1.
Tujuan................................................................................................................... 1
2.
Teori Dasar........................................................................................................... 1
1.
2.
3.
Hardware yg digunaka...................................................................................... 2
5.
IPV4................................................................................................................... 3
1.
IPv4................................................................................................................ 3
2.
Representasi Alamat............................................................................................. 4
3.
Subnet Mask...................................................................................................... 5
4.
5.
Contoh........................................................................................................... 6
6.
Routing.............................................................................................................. 7
3.
Langkah Percobaan.............................................................................................. 7
4.
5.
Hasil Percobaan.................................................................................................... 7
1.
Router 1............................................................................................................ 7
A.
2.
Port router...................................................................................................... 9
Router 2.......................................................................................................... 11
A.
3.
Port router.................................................................................................... 12
Router 3.......................................................................................................... 14
A.
4.
Port router.................................................................................................... 14
Router 4.......................................................................................................... 16
A.
5.
Port router.................................................................................................... 16
Router 5.......................................................................................................... 19
A.
Port router.................................................................................................... 19
6.
7.
Kesimpulan......................................................................................................... 21
8.
Daftar Pustaka.................................................................................................... 21
1. Tujuan
2. Teori Dasar
1. Mendesign jaringan computer yang benar dan efisien
2. Topologi yang digunakan
Topologi bus merupakan topologi yang banyak digunakan pada
masa penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan TConnector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka
komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah
dihubungkan satu sama lain.
Kesulitan utama dari penggunaan kabel sepaksi adalah sulit untuk
mengukur apakah kabel sepaksi yang digunakan benar-benar cocok atau
tidak. Karena kalau tidak sungguh-sungguh diukur secara benar akan
merusak NIC (network interface card) yang digunakan dan kinerja
jaringan menjadi terhambat, tidak mencapai kemampuan maksimalnya.
Topologi ini juga sering digunakan pada jaringan dengan basis fiber optic
(yang kemudian digabungkan dengan topologi star untuk
menghubungkan dengan client atau node.).
Pada topologi bus dua ujung jaringan harus diakhiri dengan sebuah
terminator. Barel connector dapat digunakan untuk memperluasnya.
Jaringan hanya terdiri dari satu saluran kabel yang menggunakan kabel
BNC. Komputer yang ingin terhubung ke jaringan dapat mengkaitkan
dirinya dengan men tap Ethernetnya sepanjang kabel.
Instalasi jaringan Bus sangat sederhana, murah dan maksimal
terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan yang sering dihadapi adalah
kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan
relatif sederhana dan jika salah satu node putus maka akan
mengganggu kinerja dan trafik seluruh jaringan.
1. Ciri-ciri
1. Teknologi lama, dihubungkan dengan satu kabel dalam
satu baris
2. Tidak membutuhkan peralatan aktif untuk
menghubungkan terminal/computer
3. Sangat berpengaruh pada unjuk kerja komunikasi antar
komputer, karena hanya bisa digunakan oleh satu
computer
4. Kabel cut dan digunakan konektor BNC tipe T
5. Diujung kabel dipasang 50 ohm konektor
6. Jika kabel putus maka komputer lain tidak dapat
berkomunikasi dengan lain
7. Susah melakukan pelacakan masalah
8. Discontinue Support
1. Keunggulan :
2. Kelemahan :
Bila terdapat gangguan di sepanjang kabel pusat
maka keseluruhan jaringan akan mengalami
gangguan.
Kepadatan pada jalur lalu lintas.
Diperlukan Repeater untuk jarak jauh
3. Karakteristik Topologi BUS :
1. Merupakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup
dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
2. Paling prevevalent karena sederhana dalam instalasi
3. Signal merewati 2 arah dengan satu kabel
kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau
tercampurnya data).
4. Permasalahan terbesar jika terjadi putus atau longgar
pada salah satu konektor maka seluruh jaringan akan
berhenti
5. Topologi Bus adalah jalur transmisi dimana signal
diterima dan dikirim pada setiap alat/device yang
tersambung pada satu garis lurus (kabel), signal
hanya akan ditangkap oleh alat yang dituju,
sedangkan alat lainnya yang bukan tujuan akan
mengabaikan signal tersebut/hanya akan dilewati
signal.
3. Hardware yg digunakan
1. Router
Router adalah salah satu hardware dalam jaringan komputer
yang dilengkapi oleh Network Operating System. Router ini
berfungsi untuk menggabungkan antara satu segmen jaringan
dengan segmen jaringan komputer yang lainnya atau
menggabungkan beberapa LAN agar menjadi jaringan yang lebih
luas.
