu ini kita belum cukup mempunyai pengalaman tentang
ekosistim lautan atau pengaruh pencemaran terhadap kehidupan
laut yang merupakan dasar penilaian yang nyata untuk mengetahui sejauh mana pencemaran sudah pada tingkat yang berbahaya.
Pada bab ini kita akan lebih banyak membicarakan atau memandang pengaruh utama pencemaran dan problema-problem a yang
berhubungan dengan penelitian dalam. bidang biologi laut.
PENCEMARAN MINYAK
Pada saat ini industri minyak dunia telah berkembang begitu
pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak'di lautan hampir tidak dapat dielakkan. Kapalkapal tanker yang melintasi samudera telah mengangkut minyak
mentah dalam jumlah yang begitu besar setiap tahun. Kecelakaan
pelayaran semacam ini merupakan sumber utama pencemaran
minyak yang terjadi di lautan. Apabila hal ini terjadi, maka jumlah
minyak yang begitu besar akan banyak tercecer di laut. Akibatnya
minyak ini akan mengapung di atas permukaan laut yang akhirnya
terbawa arus dan mengumpul di pantai. sebagai contoh, kecelakaan laut seperti tenggelamnya kapal tanker Torrey Canyon di perairan lepas pantai Inggris pada tahun 1967, kandasnya kapal tanker Showa Maru di perairan Selat Malaka pad,a tahun 1975 dan
kapal Amoco cad'iz yang mengalami nasib yang sama di perairan
lepas pantai Perancis tahun 1978. Kecelakaan di pengeboran
minyak Santa Barbara di Teluk Meksiko juga mengakibatkan pengaruh yang sama di mana beribu-ribu ton minyak terbawa arus
sampai ke dekat pantai California.
Pencemaran minyak dapat mempunyai pengaruh yang luas
terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah. Minyak yang mengapung terutama sekali amat berbahaya
bagi kehidupan burung laut yang suka berenang di atas permukaan air. Seperti auk Qenis burung laut yang hidup di daerah
subtropik) dan guillemol (ienis burung laut kutub). Tubuh burung-burung ini akan tcrtutup oleh minyak, kemudian dalam

Pencemaran 147

usahanya untuk membersihkan tubuh mereka dari minyak, mereka biasanya akan menjilat bulu-bulunya. Akibatnya mereka
banyak minum minyak dan rnencemari dirinya sendiri. Tumpahan

minyak dari kapal tanker Torrey Canyon yang begitu banyak


telah menyapu seluruh daerah pemukiman burung laut sehingga
mengakibatkan lebih kurang 100.000 burung telah terbunuh.
Kerusakan yang hebat dapat terjadi apabila minyak ini mencapai
daerah pantai. Keadaan yang demikian dapat mencelakakan dan
meracuni organisme-organisme yang hidup di sini. Beberapa kasus

pencemaran minyak telah menghancurkan hewan dan tumbuhtumbuhan yang hidup di daerah berbatu-batu dan berpasir di wilayah pantai. Dan juga merusak area hutan mangrove serta daerah
atr payau secara luas. Akan tetapi pembersihan akibat pencemaran
minyak oleh mikroorganisme umumnya berjalan sangat cepat.
Mikroorganisme akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak contoh-contoh yang memperlihatkan,
bahwa hampir semua daerah pantai yang terkena ceceran minyak
secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu I atau 2
tahun. Kerusakan yang lebih parah kenyataannya justru disebabkan oleh usaha-usaha untuk membersihkan pencemaran minyak
itu sendiri. Obat-obat pembersih yang bersifat racun (detergen)
yang ditebarkan di atas genangan minyak dimaksudkan untuk
memisah dan menyebarkan tumpahan minyak, tetapi perlakuan
ini justru akan membunuh organisme-organisme laut yang hidup
di situ. Perlakuan tersebut ternyata malahan penghalangi proses
pembersihan. Hal ini dapat dilihat pada daerah pantai yang menggunakan perlakuan dengan detergen, ternyata mengalami proses
pembersihan lebih lambat jika dibandingkan dengan daerah pantai
lainnya yang tanpa menggunakan detergen.
FENCEMARAN LOGAM BERAT
Beberapa logam berat merupakan komponen yang penting
yang dibutuhkan di dalam makanan. hewan dalam jumlah yang
sangat kecil. Jenis logam berat tersebut antara lain, besi di mana
zat ini dibutuhkan dalam proses untuk menghasilkan oksidasi
enzim cytochrome dan pigmen pernafasan (haemoglobin), sedangkan tembaga diperlukan dalam oksidasi cytochrome dan pigmen
haemocyanln. Logan-logam ini akan menjadi racun apabila mereka terdnpat dalam konsetrtrasi di atas normal scperti yang terdapat

l4U

pet'frantar

O.e,nofl!/fl

ai {m. Jenis logam berat yang lain seperti kadmium, timah dan
air raksa (mercury) tidak termasuk yang dibutuhkan daiam proses
metabolisme. Mereka merupakan bahan pencemar yang berbahaya
akibat dari pembuangan sampah-sampah ke laut secara berlebihan.
Hal ini dapat terjadi melalui tiga caru. pertama, akibat dari pembuangan sisa industri yang tidak terkontrol. Di mana mereka
ini
kemudian mengalir ke dalam estuarin dan terus masuk ke laut.
Kedua, berasal dari lumpur minyak yang kadang_kadang juga
mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi yang
terbuang ke laut. Ketiga, berasal dari pembakaran m'inyui-lniarokarb.on) dan batubara di daratan. Mereka melepaskan l,ogam
berat
ke dalam atmosfer di mana kemudian bercampur dengan air
hujan
dan jatuh ke dalam laut.
Pencemaran secara serius dapat disebabkan oreh
adanya
pembuangan kadmium atau air raksa secara berlebihan
ke laut.
Pencemaran semacam ini telah terjadi di reluk Minamata
Jepang
pada tahun 1953 sampai 1960 di mana rebih kurang
100 orang
telah menjadi korban. Dari korban-korban ini adayangmeninggal
atau mengalami cacat untuk seumur hidup. Mereia kebanyakan
keracunan oleh karena makan kerang yang telah tercemar
oreh
hasil buangan dari pabrik-pabrik yan! membuat acetylene
da'
acetaldehyde. Dalam proses ini air raksa digunakur,
,"bugai katalisator dan terbuang sebagai sampah industri. pencemaran
lir raksa
untuk kedua kalinya terjadi lagi di Jepang pada tahun 1965.
Kari
ini pencemaran terjadi di dekat mulut sungai Agano. 30 orang
telah menjadi korban di mana lima orang di antaranya
akhirnya
meninggal. Daerah pantai di Jepang lainnya juga banyak
meng_
alami pencemaran akibat meningkatnya pemakaian kadmium.
Hal
ini disebabkan oleh hasil buangan produksi dari perusahaan
industri pertambangan dan peleburan biji-biji sutphiae yang
menghasilkan seng, tembaga dan timah. pencemaran tl"h
kurrnu
bahan-bahan mineral tersebut oleh masyarakat yang tinggar
di
rlekat sungai Jintsu dikenal sebagai itai-itai. Korban
"kun-rn"ngalami keracunan akibat makan hasil perikanan laut seperti
cumicumi yang telah tercemar. Atau mereka kebanyakan minum
air yang telah tercemar oleh buangan hasil tambang atau makan
nasi dari hasil panen sawah-sawah yang mendapat p-engairan
dari
sumber air yang telah tercemar.
LogamJogam berat yang masuk ke daram tubuh hewan
umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu rogam-

pencematan 149

logam ini cenderung untuk menumpuk di dalam tubuh mereka.


Sebagai akibatnya logam-logam ini akan terus ada di sepanjang
rantai makanan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada
satu tropik level makan mangsa mereka dari tropik level yang lebih
rendah yang telah tercemar. Suatu bukti yang nyata dapat dilihat
dari jaringan tubuh kebanyakan predator tingkat tinggi (dari
sistem rantai makanan) termasuk ikan yang akhirnya dimakan
oleh manusia. Dari sini terlihat bahwa kandungan konsentrasi
logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya
lebih tinggi di dalam tropik level. Dari kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa predator tingkat tinggi akan lebih banyak menumpuk logam-logam berat ini di dalam tubuhnya. Dengan kata lain
dapat dijelaskan bahwa untuk hewan yang umurnya lebih panjang
dari mangsa-mangsanya akan mempunyai waktu lebih banyak
dalam menumpuk logam berat di dalam tubuhnya. Bertitik tolak
dari kejadian ini, maka konsentrasi air raksa pada ikan konsumen
seperti ikan tuna, kadang-kadang mempunyai nilai yang lebih
tinggi dari kadar yang masih diperbolehkan untuk dimakan oleh
manusia. (kira-kira pada batas 0.5 persejuta untuk beberapa
negara).

SAMPAH
Sampah-sampah yang mengandung kotoran minyak kadangkadang dibuang begitu saja ke dalam laut melalui sistem daerah
aliran sungai. Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi (lihat atas). Tetapi
umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan
memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang
tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik
bagi pertumbuhan mikroorganisme. Aktivitaspernafasan dari
organisme ini sering membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah yang terletak di perairan semi tertutup seperti di daerah estuarin. Hal seperti ini kemungkinan
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan tumbuhturnbuhan dan hewan yang hidup di situ, Akibatnya dalam keadaan yang paling ekstrim jumlah spesies yang ada di daerah ini akan
berkurang secara drastis dan dapat.mengakibatkan bagian dasar
daerah estuarin kehabisan oksigen. Keadaan seperti ini akhirnya
menyebabkan mikrofauna yang hidup di sini hanya dari golongan
cacing saja.

150

Pencemaran I 5I

Pengo,ntdrOseanografi

Jenis sampah-sampah

ini

kebanyakan termasuk golongan


yang kebanyakan akan hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkan oleh mereka kenyataannya tidak merupakan
suatu problema yang besardi perairanterbuka. sekalipun demikian
ada satu contoh yang nyata, bahwa pengaliran sampah-sampah
ke dalam Laut Baltik (di Eropa) telah mengakibatkan timbulnya
perubahan kadar oksigen pada bagian perairan laut ini yang dalam.
Konsentrasinya turun dafi 30% d,an 4o% pada permulaan abad ini
menjadi kurang dati l0% sejak tahun 1960 (Gambar 13.l)

1O
ta

-3r

o\s

N
tr
o

.x

o
o

r't
o
at\
u.
a

20

J1

o
tr

g
q)

r?

to

1900
Gambar

13.1

l910

t92o 1930 1940 l9s0

1960

Kandungan oksigen pada bagian dasar

1910

Iaut Baltik dari tahun

1900-1970 (Jansson).

PESTISIDA

Kerusakan yang terjadi terhadap suatu lingkungan yang


disebabkan oleh bahan pencemar sebegitu jauh dianggap oleh
karena suatu tindakan yang tidak disengaja. Hal ini maksudnya
adalah karena mereka dibuang begitu saja ke dalam laut. Lain
halnya dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida. Mereka
sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan
untuk mengontrol hama tanaman atau organisme-organisme lain
yang ticlak diingini. Idealnya pestisicla ini harus mempunyai spesi-

fikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organisme-organisme


yang tidak diingini tanpa merusak hewan yang dikehendaki.
Kenyataannya hampir dapat dilihat, bahwa tujuan semacam
ini tidak mungkin dapat dicapai karena pestisida yang dipakai
pasti akan membunuh spesies yang lain.

Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari


suatu grup bahan kirnia yang dikenal dengan nama organochloride.
DDT termasuk dalam grup ini. Pestisidajenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat di mana
molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai
beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal ini sangat
berbahaya karena dengan digunakannya golongan pestisida ini
secara terus-menerus akan membuat mereka makin menumpuk
di suatu lingkungan. Akhirnya kandungan pestisida ini akan mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolelir lagi dan menjadi
berbahaya bagi organisme yang hidup di daerah ini. Kejadian seperti ini banyak dijumpai pada lingkungan yang menggunakan
DDT sebagai obat pembasmi hama. Pestisida ini telah digunakarr
sebagai obat pembasmi hama hampir di seluruh dunia lebih kurang
40 tahun yang lalu. Dan pengaruh dari obat ini masih dapat tcrli,
hat sarnpai sekarang dari jaringan tubuh organisme yang hidulr
di seluruh dunia. Termasuk hewan-hewan yang hidup di daerah
terpencil Antartika.
Hpwan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh
mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan, udang ternyalir
menumpu.k bahan kimia ini di dalam jaringan tubuhnya. Merekir
menumpuk zat kimia ini sampai mencapai tingkat konsentrasi
yang berbahaya. Hal ini akan tetap berlangsung walaupun mcrckir
terdapat di perairan di mana kadar pestisida yang dipakai sudrlr
diencerkan. Peristiwa seperti ini dapat dilihat di sungai llhinc
yang ada di Jerman. Pada tahun 1968 beribu-ribu ikan diclapatkan mati, ketika sejumlah pestisida golongan endosulphan scrcara tidak sengaja terbuang ke dalam sungai ini walaupun dalanr
konsentrasi yang sangat kecil (sepersejuta). Endosulplran dengan
kadar konsentrasi yang sangat rendah tidak berbahaya unluk
diminum oleh manusia.
MENGONTROL LAUTAN
Walrrr,rl-rtm

