TUMOR PAYUDARA
Pembimbing :
dr. Tjatur Budi Winarko, Sp.B
Disusun oleh:
Amelia Fadhila (030-12-013)
Ika Pratiwi (030-12-124)
Wilfridus Erik (11-2015-215)
RilusSalawane (11-2014-208)
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
RSAU DR. ESNAWAN ANTARIKSA
UKRIDA-USAKTI JAKARTA
PERIODE 1 AGUSTUS 2016 8 OKTOBER 2016
I.
Pendahuluan
Embriologi
Payudara mulai tumbuh sejak minggu keenam masa embrio berupa penebalan
ektodermal di sepanjang garis susu yang terbentang dari aksila sampai regio
inguinal. Beberapa hari setelah kelahiran dapat terjadi pembesaran payudara
unilateral atau bilateral diikuti dengan sekresi cairan keruh. Keadaan yang
disebut mastitis neonatorum ini disebabkan oleh berkembangnya sistem duktus
dan tumbuhnya asinus serta vaskularisasi pada stroma yang dirangsang secara
tidak langsung oleh tingginya kadar estrogen ibu dalam sirkulasi darah bayi.
Setelah lahir, terjadi penurunan kadar estrogen yang merangsang hipofisis untuk
memproduksi prolaktin yang menimbulkan perubahan pada payudara. 1
III. Anatomi
a. Gambaran umum
(1,2)
Mammae
terletak
di
susu
yang
pektoralis.
di
Mammae
Pada
bagian
yang
terdapat
paling
sebuah
papilla, dikelilingi oleh daerah yang lebih gelap yang disebut areola. Terdapat
Langer lines pada kompleks nipple(papilla)-areola yang melebar ke luar secara
sirkumfranse (melingkar). Langer lines ini signifikan secara klinis kepada ahli
bedah dalam menentukan area insisi pada biopsi mammae. Pada bagian lateral
atasnya jaringan kelenjar ini keluar dari lingkarannya ke arah aksila, disebut
penonjolan Spence atau ekor payudara.
Mammae berisi 15-20 lobus glandula mammaria yang tiap lobusnya terdiri
dari bebrapa lobulus. Tiap-tiap lobulus memiliki saluran kearah papilla yang
disebut ductus laktiferus. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga
diantara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan lemak yang
disebut ruang retromamer. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang
disebut ligamentum suspensorium Cooper yang berfungsi sebagai penyangga.
Struktur payudara terdiri atas:
-
Parenkim epithelial
b. Vaskularisasi
(1,3)
1. Arteri
2. Vena
Pada payudara terdapat tiga grup vena:
a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria intema
b. Cabang-cabang v. aksilaris
c. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis
3. Limfe
Penyaluran limfe dan mammae sangat penting peranannya dalam
metastases el kanker.
a. Bagian
terbesar
disalurkan
ke
nodi
lymphoidei
axillares,
Kelenjar
getah
bening
scapula,
terletak
sepanjang
vasa
getah
bening
subklavikula,
mulai
dari
medial
disalurkan
ke
nodi
limphoidei
kelenjar ini.
infraclaviculares,
c. Persyarafan
(3)
paralisis
dan
mati
rasa
pasca
bedah,
yakni
nervus
IV.
terjadi
pembesaran
payudara
yang
diakibatkan
karena
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang
terjadi secara terus menerus. Dalam klinik, istilah tumor sering digunakan untuk
semua tonjolan dan diartikan sebagai pembengkakan, yang dapat disebabkan
baik oleh neoplasma maupun oleh radang, atau
perdarahan. Neoplasma membentuk tonjolan, tetapi tidak semua tonjolan
disebabkan oleh neoplasma.
6
VI.
Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara belum diketahui. Namun, ada
beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu : 3
a.Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
payudara.
b.Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
c.Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker
payudara.
d.Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e.Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara.
f.Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g.Terpapar radiasi
h.Intake alkohol
i.Pemakaian kontrasepsi oral
skrining. Hanya saja untuk mass screening. Cara ini merupakan cara yang mahal
dan hanya dianjurkan pada wanita dengan faktor high risk. Ketepatan 83%-95%,
tergantung dari teknisi dan ahli radiologinya.Ultrasound digunakan untuk
menentukan ukuran lesi dan membedakan kista dengan tumor solid.MRI
dilakukan pada pasien usia muda karena gambaran mammografi yang kurang
jelas, untuk mendeteksi adanya rekurensi dini keganasan payudara.IHK untuk
membantu terapi target antara lain pemeriksaan status ER (estrogen receptor),
PR (progesteron receptor), c-erb-2 (HER-2 neu), cathepsin-D, p53, Ki67, Bcl2.
