Anda di halaman 1dari 16

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama

Muhamad Kukuh Handoko

NIM

140384205001

Mata Kuliah

Fisiologi Hewan

1.1 MATERI POKOK


1. Fungsi Sistem Sirkulasi
2. Macam Cairan tubuh hewan
3. Sistem Peredaran darah terbuka dan tertutup
1.2 TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian dan fungsi sistem sirkulasi peredaran darah
2. Mahasiswa mampu menjelaskan fungsi dan jenis cairan tubuh pada hewan
3. Mahasiswa mampu memahami pengertian sistem peredaran terbuka dan tertutup
4. Mahasiswa mampu menyebutkan perbedaan antara sistem peredaran darah terbuka dan
tertutup

2.1

Fungsi Sistem Sirkulasi


2.1.1

Pengertian Sistem Sirkulasi


1

Sistem sirkulasi adalah sistem yang bertugas mengedarkan oksigen dan sari makanan
keseluruh tubuh hewan. Mekanise sirkulasi berbeda antar tingkatan taksa seperti yang akan
dipaparkan berikut ini.
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :

Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba


maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan umumnya
beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.

Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Arthropoda

Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu


berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata

2.1.2

Fungsi Sistem Sirkulasi

Secara garis besar, sistem sirkulasi memiki tiga fungsi sebagai berikut :

Menjamin terpenuhinya kebutuhan tubuh akan sari makanan dan oksigen, serta

pembuangan zat sisa metabolisme dari tubuh dengan segera.


Menyebarkan tekanan atau kekuatan
Mengantarkan zat-zat penting dari satu sel ke sel lainnya
Sistem Sirkulasi dikenal dengan Sistem Peredaran darah yang fungsinya
mempertahankan lestabilan suhu, pH tubuh (hemeostatis) dan Ciaran didalam

tubuh hewan invertebrate maupun vertebrata


Sistem ini sangat penting dalam kelangsungan hidup organisme kanr asistem ini
mendukung proses metabolism dalam tubuh hewan dan mempertahankan sifatsifat kimia dan fisiologi cairan tubuh

Sistem sirkulasi pada hewan bervariasi tergantung pada tingkat perkembangan tubuh
hewan. Protozoa Bersilia yang hidup sesil mampu menyelenggarakan sirkulasi cairan tubuh
menggunakan khoanosit, sedangkan Coelentrata dengan cara mengalirkan air melalui saluran
khusus pada sistem gastrovaskular yang bersilia. Pada molusca sangat tergantung pada arah
2

gerakan silia yang dapat mengalirkan air (yang mengandung makanan) melalui rongga mantel.
Di rongga mantel, partikel makanan dikumpulkan dan ditelan. Sistem ini juga berfungsi untuk
menyediakan oksigen bagi insang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem sirkulasi berfungsi
untuk mengangkut gas dan makanan
2.1.3

Sistem Sirkulasi Hewan


1. Sistem Sirkulasi Hewan Invertebraata

Porifera : Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua
lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit
berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan
keseluruh tubuh oleh amoebosit.

Gambar 1 Sistem Sirkulasi Porifera

Hydra : Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna
dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.

Platyhelminthes : Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang


telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal
pada Planaria

Gambar 2 Sistem Sirkulasi Platyhelmintes

Coelenterata

Gambar 3 Sistem Sirkulasi Coelenterata

Annelida : Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh
darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang
berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).

