Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
AUDIT KECURANGAN
OLEH
KELOMPOK IV
M. ZAINUL HASANI
LALU MOH. SUKRAN
ABDUL MUFAKHIR
SYAHRUL MAULANA SAPUTRA
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan
rahmat sertahidayah, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
AUDIT KEUANGAN NEGARA tentang AUDIT KECURANGAN.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Ahmad Rifai. sebagai
dosenmata kuliah Audit
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN
10
11
12
i
ii
35
36
37
381
2
2
3
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1.
Pendahuluan
Kecurangan (fraud) perlu dibedakan dengan kesalahan (errors).
Kesalahan dapat dideskripsikan sebagai unintentional mistakes (kesalahan
yang tidak disengaja). Kesalahan dapat terjadi pada setiap tahapan dalam
pengelolaan transaksi terjadinya transaksi, dokumentasi, pencatatan dari ayatayat jurnal, pencatatan debit kredit, pengikhtisaran proses dan hasil laporan
keuangan. Kesalahan dapat dalam banyak bentuk matematis. Kritikal, atau
dalam aplikasi prinsip-prinsip akuntansi. Terdapat kesalahan jabatan atau
kesalahan karena penghilangan / kelalaian, atau kesalahan dalam interprestasi
fakta. Commission merupakan kesalahan prinsip (error of principle),
seperti perlakuan pengeluaran pendapatan sebagai pengeluaran modal.
Sedangkan Omission berarti bahwa suatu item tidak dimasukkan sehingga
menyebabkan informasi tidak benar.
Fraud (kecurangan) merupakan penipuan yang disengaja dilakukan
yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan
tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan
umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan penyelewengan
atau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya
pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
Apabila suatu kesalahan adalah disengaja, maka kesalahan tersebut
merupakan
kecurangan
(fraudulent).
Istilah
Irregulary
merupakan
ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Audit Kecurangan
Secara etimologi Audit
menurut
Arens
adalah
kegiatan
kecurangan
(fraudulent).
Istilah
Irregulary
merupakan
sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Namun
secara umum, unsurunsur dari kecurangan (keseluruhan unsur harus ada, jika
ada yang tidak ada maka dianggap kecurangan tidak terjadi) adalah:
Harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);
Dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);
fakta bersifat material (material fact);
dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-knowingly or
recklessly);
dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;
Pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan
tersebut (misrepresentation)
yang merugikannya (detriment).
Kecurangan disini juga termasuk (namun tidak terbatas pada)
manipulasi, penyalahgunaan jabatan, penggelapan pajak, pencurian aktiva,
dan tindakan buruk lainnya yang dilakukan oleh seseorang yang dapat
mengakibatkan kerugian bagi organisasi/perusahaan.
biasanya
muncul
sebagai
akibat
lemahnya
2. Faktor individu
Moral, faktor ini berhubungan dengan keserakahan (greed).
Motivasi, faktor ini berhubungan dengan kebutuhan (need), yang lebih
cenderung berhubungan dengan pandangan/pikiran dan keperluan
pegawai/pejabat
yang
terkait
dengan
aset
yang
dimiliki
2.4.
pembayaran;
Kekurangan barang yang diterima;
Kemahalan harga barang yang dibeli;
Faktur ganda;
Penggantian mutu barang.
perusahaan
atau
instansi
pemerintah
untuk
menutupi
menikmati
didalamnya
(conflict
adalah
of
keuntungan
(simbiosismutualisma).
penyalahgunaan
interest),
penyuapan
Termasuk
wewenang/konflikkepentingan
(bribery),
penerimaan
yang
akan ada perlawanan antara baik dan buruk. Baik merupakan tingkah laku,
karena itu diperlukan ukuran untuk menilainya. Namun, sukarlah untuk
mengajukan ukuran penilaian mengenai hal yang penting ini. Dalam hidup
kita mempunyai semacam kesadaran dan tahulah kita bahwa ada baik dan ada
lawannya, pada tingkah laku tertentu juga agak mudah menunjuk mana yana
baik, kalau tidak baik tentu buruk.
2.5
BAB III
KESIMPULAN
menikmati
keuntungan
(simbiosis
mutualisma).
Termasuk
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. Hoesada, jan. 2009. Bunga Rampai Auditing. Jakarta: salemba
Empat
Audit Sektor Publik Terhadap Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
http://blog.re.or.id/management-audit-sektor-publik.htm (diakses tanggal 11
November 2016)
Mardiasmo. 2004. Audit Sektor Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.
Tuanakotta, Theodorus M. 2010. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif.
Jakarta: Salemba Empat.
Arif Arryman dkk, Mengupas Benang Kusut, Merajut Masa Depan.
Transformasi
Tata Kelola Pelaporan Keuangan Telkom Pasca SOA, 2010
http://accounting-media.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-fraud-kecurangan.html
https://fadlyknight.wordpress.com/2012/06/06/jenis-jenis-audit/
Peraturan Menteri Dalam Negeri. 2008. Pemendagri Nomor 4 Tahun 2008
tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Jakarta: Kemendagri
Irawan, E. 2016. Reviu sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas LKPD.
http://inspektorat.magelangkota.go.id/Artikel/130/Reviu-sebagai-UpayaPeningkatan-Kualitas-LKPD.html