KONJUNGTIVITISBAKTERIALAKUT
Pembimbing:
dr.Hermansyah,SpM
dr.MustafaK.Shahab,SpM
dr.HenryA.W,SpM
dr.GartatiIsmail,SpM
dr.AgahGadjali,SpM
Disusunoleh:
FitrianoHaniwieko
11020110108
KEPANITERAANKLINIKILMUPENYAKITMATA
RUMAHSAKITBHAYANGKARATK.1RADENSAIDSUKANTO
FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITASYARSI
LAPORANKASUS
I.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
II.
IdentitasPasien
Nama
Umur
Jeniskelamin
Tanggallahir
Agama
Kebangsaan/suku
Pendidikan
Perkerjaan
Alamat
Status
Tanggalpemeriksaan
:NyW
:40tahun
:Perempuan
:24Januari1976
:Islam
:Indonesia/Jawa
:S1
:Iburumahtangga
:Jl.KramatJatiRT05/10,JakartaTimur
:menikah
:7Septenber2016
Anamnesis
Anamnesisdilakukansecaraautoanamnesispadatanggal7September2016.
Keluhanutama:
Matamerahpadakeduamatasejak3harisebelummasukrumahsakit.
Keluhantambahan:
Terdapatkotoranmatapadapagiharidikeduamata,sehinggapasiensulit
membukamatassatbanguntidurdanrasapedihpadakeduamata
Riwayatpenyakitsekarang:
Pasiendatangdengankeluhankeduamatamerahsejak3hariSMRS.Awalnyamata
kiriterlebihdahuluyangmerahlalukeesokanharinyamatakanan.Keluhandisertai
denganrasapedihpadakeduamata.Pasienmengatakanbahwasaatbanguntidur,
matanyaterdapatcairanyanglengketpadakeduamatanyasehinggapasiensulituntuk
membukamata.Pasienmengatakanseringmenggosokmatanyadengantangandan
Riwayatpenyakitserupadisangkal
Riwayatalergidisangkal
Riwayattraumadisangkal
Riwayatoperasipadamatadisangkal
Riwayatpenyakitkeluarga:
III.
Riwayatkeluargadengansakityangsamadisangkal
PemeriksaanFisik
StatusGeneralis:
Keadaanumum :Baik
Kesadaran
:ComposMentis
TandaVital
Tekanandarah:130/80mmHg
Nadi
:80kali/menit
Respirasi
:20kali/menit
Suhu
:36.5C
StatusOftalmologi
Visus
TIO perpalpasi
Kedudukan bola mata
Gerakan Bola Mata
Supra Silia
Palpebra Superior
Palpebra Inferior
Konjungtiva tarsal
superior
Konjungtiva tarsal
inferior
Konjungtiva bulbi
Kornea
Bilik mata depan
Pupil
Iris
Lensa
Vitreus
Funduskopi
OD
5/5 E
OS
5/5 E
Normal (fluktuatif)
Normal (fluktuatif)
Ortoforia
KeadaanMataPasien
IV. Resume
Pasienperempuanberusia40tahun,datangkepolimatadengankeluhanmata
merahpadakeduamata sejak3harisebelummasukrumahsakit.Keluhandisertai
denganrasapedihpadakeduamata.Terdapatcairanyanglengketpadakeduamata
saat pagi hari. Terdapat keluhan mata pedih pada kedua mata. Keluhan gatal
disangkal, keluhan demam disangkal, keluhan penurunan ketajaman pengelihatan
disangkal.
Cucilahtangansecararutinsetelahmembersihkanmatayangterinfeksi
agartidakmenular.
Janganmenggosokmatadengantangan.
IX. Prognosis
AdVitam
:dubiaadbonam
6
AdFuntionam
AdSanationam
:dubiaadbonam
:dubiaadbonam
TINJAUANPUSTAKA
1.1.
dalam dari kelopak mata dan melipat ke belakang membungkus permukaan depan
dari bola mata, kecuali bagian jernih di tengah-tengah mata (kornea). Membran ini
berisi banyak pembuluh darah dan berubah merah saat terjadi inflamasi. Konjungtiva
terdiri dari tiga bagian:
1.
2.
3.
