Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada
jaringan di payudara, berasal dari komponen-komponen(epitel saluran maupun
lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak,
pembuluh darah, dan persyarafan payudara.Kanker payudara (Ca mammae)
adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
Penyakit ini oleh Word Health Organitation (WHO) dimasukan kedalam
International Classification Of Diseases(ICD) dengan kode nomor 174
(Servasius, 2014; Rasjidi, 2010).
Penyebab atau etiologi dari kanker payudara ini tidak dapat diketahui dengan
pasti, namun ada beberapa faktor resiko yang diduga dapat terkena penyakit
kanker payudara itu sendiri. Penyebab itu diantara pengaruh hormon, gaya
hidup (life style) yaitu suka makan makanan yang instan seperti mie instan,
makanan yang memakai bahan pengawet, makanan siap saji dan sebagainya,
perokok (pasif dan aktif), serta faktor genetik atau keturunan (Servasius,2014).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar
kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar,
kanker lambung dan kanker hati, sementara data dari pemeriksaan patologi di
Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher
Rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring.
Kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita.Kanker payudara merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar

19%.Lima data terakhir menunjukan bahwa kematian akibat kanker payudara


pada wanita menunjukan angka ke 2 tertinggi (WHO, 2013).
Data WHO menunjukan bahwa 75 % kanker payudara terjadi pada
wanita usia 50 keatas, sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun.
Negara Indonesia jumlah penderita kanker payudara didapatkan kurang lebih
200 juta populasi atau 23.140 kasus baru setiap tahun (Emir&Suyatno, 2010).
Menurut Ramli dkk (2010) didapatkan jumlah penderita kanker payudara
stadium 3a dan 3b sebanyak 43,3%, 1stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda
dengan negara maju dimana kanker payudara banyak ditemukan. Menurut
Kumar dkk (2009), kurva incident usia pada kanker payudara bergerak naik
terus sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemukan pada wanita usia 20
tahun. Angka tertinggi pada usia 45-66 tahun. Pada saat ini kanker payudara
juga banyak terjadi pada usia remaja, itu dapat disebabkan oleh faktor
makanan dan life style, dimana sering makan makanan yang mengandung
banyak bahan pengawet, makan cepat saji (junkfood) dan makanan yang serba
instan (Emir&Suyatno, 2010).
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial.Dampak fisik
berupa penurunan fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau
diamputasi, rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek samping dari
pengobatan yang dijalani pasien.Dampak psikologis dapat berupa reaksi
psikologis terhadap diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian
terapi atau pengobatan yang dijalani pasien dan kondisi fisik baru. Dampak
sosial yang akan terjadi yaitu perubahan peran dan tugas karena tidak mampu

melakukan tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga (Rachmadahniar,


2005)
Penatalaksanaan kanker payudara dapat dilakukan dengan beberapa
cara, diantaranya pembedahan yaitu mengangkat kanker, namun ini dilakukan
sesuai dengan stadium kanker payudara itu sendiri, mastektomi yaitu
pengangkatan seluruh tubuh payudara dan beberapa nodus limfe, terapi radiasi
yaitu dilakukan sel infus masa tumor untuk mengurangi kecenderungan
kambuh dan menyingkirkan kanker residual, kemudian dengan terapi
hormonal yaitu untuk menekan sekresi hormone (Smeltzer & Bare, 2014)
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker
payudara yaitu melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitas.
Upaya promotif meliputi pemberian pendidikan kesehatan tentang penyakit
kanker payudara, upaya preventif yaitu mencegah infeksi pada luka post op
dengan cara perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik, upaya
kuratif meliputi pemberian pengobatan dan penganjuran klien untuk mematuhi
terapi, serta upaya rehabilitative meliputi perawatan luka di rumah dan
menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah diberikan. Peran perawat
dalam aspek psikologis yaitu memberikan informasi dan dukungan positif
kepada klien tentang proses pengobatan yang akan di jalani bahwa itu adalah
alternative untuk pengobatan (Brunner & Suddart,2014)
Dari data yang kami kumpulkan di RSUPDr.M.Djamil Padang tercatat
angka kejadian penderita kanker payudara meningkat tiap tahun.Pada saat
kami dinas dimulai tanggal 3-16Oktober 2016terdapat sebanyak 8 orang

pasien yang menderita kanker payudara. Dari 8 orang tersebut yang menjalani
operasi sebanyak 4 orang dan 4 orang lagi menjalani pemeriksaan biopsi.
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, kami tertarik untuk
mengangkat masalah kanker payudara pada kasus seminar ini supaya bisa
memberikan asuhan keperawatan yang mendalam terhadap klien dengan
kanker payudara.
B Tujuan
1 Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada Ny.N dengan kanker
2

payudara di ruang irna bedah RSUPDr.M.Djamil Padang.


Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data pada Ny.N dengan kanker
payudara di ruang irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang
b. Mampu membuat analisa data dan menegakkan diagnosa sesuai
dengan keluhan saat pengkajian pada Ny.N dengan kanker payudara di
ruang irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang
c. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa
yang telah ditegakkan pada Ny.N dengan kanker payudara di ruang
irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang
d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada Ny.N dengan
kanker payudara di ruang irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang
e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.N dengan kanker payudara di
ruang irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang
f. Mampu melakukan pendokumentasian pada Ny.N dengan kanker

payudara di ruang irna bedah RSUPDr.M. Djamil Padang


C Manfaat
1 Bagi RSUPDr.M. Djamil Padang
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga
kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap
2

kanker payudara.
Bagi Institusi STIKes Mercubaktijaya Padang

Dapat dijadikan sebagai informasi atau masukan untuk menambah


wawasan bagi pembaca tentang kanker payudara dan cara penanganan
3

kanker payudara.
Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis sendiri dalam

melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara.


Bagi Klien
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami
tentang penyakit kanker payudara serta penatalaksanaannya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A Konsep Dasar
1 Pengertian
Kanker mamae adalah suatu penyakit yaitu pertumbuhan sel akibat
adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada
jaringan payudara (Karsono,2012).
Tumor mamae merupakan keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara.Ca mamae merupakan
tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh

didalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat
2

pada payudara (Wijaya,2013).


Etiologi
Etiologi dari tumor mamae ini adalah:
a Gaya hidup (life style) seperti makan makanan yang instan atau cepat
b
c
d

e
f
g
h
i
j

saji dan makanan yang mengandung bahan penyedap rasa.


Riwayat keluarga
Ada riwayat keluarga ca mamae pada ibu/saudara perempuan.
Riwayat menstruasi
Terlalu cepat menstruasi yaitu 12 tahun, setelah 50 tahun.
Riwayat kesehatan
Pernah mengalami/sedang menderita otipical hyperplasia atau benign
loriverative yang lain pada biopsy payudara
Menikah tapi tidak melahirkan anak
Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
Tidak menyusui
Terjadi trauma pada payudara 6
Efek radiasi
Obesitas
(Samsuhidajat,2012)

Klasifikasi
Ca mamae dapat diklasifikasikan berdasarkan stadiumnya, yaitu:
a Stadium 0
Sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara yang normal
b Stadium 1
Kanker dengan garis tengahnya kurang dari 2 cm dan belum menyebar
c

keluar payudara
Stadium 2a
Kanker dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar

getah bening ketiak


Stadium 2b
Kanker dengan garis tengah lebih besar dari 5cm dan belum menyebar

ke kelenjar getah bening ketiak


Stadium 3a
Kanker dengan garis tengah kurang dari 5cm dan menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak disertai perlengketan satu sama lain

Stadium 3b

Kanker telah menyusup keluar payudara yaitu ke dalam kulit payudara


g

atau dinding dada


Stadium 4
Kanker telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada
(Samsuhidajat,2012)

Anatomi Fisiologi Payudara


Setiap manusia pada umumnya mempunyai payudara, tetapi antara
laki laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya.Payudara yang matang
adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari seorang gadis dan
merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya maka organ ini
menjadi sumber utama dari kehidupan, karena Air Susu Ibu ( ASI ) adalah
makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan bulan pertama
kehidupan. Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di
bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi
susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat
menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1

Korpus (badan)
Yaitu bagian yang membesar.Korpus dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan

lemak,

sel

plasma,sel

otot

polos

dan

pembuluh

darah.Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian


Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.Lobus, yaitu beberapa lobulus
yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.ASI

dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian


beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
2

Kalang Payudara ( Areola Mammae )