3. Komputer
4. Laptop
5. IPV4
1. IPv4
format protokol yang telah dipakai pada saaat awal internet ada.
ipv4 ini
berformat
32 biner,
dengan
perkembangan
internet
= 2 IPv4 Address
= 4,294,967,296 IPv4 Address
Bayangkan dengan Nilai Maximum diatas menurut penilitian 20
tahun lagi pengguna internet akan lebih dari nilai maximum IPv4.
Langkah antisipasi awal sebenarnya sudah dilakukan dengan
teknologi NAT (Network Address Translation) yang bekerja dengan
cara melakukan penterjemahan satu alamat IPv4 public ke banyak
IPv4 private.Sehingga satu alamat IPv4 public bisa dipergunakan
untuk banyak perangkat yang akan terkoneksi ke internet.
2. Representasi Alamat
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal
bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam empat buah
oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format
bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit,
maka nilainya berkisar antara 0255 (meskipun begitu, terdapat
beberapa pengecualian nilai). Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah
host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke
dalam dua buah bagian, yakni:
a) Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala
besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu
diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnyauntuk
melengkapi oktet pertamaakan membuat sebuah network
identifier. 24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir)
merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan kelas A
memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan,
karena
digunakan
untuk
mekanisme
Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.
b) Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan
skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam
oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner
10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama),
akan membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua
oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Kelas B
dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap
network-nya.
c) Kelas C
Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala
kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C
selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk
melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah
network identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan
merepresentasikan
host
identifier.
Ini
memungkinkan
pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk
setiap network-nya.
d) Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP
multicast, sehingga berbeda dengan tiga kelas di atas. Empat
bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan biner
1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat
digunakan untuk mengenali host. IP Address
3. Subnet Mask
Subnet adalah istilah yang mengacu kepada angka biner baik
32bit maupun 128bit yang digunakan untuk membedakan Network
ID dengan Host ID, menunjukkan letak suatu Host disuatu jaringan,
apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar, bisa sebagai
pengelompokan beberapa Host dalam satu Network.
Mempermudah pemahaman tentang Subnet Mask; Setiap RT
terdiri dari beberapa KK (Kepala Keluarga) dan RT ini adalah
merupakan Network ID sedangkan KK ini merupakan Host ID, proses
pengelompokan ini bisa kita sebut Subnet Mask.
Prefix Length Notation
Karena bit-bit network identifier harus selalu dipilih di dalam sebuah
bentuk yang berdekatan dari bit-bit ordo tinggi, maka ada sebuah
cara yang digunakan untuk merepresentasikan sebuah subnet mask
11111111.11111111.11111111.00000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.0
Setelah DiSubnetting Menjadi:
IP addres : 192.168.10.0
Subnet Mask dalam Biner :
11111111.11111111.11111111.11000000
Subnet Mask dalam Desimal : 255.255.255.192
Perhatikan bilangan biner yang di ganti, 2 bit angka 0 pada bagian
Host ID saya ganti dengan 11 sehingga didapatkan subnet baru
255.255.255.192(anda tentu diperbolehkan mengganti dengan biner
111.1111.11111.111111 atau 1111111
1). Menentukan Jumlah subnet (Sub Jaringan) baru yang terbentuk.
gunakan rumus 2^n-2 dengan n adalah jumlah bit 1 pada host ID
yang telah dimodifikasi(11000000), maka didapat 2^n-2 =2. jadi IP
192.168.10.0 setelah
di subnetting didapatkan 2 subnet baru.
2. Menetukan Jumlah Host persubnet (Per sub Jaringan)
Gunakan rumus 2^h-2, dengan h adalah jumlah bit 0 pada host ID
(11000000),maka
di dapat 2^h-2=62, jadi terdapat 62 host persubnet. atau dengan
kata lain dari 2 kelompok sub jaringan yang ada, masing-masing sub
jaringan dapat menampung 62 komputer dengan alamat IP yang
berbeda.
Perhatian: karena pada contoh menggunakan kelas c, jadi
penghitungan bit 0
hanya dilakukan mulai dari octat ke 4 saja. untuk kelas A anda harus
menhitungnya
mulai dari octat ke 2,3 dan 4 serta kelas B mulai dari octat ke 3 dan
4 selama octat-octat
tersebut tidak bernilai 1.