1.2.
paling berkembang di forniks. Tidak terdapat mulai dari lahir tetapu berkembang
setelah 3-4 bulan pertama kehidupan. Untuk alasan ini, inflamasi konjungtiva pada
bayi baru lahir tidak memperlihatkan reaksi folikuler. 6
b. Lapisan fibrosa Terdiri dari jaringan fiber elastik dan kolagen. Lebih tebal daripada
lapisan adenoid, kecuali di regio konjungtiva tarsal dimana pada tempat tersebut
struktur ini sangat tipis. Lapisan ini mengandung pembuluh darah dan saraf
konjungtiva. Bergabung dengan kapsula tenon pada regio konjungtiva bulbar. 6
- Konjungtiva mempunyai dua macam kelenjar, yaitu:
1.
2.
bawah). Dan
Kelenjar dari Wolfring(terletak sepanjang batas atas tarsus superios
dan sepanjang batas bawah dari inferior tarsus).6
Etiologi
10
diakibatkan
karena
meningkatnya
pengisian
pembuluh
darah
arah limbus).
Injeksi perikornea(pembuluh darah superfisial, sirkuler atau cirkumcribed
bakterial,
dan
penampakan
merah
susu
menandakan
11
2.Discharge ( sekret ). Berasal dari eksudasi sel-sel radang. Kualitas dan sifat
alamiah eksudat(mukoid, purulen, berair, ropy, atau berdarah) tergantung dari
etiologinya.11
3.Chemosis ( edema conjunctiva ). Adanya Chemosis mengarahkan kita secara kuat
pada konjungtivitis alergik akut tetapi dapat juga muncul pada konjungtivitis
gonokokkal akut atau konjungtivitis meningokokkal, dan terutama pada konjungtivitis
adenoviral. Chemosis dari konjungtiva bulbar dapat dilihat pada pasien dengan
trikinosis. Meskipun jarang, chemosis mungkin timbul sebelum adanya infiltrasi atau
eksudasi seluler gross. 12
12
4.Epifora
(pengeluaran
berlebih
air
mata).
Lakrimasi
yang
tidak
13
7.Hipertrofi papiler. Adalah reaksi konjungtiva non spesifik yang muncul karena
konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di dasarnya oleh fibril. Ketika pembuluh
darah yang membentuk substansi dari papilla(bersama dengan elemen selular dan
eksudat) mencapai membran basement epitel, pembuluh darah tersebut akan
bercabang menutupi papila seperti kerangka dari sebuah payung. Eksudat inflamasi
akan terakumulasi diantara fibril, membentuk konjungtiva seperti sebuah gundukan.
Pada kelainan yang menyebabkan nekrosis(contoh,trakoma), eksudat dapat digantikan
oleh jaringan granulasi atau jaringan ikat. 12 Ketika papila berukuran kecil, konjungtiva
biasanya mempunyai penampilan yang halus dan merah normal. Konjungtiva dengan
papila berwarna merah sekali menandakan kelainan disebabkan bakteri atau
klamidia(contoh, konjungtiva tarsal yang berwarna merah sekali merupakan
karakteristik dari trakoma akut). Injeksi yang ditandai pada tarsus superior,
menandakan keratokunjungtivitis vernal dan konjungtivitis giant papillary dengan
sensitivitas terhadap lensa kontak; pada tarsal inferior, gejala tersebut menandakan
keratokonjungtivitis atopik. Papila yang berukuran besar juga dapat muncul pada
limbus, terutama pada area yang secara normal dapat terekspos ketika mata sedang
terbuka(antara jam 2 dan 4 serta antara jam 8 dan 10). Di situ gejala nampak sebagai
gundukan gelatin yang dapat mencapai kornea. Papila limbal adalah tanda khas dari
keratokonjungtivitis vernal tapi langka pada keratokonjungtivitis atopik. 12
15
Dikutip dari Kanski JK. Conjunctiva. Dalam: Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 5 th
edition. hal. 63-81
11. Granuloma. Adalah nodus stroma konjungtiva yang meradang dengan area bulat
merah dan terdapat injeksi vaskular. Tanda ini dapat muncul pada kelainan sistemik
seperti tuberkulosis atau sarkoidosis atau mungkin faktor eksogen seperti granuloma
jahitan postoperasi atau granuloma benda asing lainnya. Granuloma muncul
bersamaan dengan bengkaknya nodus limfatikus preaurikular dan submandibular pada
kelainan seperti sindroma okuloglandular Parinaud.