Letaknya mengelilingi putting susu dan berwarna kegelapan yang
disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya.
Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan.
Pada wanita yang corak kulitnya kuning langsat akan berwarna jingga
kemerahan, bila kulitnya kehitaman maka warnanya lebih gelap.
Selama kehamilan warna akan menjadi lebih gelap dan wama ini akan
menetap untuk selanjutnya, jadi tidak kembali lagi seperti warna asli
semula. Pada daerah ini akan didapatkan kelenjar keringat, kelenjar
lemak dari montgomery yang membentuk tuberkel dan akan membesar
selama kehamilan. Kelenjar lemak ini akan menghasilkan suatu bahan
dan dapat melicinkan kalang payudara selama menyusui. Di kalang
payudara

terdapat

duktus

laktiferus

yang

merupakan

tempat

penampungan air susu.


3

Papilla ( Putting Susu).


Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk
dan ukuran payudara maka letaknya akan bervariasi. Pada tempat ini
terdapat lubang lubang kecil yang merupakan muara dari duktus
laktiferus, ujung ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh getah

bening, serat serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga
bila ada kontraksi maka duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan putting susu ereksi, sedangkan serat serat otot yang
longitudinal akan menarik kembali putting susu tersebut. Payudara
terdiri dari 15 25 lobus. Masing masing lobulus terdiri dari 20 40
lobulus. Selanjutnya masing masing lobulus terdiri dari 10 100
alveoli dan masing masing dihubungkan dengan saluran air susu
( sistem duktus ) sehingga merupakan suatu pohon. Puting susu dapat
pula menjadi tegak bukan sebagai hasil dari beberapa bentuk
perangsangan seksual yang alami dan puting susu seorang wanita
mungkin tidak menjadi tegak ketika ia terangsang secara seksual. Pada
daerah areola terdapat beberapa minyak yang dihasilkan oleh kelenjar
Montgomery.Kelenjar ini dapat berbentuk gelombang-gelombang naik
dan sensitif terhadap siklus menstruasi seorang wanita. Kelenjar ini
bekerja untuk melindungi dan meminyaki puting susu selama
menyusui. Beberapa puting susu menonjol ke dalam atau rata dengan
permukaanpayudara. Keadaaan tersebut kemudian ditunjukkan sebagai
puting susu terbalik dan tidak satu pun dari keadaan tersebut yang
memperlihatkan kemampuan seorang wanita untuk menyusui, yang
berdampak negative.Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang
normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).

10

Payudara

mengalami

tiga

perubahan

yang

dipengaruhi

hormon.Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui


masa

pubertas,

masa

fertilitas,

sampai

ke

klimakterium

dan

menopause.Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang


diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus
berkembang dan timbulnya asinus.
Perubahan kedua adalah

perubahan

sesuai

dengan

daur

menstruasi.Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar


dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran
maksimal.Kadang-kadang

timbul

benjolan

yang

nyeri

dan

tidak

rata.Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang


dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin
dilakukan.Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna
karena kontras kelenjar terlalu besar.Begitu menstruasi mulai, semuanya
berkurang.
Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui.Pada
kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus
alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.Sekresi hormon prolaktin

11

dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting
susu.
5

(Samsuhidajat, 2012)
Patofisiologi
Kanker payudara ini adalah kanker yang bersifat ganas karena ia
mempunyai kemampuan untuk bermetastase atau menyebar. Kanker
payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem
duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel
atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kirakira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari
karsinoma

mammae

telah

bermetastasis.Karsinoma

mammae

bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga


melalui saluran limfe dan aliran darah (Sylvia A Price, 2006).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
mengganggu

fungsi

jaringan

normal

dengan

meninfiltrasi

dan

memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang


jauh. Dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas
diantara sel normal (Sylvia A Price, 2006).
a Fase inisiasi
Yaitu terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas.Perubahan dalam bahan genetik sel ini

12

disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen yang merupakan


b

bahan kimia, virus, radiasi dan sinar matahari.