pcnganrlt tlari pcnrlluangarr baltan ;rrrnr:crn:rr

kt:

152

PengantarOaeanografl

dalam lautan umumnya merupakan suatu tindakan yang tidak


disengaja, tetapi sering mengakibatkan hal-hal yang merugikan.
Mereka umumnya cenderung untuk dapat dikumpulkan untuk
sementara dan akan hilang pengaruhnya setelah sumber pencemar
nya dipindahkan. Pencemaran semacam ini biasanya mudah
dikontrol, sehingga kerugian yan! lebih parah dapat dic,egah yaitu
dengan mengurangi atau menghindari sama sekali pembuangan
bahan racun tersebut ke dalam laut. Akan tetapi dalam prakteknya pekerjaan ini akan menjadi lebih sulit unhrk dikontrol apabila terjadi di lautan terbuka. Hal ini disebabkan karena ad,aiya
proses penumpukan racun secara perlahan-lahan di lautan. Berdasarkan sifat ini maka dibutuhkan adanya pengawasan secara
teliti dan seksama dalam jangka waktu yang lama dengan cara
melihat perubahan-perubahan yang terjadi di lautan dan pengaruh
bahan-bahan ini terhadap populasi dari organisme yang hidup
di sini.
Perubahan konsentrasi suatu molekul seperti DDT misalnya,
relatif mudah untuk dikontrol karena *.r"iu titiak terdapat di
alam. Kita akan menghadapi problema yang lebih besar dengan
bahan-bahan racun jenis yang lain, karena tidak saja mereka terdapat di alam, tetapi kemungkinan mereka juga telah mengalami
perubahan yang besar dalam. jangka waktu yang lama. Hal ini
jelas berlawanan dengan perubahan secara normal yang biasa
tejadi. Perubahan sifat kimia air laut semacam ini dapat kita lihat
seperti apa yang telah terjadi di Selat Inggris. Gambar 13.2 memperlihatkan adanya perubahan kandungan fosfat yang terjadi sejak
tahun 1924. Di sini terlihat kandupgan fosfat telah berubah dari
tahun ke tahun, di mana telah mengalami penurunan dan 0,67
uglat perliter antara tahun 1.924 sampai tahun 1929 menjadi
O.48 uglat perliter pada antara tahun 1931 sampai tahun 1938.
Akibatnya penyebaran populasi organisme Jaut juga memperlihatkan adanya perubahan yang tidak menentu dalam kurun
waktu tersebut. Kejadian tersebut dapat dibuktikan dari malunya
perikanan di daerah ini sampai tahun 1935. Jenis ikan yang banyak
tertangkap pada tahun tersebut adalah ikan haring. Kemudian
pada tahun-tahun berikutnya jumlah hasil tangkapan terus mengalami penurunan dengan cepat yang akhirnya membuat industri
jenis perikanan ini menjadi tidak mengunturqkan lagi jika dilihat
dari segi ekonomi. Jenis ikan ini kemudian digantikan oleh timbuF
nya jenis ikan lain yaitu ikan pilchard yang akhirnya rnerfadi

Pencemaran I 53
0"8

o.7

9?

0.6

trr

i: r

;.
.r.. i : .'t::
i i .: 1..: . I o.
t
,' ta
"-j f!a
aa

rl: ...

