Anda di halaman 1dari 4

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada

suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Mortalitas)
Pengertian Natalitas dan Mortalitas Berbicara mengenai kependudukan, istilah Natalitas dan
Mortalitas akan selalu membayangi dan akan ditemukan pada suatu kasus. Pengertian Natalitas
sendiri merupakan kelahiran yang dapat mempengaruhi besarnya penduduk pada suatu daerah.
Tinggi besarnya Natalitas tercermin dari jumlah pasangan muda yang memasuki usia subur yang
dapat menghasilkan bayi. Semakin banyak jumlah bayi yang dilahirkan, semakin tinggi tingkat
Natalitas suatu daerah. Tingginya tingkatan Natalitas dipengaruhi oleh perkawinan yang terjadi di usia
muda, tingkat kesehatan yang tinggi dan anggapan yang beredar di masyarakat jika memiliki banyak
anak akan mendatangkan banyak rejeki.
Tingkat Natalitas akan berada pada fase yang rendah jika pemerintah membatasi jumlah kepemilikan
anak pada warganya dengan melakukan Keluarga Berencana, peraturan pada usia untuk menikah,
pemberian tunjangan anak dengan adanya batasan-batasan tertentu dan anggapan banyaknya
beban hidup untuk mengurus anak dalam jumlah yang banyak. Pengertian Natalitas tersebut dapat
mempengaruhi kondisi masyarakat dalam menentukan jumlah anggota keluarganya dengan
membatasi angka kelahiran. Dengan mengetahui tingkatan kelahiran suatu daerah, pemerintah dapat
mengontrol pertumbuhan penduduk dengan membatasi angka kelahiran atau dorongan mendapatkan
anak dalam jumlah besar pada daerah yang kurang penduduk demi meratakan pertumbuhan
penduduk.
Ada cara atau rumus yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah anak atau bayi yang dilahirkan
pada suatu daerah. Rumus tersebut dapat diketahui dengan membagi banyaknya jumlah bayi yang
lahir dengan jumlah penduduk yang ada pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta
(1000). Tingkat Natalitas dikatakan tinggi jika jumlah kelahiran berjumlah lebih besar dari 30 pada
setiap 1000 jiwa penduduk. Tingkat Natalitas dikatakan sedang jika jumlah kelahiran berada pada
jumlah antara 20 hingga 30 jiwa di setiap 1000 penduduk dan dikatakan rendah jika berada pada
jumlah kurang dari 20 jiwa di setiap 1000 penduduk. Dengan adanya Natalitas ini, Anda akan
mengetahui besarnya angka kelahiran suatu daerah di setiap 1000 jiwa penduduk tiap tahunnya.
Selain Natalitas, Mortalitas juga dapat mempengaruhi laju perkembangan penduduk.
Mortalitas merupakan kondisi kematian pada suatu daerah yang mempu mempengaruhi laju
pertumbuhan penduduk. Tingkatan kematian pada suatu daerah tentunya berbeda dengan daerah
yang lainnya. Jika Anda perhatikan lebih jauh, angka kematian pada negara maju lebih rendah jika
dibandingkan dengan angka kematian pada negara berkembang.
Angka kematian yang tinggi dapat menimbulkan kekurangan jumlah penduduk. Kondisi tersebut
dapat terjadi akibat tingkatan kesehatan yang rendah sehingga menimbulkan penyakit mematikan,
banyaknya kecelakaan lalu lintas, bencana alam, peperangan dan tindak kejahatan yang tinggi. Baik
Natalitas maupun Mortalitas dapat mempengaruhi kondisi pertumbuhan penduduk. Sangat penting
jika Anda mengetahui pengertian Natalitas dan Mortalitas sehingga Anda dapat mengetahui tingkat

pertumbuhan suatu daerah dengan lebih jelas. (http://pengayaan.com/pengertian-natalitas-danmortalitas/)


