BNI AM Dana Berbunga Tiga 11 GT 1 PDF
BNI AM Dana Berbunga Tiga 11 GT 1 PDF
Rp
NAB/Unit :
AUM :
November 2016
1,956.78
83,526,623,416.63
Tujuan Investasi
PT BNI Asset Management adalah salah satu perusahaan efek terbesar di Indonesia yang
melakukan kegiatan usaha sebagai manajer investasi yang memiliki pengalaman sejak 12 April
1995 dan merupakan anak perusahaan dari PT BNI Securities (99.90%). PT BNI Asset
Management telah mendapat ijin usaha sebagai Manager Investasi dari Bapepam-LK (No. KEP05/BL/MI/2011 tanggal 7 Juli 2011). Saat ini, PT BNI Asset Management mengelola 104 (seratus
empat) produk Reksa Dana.
Melakukan investasi ke dalam efek bersifat utang untuk mendapatkan bunga dan
apresiasi nilai pokok (dalam hal obligasi atau instrumen lain yang memungkinkan).
Kebijakan Investasi
-Tingkat Risiko
-Potensi Imbal Hasil
: Moderat
: Moderat
12%
10%
8%
6%
4%
2%
0%
-2%
-4%
Kinerja Benchmark*
Periode
Dec-15
Jan-16
1.82%
1.82%
0.65%
Feb-16
1.36%
1.36%
1.03%
Mar-16
1.77%
1.77%
1.01%
Apr-16
0.17%
0.17%
0.77%
May-16
1.07%
1.07%
0.82%
Jun-16
-0.57%
0.92%
0.85%
Jul-16
1.57%
1.54%
0.88%
Aug-16
0.87%
0.70%
0.88%
Sep-16
-0.77%
0.04%
0.63%
Oct-16
0.11%
0.05%
0.73%
Nov-16
-2.19%
-2.02%
0.33%
Periode
1 Bulan
96%
Reksadana
(tanpa bagi
hasil)
-2.19%
Reksadana
(dengan bagi
hasil)
-2.02%
11/30/2016
Benchmark*
0.33%
3 Bulan
-2.84%
-1.93%
1.70%
6 Bulan
-1.02%
1.19%
4.37%
1 Tahun
5.11%
7.46%
9.45%
5.26%
7.61%
8.91%
4%
0%
2.46
YTM Portfolio
10.20%
Obligasi Korporasi
Obligasi Korporasi
Obligasi Korporasi
Obligasi Korporasi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan November 2016 ditutup pada level 5,148 atau melemah sebesar 5.05% (MoM). Sepanjang bulan
November 2016, investor asing mencatatkan total jual bersih sebesar Rp 12.36 triliun di pasar saham. Di sisi lain, pasar obligasi yang dicerminkan oleh
Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ditutup di level 205.18 atau melemah sebesar 3.8% (MoM). Hingga akhir November, kepemilikan asing di surat
berharga negara (SBN) tercatat sebesar Rp 656,06 triliun atau turun Rp 19.54 triliun dari posisi akhir Oktober sebesar Rp 675.6 triliun. Tingkat imbal hasil
pemerintah bertenor 10 tahun di bulan November ditutup di level 8.09% atau naik dari posisi Oktober pada level 7.21%. Sementara itu, nilai tukar Rupiah
terhadap USD terdepresiasi sebesar 3.8% ke level 13,553 per Dollar AS.
Dari domestik, BI mempertahankan tingkat suku bunga acuan (7DRR) di level 4.75% seiring antisipasi BI terhadap potensi gejolak eksternal pasca
terpilihanya Donald Trump sebagai presiden AS. Inflasi bulan November tercatat sebesar 0.47% (MoM) dan 3.58% (YoY). Dari eksternal, GDP AS 3Q16
direvisi naik dari 2.9% ke 3.2% (YoY) atau melebihi ekspektasi yang hanya sebesar 2.5%. Hal ini semakin menguatkan spekulasi terkait potensi kenaikan
suku bunga The Fed di bulan Desember16. Sementara itu, Untuk pertamakalinya sejak 2008, anggota OPEC sepakat untuk untuk mengurangi produksi
minyaknya sebesar 1.2 juta bpl menjadi 32.5 juta bph.
Ke depan, Kami memandang kondisi pada triwulan IV 2016 akan relatif lebih baik dengan katalis sbb: (1) Belanja pemerintah yang lebih agresif khususnya
sektor infrastruktur (2) Kebijakan pemerintah yang akomodatif untuk pertumbuhan (pro-growth), (3) tren penurunan suku bunga seiring terjaganya
stabilitas makroekonomi. Hingga akhir tahun 2016, Kami memprediksi 7DRR akan berada di level 4.75%, yield obligasi 10 tahun 7.00%, dan level
Rupiah/dolar di Rp 13,200-Rp 13,500. Risiko yang patut dicermati adalah berlanjutnya kenaikan suku bunga The Fed, meningkatnya ketidakpastian pasca
terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS dan berlanjutnya perlambatan ekonomi China.
Rekening Pembelian
Biaya Investasi
- Pembelian : Maksimum 1.0% per Transaksi
- Penjualan kembali : Nihil
- Pengalihan : Maksimum 1.0%
Biaya Pengelolaan
Bank Kustodi
Calon investor wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana.
Investasi melalui reksa dana mengandung resiko. Kinerja masa lalu tidak mencerminkan kinerja serupa dimasa yang akan datang.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana dapat naik atau turun sesuai dengan pergerakan harga pasar portofolio reksa dana yang b ersangkutan.
Sumber Data : Bloomberg & BNI Asset Management