1.
: Nyoman Jati
Umur
: 63 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Diagnosis
b. Anggota Keluarga
Tabel 1. Daftar anggota keluarga
No
Nama
L/P
Umur
Pendidika
n
Pekerjaan
Hub.
Nyoman Jati
63
SD
Petani
Pasien
Made Repot
60
Petani
Istri
Komang Wijaya
30
SMA
Pegawai
LPD
Anak
ke-3
Nyoman Puspa
Sari
30
SMA
Pegawai
Koperasi
Menantu
Putu Kesya
Veronika
Cucu
c. Pedigree
1
2
1
10
Gambar 1. Pedigree
Keterangan:
1. Nyoman Jati (Pasien)
2. Made Repot (Istri pasien)
3. Wayan Wudiantara (Anak pertama
pasien)
4. Kadek Utari (Menantu pasien)
5. - (Anak kedua pasien)
d. Denah Rumah
7
5
18
8
10
15
14
17
18
16
11
12
13
2.
PB
- 1 5 lesi
MB
- Lebih dari 5
(makula datar,
papul yang
meninggi,
nodus)
- Hipopigmentasi/eritema
- Distribusi tidak simetris
- Hilangnya sensasi yang
jelas
Kerusakan
- Hanya satu cabang
saraf
(menyebabkan
hilangnya
sensasi/
kelemahan otot
yang dipersarafi
oleh saraf yang
terkena)
lesi
- Distribusi
lebih simetris
- Hilangnya
sensasi
kurang jelas
- Banyak cabang
saraf
N. Ulnaris:
-
medial
N. Medianus
- Anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk dan
jari tengah
- Tidak mampu aduksi ibu jari
- Clawing ibu jari, telunjuk dan jari tengah
- Ibu jari kontraktur
- Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
N. Radialis
- Anestesia dorsum manus, serta ujung proksimal jari telunjuk
- Tangan gantung (wrist drop)
- Tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan
N. Popliteal Lateralis
- Anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis
- Kaku gantung (foot drop)
- Kelemahan otot peroneus
N. Tibialis Posterior
- Anestesia telapak kaki
- Claw toes
- Paralisis otot intrinsik kaki dan kolaps arkus pedis
N. Fasialis
- Cabang temporal dan zigomatik menyebabkan lagoftalmus
- Cabang bukal, mandibular dan servikal menyebabkan
kehilangan ekspresi wajah dan kegagalan mengatupkan bibir
N. Trigeminus
- Anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata
- Atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral
c.
Patofisiologi
Cara penularan kusta masih belum diketahui secara pasti.
M.
progressiv.
Faktor Risiko3
Ras : insiden pada ras kulit hitam lebih tinggi dalam bentuk
tuberkoloid, sedangkan pada kulit putih lebih tinggi dalam
e.
bentuk lepromatosa
Sosioekonomi : lebih banyak pada negara berkembang dan
Prognosis
Dengan adanya obat-obatan kombinasi, pengobatan menjadi lebih
sederhana dan lebih singkat, serta prognosis menjadi lebih baik.
Jika suda ada kontraktur dan ulkus kronis prognosis kurang baik3.
3.
kesehatan pasien.
KIE dan konseling yang telah dilakukan
Saat kunjungan ke rumah pasien, kami memberikan KIE tentang
penyakit kusta meliputi penyebab kusta, cara penularan, gejala
kusta, pengobatan kusta. Khusus pada keluarga pasien, diberikan
konseling bagaimana menghadapi pasien yang menderita kusta dan
tidak mengkucilkan pasien.
4.
oleh pasien.
Riwayat penyakit dalam keluarga
telah
didiagnosis
10
THT
Toraks
: sonor
Auskultasi
: - cor : S1 S2 tunggal,
reguler, murmur (-)
: - pulmo : wheezing
-/-
Abdomen
Inspeksi
: distensi (-)
Auskultasi
11
Ekstremitas
Palpasi
Perkusi
: timpani
Status Dermatologi
Effloresensi :
Terdapat pacth hipopigmentasi batas tegas, sirsiner, ukuran
nummular, soliter pada region facialis sinistra
Terdapat patch hipopigmentasi batas tegas, ukuran numular,
geografik simetris pada region humerus dekstra dan sinistra
12
Pemeriksaan Anestesia:
Pemeriksaan goresan pada lesi dan kulit normal menggunakan
kapas, tidak terdapat anestesia pada pipi, leher dan tangan kiri
dan kanan.
Pemeriksaan Saraf Tepi dan Fungsinya:
13
diantaranya :
Salbutamol
= 2mg
Dexamethasone
= 0.75mg
Ambroxol
= 30 mg
Selain obat-obatan pasien juga mengonsumsi beberapa vitamin
diantaranya multivitamin B kompleks
14
Kesembuhan
Saat ini kondisi pasien sudah membaik. Kesemutan sudah tidak
terlalu sering dirasakan lagi dan bercak putih sudah dirasa tidak
teralu tebal dan kebas, serta bercak di tangan kanan dan kiri sudah
mulai mengering.
5.
15
kusta.
Gizi: Dilihat dari gizi, gizi pasien sudah cukup baik, dilihat dari
BMI pasien yakni 20,4. Pasien mengonsumsi protein nabati dan
hewani berupa daging, ikan, tahu atau tempe bervariasi setiap
hari. Pasien juga mengonsumsi buah kurang lebih sebanyak 3x
b.
16
c.
6.
Kesimpulan
Pasien Laki-laki (63 tahun) menderita kusta tipe Multi Basiler
kurang lebih sejak 15 tahun yang lalu, saat ini tengah melakukan
yang tinggi. Hal ini terjadi karena penularan penyakit kusta dapat
melalui media mukosa hidung melalui udara dan keringat.
7.
Saran
Pencegahan
1.
Melakukan KIE ke keluarga pasien yang tinggal dalam satu
pekarangan tentang penyakit yang diderita pasien, mulai dari
2.
3.
4.
5.
6.
kamar pasien
Pasien diharapkan rutin untuk mengkonsumsi obat setiap hari
selama 2 tahun, control secara rutin, dan melakukan pemeriksaan
laboratorium berupa pemeriksaan bakterioskopis sebulan sekali
7.
8.
20
2.
21
DAFTAR PUSTAKA
1.
Djuanda Adhi., 2007., Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima.
2.
3.
22