Fase promosi
Suatu sel mengalami instalasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang
belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi
karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
Kanker mamae atau tumor mamae merupakan penyebab utama
kematian. Penyebab pasti belum diketahui tapi ada beberapa teori
mengatakan bagaimana terjadinya keganasan pada mamae, yaitu:

Mekanisme hormonal, virus dan defesiensi umur


Manifestasi Klinis
Manifestasi dari kanker payudara diantaranya adalah sebagai
berikut:
a Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b Payudara tidak simetris karena mengalami perubahan bentuk dan
c
d
e
f
g
h
i

ukuran karena mulai timbul pembengkakan.


Adanya rasa sakit
Adanyan rasa nyeri
Terjadinya penurunan nafsu makan
Terjadinya mual, muntah
Timbul ansietas (cemas)
Adanya perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan dan panas
Adanya perubahan kulit : benjolan, cekungan, penebalan, kulit pucat
disekitar putting susu, mengkerut, dan adanya ulkus pada payudara
(Ramli M,2013)

Komplikasi
Menurut Samsuhidajat (2012), komplikasi dari tumor mamae

antara lain:
a Gangguan neurovaskuler
b Metastasis : otak, paru, hati, tulang tengkorak, tulang panjang
c Fibrosis payudara
d Kematian
8 Pemeriksaan Penunjang
a Pemeriksaan Diagnostik
1 Biopsy payudara

13

Biopsy ini bisa dilakukan secara stereotaktik atau dengan bantuan


2

ultrasonografi.
CT Scan & MRI
Dilakukan scanning untuk mengevaluasi kelainan payudara sekarang
sudah

mulai

diselidiki.Teknik

ini

mengambil

peran

dalam

mengevaluasi axila, mediastinum dan area supralivikula.


Ultrasonografi
Berguna untuk dalam mengevaluasi identitas payudara dan akurat
dalam membedakan antara kista dengan massa padat, namun untuk
masa yang lebih kecil antara 5-10 mm tidak dapat di visualisasi dan
masa pada jaringan lemak payudara sulit di evaluasi. Keuntungannya

adalah tidak ada radiasi dan tidak ada nyeri.


Mammografi
Yaitu pemeriksaan dengan metode radiologis sinar X yang
diradiasikan

pada

payudara.

Kelebihan

mammografi

adalah

kemampuan mendeteksi tumor yang belum teraba (radius 0,5 cm)


sekalipun masih dalam stadium dini. Waktu yang tepat untuk
melakukannya pada wanita produktif adalah hari ke 1-14 dari siklus
b

haid.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi: morfologi sel darah, LED, Test fal
marker (CEA) dalam serum/plasma, pemeriksaan sitologis.
(Samsuhidajat, 2012)
Penatalaksanaan
Menurut Smeltzer & Bare (2014) penatalaksanaa kanker payudara

adalah:
a Pengobatan lokal kanker payudara
Tujuan utama terapi local adalah untuk menyingkirkan adanya kanker
lokal.
Mastektomi
Pengangkatan keseluruh tubuh payudara dan beberapa nodus limfe
Terapi radiasi
b

14

Dilakukan sel infus masa tumor untuk mengurangi kecenderungan


d
e

kambuh dan menyingkirkan kanker residual


Pembedahan
Dilakukan tindakan pembedahan tergantung pada stadium
Terapi hormonal
Untuk menekan sekresi hormone estrogen

B Askep Teoritis
1 Pengkajian
a Identitas klien
Meliputi nama, no MR, umur, pekerjaan, agama, status perkawinan,
alamat, penanggung jawab, alamat, tanggal masuk rs, yang mengirim,
cara masuk rs, riwayat alergi (obat, makanan dll) dan alat bantu yang
dipakai.
b Riwayat kesehatan
1 Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya genetik, pernah terjadi trauma, pernah mengalami atau
menderita optical hyperplasia, biasanya terjadi juga pada wanita
yang tidak menyusui dan riwayat melahirkan anak pertama diatas
35 tahun serta life style atau makan makanan yang memakai

15

penyedap dan pengawet. Biasanya klien juga mempunyai riwayat


menarche atau menstruasi pertama pada usia yang relative muda
(kurang dari 12 tahun) dan menopause pada usia yang relative tua
(lebih dari 50 tahun) serta biasanya pada wanita yang tidak
2

menyusui (Samsuhidajat, 2012).


Riwayat Kesehatan Sekarang
Pre Op
Biasanya pasien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang
dapat diraba dengan tangan, payudara terlihat tidak simetris,
klienmengatakan terasa sakit dan nyeri pada payudara saat
disentuh. Biasanya nafsu makan menurun dan terjadi mual muntah,
biasanya klien juga cemas dan terjadi perubahan suhu pada kulit.
Adanya perubahan pada kulit payudara seperti ada benjolan,
cekungan, penebalan, kulit pucat disekitar putting susu, mengkerut,
dan adanya ulkus pada payudara.
Post Op
Biasanya klien mengeluh nyeri pada bekas operasinya, nyeri klien
terasa seperti tertusuk-tusuk, biasanya klien mengeluh kurang
nafsu makan, dan mengeluh demam. Biasanya klien mengeluh
susah untuk beraktifitas.

(Ramli.M, 2013)
Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker
terutama ibu, anak perempuan serta saudara perempuan. Resikonya
meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia kurang

dari 60 tahun (Samsuhidajat,2012).


Pola Persepsi dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit :
Biasanya klien menganggap penyakitnya penyakit yang berbahaya dan
susah untuk disembuhkan. Biasanya klien akan membawa ke Rumah

16

Sakit terdekat dari rumah untuk mendapatkan pengobatan yang


optimal.
Penggunaan :
Tembakau: ( ) Tidak (
Cerutu (
Alkohol

) Berhenti...............(tgl) (

) Pipa (

) <1 bks/hari ( ) 1-2 bks/hari ( ) >2 bks/hari


:( )Tidak ( ) Ya, Jenis/Jumlah,_______/Hari

_______/minggu_______/bulan
Obat lain : ( ) Tidak (

) Ya, Jenis _________________

Penggunaan_____________
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna): biasanya tidak ada
Obat-obatan warung/tanpa resep dokter :biasanya tidak ada
d Pola Nutrisi/Metabolisme
1) Pola Makan
Di rumah
Frekuensi
: biasanya klien makan 3 x/hari dan habis 1 porsi
makan
Makan Pagi : biasanya klien makan nasi goreng atau lontong
Makan Siang : biasanya klien makan nasi, lauk pauk, sayuran dan
buah-buahan
Makan Malam :biasanya klien makan nasi, lauk pauk, sayuran dan
buah-buahan
Pantangan/Alergi :biasanya tidak ada
Makanan yang disukai: tergantung dengan selera klien
Di rumah sakit
Diet/Suplemen Khusus
: biasanya klien mendapatkan diit
khusus dari rumah sakit
Instruksi Diet Sebelumnya : ( ) Ya ( ) Tidak
Nafsu Makan: (
) Normal (
) Meningkat ( ) Menurun ()
Penurunan Sensasi Kecap(

) Mual (

) Muntah, ..........cc (

Stomatitis
NG tube : ( ) Tidak ( ) Ya
Kesulitan Menelan (Disfagia): ( ) Tidak (
Cair

)Makanan Padat (

17

Perubahan Berat Badan 6 Bulan Terakhir: (

) Tak ada (

) Ya,

biasanya iya karena klien mengaami mual dan muntah dan


penurunan nafsu makan
Gigi :_____Atas(__Parsial__Langkap)_____Bawah

(__Parsial

______Lengkap)
RiwayatMasalah Kulit/Penyembuhan _____ Tak ada__biasanya
ada__Penyembuhan

AbNormal_____

Ruam____Kering

____Keringat berlebihan
2) Pola Minum
Di rumah

Di rumah
sakit

Frekuensi

:biasanya 8 x/hari

Jenis

:biasanyaair putih, teh, Jenis


dan susu

:biasanyaair putih

Jumlah

: biasanya 1500 cc/hari

:biasanya 1000 cc/hari

Pantangan

:biasanya tidak ada

Minuman
disukai

: biasanya air putih dan


susu

Frekuensi

Jumlah

:biasanya 5 x/hari

Pola Eliminasi
1) BAB

Di rumah
Frekuensi

Di rumah sakit
:biasanya klien BAB Frekuensi
1-2 x/hari

: biasanya kien BAB


1 x/hari kadang tidak
ada

Konsistensi :biasanya lunak dan Konsistensi


tidak encer

: biasanya keras

Warna

: ( ) kuning ( ) ada
darah(
)
lainnya, .............