0.5

5 i. :t'
,.j.

o.4
_

Garrftar

",193.0

13.2

1940

19s0

!r''i

r950

1970

Pcrubahan kandungan fosfat yang terjadi di selat Inggris dari

tahun

1930-1970.

objek perikanan baru bagi para nelayan di sana. Komposisi zooplankton juga mengalami perubahan. Sebelum tahun l93l contoh-contoh zooplankton seperti calnnus (copepoda), larva dari
organisme tertentu, coelenterata, dan euphausid dapat diperoleh
dalam jumlah yang sangat banyak. Organisme ini kemudian
menjadi semakin berkurang dan banyak jenis zooplankton yang
biasanya sering ditangkap inenjadi jarang dijumpai. Keadaan ini
terus berlangsung mulai dari tahun tigapuluhan sampai tahun
enampuluhan. Setelah itu keadaan berubah kembali seperti yang
terjadi ditahun duapuluhan. saat ini baik jumlah maupun jenis
zooplankton yang tertangkap kembali dalam keadaan seperti
ditahun itu. Di mana jenis yang telah punah timbul kembali dan
dapat diiumpai di daerah ini.
: Jenis copepoda Pseudocalanus elegans yang terdapat di sekitar
Laut utara (Inggris) telah dimonitor secara terperinci oleh para
ahli disana. Dari data yang diperoleh ternyata bahwa adanya
perubphan iklim yang terjadi telah pula mengakibatkan timbulnya
.perubahan populasi organisme ini yang sangat kecil. penelitian
semacam ini akan membutuhkan waktu yang lama. karena data
yang diperoleh akan merupakan dasar bagi penelitian selanjutnya.
Kelimpahan organisme ini selalu menunjukkan siklus grafik yang
naik-turun setiap tahun. walaupun demikian jika dilihat dari
seluruh data yang terkumpul selama penelitian ternyata bahwa
jumlah populasi organisme ini telah mengalami penurunan.

154

Pencemaran 155

PengantarOseanografi

Perlu ditekankan di sini bahwa adanya perubahan populasi


Pseu.docalanus yang terdapat di Selat Inggris mungkin juga disebabkan akibat adanya pengaruh pencemaran. Sebelum mengetahui
scara pasti kita harus melihat apakah perubahan ini disebabkan
oleh adanya perubahan iklim yang selalu terjadi di dunia, sehingga
akan mempengaruhi pemasukan air laut ke selat tersebut. Apabila
kita sudah mempunyai data yang cukup mengenai hal ini, barulah
dapat ditentukan bahwa adanya perubahan populasi ini disebabkan oleh karena adanya pencemaran
PENGUJIAN SIFAT RACUN BAHAN PENCEMAR.
Pengujian ini juga penting dilakukan untuk mengetahui sifat
racun dari suatu bahan pencemar terhadap kehidupan organisme
di lautan. Langkah yang biasa dipakai dinamakan sebagai uji
biologis, yaitu dengan menentukan tingkat konsentrasi dari suatu
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan kematian sebesar 50%
hewan uji yang dipakai dalam penelitian tersebut. Dengan cara
ini kemudian dapat dibuat sebuah daftar (Daftar 13.1) yang memberikan suatu gambaran tentang sifat racun dari beberapa bahan
pencemar terhadap beberapa jenis organisme air. Tetapi dengan
menggunakan daftar tersebut kita akan mengalami banyak kesulitan dalam menarik suatu kesimpulan atau menerapkannya seperti
apa yang terjadi di lautan bebas. Hal-hal yang menyulitkan adalah pertama, hewan mempunyai sifat toleransi yang berbedabeda terhadap bahan pencemar. Di mana tergantung kepada
tingkat kedewasaannya. Dari pengalaman yang didapat kita dapat
rnelihat bahwa konsentrasi lethal mematikan dari suatu bahan pencemar kemungkinan akan mempunyai pengaruh yang kecil bagi
hewan sudah dewasa. Tetapi konsentrasi ini akan berakibat fatal
bagi golongan lama, sekalipun konsentrasi yang dipergunakan jauh
lcbih rendah. Kesulitan yang kedua adalah hewan uji yang dipakai
biasanya dipergunakan untuk menguji satu jenis bahan pencemar
saja. Kondisi seperti di laboratoriurn jelas tidak dapat diterapkan
cli lautan bebas, karena hewan-hewan yang hidup di laut umumnya
dipengaruhi oleh beberapa bahan pencemar dalam waktu yang
bersamaan. Kesulitan selanjutnya adalah yang berhubungan deltgan pemakaian istilah konsentrasi lethal sebagai suatu ukuran.
Kernatian akibat konsentrasi lethal bahan pencemar memang
rrrrulah untuk diukur, tetapi apabila hal yang sama terjadi di lautan

