Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan
untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad
kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang
hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak
meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.
UU No 3 (1992) tentang kesehatan menyatakan bahwa : kesehatan
adalah kesejahteraan dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan
harus dilihat sebagai salah satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur
fisik, mental dan social dan didalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan.
Pada pria, beberapa organ berfungsi sebagai bagian dari traktus
uranirius maupun system reproduksi. Kelainan pada organ organ reproduktif
pria dapat mengganggu fungsi salah satu atau kedua system. Akibatnya
penyakit system reproduktif pria biasanya ditangani oleh ahli urologi. Struktur
dari system reproduksi pria adalah testis, vasdeferens ( duktus deferens ) dan
vesika seminalis, penis serta kelenjar asesori tertentu, seperti kelenjar prostate
dan kelenjar cowper ( kelenjar bulbo uretra )
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini yaiyu untuk mengetahui tentang
masalah hidrokel
2. Tujuan khusus

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :


a. Diketahuinya definisi hidrokel
b. Diketahuinya etiologi hidrokel
c. Diketahuinya gambaran klinis hidrokel
d. Diketahuinya penatalaksanaan dan terapi hidrokel
C. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi mahasiswa
Dapat mengetahui tentang masalah asuhan keperawatan dengan hidrokel
dan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa umumnya dan
bagi mahasiswa PSIK JK khususnya.
2. Bagi institusi pendidikan
Dapat menambah bahan bacaan dan dapat dijadikan sebagai referensi
untuk kemajuan pendidikan dimasa mendatang

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan
parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis.
Hidrokel, hydroceles adalah penumpukan cairan yang berlebihan di
antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal,
cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik
disekitarnya.
Hidrokel merupakan suatu keadaan adanya cairan dalam tunika
vaginalis.

B. Etiologi hidrokel
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena :
1) Belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran
cairan peritoneum ke prosesus vaginalis ( hidrokel komunikans ).
2) Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan
reabsorbsi cairan hidrokel
Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan
sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis
atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsobsi
cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor,
infeksi atau trauma pada epididimis.
C. Diagnosis hidrokel
Diagnosis:

Kinis dan dapat dibantu dengan USG

Dikenal ada 3 jenis hidrokel :


Hidrokel testis
Hidrokel funikuli
Hidrokel komunikans

D. Gambaran klinis hidrokel


Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan adanya benjolan dikantong skrotum dengan
konsistensi kistus dan pada periksaan penerawangan menunjukkan adanya
trasiluminasi. Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat
tebal kadang-kadang sulit melakukan pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu
dengan pemeriksaan ultrasonografi. Menurut letak kantong hidrokel terhadap
testis, secara klinis dibedakan beberapa macam hidrokel, yaitu: 1) Hidrokel
testis, 2) Hidrokel funikulus, 3) Hidrokel komunikans
Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan
dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
Pada hidrokel testis :
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat
diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah
sepanjang hari.
Pada hidrokel funikulus :

Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah kranial dari


testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba diluar kantong hidrokel.
Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari
Pada

hidrokel

komunikans :
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan ronggga peritoneum
sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada
anamnesis

kantong

hidrokel

besarnya

dapat

berubah-ubah

yaitu

bertambahnya besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong

hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga


abdomen.

E. Penatalaksanaan dan terapi hidrokel


Penatalaksanaan
Operasi secara Bergman yaitu mengangkat dan membuang
sebagian dari tunika vaginalis. Secara Winkelman kantong dibalik. Pada
kasus yang akut, besar, tegang dan sakit, sebaiknya dipungsi dahulu untuk
meencegah atrofi testis. Bila perlengkapan (fasilitas) operasi tidak ada
maka dapat dikerjakan prosedur livermore, yaitu:

Anastesi lokal daerah skrotum


Insisi, masukkan gas dengan Na moruat untuk beberapa hari (terapi
sklerosing)

Plastik hidrokel menurut Bergman Winkelman


Posisi penderita terlentang

Dilakukan tindakan a dan antisepsis pada daaerah sekitar lipat paha


sebelah kanan dengan eter, jodium dan alkohol. Dilakukan anastesia lokal
menurut Brown dengan lidokain 1% sebanyak 40cc.Dibuat sayatan diatas
kanalis inguinalis, diantara SIAS dengan tuberkulum sepanjang 6 cm
terbawah, melalui kutis, subkutis dan fasia serta apeneorosis m.oblikus
abdominis eksternus, sampai ditemukan funikulus spermatikus dengan
m.kremaster yang meliputinya.,Hidrokel didorong kearah proksimal atas dan
lapisan pembungkus (kantong) testis dibuka satu persatu, sehingga sampai
tunika komunis. Seluruh hidrokel dibebaskan dari jaringan-jaringan
disekelilingnya dan dilakukan dari skrotum. Dilakukan insisi dari hidrokel,
hitung jumlah cairan yang keluar.
Kantong hidrokel dibalik dan dipotong (dirduksi) dibuang sebagian,
lalu dilakukan jahitan renda pada tepi- tepi kantong. Mperdarahan dirawat
dengan hemostatis yang sebaik-baiknya. Periksa keadaan testis dan deferens,
bila baik masukkan kembali kedalam skrotum. M. Kremaster dijahit dengan
cat-get selanjutnya fasia dengan sutera, subkutis dengan cut-get dan
akhirnya kulit ditutup dengan jahitan interupted dengan sutera setelah lebih
dulu ditinggalkan drain sarung tangan diskrotum luka operasi dibersihkan
dengan air alkohol lalu ditutup dengan kain kassa;
Pada anak kurang dari 2 tahun dilakukan tindakan konservatif
menunggu kemungkinan obliterasi. Anak dijaga agar tidak pilek atau batuk.
Bila setelah 2 tshun hidrokel tetap ada dilakukan operatif.

Terapi
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia
1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel
akan sembuh sendiri; tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah
besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi.
Aspirasi cairan

hidrokel tidak

dianjurkan karena

selain angka

kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa


infeksi
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :
1) Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah
2) Indikasi kosmetik
3) Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien
dlam melakukan aktivitasnya sehari-hari
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena
seringkali hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat
operasi hidrokel, sekaligus melakukan herniorapi. Pada hidrokel testis dewasa
dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi
kantong hidrokel sesuai cara Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai
cara Lord. Pada hidrokel funikulus dilakukan ekstirpasi hidrokel secara in toto

PENYULIT
Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bias menekan pembuluh darah yang menuju ketestis sehingga
menimbulkan atrofi testis.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Hidrokel adalah pengumpulan cairan, umumnya pada tunika vaginalais
testis, meskipun dapat juga terkumpul didalam korda spermatikus. Biasanya
tunika vaginalis menjadi sangat membesar akibat cairan. Hidrokel dapat akut
atau kronis. Pada deteksi, kondisi ini berbeda dari hernia karena pada hidrokel
cahaya diteruskan ketika di transiluminasi, sementara hernia tidak.
Hernia akut dapat terjadi dengan hubungannya dengan penyakit infeksi
akut epididimis atau sebagai akibat cedera local atau penyakit infeksi
sistemik, seperti gondongan. Penyebab penyakit hidrokel kronis tidak
diketahui.

Biasanya tidak dibutuhkan terapi. Pngobatan diperlukan hanya jika


hidrokel menjadi lebih luas dan mengganggu sirkulasi testikuler atau jika
massa skrotum menjadi besar, tidak nyaman atau memalukan.
Dalam pengobatan bedah hidrokel, insisi dibuat melalui dinding
skrotum kearah bawah ke tunika vaginalis yang mengalami distensi. Sakus
direseksi atau setelah dibuka, dijahitkan bersama kedinding yang kolaps. Pada
periode pasca operatif, pasien menggunakan penyangga atletik untuk
kenyamanan. Komplikasi utama adalah hemaatoma pada jaringan skrotum
yang kendur.

B. Saran
1.

Bagi Mahasiswa Stikes Harapan Ibu Jambi


Setelah diadakannya penulisan makalah ini diharapkan akan
menambah wawasan bagi mahasiswa tentang hidrokel

2.

Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan bagi institusi pendidikan memperbanyak bahan
referensi tentang hidrokel.

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah,


Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
2. Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah,
Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.
3. Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha
Medica, Jakarta.
4. Doenges, Marylin E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.Jakarta.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


kudrat dan iradat Nya jualah sehingga penulis diberikan kekuatan untuk
menyelesaikan makalah dengan judul Hidrokel dengan tepat pada waktunya
sebagai salah satu tugas individu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Penulis menyadari makalah ini jauh dari sempurna, maka dengan
kerendahan hati penulis mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaanya.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada dr.
Charles A. Simanjuntak, SpOT Spine, MED sebagai dosen pembimbing.
Demikianlah ucapan terima kasih kami, semoga Allah SWT memberikan
rahmat dan hidayah Nya dan membalas kebaikan yang telah diberikan dengan
pahala yang setimpal. Semoga tugas asuhan keperawatan ini dapat bermanfaat

bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa umumnya dan bagi mahasiswa Ilmu
Keperawatan PSIK B JK pada khususnya.

Jambi, Agustus 2008

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................... i
Bab I Pendahuluan
A. Latar belakang. 1
B. Tujuan penulisan. 1
C. Manfaat 2

Bab II Tinjauan Pustaka


A. Definisi Hidrokel 3

B. Etiologi 4
C. Diagnosis 4
D. Gambaran Klinis Hidrokel. 5
E. Penatalaksanaan.. 7

Bab III Penutup


A. Kesimpulan 10
B. Saran... 10

Daftar Pustaka 11

Anda mungkin juga menyukai