Secara praktis, penemuan dari massa pada payudara yang dapat dipalpasi
biasanya diperoleh dari biopsi jarum, yang membuat diagnosis awal adanya
kista. Jika terdapat satu massa lainnya, pemeriksaan USG dilakukan untuk
menyingkirkan kista yang persisten.Jika salah satu dari keadaan tersebut tidak
dipenuhi, maka USG, biopsi jarum, dan mungkin biopsi eksisi menjadi
rekomendasi selanjutnya.1
b. Fibroadenoma
Neoplasma jinak yang menyerang wanita pada usia reproduktif yaitu 25-30
tahun ini disebut fibroadenoma mammae. Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oleh
beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
10
merupakan suatu
Galaktokel
Galaktokel adalah kista retensi berisi air susu. Galaktokel berbatas jelas dan
mobile, dan biasanya timbul 6-10 bulan setelah berhenti menyusui.Galaktokel
biasanya terletak di tengah payudara atau dibawa puting. Tata laksana
galaktokel
adalah
aspirasi
jarum
untuk
mengeluarkan
secret
susu
dan
pembedahan baru dilakukan jika kista terlalu kental untuk bisa diaspirasi atau
jika terjadi infeksi dalam galaktokel.
e.
Papiloma intraduktus
f.
Duktus ekstasia
12
perokok,
dan
dipersulit
dengan
abses
periduktus
dan
fistel
intraduktal
ini
telah
digambarkan
sebagai
broken
needle
appearance.Ectasia ductus biasanya bilateral dan hal ini cukup berguna untuk
mendiagnosis daerah ectasia ductal yang kecil.Biasanya ditemukan debris dalam
ductal dan hal ini menyebabkan reaksi inflamasi meyebabkan lead pipe
appearance.
Ektasia duktus adalah kondisi yang biasanya menyerang wanita usia sekitar 40
sampai 50 tahun. Ektasia duktus adalah kelainan jinak yang walaupun begitu
dapat mengacaukan diagnosis dengan kanker dikarenakan benjolan yang keras
di sekitar duktus yang abnormal akibat terbentuknya jaringan parut.
Kondisi ini umumnya tidak memerlukan tindakan apapun, atau dapat
membaik dengan melakukan pengkompresan dengan air hangat dan obat-obat
antibiotik. Apabila keluhan tidak membaik, duktus yang abnormal dapat diangkat
melalui pembedahan dengan cara insisi pada tepi areola.
g. Adenosis sclerosis
Secara klinis, adenosis sclerosis teraba seperti kelainan fibrokistik dan
digolongkan dalam kelainan dysplasia, secara histopatologi adenosis sclerosis
tampak sebagai proliferasi jinak sehingga ahli patologi sering terkecoh, mengira
suatu karsinoma.
h. Mastitis sel plasma.
Mastitis sel plasma juga disebut mastitis komedo.Lesi ini merupakan radang
subakut yang didapat pada system duktus yang melalui di bawah aerola.Mastitis
adalah infeksi yang sering menyerang wanita yang sedang menyusui atau pada
wanita yang mengalami kerusakan atau keretakan pada kulit sekitar puting.
13
Kerusakan pada kulit sekitar puting tersebut akan memudahkan bakteri dari
permukaan kulit untuk memasuki duktus yang menjadi tempat berkembangnya
bakteri dan menarik sel-sel inflamasi. Sel-sel inflamasi melepaskan substansi
untuk melawan infeksi, namun juga menyebabkan pembengkakan jaringan dan
peningkatan aliran darah.Perubahan ini menyebabkan payudara menjadi merah,
nyeri, dan terasa hangat saat perabaan.
Nekrosis lemak
keganasan.
Dengan
biopsi
jarum
atau
dengan
tindakan
14
kemudian
menjadi
fibrosis.Pada
mamografi
ditemukan
kista
lemak,
mikrokalsifikasi.
Menurut American Cancer Society, beberapa area dari nekrosis dapat
berespon berbeda-beda terhadap cedera. Desamping pembentukan jaringan
parut, sel-sel lemak akan mati dan mengeluarkan isi sel, yang membentuk
kumpulan seperti kantong-kantong berisi cairan berminyak dan disebut kista
minyak. Kista minyak dapat ditemukan melalui aspirasi jarum halus, yang
sekaligus merupakan tindakan untuk terapinya.
j.
