Anda di halaman 1dari 6

ALEXANDER GRAHAM BELL

Alexander Graham Bell ( 3 Maret


1847 - 2 Agustus 1922 ) adalah
seorang seorang ilmuwan terkemuka,
penemu, insinyur,

innovator dan

juga guru bagi penderita tunarungu.


Ia lahir pada 3 Maret 1847 di
Edinburgh, Skotlandia. Dia dikenal
sebagai seorang satu tokoh dunia
karena

temuan-temuannya.

Bell

umumnya dikenal sebagai penemu


telepon, meski Kongres AS pada Juni
2002 menetapkan bahwa Antonio
Meucci-lah yang menemukan telpon.

Latar Belakang Keluarga


Alexander Graham Bell merupakan putra seorang profesor bernama

Alexander Melville Bell dan ibunya bernama Eliza Grace. Alexander Graham
Bell sendiri merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, kakaknya bernama
Melville James Bell sementara adiknya ialah Edward Charles Bell. Ia juga
memiliki seorang istri bernama Mabbel Hubbard dan dianugrahi empat (4)
orang anak yaitu : 2 anak perempuan dan 2 anak laki laki yang telah
meninggal

ketika

masih

kecil.

Graham

Bell

mempunyai

beberapa

saudara,yaitu : Gardiner Greene Hubbard (mertua), Gilbert Hovey Grosvenor


(menantu), Mabel Harlakenden Grosvenor (cucu), Gilbert Melville Grosvenor
(cicit), Chichester Bell (sepupu).

Awal Kehidupan

Sejak kecil, Alexander dilahirkan dan dibesarkan di sebuah keluarga yang


berpendidikan. Karena itu, tidak heran bila ia sudah menunjukkan ketertarikannya
pada ilmu pengetahuan walau usianya masih dangat muda. Tak hanya ilmu
pengetahuan saja, Alexander juga punya minat nan besar terhadap seni. Terbukti
dengan kemampuannya dalam menguasai permainan piano sejak kecil walau tidak
pernah mendapat latihan secara khusus. Pada usia 10 tahun, Alexander
mengadopsi Graham sebagai nama tengahnya.

Pendidikan

Alexander mengenyam pendidikan sejak usia muda. Ia sempat mendapat


pendidikan langsung dari sang ayah seperti metode homeschooling . Alex juga
mencicipi bangku sekolah di Royal High School di Edinburgh, Skotlandia, hingga
ia berusia 15 tahun. Reputasi pendidikannya di sekolah tidaklah terlalu baik sebab
cukup sering absen dari kelas. Bahkan, nilainya sendiri cukup jelek saat itu. Satusatunya pelajaran yang mungkin sangat diminati Alexander saat itu hanyalah
biologi. Di usianya yang masih 16 tahun, Alexander juga sempat terdaftar sebagai
siswa di Weston House Academy di Moray, Skotlandia. Tak hanya sebagai murid,
melainkan dipercaya untuk mengajar di kelas kesenian. Kemampuannya dalam
hal pendidikan tersebut meningkat berkat campur tangan sang kakek, Alexander
Bell. Di tahun berikutnya, Alex menyusul sang kakak buat kuliah di Universitas
Edinburgh. Pada tahun 1868, Alex melanjutkan pendidikannya di Universitas
London.
Alexander Graham Bell juga terkenal dengan ketertarikannya dalam dunia
pendidikan buat orang-orang cacat, khususnya bagi tuna rungu. Salah satu
kontribusinya dalam dunia pendidikan bagi tuna rungu ialah inisiatifnya dalam
mendirikan School of Vocal Physiology and Mechanics of Speech di Boston yang
kemudian memiliki puluhan murid tuna rungu. Saat itu, anak-anak yang memiliki
gangguan pendengaran memang selalu dikucilkan, bahkan diperlakukan semenamena. Hal ini membuat Alexander berpikir bahwa masalah gangguan pendengaran

ini harus diberantas dengan cara mengajarkan tuna rungu buat berbicara tanpa
menggunakan

bahasa

isyarat.

Minat

Alexander

pada

masalah

tuli

mengantarkannya pada keterarikan terhadap suara, hingga kemudian ia dapat


menciptakan telepon sebagai alat komunikasi suara.

Inovasi pertama Alexander Graham Bell

Penemuan pertamanya dalam bidang teknologi ialah saat ia masih berusia 12


tahun. Alexander memiliki tetangga yang bekerja menjalankan pabrik tepung.
Alex sempat bertanya pada tetangganya tentang apa yang menjadi kesulitan dalam
pabrik tepung tersebut. Tetangganya kemudian memberitahu bahwa salah satu
kesulitannya ialah memisahkan biji gandum dari sekam dengan proses yang lama
dan melelahkan. Setelah itu dia mulai berpikir tentang bagaimana caranya agar ia
dapat membantu mengatasi kesulitan tersebut. Dengan otaknya yang cerdas dan
kreatif, Alexander kemudian membuat sebuah teknologi sederhana berupa alat
pemisah biji gandum dari sekam. Perangkat yang ia buat sendiri itu memanfaatkan
pedal berputar dan sebuah sikat paku. Walau pengoperasiannya sangat sederhana,
teknologi tersebut sangat berguna bagi pabrik dan tetap digunakan sampai
bertahun-tahun

lamanya.