Gambar 3 Sistem

Sirkulasi
Annelida

Mollusca : Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini
sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh
darah vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa)

Gambar 4 Sistem Sirkulasi Mollusca

Arthropoda : Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung


pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. Fungsi
hemolimfa adalah mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfe tidak
mengandung haemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak
berwarna merah. O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea

Gambar 5 Sistem Sirkulasi Pada Arthropoda


2. Sistem Sirkulasi Hewan Vertebrata

Gambar 6 Skema Proses Sistem Peredaran darah pada Pisces, Amfibi, Reptil, Aves da
Mamalia

Pisces : Jantung ikan terdiri 2 ruang : meliputi 1 atrium (serambi) dan 1 ventrikel
(bilik) dan sinus venosus : yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan
vena kardinalis posterior. Darah dari jantung keluar melalui aorta ventral menuju
insang. Di insang aorta bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya menjadi
kapiler-kapiler (terjadi pertukaran gas yaitu pelepasan CO2 dan pengambilan O2
dari air. Dari kapiler insang darah mengalir ke aorta dorsal, kemudian ke kapiler
6

seluruh tubuh untuk memberikan O2 dan sari makanan serta mengikat CO2 .
Selanjutnya darah kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior dan vena
kardinalis posterior. Peredaran ikan termasuk peredaran darah tunggal (dalam
satu kali peredarannya, darah melalui jantung satu kali)

Gambar 7 Sistem Sirkulasi darah pada Pisces

Amphibia : Jantung katak terdiri 3 ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Arah
aliran darah : Darah yang kaya O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri.
Darah yang miskin O2 masuk ke atrium kanan dengan perantaraan sinus venosus.
Dari atrium darah masuk ke ventrikel sehingga terjadi percampuran darah yang
kaya O2 dan darah yang miskin O2 . Dari ventrikel darah yang kaya O2 dipompa
ke jaringan tubuh dan pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru ke
kulit untuk memperoleh O2. Peredaran darah katak termasuk peredaran darah
ganda (dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung 2 kali).

Gambar 8 Organ Jantung pada Sistem

Sirkulasi Amphibia

Reptilia : Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu : 2 atrium yaitu 1 atrium
dekster (serambi kanan) 1 atrium sinister (serambi kiri), 2 ventrikel yaitu 1
ventrikel dekster (bilik kanan), 1 ventrikel sinister (bilik kiri). Sekat di antara
ventrikel kiri dan ventrikel kanan belum sempurna. Peredaran darah reptilia
merupakan peredaran darah ganda. Pada buaya, sekat ventrikel terdapat suatu
lobang yang disebut foramen panizzae yang memungkinkan pemberian O2 ke alat
pencernaan dan untuk keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu penyelam di
air

Gambar 9 Organ Jantung pada Sistem Sirkulasi Reptilia (kadal)

Aves : Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (1 atrium dekster dan
1 atrium sinister); 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2
dan yang miskin O2

Gambar 10 Organ Jantung pada Sistem Sirkulasi Aves

Mamalia : Jantung mamlia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kiri dan
kanan) dan 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel
8

kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan
yang miskin O2 . Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda

Gambar 11 Skema proses Sistem Sirkulasi pada Mamalia

2.2

Jenis Cairan Tubuh Hewan


2.2.1
Cairan

Pengertian Cairan Tubuh


tubuh (bahasa

Inggris: interstitial

fluid,

tissue

fluid,

interstitium)

adalah cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang
memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi fluida
ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida transelular
Pada hewan multiseluler ada dua cairan tubuh yaitu cairan intrasel dan cairan ekstrasel.
Kira-kira 70% dari seluruh bagian tubuh hewan berupa air, sekitar 45% diantaranya terdapat
didalam sel (intra sel). Pada cairan ekstrasel dapat ditemukan di berbagai tempat dengan sebutan
yang berbeda yaitu cairan jaringan, darah, limfe, dan homolimfe. Cairan jaringan mengandung
sedikit protein, sejumlah garam dan bahan nutritive serta zat sisa. Cairan jaringan berfungsi
sebagai fagostik dan mampu bergerak melalui ruang antar jaringan.

Pada hewan yang memiliki system sirkulasi tertutup darah dan jaringan cairan
merupakan dua macam cairan yang terpisah dengan jelas. Darah tersusun atas cairan plasma dan
sel darah. Sementara cairan jaringan cairan (cairan intersititiel) yang dibentuk dengan menyaring
plasma yang akan kemudian berdifusi melalui dinding kapiler menuju ruang antar sel, menurut
gradien tekanan hidrostatik. Filtrat tersebut bukan koloid karna hanya mengandung protein
0,85% (sebagai pembanding darah mannusia mengandung 7% protein), filtarat/cairan yang
keluar tersebut akan dikembalikan lagi ke system sirkulasi melaui system pembuluh khusus yaitu
limfe.
Pada vertebrata tingkat tinggi ,pembuluh limfe dimulai sebagai saluran buntu dengan
ujung terbuka. Pembuluh limfe berfungsi mengangkut kelebihan cairan yang tertimbun
dilingkungan ekstra sel dan mengembalikan ke sirkulasi darah. Pada ikan (selain telostei) dan
invertebrate tidak ditemukan adanya pembuluh limfe.Pada berbaguia hewan yang memiliki
tingkat perkembangan yang lebih rendah dapat ditemukan berbagai bentuk peralihan
(intermediet) yang menunjukkan adanya perkembangan sistem pembuluh limfe.
Cairan dalam pembuluh limfe sebenarnya berasal dari cairan jaringan yang masuk
kedalam pembuluh dengan cara difusi melalui dinding pembuluh atau mengalir langsung ke
dalam pembuluh melalui lubang yang terbuka pada ujungnya. Pada saat tertentu, cairan limfe
akan menjadi cairan jaringan dan sebaliknya. Cairan hemolimfe merupakan pembatasan antara
cairan darah dan caiaran limfe (cairan jaringan) karena cairan yang mengalir dalam pembuluh
dan di ruang antarsel merupakan cairan yang sama.
Cairan ekstrasel pada semua hewan mengandung sel jenis tertentu yang mengapung
bebas dan mengembara melalui ruang-ruang antar jaringan. Secara fungsional, sel tersebut
berkaitan erat dengan transfor gas dan pertahanan tubuh hewan dalam melawan mikroorganisme
serta berbagai zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada hewan tertentu, sel tersebut juga
berperan penting dalam proses pembekuan darah. Adapun fungsi darah, sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Mensuplai zat-zat makanan dari saluran pencernaan ke jaringan-jaringan


Mensuplai oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan
Membawa dan m embuang zat-zat yang tidak berguna dari jaringan ke organ ekskresi
Mendistribusikan sekresi kelenjar endokrin dan zat lain yang mengatur fungsi sel
Membantu menyelenggarakan keseimbangan komposisi air dalam berbagai organ
tubuh
10

Susunan Cairan Darah


a. Sel Darah : Terdiri atas Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit
b. Plasma Darah : Mengandung sekitar 90% air dan berbagai zat terlarut. Zat tersebut
mencakup beberapa jenis bahan diantaranya :
1.
Protein Plasma,yaitu Albumin,Globulin dan fibrinogen
2.
Sari makanan ,yaitu Glokusa,monosakarida,asam amino dan lipid
3.
Bahan untuk dibuan dari tubuh,anatara lain : Urea dan senyawa nitrogen
4.
Berbagai ion,misalnya natrium,kalium,klor,posfor,kalsium,sulfat dan
5.

senyawa bikarbonat.
Bahan lain yang biasanya terdapat dalam darah,misalnya hormon, gas
respiratori,vitamin dan enzim

Volume plasma pada hewan yang memiliki system sirkulasi tertutup tergantung pada
keseimbangan antara laju filtrasi cairan / plasma dari kapiler menuju ruang jaringan dan laju
reabsorbsi filtrate tersebut. Ada dua macam kekuatan yang bekerja dalam proses prtukaran cairan
trsebut, yaitu tekanan darah (tekanan hidrostatik) dan tekanan osmotic koloid. Tekanan
hidrostatik yang ditimbulkan oleh darah mengendalikan kekuatan untuk filtrasi, sedangkan
tekanan osmotik plasma bekerja untuk reabsorbsi (yang arahnya berlawanan dengan filtrasi). Jadi
protein dalam plasma merupakan bahan yang penting untuk menentukan besarnya tekanan
osmotic dalam plasma.
Kekuatan osmotik juga juga penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh pada
hewan invertebrata yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Protein plasma pada hewan
vertebrata tingkat tnggi dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu : fibrinogen, globulin dan
albumin. Fibrinogen bertanggung jawab dalam berbagai fungsi, terutama yang berkaitan dengan
reaksi kekebalan (imun) dan trasfor molkul tertentu seperti hormone, vitamin dan zat besi.
Sementara albumin bertanggung jawab mempertahankan volume plasma.
Semua hewan mempunyai mekanisme pertahan tubuh. Pertahanan tubuh dapat terjadi
dengan berbagai mekanisme, antara lain : mengaktifkan atau mengeluarkan berbagai sel asing
dari tubuh, menghancurkan mikroorganisme pathogen beserta hasil sekresinya dan
menyingkirkan sel abnormal atau sel bermutasi (contohnya sel kanker) yang muncul. Mekanisme
pertahanan tubuh juga dapat terjadi dengan cara fagositosis (paling primitive), enkapsulasi

11

(pembentukan selubung), mengasilkan antibody atau sensitisasi limfosit. Faktor homoral


(aglutinin) dalam cairan tubuh juga dapat mengaktifkan benda asing (pada invertebrata).

2.2.2

Fungsi Cairan Tubuh

Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan

berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.


Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam
tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan

pernafasan.
Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat

pengaruh suhu udara dari luar tubuh.


Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui
darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan
membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus

menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.


Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam
bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar
tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka

akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh
akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum
12

air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan

kelelahan.
Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang

2.3 Sistem Sirkulasi/Peredaran Darah Terbuka dan Tertutup


Sistem sirkulasi darah pada hewan ada yang terbuka dan tertutup, berikut penjelasnnya:
1.

Sistem Peredaran Darah Terbuka

Sistem Sirkulasi Terbuka Bekerja dengan tekanan rendah pada setiap kontraksi jantung,
dan volume darah yang dikeluarkan hanya sedikit, terdorong rendah dan mengalir dengan lambat
yang mengakibatkan sari makanan yang dilepaskan sel terbatas sehingga aktivitas metabolisme
terbatas. Contohnya: Moluska dan Artropoda Susunan pembuluh pada arthropoda contohnya
insekta, salah satu jenis hewan yang mempunyai sistem sirkulasi terbuka. Arthropoda memiliki
jantung berbentuk pipa yang terletak di bagian dorsal tubuh, dan diliengkapi dengan sejumlah
lubang beserta klep. Lubang yang dinamakan ostia tersebut member peluang kepada darah untuk
masuk kembali ke jantung. Relaksasi otot jantung menyebabkan adanya tekanan negative dalam
rongga jantung sehingga menimbulkan kekuatan untuk mengisap darah secara aktif. Pembuluh
darah dorsal bagian depan disebut aorta. Dinding aorta bersifat kontraktil dan dapat
menimbulkan gelombang peristaltik untuk mendorong darah ke arah depan ( ke kepala ).
Pembuluh ini merupakan cabang pembuluh darah utama, yang berlanjut sampai kepala dan
berakhir di bagian tersebut. Percabangan pembuluh aorta membawa pasokan darah untuk
sebagian besar tubuh. Namun, pembuluh pada sistem sirkulasi terbuka idak dilengkapi dengan
pembuluh darah perifer (kapiler) sehingga pada tingkat jaringan, darah akan keluar dari
pembuluh dan selanjutnya mengalir bebas di antara sel jaringan. Pada tahap selanjutnya, darah
atau cairan tubuh tersaring dan secara perlahan-lahan kembali ke jantung melaui ostia yang
banyak terdapat di bagian tersebut. Sebagai akibat dari tidak adanya pembuluh kapiler, sistem
sirkulasi terbuka bekerja dengan tekanan rendah. Dengan demikian, pada setiap kontraksi
jantung, volume darah yang dapat dikeluarkan dari jantung ke rongga tubuh hanya sedikit. Selain
13

itu, tekanan yang ditimbulkan oleh jantung untuk mendorong darah juga rendah sehingga darah
mengalir lambat. Hal ini menyebabkan jumlah sari makanan yang dilepaskan ke sel tubuh
terbatas, dan akibatnya aktivitas metbolisme dalam tubuh pun terbatas. Kelemahan lain dari
sistem sirkulasi terbuka ialah hewan tidak dapat mengatur aliran darah secara tepat ke berbagai
organ yang berbeda.
2. Sistem Peredaran Darah Tertutup
Sistem Sirkulasi Tertutup Bekerja dengan melakukan gerakan memompa secara terus
menerus, dan tekanannya dipertahankan tetap tinggi mengakibatkan darah yang keluar dari
pembuluh akan segera masuk kembali ke jantung dengan cepat. Dalam sistem darah tertutup
umumnya darah mengalir dari jantung ke pembuluh kapiler dan kembali ke jantung. Contohnya :
Annelida, Moluska jenis Cephalopoda (oktofus dan cumi-cumi) dan Vertebrata Sistem sirkulasi
tertutup memiliki beberapa kelebihan apabila dibandingkan dengan sistem sirkulasi terbuka.
Pada sistem sirkulasi darah tertutup, darah beredar dalam sistem pembuluh yang kontinu,
didorong oleh kekuatan dari hasil kerja jantung. Sebagai motor penggerak, jantung bekerja
dengan melakukan gerakan memompa secara terus menerus sehingga tekanan dalam pembuluh
dapat dipertahankan tetap tinggi. Hasilnya, darah yang keluar dari pembuluh akan segera masuk
kembali ke jantung dengan cepat. Selain itu, pada hewan yang memiliki sistem, darah akan
mengalir dalam pembuluh secara langsung ke setiap sel tubuh. Hal ini menjamin adanya pasokan
sari makanan dan oksigen dalam jumlah memadai ke tiap sel agar proses metabolisme dapat
terselenggara dengan baik. Apabila ada peningkatan aktivitas metabolisme (misalnya saat
melakukan latihan fisik), vertebrata dapat meningkatkan jumlah pasokan darah ke organ yang
aktif (misalnya otot) dan mengurangi penyebaran darah ke daerah yang kurang/ tidak aktif
(misalnya organ gasroinointestinal). Organ sirkulatori pada hewan yang memiliki sistem terdiri
atas jantung dan pembuluh darah, mulai dari pembuluh ateri, vena, arteriol, venula, hingga
jaringankapiler

14

3. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Adapun kegiatan yang akan berlangsung sebagai berikut :
A. Pembuka
1. Mengucapkan salam pembuka dan menanyakan kabar kepada mahasiswa
2. Menanyakan pengetahuan awal dari mahasiswa mengenai materi ajar
3. Memberi apresiasi kepada mahasiswa yang memberi pendapatnya mengenai materi
yang akan di jelaskan
4. Memberitahukan materi apa yang akan dipelajari hari itu
B. Kegiatan Inti
1. Menjelaskan materi ajar mengenai Sistem Sirkulasi pada Hewan
2. Berinteraksi sesama mahasiswa mengenai materi yang dijelaskan
3. Saling berdiskusi atau Tanya jawab antar mahasiswa serta berbagi pendapat
C. Penutup
1. Menyimpulkan materi ajar bersama mahasiswa yang lain, dan
2. Mengapresiasi proses belajar yang berlangsung dan mengucapakan salam penutup.
15

4. ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Laptop
2. LCD proyektor
3. Papan tulis
5. SUMBER BELAJAR
Lauralee Sherwood.2012.Fisiologi Hewan

16

Anda mungkin juga menyukai