:biasanya
kuningan

kekuning- Warna

Masalah di rumah sakit : ( ) konstipasi (

) diare (

) inkontinensia

18

Kolostomi : (

) tidak (

) ya,.........Jenis, ..........karakter

2) BAK
Di
rumah

Di rumah
sakit

Frekuensi : biasanya 8 x/hari

Frekuensi :biasanya 8 x/hari

Jumlah

: biasanya 1000 cc/hari

Jumlah

Warna

:biasanya putih ke kuning- Warna


kuningan

Kateter : (
f

: biasanya 700 cc/hari


:biasanya
kuningan

kuning-

) tidak ( ) ya

Pola Aktivitas /Latihan


1) Kemampuan Perawatan Diri:
Di rumah
: Biasanya klien melakukan secara mandiri
Di rumah sakit
: Biasanya klien dibantu oleh keluarga
dalam perawatan diri sehari-hari
2) Kebersihan diri (x/hari)
Di rumah
: Biasanya klien mandi 2x sehari, gosok gigi, cuci
rambutdan selalu berpakaian rapi
Dirumah sakit: Biasanya klien mengatakan mandi 1x sehari
kadang tidak ada mandi dalam sehari dan 1x gosok
gigi tidak pernah cuci rambut dan berpakaian

kurang rapi
3) Alat bantu : biasanya memakai alat bantu misal kursi roda
4) Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Biasanya klien hanya beraktifitas didalam ruangan
5) Olah raga : biasanya tidak ada klien melakukan olah raga
6) Kekuatan otot:biasanya lemah
g Pola Istirahat Tidur
Di rumah : Biasanya klien tidur 8-10 jam/hari, tidur siang 1-2 jam/hari
dan tidur malam 7-8 jam/hari
Di rumah sakit: Biasanya klien mengatakan suka tidur karena badan
lemah dan lebih sering tidur, siang 1 jam/hari sering
dan malam 7 jam/hari dan jika badanya panas baru
agak sulit untuk tidur
h Pola Kognitif Persepsi
Biasanya klien dalam kondisi sadar, tidak mengalami gangguan bicara.
Biasanya tingkat ansietas klien berat karena penyakit yang di alaminya
i

adalah penyakit yang kronis dan bisa kambuh kembali.


Pola Peran Hubungan
Biasanya tergantung dengan klien dan tidak mengalami masalah

19

Pola Seksualitas/Reproduksi
Biasanya mengalami masalah dalam siklus menstruasi, terkadang klien
sering terlambat dan tidak beraturan dalam menstruasi. Biasanya klien

sudah menapause.
k Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
1) Body image/gambaran diri
Biasanya klien merasa malu dengan kondisi yang dialaminya
karena payudara sudah mengalami pembengkakan.
2) Role/peran
Biasanya klien mengalami perubahan peran dan tidak bisa
beraktifitas seperti biasa.
3) Identity/identitas diri
Biasanya klien hanya bisa bergantung kepada keluarganya.
4) Self esteem/harga diri
Biasanya klien merasa rendah diri dengan kondisi yang
dialaminya, klien merasa takut berkomunikasi dengan orang lain
dan merasa malu.
5) Self ideal/ideal diri
Biasanya klien mudah putus asadengan penyakit yang dialamiya.

20

Pola Koping-Toleransi Stres


Biasanya klien mengeluh stres dengan penyakit yang dialaminya.
Biasanya klien selalu berdoa untuk meminta pertolongan akan

kesembuhan dari penyakitnya.


m Pola Keyakinan Nilai
Biasanya tergantung dengan klien
n Pemeriksaan fisik
1 Tanda-tanda vital
Suhu : biasanya meningkat / hipertermi
TD
: biasanya meningkat
Nadi : biasanya meningkat
RR
: biasanya meningkat
(Ramli M, 2013)
2
3

Tinggi badan
Berat badan :
LILA
:
Kepala
Rambut : biasanya rambut hitam dan kulit kepala tampak bersih
Mata
: biasanya mata simetris kiri dan kanan.Konjungtiva
anemis, sclera tidak ikterik dan palpebrl tidak oedema.
Hidung
: biasanya hidung kurang bersih, tampak secret, adanya
pernafasan cuping hidung yang disebabkan klien sesak
nafas terutama pada pasien yang kankernyasudah

4
5

bermetastase ke paru-paru.
Bibir : biasanya mukosa bibir tampak kering dan pucat
Leher
Trakea : biasanyan teraba, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
JVP : biasanya 5-2 cmH2O
Thorak
Inspeksi
: biasanya simetris kiri dan kanan
Palpasi
: biasanya fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi
: biasanya pekak
Auskultasi
: biasanya vesikuler
Jantung
Inspeksi
: biasanya IC tidak tampak
Auskultasi
: biasanya jantung cepat/lambat
Palpasi
: biasanya IC teraba
Perkusi
: biasanya batas jantung jelas
Abdomen
Inspeksi
: biasanya perut tidak ada nodul

21

Auskultasi
: biasanya hipoperistaltik usus
Palpasi
: biasanya ada atau terdapat nyeri tekan abdomen
Perkusi
: biasanya tympani
8 Ekstremitas
Kekuatan otot : biasanya lemah
Inspeksi
: biasanya normal
Palpasi
: biasanya normal
9 Integumen
Inspeksi
: biasanya tidak ada udema, tugor kulit dingin
Palpasi
: biasanya tidak ada benjolan/bekas luka
10 Neurologi
Status mental : biasanya kompos mentis
Status cranial : biasanya tidak ada kelainan
Status fisiologis : Biasanya positif
Status patologis : Biasanya negatif
11 Mamae
Pre Op
Inspeksi
: biasanya asimetris kiri dan kanan, terlihat adanya
benjolan, papila mamae mengeluarkan cairan,
aerola mamae hiperpigmentasi
Palpasi
: biasanya ada pembengkakan mamae, menetap/larilari
Post Op
Inspeksi
: biasanya tampak adanya bekas lukaoperasi,
payudara simetris kiri dan kanan
Palpasi
: biasanya sudah tidak ada lagi pembengkakan
12 Urogenital
Inspeksi
: biasanya normal
Palpasi
: biasanya normal

13 Anus
Inspeksi
: biasanya normal
Palpasi
: biasanya normal
o Pemeriksaan penunjang
a CT Scan & MRI
b Biopsy payudara
c Ultrasonografi
d Mammografi
p Pengobatan
a Antibiotic
b Analgetik
Diagnosa Keperawatan
a Diagnosa pre op
1 Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
2 Ansietas berhubungan dengan akan dilakukan operasi
b Diagnosa post op
1 Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (proses pembedahan)
2 Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan insisi

22

3
4

Kerusakan jaringan berhubungan dengan tindakan insisi


Gangguan citra tubuh berhubungan dengan cedera biologis
(Nanda,2014)

Rencana Keperawatan
Diagnosa Pre Op

No
1

Diagnosa
NOC
NIC
Nyeri bd agen Pain control
Manajemen nyeri
cedera biologis
Pain level
Aktivitas keperawatan
Comfort level
1 Kaji
nyeri
secara
Indikator
komprehensif
(lokasi,
1 Mampu mengontrol nyeri
durasi, frekuensi, skala dan
yaitu tahu penyebab nyeri,
karakteristik)
2
Observasi
reaksi
non
mampu
menggunakan
verbal melalui raut wajah
teknik non farmakologis
3
Kontrol
lingkungan
2 Melaporkan bahwa nyeri
penyebab nyeri
berkurang
dengan
4 Bantu pasien & keluarga
manajemen nyeri
untuk
mencari
dan
3 Mampu mengenali nyeri
menemukan dukungan
yaitu
skala,
intensitas,
5
Ajarkan
teknik
non
frekuensi dan tanda nyeri
farmakologis (tarik nafas
4 Menyatakan rasa nyaman
dalam)
setelah nyeri berkurang
6 Pantau ttv
5 Ttv dalam rentang normal
Analgetik
Administration
TD : 110-150/60-90 mmHg
o
o
1
Catat
riwayat alergi
S : 36,5 C - 37,5 C
2 Kolaborasi dengan dokter
N: 70-80 x/mnt
RR: 16-20 x/mnt
dalam pemberian analgetik
3 Tentukan pilihan analgetik
berdasarkan beratnya nyeri
4 Pantau respon klien dalam
terhadap analgetik
5 Evaluasi
efektifitas
analgetik.

Anxiety reduction

23

Kontol kecemasan
Aktivitas keperawatan
Indikator
1 Gunakan pendekatan yang
1 Klien
mampu
menenangkan
2
Jelaskan semua prosedur
mengidentifikasi
dan
dan apa yang akan
mengunkapkan gejala cemas
Ansietas
bd 2 Mengidentifikasi
dan
dirasakan selama prosedur
akan dilakukan
3
Dengar dengan penuh
mengungkapkan
teknik
tindakan operasi
harapan
untuk kontrol cemas
3 Postur
tubuh,
ekspresi 4 Bantu klien mengenal
situasi yang menimbulkan
wajah, bahasa tubuh dan
kecemasan
tingkat aktifitas menunjukan
5
Libatkan keluarga untuk
cemas berkurang
mendampingi klien
7 Berikan informasi tentang
penyakit, pengobatan dan
prognosis
8 Pantau TTV

24

Diagnosa Post Op
No

Diagnosa

NOC

NIC

25

Nyeri bd agen
cidera
fisik
(proses
pembedahan)

Pain control
Pain management
Pain level
Aktivitas keperawatan
Comfort level
1 Kaji
nyeri
secara
Indikator
komprehensif
(lokasi,
1 Mampu mengontrol nyeri
durasi, frekuensi, skala dan
2 Melaporkan bahwa nyeri
karakteristik)
berkurang
dengan
2 Observasi
reaksi
non
menggunakan
verbal ketidaknyamanan
3
Kontrol lingkungan yang
manajemen nyeri
3 Mampu mengenali nyeri
mempengaruhi nyeri
4 Ajarkan
teknik
seperti skala, intensitas,
nonfarmakologis
seperti
frekuensi dan tanda nyeri
4 Menyatakan rasa nyaman
tarik nafas dalam, kompres
setelah nyeri berkurang
air hangat, distraksi dan
5 Ttv dalam rentang normal
relaksasi
TD : 110-150/60-90
5 Bantu klien dan keluarga
mmHg
untuk
menemukan
S :36,5oC - 37,5 oC
dukungaan
N :70-80 x/mnt
6 Pantau TTV
RR :16-20 x/mnt
Analgetik Administration
1 Catat riwayat alergi
2 Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik
3 Tentukan pilihan analgetik
berdasarkan beratnya nyeri
4 Pantau respon klien dalam
terhadap analgetik
5 Evaluasi
efektifitas
analgetik.

Presure Ulcer Preventiona


Wound Care
Aktivitas keperawatan
Tissue Integrity
1 Lakukan perawatan luka
Indikator
2 Kaji dan catat warna,
1 Integritas kulit yang baik
ukuran, dan kedalaman
bisa
di
pertahankan
luka
Kerusakan
2 Perfusi jaringan baik
3 Berikan perawatan luka
integritas jaringan
3 Menunjukan pemahaman

26

bd tindakan insisi

dalam proses perbaikan


kulit
4
5

yang tepat dan control


infeksi
Berkolaborasi
dengan
pemberian obat
Pantau
aktivitas
dan
mobilisasi status nutrisi
klien

Manajemen infeksi
Aktivitas keperawatan
Kontrol infeksi
1 Pertahankan
teknik
Indikator
antiseptic
1 Tidak terjadi infeksi
2 Pantau tanda-tanda vital
2 Meningkatkan
(TD,N,S,RR)
penyembuhan
luka
Resiko infeksi bd
3
Lakukan pencucian tangan
dengan benar
tindakan insisi
yang baik dan perawatan
3 Bebas dari tanda-tanda
luka yang aseptik
infeksi
4 Observasi keadaan luka
dan insisi.
5 Berkolaborasi
dengan
pemberian
antibiotik
sesuai indikasi

Implementasi
Implementasi adalah tahap pelaksanaan terhadap rencana tindakan
keperawatan yang telah ditetapkan untuk perawat bersama klien.
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah validasi,
disamping itu juga dibutuhkan keterampilan interpersonal, intelektual,
teknikal yang tepat dan memperhatikan keamanan fisik dan psikologis
(Nursalam, 2011)

Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses
keperawatan. Tujuan dari evaluasi adalah untuk menentukan efektifitas

27

asuhan keperawatan untuk mencegah atau mengobati respon klien terhadap


prosedur kesehatan yang diberikan (Nursalam, 2011)

Anda mungkin juga menyukai