Daftar 13.1 Sifat Racun Dari Bermaanrh-macam Bahan Pencemar


Terhadap Beberapa Grup Hewan Air. Semakin Banyak
Tanda Positif Berarti Semakin Kuat Daya Racunnya.
(Nelson-Smith,1972')
Bahan
Pencemaran

Holoplankton

dan

Beberapamacam

invertc-

Crustacea

Moluska

++++
++
+++
++++

++++
+++
++++

++++

+++

++++

+++

+++
+++
++

++
+++

+++
++++

++++

Meroplankton bratadasar
Heavy metal salts:
coppef

+++

lead

zinc
melculy

++

+++++

cadmium

CNorine

+++

CNCI
Cyanitle

Fluoiide
Sulphirle

l{olcaptan

++++
Phqnol
Cresoi
Formaldehyde
Hgrbicides:
pAraquat; simazine
pentachlorophenate

++++

++++
++++
+++
++++
+++++
++++
+++++
+++++
+++
++++
++++
+++
+++
++

2,4-D

++++

++++
++

Posticjdes:

+++++

rotenone
chlorinated IICPCB

+++++
+++++

organophosphorus

Crudeand fuel oils + + +


Low-aromatic HC
Light oil ploducts + +
Oil-spill deansers:
early {e.g. 8P1002)
modern (e.g. BPl100)
++++
Surfactants

+++++

++i+

+++++
+

+++

++

++++
++

++++

++++

+++

++

+++

+++

++++

++++

56

pengantar Oleanografi

itu- merupakan suatu tanda bahwa rangkah


untuk
terjadinva

Pencemaran l57
mencegah

pencemaran tersebut ud"ht-;;;;;,


oreh
karena itu rebih penting memperajari pengaruh;;;;at.
samprngan
dari
penggunaan bahan pencmar.
Dari peneritian yang t.iui J'"r..rtun
di daerah pantai sudah banyak aiurittit un,
bahwa pencemaran dapat mengakibatkan keiusakan yang
ruas terhadap popurasi hewan
yang hidup di situ tanpa sampai-membunuh
-"rrt u. ?engaruh
pencemaran ini secara individu
mungkin tidak tampat
-.-p.rrguruhi kesehatan mereka, tetapi akib"at adanya
tekanan terhadap
lingkungan hidupnya oreh bahan
f"rr.",'ur, mereka kemudian
akan mudah terserang pnyakit. Akibatnya
kondisi risiorogis mereka menjadi tidak normar dan proses pemijahannya
menjadi sangat
jelek. Sebagai contoh, prngg.r'uun
OOf Oun Oi.fA.i, ,.tiJai pesti
sida untuk mencegah.hama serangga yangmenyerang
tanaman di
Inggris dari rahun t.94! dan set.r,iirya.
Hut ini;;;r;;;
pensa_
ruh yang lama terhadap burung_burung predator
seperti burung
elang yang hidup di sana. Bu-n;;;;ung
ini mengalami keracunan
oleh karena telah memakan maigsa_mangsa yang
telah tercemar.
Meskipun mereka
hidup, Tetapi *uru prl_iiut un-rn...t
.l"Jup
u
menunjukkan kondisi yang tidak uaii.
anrir"v" rr"r' fertanian
di daerah Inggris Selalan memang menunjukkan has' panen
yang meningkat terus, tetapi jenis
burung ini menjadi semakin
jarang dijumpai lagi. B'a
meieka merakukan n.qrr"f seraru
dalam kondisi yang tertekan. Hal ini dapat
dibuktikan J.ngu" .uru
mengukur ketebaran kulit terur mereka. Di
sini terlihat sec"ara.leras
adanya perbedaan ketebaran kulit terur.dari
terur-teru, vurrg olrusilkan pada waktu sebelum dan sesudah
digunakanrrru n.rririOu
di daerah ini (Gambar 13.3).
Pencemaran yang disebabkan oleh pestisida
tampaknya akan
berakhir' Pemakaian DDT dan jenis pestisida yang
rain di seruruh
d.unia telah menunjukkan p.nu*nun
terus. Fial ti ouput-oiouttikan dengan merihat kandungan mereka puou
organisme lautan yang tertangkap. Sepanjang i"ri',J* iubuh
pemakaian dari
bahan-bahan ini terus berkuran!, maka
tercemarnya lautan oleh
mereka semakin kecil. Bentuk pencemaran
yang lain pun juga
dapat--ditanggulangi. sehingga rautan
akan
menjadi bersih kernbali' untuk itu dibutuhkan -biaya yang sangat
besar dan berhasil
atau tidaknya memecahkan misatatr ini,
ukhirnyu t.tup J.ruOu
di tangan kita masing-masing.