Itu

ialah

inovasi

teknologi

sederhana

yang

dikembangkan Alexander buat membantu produksi tepung gandum.


Selain perangkat tersebut, ada perangkat lain yang berhasil dibuat Alexander
yang merupakan hasil kolaborasi dengan kakaknya, Melville. Karya pertamanya
yang berhubungan suara ialah sebuah mesin mirip robot yang dapat berbicara.
Hal ini bermula saat sang ayah mengajak Alex buat melihat automaton atau
sebuah robot yang unik pada masa itu. Automaton tersebut ialah kreasi Baron
Wolfgang von Kempelen yang kemudian dikembangkan oleh Sir Charles
Wheatstone. Alex yang begitu tertarik dengan automaton dan mesinnya, langsung
mempelajari tentang bagaimana seluk beluk sebuah robot. Sang penemu telepon
ini belajar lewat buku von Kompelen yang terbit di Jerman dan dengan susah
payah diterjemahkannya sendiri. Berdasarkan pengetahuan yang telah ia dapat,
Alex dan Melville sukses membuat robot kepala manusia nan dapat mengucapkan

beberapa kata. Bagi Alex dan keluarganya, inovasi tersebut tentu membanggakan.
Sayangnya, eksperimen suara seperti itu rupanya sudah pernah dilakukan oleh
Hermann von Helmholtz di Jerman. Hal ini membuat Alex merasa sangat kecewa
sebab seolah ia belum sukses menciptakan sesuatu yang baru.

Alexander Graham Bell Sebagai Penemu Telepon

Alexander yang sudah menjadi profesor Vocal Physiology di Universitas


Boston kerap melakukan eksperimen-eksperimen nan berhubungan dengan
gelombang suara. Hingga pada suatu hari Alex mulai memiliki keinginan buat
menciptakan suatu alat komunikasi suara yang memanfaatkan listrik. Berbekal
ilmu pengetahuannya, penemu telepon tersebut mengajak temannya, Thomas
Watson, buat melakukan eksperimen sekitar tahun 1873.

Percobaan-percobaan
dan

Watson

bukan

penghalang.
mereka

Alex
tanpa

Eksperimen

kerap

gagal

dan

menemui jalan buntu. Hingga


akhirnya pada 2 Juni 1875,
Alex dan Watson mampu
mengatasi

masalah

dan

kemudian Alexander sukses


menciptakan

alat

perangkat

telepon sederhana dan sebuah pemancar yang disebut Gallows phone. Perangkat
tersebut sukses digunakan namun suara yang dihasilkan tak terdengar jelas.
Penemuan ini kemudian dipatenkan pada 7 Maret 1876 oleh U.S Pattent Office
dan Alexander Graham Bell resmi dikenal sebagai penemu telepon. Sejak itu
Alexander terus berusaha mengembangkan penemuannya agar dapat lebih baik.
Hingga pada tanggal 10 Maret 1876, Alexander benar-benar dapat mengirimkan
pesan suara nan jelas. Kalimat Mr. Watson, come here, I want to see you ialah
kalimat populer yang diingat orang sampai saat ini. Kalimat tersebut ialah pesan
suara pertama yang diucapkan Alexander pada Watson dengan suara yang jelas.
Perangkat telepon terus mengalami perkembangan, hingga telepon benarbenar dapat digunakan buat saling mengirim pesan dari jeda yang sangat jauh.
Tahun 1877, Alexander Graham Bell mendirikan sebuah perusahaan The Bell
Telephone Company nan bertugas memproduksi perangkat telepon agar dapat
digunakan oleh banyak orang.
Itulah kisah singkat seorang Alexander Graham Bell sebagai penemu telepon.
Namun sebagai seorang ilmuwan, Alexander tak hanya sukses menciptakan
perangkat telepon. Ia juga sering melakukan berbagai eksperimen di bidang lain
nan mungkin tidak banyak diketahui orang, misalnya metal detector dan sebuah
inovasi yang disebut sebagai hydrofoil boat atau hidrodome number 4 (HD-4).
Alexander Graham Bell selalu mendedikasikan hidupnya pada ilmu pengetahuan,

hingga pada 2 Agustus 1922, sang penemu telepon tersebut meninggal dunia pada
usia 75 tahun dampak penyakit komplikasi yang disebabkan oleh diabetes. Saat
itu, seluruh jaringan telepon di Amerika Utara sengaja dimatikan buat sementara
waktu buat menghormati kepergian orang yang sangat berjasa dalam bidang
komunikasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai