Anda di halaman 1dari 4

MORALITAS KAUM REMAJA DI ERA GLOBALISASI

DAN INTERNET
Remaja, ketika kita berbicara mengenai remaja berarti kita tidak bisa
lepas dari yang namanya moral dan kehidupan dunia maya saat ini,
karena disitu lah saat ini remaja berkreasi dan berekpresi. Pertama kita
berbicara moral, Istilah moral berasal dari kata Latin mos (Moris), yang
berarti

adat

istiadat,

kebiasaan,

peraturan/nilai-nilai

atau

tata

cara

kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan


melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Seseorang dapat
dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilainilai moral yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Sehingga tugas penting
yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh
masyarakat dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan
harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam
hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak. Remaja saat ini sudah bia
merubah konsep-konsep moral yang berlaku umum sesuai dengan tren yang
dia ikuti, yang sekarang realitanya remaja harus mengendalikan perilakunya
sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru.
Dunia maya, ketika kita berbicara dunia maya maka dihadapkan
dengan berbagai dampak positif dan negatif. Istilah Dunia Maya pertama
kali muncul dalam novel, Neuromancer, yang ditulis oleh William Gibson
pada tahun 1984.Dalam pengertian umum sekarang ini, dunia maya adalah
istilah komprehensif untuk world wide web, internet, milis elektronik,
kelompok-kelompok dan forum diskusi, ruang ngobrol (chatting), permainan
interaktif multi-player, dan bahkan e-mail (Turkle, 1995).

Tahun 2009 hingga saat ini sosial media menjelma menjadi sebuah raksasa informasi
yang sangat potensial di Indonesia. Tingginya pengguna internet di Indonesia adalah salah satu
faktor pendukung perkembangan jejaring-jejaring situs pertemanan di Indonesia. Berdasarkan
data Statistik Pengguna Internet dan Mobile di Indonesia tahun 2014, perkembangan pengguna
internet di Indonesia mencapai 15% atau 38,191,873 dari total nilai populasi 251,160,124,
sedang indikator pengguna sosial media di Indonesia sekitar 15%, persentasi tersebut hampir
sama dengan total perkembangan pemakai internet di Indonesia atau dengan kata lain hampir
semua pengguna internet di Indonesia mempunyai akun sosial media.

Pengguna sosial media di Indonesia menghabiskan waktu untuk mengakses akun sosial
media mereka rata-rata sekitar sekitar 2 jam 54 menit dan sekitar 74% pengguna sosial media di
Indonesia rata-rata mengakses akun mereka melalui mobile/smarphone yang. Selain
perkembangannya yang begitu pesat, fenomena Penggunaan sosial media di Indonesia juga
banyak yang menyimpang. Berdasarkan berita-berita di media nasional kita begitu banyak
kejahatan-kejahatan yang berawal dari sosial media, baik itu penipuan, penculikan, saling perang
argumen berujung dipenjara pun sudah ada kejadian, hingga etika bersopan santun kini tak ada
lagi nilai dalam melakukan komunikasi online dalam sosial media.Contohnya vlogging, VideoBlogging,

atau

atau vidblogging,

bisa

disingkat vlogging (diucapkan

merupakan

suatu

bentuk

kegiatan

Vlogging,
blogging

bukan
dengan

V-logging),
menggunakan

medium video di atas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media utama. Berbagai
perangkat seperti ponsel berkamera, kamera digital yang bisa merekam video, atau kamera
murah yang dilengkapi dengan mikrofon merupakan modal yang mudah untuk melakukan
aktivitas video blogging.Video blogging masih dapat disebut sebagai bentuk lain dari televisi
internet. Video blogging biasanya ada juga yang dilengkapi dengan keterangan teks atau
gambar foto, serta untuk beberapa video blogging, menyantumkan metadata lainnya.
Video blogging sendiri dapat dibuat dalam bentuk rekaman satu gambar atau rekaman
yang dipotong ke beberapa bagian. Dengan perangkat lunak yang tersedia, seseorang dapat
menyunting video yang mereka buat dan memadukannya dengan audio, serta menggabungkan

beberapa rekaman ke dalam satu gambar, sehingga menjadi suatu rekaman video blogging yang
padu.
Video blogging juga memanfaatkan keunggulan dari web syndication, ia dapat
mendistribusikan dirinya di internet dengan menggunakan format penyesuaian (sindikasi), baik
dengan RSS maupun

Atom,

untuk

pemutaran

ulang

dan

agregasi

otomatis

pada

perangkat mobile dan Personal Computer.


Maraknya pengguna youtube saat ini memang memiliki efek positif dan negative bagi
semua kalangan yg mengaksesnya. Kebebasan dalam mengupload video diyoutube semakin
memudahkan dalam penyebaran videovideo yang tidak senonoh. Banyak sekali remaja yang
mengupload videovideo mereka dengan pasangannya dalam sebuah perjalanan atau kegiatan
sehari hari yang menunjukan seolah mereka adalah pasangan suami istri.
Bagi mereka video semacam ini mungkin hal yang bagus untuk di share, dengan tujuan
menunjukan keromantisan mereka. Namun youtube tentu saja tidak hanya diakses oleh orang
dewasa, tapi juga diakses oleh remaja bahkan anakanak. Apa jadinya jika dari kecil saja mereka
sudah disuhkan tontonan yang tidak sesuai dengan usianya. Dan yang lebih parahnya para
pengunggah video merasa apa yg mereka lakukan itu adalah sesuatu yang keren, atau istilahnya
relationship goals dan mereka tidak akan berhenti samapai mereka mendapat teguran. Artinya
mereka berhenti menggunggah video seperti itu bukan karena kesadaran mereka tentang moral
atau etika, tapi mereka berhenti karena teguran yang mereka dapat.
Di era gobalisasi seperti yang kita alami saat ini, remaja harus terselamatkan dari bahaya
globalisasi. Karena globalisasi ini ibaratnya kebebasan, sehingga banyak kebudayaan asing yang
masuk, sementara budaya tersebut belum tentu cocok dengan kebudayaan kita. Sebagai contoh
kebudayaan seks bebas itu tidak cocok dengan kebudayaan kita. Pada saat ini, kebebasan bergaul
sudah sampai pada tingkat yang mengkuatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar
jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah
pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gengsi yang
membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan

pacar. Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perubahan perilaku remaja dalam urusan
seks adalah masuknya budaya barat ke negara berkembang seperti Indonesia. Kita telah
mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang
mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama.
Menurut kami remaja yang rawan menjadi korban atau pelaku dalam penyimpangan etika
harus dibekali dan diberi pemahan tentang pentingnya beretika sebagai cermin dari kematangan
berpikir. Kini pendidikan tidak lagi menjadi patokan dalam baik buruknya etika seseorang.
Karena nyatanya saat ini banyak sekali mereka yang memiliki gelar melakukan halhal yang
tidak jauh beda dengan para berandalan. Pengawasan orang tua dan lingkungan harus berperan
aktif dalam pembentukan etika sesorang. Oleh karena itu etika sebagai cerminan dari kepribadian
dan kematangan berpikir sudah seharusnya ditanam dan diajarkan sejak anakanak.

NAMA : RACHEL MARTINA S

180710130034

DEWI ANGGINI DEWI S

180710130038

MUTIA NUR HAFIZA

180710130041

HAMZAH

180710130043

Anda mungkin juga menyukai