,.rl

68

,.rl

d
o

z.tF

Eq

5o
x
oo
6t
aC

tu

,.ol1.9
1.8

I .6

I
t.4
I
o

1.3

t.2
.r.
J4

co

l.o
0.9

rgoo

tnto

1930

1940

1950

1960

Tahun

Gambar

13.3

perubahan ketebalan
indeks kulit telur (berat relai'J
burung
elang yang terdapat

di Inggris.

Itq
Sarjono, L, Problems and Strategies in the development of Fisheries ltt lltrlu
nesia. OceanexPo (France : I 980).
Skinner, B.J ., Earth Resourc es (New Jersey: Prentice-Hall, 197 6)'
skinner, B.J. and K.K. Tulekian,Man and The ocean (New Jersey: Protttl'
ce-Hall, 1973).

and N. Polunin, The Marine Environment of Indonesia (Depl'


of Zoology: University of Cambridge, 1982)'
Tchernia, Descriptive Regiorwl Oceanagraphy (Oxford: Pergamon Press,

Daftar Pustaka

soegiarto,

A.

le8o).
The Open University Course

in

Oceanography.

Unit l-12 (Milton Keynes;

The Open UniversitY Press)'

Vine, F.J., Sea-floor spreading in


Evans, S.M. and J.M. Hardy, Seashore and Sand Dunes (l,ondon: Heinemann Educational Book Ltd,,1970),

Friedrich, H,,Maine Biology (London: Sidgwick & Jackson, 1969).


Gross, M.G., Oceanography A View of theEarth (New Jersey: prentice-Hall,

tgTg't.
Hardy, J.G.,Atmospheric and Oceans (Sussex: The Artemis Press, 1979).

B.C. and Mac Gregor, I.D., The Evolution of the Pacific . Scientific
American. 228,No. I (1973), IO2-112.
McKenzie, D.P. and J.G. Sclater, The Evolution of the Indian Ocean . Scientific American. 228, No. I (1973),62-72.
Mclellan, Elements of Physical Oceanography (London: Pergamon Press,
He.ezen,

e68).

Meadows, P.S. and J.L. Campbell,Marine Science

(Inndon: Blackie, 1979).

Nayoan, G.A.S., and L.W. Kartadipoetra, The Petroleum Resoui4es of the


!

Southeast Asian Waters , Oceanexpo (France: 1980).


Pickard, G,L,, Descriptive Physicat Oceanpgraphy (Oxford: Pergamon Press,

te7e).
Praseno,

B.P. and Sukarno, Observation on The Beach Reosion and Coral


Destruction by Remote Sensing Tahmqves.Marine Research in Indonesia

(1977),17:

59-68.

Purchon, R.D. and I. Enoch, Zonation of The Marine Fauna and Flora on

Rocky $hore Near Singaporc.

ktll.

Raffies Musanm (1954), 25:

47-65.

&oO4A,, Plate Tectonics and Mineral Resources.


Io. I (1973),85-9s.

Scientific American 228,

Rou, ffiA., Introduction To Oceanograpfty (New York: Prentice-Hall, 1977).

Gass,

I'G', Smith,P'J',andWilson,R'C'L'

(eds.),Understanding the Earth (Arkemic Press, 1972)'


Publishing
weihaupt, J.G., Exploration of the oceans (New York: McMillan

Co.Inc., 1979)'
wickstead, J.H., An Introduction to the study

Tropical Plankton (Lon'


don: Hutchinson Tropical Monograhps, 1965)'
wyrtki, K., Physical oceanogaphy of the southeast Asian llaters (califor'
nia: The university of california scripps Institution of oceanogru'

phy La Jol1a, 1961).

of

Anda mungkin juga menyukai