Kelainan lain
IX.
Menurut penelitian, kanker payudara menempati urutan ke dua penyebab kematian pada
wanita setelah kanker mulut rahim.
Kurva insiden-umur bergerak naik sejak usia 30 tahun. Kanker ini jarang ditemukan
pada wanita usia dibawah 20 tahun. Angka tertinggi terdapat pada usia 45-60 tahun.
Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing
sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang
bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua
sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau
bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk
mengalami suatu keganasan.
15
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi sel
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh dalam tahap promosi,
karena diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan, yaitu gabungan dari sel-sel
yang peka dan suatu karsinogen.
b. Invasif karsinoma
Invasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan
lainnya, bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar
ke bagian tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah kanker
duktal dan 10% adalah kanker lobuler. Invasif karsinoma terdapat beberapa
jenis, antara lain :
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
Apocrin karsinoma
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
c. Paget's Disease
Pagets disease adalah suatu kanker kulit yang jarang terjadi yang menyerupai
dermatitis (peradangan kulit berupa bercak kemerahan dan berasal dari kelenjar
di dalam atau di bawah kulit). Biasanya berasal dari kanker pada saluran susu di
payudara, sehingga kanker ini biasanya ditemukan di sekitar puting susu.
Gejala klinis :
Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mulamula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau
menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. Kulit atau
puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai
kulit
kelihatan
seperti
kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara.
Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat
menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain:
tulang.
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak
(edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.
Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara)
17
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh
manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar
maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas
atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium,
harus
dilakukan
pemeriksaan
klinis
dan
ditunjang
dengan
pemeriksaan
penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila
memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium
kanker
berdasarkan
UICC(International
klasifikasi
Union
sistim
Against
TNM
Cancer
yang
dari
direkomendasikan
WHO
atau
World
oleh
Health
Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama. Nilai T dalam
cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.
Tx
To
18
Tis
: Karsinoma in situ.
Tis(DCIS)
Tis(LCIS)
T1b
T1c
T2
T3
T4
kulit.
T4a
T4b
: Edema (termasuk peau dorange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang
T4d
: inflammatory carcinoma.
Nx
N0
N1
19
N2
: Metastasis ke kgb
ke struktur lain.
N2b
: Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan
metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila;
atau
N3b
N3c
M = metastasis jauh.
Mx
M0
M1
Tis
N0
M0
Stage I
T1
N0
M0
Stage IIA
T0
N1
M0
T1
N1
M0
T2
N0
M0
T2
N1
M0
T3
N0
M0
Stage IIB
20
Stage IIIA
Stage IIIB
Stage IIIC
T0
N2
M0
T1
N2
M0
T2
N2
M0
T3
N1
M0
T3
N2
M0
T4
N0
M0
T4
N1
M0
T4
N2
M0
N3
M0
N (semua)
M1
(semua)
Stage IV
T
(semua)
Jalur Penyebaran
a.
Invasi lokal
Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada
mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke
sekitarnya, ke anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke
dinding toraks.
b.
21
mammaria
interna
dapat
lebih
lanjut
bermetastasis
ke
kelenjar
limfe
supraklavikular.
c.
Metastasis hematogen
Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah,
juga dapat langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau
sistem vena interkostal-vertebral) hingga timbul metastasis hematogen. Hasil
autopsy
X.
Penatalaksanaan
Indikasi operasi untuk tumor jinak payudara adalah jika lesi yang bersifat jinak
memberikan keluhan atau tidak berhasil dengan terapi konservatif.Adapun
kontraindikasi, jika tumor jinak payudara tersebut bukan suatu lesi maligna dan
tidak ada komorbid yang berat. Berbagai jenis tindakan dapat dilakukan
bergantung pada jenis tumor jinak payudara yang didapatkan, antara lain:
a. Aspirasi Kista
Teknik yang digunakan untuk mengaspirasi suatu kista payudara hampir sama
dengan teknik yang digunakan untuk pemeriksaan sitologi biopsi jarum halus.
Permukaan kulit dibersihkan dengan alkohol. Biasanya gauze-needle berukuran
21 dilekatkan ke jarum 20ml. kista difiksasi dengan menggunakan ibu jari dan
jari telunjuk atau jari telunjuk dan jari tengah. Jarum dipegang di tangan yang
lain, dan kista tersebut diaspirasi sehingga ia tidak dapat teraba lagi.
Biasanya isi dari suatu kista adalah cairan berwarna kecoklatan, kekuningan,
atau kehijauan. Jika cairan seperti itu didapatkan pada pemeriksaan, maka ia
tidaak perlu dikirim untuk evaluasi sitologi. Pemeriksaan sitologi hanya
diperlukan jika didapatkan cairan berwarna kemerahan pada aspirasi.
b. Eksisi papilloma intraduktal
Galaktrografi ini menunjukkan suatu papilloma intraduktal, penyebab tersering
dari cairan merah yang keluar dari payudara yang timbul dari suatu duktus
tunggal. Secara umum, pasien-pasien ini ditangani secara konservatif, papilloma
akan terlepas, dan cairan berwarna merah biasanya sembuh secara spontan
22
dalam waktu beberapa minggu. Jika ini tidak terjadi, diindikasi untuk eksisi
duktus yang terlibat.
c. Eksisi giant fribroadenoma
Fibroadenoma adalah lesi benigna, biasanya ditemukan pada wanita muda.Lesilesi adalah keras, berbatas tegas dan mobile. Pada palpasi, suatu fibroadenoma
dapat menyerupai biji yang berguling dibawah jari. Pada wanita muda yang
dicurigai dengan suatu fibroadenoma, biopsy eksisi harus dilakukan, jika
memungkinkan, sengan inisiasi periareolar.
d. Drainase suatu abses payudara
Jika seorang pasien datang dengan sebagian payudaranya yang eritematous,
hangat, dan berfluktuasi, ini biasanya mengindikasi suatu abses payudara.Abses
payudara harus di drainase denga cepat. Pada kebanyakan kasus, abses
payudara di drainase sama seperti drainase abses di tempat lain, yaitu suatu
insisi dilakukan pada rongga abses, pus dikeluarkan, dan lukanya dibuka.
Beberapa abses yang besar dapat di drainase melalui suatu insisi periareolar,
dengan meletakkan drainase penrose pada abses. Drain dibiarkan selama
beberapa hari, sehingga produksi drainasenya berkurang.
Perlu diberi perhatian bahwa eritema payudara dapat menyerupai suatu abses
yang lama, selulitis, atau kanker payudara berinflamasi. Untuk menyingkirkan
suaatu kanker payudara berinflamasi, biopsy kulit kadang diindikasikan.
Terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi, metastasis.
Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat baik.
c. Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil
cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak
hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi
adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena
pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.
d. Terapi hormonal
Terapi hormonal terutama mencakup bedah dan terapi hormon. Terapi hormonal
bedah terutama adalah ooforektomi (disebut juga kastrasi) terhadap wanita
pramenopause, sedangkan adrenalektomi dan hipofisektomi sudah ditinggalkan.
Terapi hormonal medikamentosa yang digunakan di klinis yang terutama adalah
obat
antiestrogen.
Tamoksifen
merupakan
penyekat
reseptor
estrogen,
Prognosis
Pencegahan
Hampir setiap epidemiologi sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi
kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini.
Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain
berupa:
25
Pencegahan primer
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi
kesehatan
karena
menghindarkan
dilakukan
diri
dari
pada
orang
keterpaparan
yang
pada
"sehat"
berbagai
melalui
faktor
upaya
risiko
dan
kanker
payudara.
Setiap
wanita
yang
normal
dan
memiliki
siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan
sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi
dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim
memiliki
akurasi
keterpaparan
90%
dari
semua
penderita
kanker
payudara,
tetapi
sehat
faktor
risiko
mendapat
rujukan
untuk
kanker
payudara
hanya
26%,
bila
dikombinasikan
Pencegahan tertier
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara
sesuai
dengan
stadiumnya
akan
dapat
mengurangi
kecatatan
dan
XIII.
Kesimpulan
Benjolan pada payudara dapat merupakan tumor jinak ataupun ganas,
untuk mendiagnosa nya diperlukan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang yang mendukung terutama biopsi pada
benjolan nya lalu diterapi yang sesua baik dengan bedah, radioterapi,
kemoterapi maupun hormonal.
7. Suyatno,
Tamir
P.
Kankerpayudaradalambedahonkologi
diagnostic
28