3. Menentukan Block subnet dan rentang IP Address
Block subnet diperoleh dengan cara mengurangi 256(2^8) dengan
angka dibelakang subnet musk yang telah dimodifikasi, 256192=64, setelah itu jumlahkan angka hasil pengurangan ini sampai
sama dengan angka dibelakang subnet sehingga didapat
64+64=128, 128+64=192. jadi kelompok IP address yang
diterapkan pada 2 sub jaringan baru tersebut adalah 64:
192.168.10.64 s/d 192.168.127, subnet ke 1
192.168.10.128 s/d 192.168.191, subnet ke 2
4. Menentukan IP Address yang bisa digunakan.
6. Routing
3. Langkah Percobaan
1)
2)
3)
4)
5)
Tentukan host/pengguna
Hitung prefiknya
Membuat jaringan berdasarkan kebutuhan
Mengatur di router dan switch berdasarkan perhitungan prefik
Mengaplikasikan ke dalam paket tracer
5. Hasil Percobaan
1. Router 1
Keterangan
Keterangan
Keterangan
A. Port router
a) Antara router 1 dengan switch 1 (Fast Ethernet 0/0)
1) Jumlah Host
:40 Host
2) IP Address
:198.100.20.1
3) 2n>= 40
4) 26 = 64
5) Jumlah bit 0
:6
6) Prefix
: /24
7) Hitungan
IP Address
: 198.100.20.1
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 00000000
Biner
: 11000110 01100100 00010100 00000001
Net ID
: 11000110 01100100 00010100 00000000
198
100
20
0
BC
: 11000110.01100100.00010100 .11111111
Host Range
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway
198
100
20
: 198.100.20.1 s/d 198.100.20.253
198.100.20.1
198.100.20.1
198.100.20.253
198.100.20.255
255.255.255.0
198.100.20.1
254
198
100
20
: 198.100.20.1 s/d 198.100.20.253
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
Gateway
254
198.100.20.1
198.100.20.1
198.100.20.253
198.100.20.255
255.255.255.0
198.100.20.1
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
200.50.60.0
200.50.60.1
200.50.60.2
200.50.60.3
255.255.255.252
200.50.50.0
200.50.50.1
200.50.50.2
200.50.50.3
255.255.255.252
2. Router 2
Keterangan
Keterangan
A. Port router
a) Antara router 2 dengan router 1 (Interface Serial 2/0 dan 2/0)
1) Jumlah Host
:2
2) IP Address
: 200.50.60.2
3) 2n >= 2+2
4) 22 = 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.60.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 00111100 00000010
Net ID
: 11000100 00110010 00111100 00000000
200
50
60
0
BC
: 11000100 00110010 00111100 00000011
Host Range
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
200
50
60
: 200.50.60.1-200.50.60.2
200.50.60.0
200.50.60.1
200.50.60.2
200.50.60.3
255.255.255.252
200.25.70.0
200.25.70.1
200.25.70.126
200.25.70.127
255.255.255.128
200.25.70.1
Biner
Net ID
BC
Host Range
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
200.50.70.0
200.50.70.1
200.50.70.2
200.50.70.3
255.255.255.252
3. Router 3
Figure 4 Jaringan Router 3
Keterangan
A. Port router
a) Antara router 2 dengan router 3 (Interface Serial 2/0 dan 2/0)
1) Jumlah Host
:2
2) IP Address
: 200.50.70.2
3) 2n >= 2+2
4) 22 = 2
5) Jumlah bit 0
:2
6) Prefix
: /30
7) Hitungan
IP Address
: 200.50.70.2
subnet mask
: 11111111 11111111 11111111 11111100
Biner
: 11001000 00110010 01000110 00000010
Net ID
: 11000100 00110010 01000110 00000000
200
50
70
0
BC
: 11000100 00110010 01000110 00000011
200
50
70
3
Host Range
: 200.50.70.1-200.50.70.2
Network
Host Pertama
200.50.70.0
200.50.70.1
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
200.50.70.2
200.50.70.3
255.255.255.252
200.25.82.0
200.25.80.1
200.25.95.254
200.25.95.255
255.255.240.0
200.25.82.1
Network
Host Pertama
Host Terakhir
Broadcast
SubnetMask
200.50.10.0
200.50.10.1
200.50.10.2
200.50.10.3
255.255.255.252
4. Router 4
A. Port router
Picture 5-4Jaringan Router 4
Keterangan
Keterangan
200.50.10.0
200.50.10.1
200.50.10.2
200.50.10.3
255.255.255.252
210.11.48.0
210.11.48.1
210.11.63.254
Broadcast
SubnetMask
Gateway
210.11.63.255
255.255.240.0
210.11.50.8
200.50.20.0
200.50.20.1
200.50.20.2
200.50.20.3
255.255.255.252
5. Router 5
A. Port router
Picture 5-6Jaringan Router 5
Keterangan
Keterangan
200.50.20.0
200.50.20.1
200.50.20.2
200.50.20.3
255.255.255.252
210.100.40.0
210.100.40.1
210.100.40.254
210.100.40.255
255.255.255.240
Gateway
Table 3Perhitungan Router dengan Switch
200.50.50.0
200.50.50.1
200.50.50.2
200.50.50.3
255.255.255.252