Fertilitas (Kelahiran) Fertilitas sebagai istilah demografi diartikan sebagai hasil reproduksi yang
nyata dari seorang wanita atau sekelompok wanita. Dengan kata lain fertilitas ini menyangkut
banyaknya bayi yang lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama dengan fertilitas hanya
berbeda ruang lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk
sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan penduduk dan reproduksi
manusia.
Mortalitas (Kematian) Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen
demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting,
tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, yang terutama berkecimpung dalam
bidang ekonomi dan kesehatan. Mati adalah keadaan menghilangnya semua tanda tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Data kematian
sangat diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perancangan pembangunan.
Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasa jasa lainnya untuk
kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap
program program kebijakan penduduk.
Migrasi Migrasi merupakan salah satu faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.
Peninjauan migrasi secara regional sangat penting untuk ditelaah secara khusus mengingat adanya
densitas (kepadatan) dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor faktor
pendorong dan penarik bagi orang orang untuk melakukan migrasi, di pihak lain, komunikasi
termasuk transportasi semakin lancar. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk
menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau pun batas
administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi sering diartikan sebagai perpindahan
yang relatif permanen dari suatu daerah ke daerah lain. Migrasi antar bangsa (migrasi
internasional) tidak begitu berpengaruh dalam menambah atau mengurangi jumlah penduduk
suatu negara kecuali di beberapa negara tertentu yang berkenaan dengan pengungsian, akibat
dari bencana baik alam maupun perang. Pada umumnya orang yang datang dan pergi antarnegara
boleh dikatakan berimbang saja jumlahnya. Peraturan peraturan atau undang undang yang
dibuat oleh banyak negara umumnya sangat sulit dan ketat bagi seseorang untuk bisa menjadi
warga negara atau menetap secara permanen di suatu negara lain.
(http://dewiqurrataayun.blogspot.co.id/p/pengertian-fertilitas-mortalitas-dan.html)

Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.

Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik, kondisi manusia di
mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam keadaan sehat dan damai.

Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda. Sejahtera memliki


arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi kesejahteraan), seperti dalam istilahfungsi
kesejahteraan sosial.

Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan pelayanan untuk


memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah yang digunakan dalam ide negara
sejahtera.

Di Amerika Serikat, sejahtera menunjuk ke uang yang dibayarkan


oleh pemerintah kepada orang yang membutuhkan bantuan finansial, tetapi tidak
dapat bekerja, atau yang keadaannya pendapatan yang diterima untuk memenuhi
kebutuhan dasar tidak berkecukupan. Jumlah yang dibayarkan biasanya jauh di bawah garis
kemiskinan, dan juga memiliki kondisi khusus, seperti bukti sedang mencari pekerjaan atau
kondisi lain, seperti ketidakmampuan atau kewajiban menjaga anak, yang mencegahnya
untuk dapat bekerja. Di beberapa kasus penerima dana bahkan diharuskan bekerja, dan
dikenal sebagai workfare.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Kesejahteraan)

1. Pengertian tingkat kesejahteraan


Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang mendapat awalan
ke dan akhiran an. Mansur Muslich menjelaskan bahwa bentuk dasar
yang dapat dilekati morfem imbuhan (ke-an) pada umumnya berkelas kata
kerja, kata benda, kata sifat dan kata bilangan.[1] Dalam hal ini maka kata
sejahtera yang mendapat awalan ke dan akhiran an berubah dari kata
sifat menjadi kata benda. Sehingga arti sejahtera berbeda dengan arti
kesejahteraan, kalau arti sejahtera adalah tenang dan tenteram, selamat, tak
kurang sesuatu apapun.[2]
Menurut Sudarman Danim manusia yang sejahtera adalah manusia yang
memiliki tata kehidupan dan penghidupan, baik material maupun spiritual
yang disertai dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketenraman lahir dan
batin, yang pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah
dan sosialnya.[3]
Dari pengertian diatas, maka dapat diambil suatu pengertian bahwa yang
dimaksud dengan tingkat kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan seseorang baik sosial material maupun spiritual yang disertai
dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan batin
sehingga dapat memenuhi kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosialnya.
2. Pentahapan kesejahteraan
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, berdasarkan Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah mengadakan program
yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Yang mana pendataan ini

bertujuan untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan keluarga


dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Adapun
pentahapan keluarga sejahtera tersebut ialah sebagai berikut:
a. Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum
dapat memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara
minimal, seperti: kebutuhan spiritual, pangan, sandang, papan
dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat memenuhi
salah satu indikator-indikator keluarga sejahtera I.
b. Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum
dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya,
seperti: kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana,
interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan sekitar
dan transportasi.
c. Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga-keluarga yang disamping
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti: menabung dan
memperoleh informasi.
d. Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan dasar, kebutuhan
sosial psikologisnya dan kebutuhan pengembangan, tetapi
belum dapat memberikan sumbangan yang maksimal dan
teratur bagi masyarakat dalam bentuk material, seperti:
sumbangan materi untuk kepentingan sosial kemasyarakatan
atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olah raga,
pendidikan dan lain sebagainnya.
e. Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga-keluarga yang telah
dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat
dasar, sosial psikologis maupun pengembangan serta telah
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi
masyarakat.[4]
Dari pentahapan ini, dapat diketahui tingkat kesejahteraan guru dalam
lingkup keluarganya. (http://www.gfpanjalu.com/2013/01/pengertian-tingkatkesejahteraan/)

Anda mungkin juga menyukai