Gambar 17 Granuloma konjungtiva disertai dengan folikel pada sindroma okuloglandular Parinaud.
dikutip dari
Kanski JK. Conjunctiva. Dalam: Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach. 5 th edition. hal. 6381
12. Nodus limfatikus yang membengkak. Sistem limfatik dari regio mata berjalan
menuju nodus limfatikus di preaurikular dan submandibular. Nodus limfatikus yang
membengkak mempunyai arti penting dan seringkali dihadapi sebagai tanda
diagnostik dari konjungtivitis viral. 12
2.4. Klasifikasi
Menurut penyebab terjadinya, konjungtivitis dibagi menjadi beberapa bagian:
A. Konjungtivitis Karena agen infeksi:
Konjungtivitis Bakterial
Terdapat dua bentuk konjungtivitis bacterial: akut (dan subakut) dan
menahun.
Penyebab
konjungtivitis
bakteri
paling
sering
adalah
16
diharuskan
jika
penyakit
itu
purulen,
bermembran
atau
konjungtivitis
stafilokokus
(yang
dapat
berlanjut
menjadi
18
Konjungtivitis Virus:
Faringokonjungtival
ditandai
oleh
demam
38,5-40C,
sakit
tenggorokan, dan konjungtivitis folikuler pada satu atau dua mata. Folikuler
sering sangat mencolok pada kedua konjungtiva dan pada mukosa faring.
Mata merah dan berair mata sering terjadi, dan kadang-kadang sedikit
kekeruhan daerah subepitel. Yang khas adalah limfadenopati preaurikuler
(tidak nyeri tekan).1
Laboratorium
19
pseudomembran
dan mungkin
20
22
insisi
sederhana
nodul
yang
memungkinkan
darah
tepi
Laboratorium
Pada zoster maupun varicella, kerokan dari vesikel palpebra
mengandung sel raksasa dan banyak leukosit polimorfonuklear; kerokan
konjungtiva pada varicella dan zoster mengandung sel raksasa dan
monosit. Virus dapat diperoleh dari biakan jaringan sel sel embrio
manusia. 1
Terapi
Acyclovir oral dosis tinggi (800 mg oral lima kali sehari selama 10
hari), jika diberi pada awal perjalanan penyakit, agaknya akan mengurangi
dan menghambat penyakit. 1
c). Keratokonjungtivitis Morbilli
Tanda dan gejala
Pada awal penyakit, konjungtiva tampak mirip kaca yang aneh, yang
dalam beberapa hari diikuti pembengkakan lipatan semiluner. Beberapa
hari sebelum erupsi kulit, timbul konjungtivitis eksudatif dengan secret
mukopurulen, dan saat muncul erupsi kulit, timbul bercak-bercak Koplik
pada konjungtiva dan kadang-kadang pada carunculus. 1,3
Pada pasien imunokompeten, keratokonjungtivitis campak hanya
meninggalkan sedikit atau sama sekali tanpa sekuel, namun pada pasien
kurang gizi atau imunokompeten, penyakit mata ini seringkali disertai
infeksi HSV atau infeksi bacterial sekunder oleh S pneumonia, H
influenza, dan organism lain. Agen ini dapat menimbulkan konjungtivitis
purulen yang disertai ulserasi kornea dan penurunan penglihatan yang
berat. Infeksi herpes dapat menimbulkan ulserasi kornea berat dengan
perforasi dan kehilangan penglihatan pada anak-anak kurang gizi di
Negara berkembang. 1,3
Kerokan konjungtivitis menunjukkan reaksi sel mononuclear, kecuali
jika ada pseudomembran atau infeksi sekunder. Sedian terpulas giemsa
24
25
mata tersebut dan defek pada tear film akan mengakibatkan scarring pada
kornea, biasanya setelah umur tiga puluh tahun. 2
Periode inkubasinya rata-rata tujuh hari tetapi bervariasi dari lima
sampai empat belas hari. Pada anak kecil, onsetnya tidak jelan dan penyakit
dapat sembuh dengan komplikasi minimal atau tidak ada komplikasi sama
sekali. Pada dewasa, onsetnya sering subakut atau akut, dan komplikasi dapat
timbul kemudian. Pada onset, trakoma sering mirip dengan konjungtivitis
bakterial lainnya, tanda dan gejala biasanya terdiri dari produksi air mata
berlebih, fotofobia, nyeri, eksudasi, edema pada kelopak mata, chemosis
pada konjungtiva bulbar, hiperemia, hipertrofi papiler, folikel tarsal dan
limbal, keratitis superios, formasi pannus, dan tonjolan kecil dan nyeri dari
nodus preaurikular. 2
Pada trakoma yang sudah benar-benar matang, juga mungkin terdapat
keratitis epitelial superior, keratitis subepitelial, pannus, atau folikel limbal
superior, dan akhirnya terbentuk peninggalan sikatrikal yang patognomonik
dari folikel tersebut, yang dikenal dengan nama Herberts pits dengan bentuk
depresi kecil dari jaringan ikat pada partemuan limbokorneal ditutupi oleh
epitel. Pannus yang terkait adalah membran fibrovaskular naik dari limbus,
dengan lengkung vaskular memanjang ke kornea. Semua tanda dari trakoma
lebih parah pada konjungtiva dan kornea superior dibandingkan dengan
bagian inferior. 2
26
1.
2.
3.
4.
apabila
setidaknya
satu
bulu
mata
27
28
29
Diagnosa
Inklusi klamidia dapat diketemukan pada kerokan konjungtiva yang
diwarnai dengan pengecatan giemsa, tetapi tidak selalu ditemuka. Inklusi
muncul pada preparasi Giemsa sebagai massa sitoplasma berwarna ungu
gelap atau biru yang tampak seperti topi yang menutupi nukleus dari sel
epitel. Pengecatan antibodi fluoresensi dan tres immunoassay enzim tersedia
secara komersil dan sering dipakai secara luas pada laboratorium klinis. Testes tersebut dan tes baru lainnya termasuk PCR, telah menggantikan
pengecatan giemsa pada smear konjungtiva dan isolasi agen klamidia pada
kultur sel. 2
Komplikasi
Jaringan parut pada konjungtiva merupakan komplikasi yang sering
timbul dan dapat menghancurkan glandula lakrimalis dan meng-obliterasi
duktula glandula lakrimalis. Keadaan tersebut dapat mengurangi secara
drastis komponen akueus pada tear film prekorneal, dan komponen mukus
film mungkin tereduksi oleh karena hilangnya sel goblet. Jaringan parut juga
dapat menyebabkan distorsi kelopak mata atas dengan deviasi dari bulu mata
ke
arah
dalam(trikiasis)
atau
keseluruhan
pinggiran
kelopak
mata(enteropion), jadi bulu mata secara kontan mengabrasi kornea. Hal ini
sering menyebabkan ulserasi kornea, infeksi bakteri korneal, dan jaringan
parut kornea. 2
Terapi
Perkembangan klinis yang mencenggangkan dapat diperoleh dengan
memberikan tetrasiklin, 1-1,5g per hari secara oral terbagi dalam empat dosis
untuk tiga sampai empat minggu; doksisiklin, 100mg secara oral dua kali
sehari selama tiga minggu; atau eritromisin, 1g per hari dalam empat dosis
terbagi untuk tiga sampai empat minggu. Sistemik tetrasiklin tidak boleh
diberikan pada anak berumur di bawah tujuh tahun atau pada wanita hamil,
karena tetrasiklin mengikat kalsium sehingga mempengaruhi pertumbuhan
gigi dan tulang serta dapat mengakibatkan kelainan kongenital berupa
perubahan warna gigi dan skeletal(contoh, klavikula) menjadi warna kuning
30
Nama
Trakoma insipien
Gejala
Folikel imatur,
hipertrofi papilar
minimal
Stadium II
Trakoma
Stadium IIA
Stadium IIB
Dengan Hipertrofi
Keratitis, Folikel
limbal
Dengan Hipertrofi
31
Stadium III
Trakoma memarut
(sikatrik)
Stadium IV
Trakoma sembuh
a.
32
Konjungtivitis Vernalis
Definisi
Penyakit ini, juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan
konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau, adalah
penyakit alergi bilateral yang jarang.1,3 Penyakit ini lebih jarang di daerah
beriklim sedang daripada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih
parah selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada musim
gugur.
Insiden
Biasanya mulai dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5 10
tahun. Penyakit ini lebih banyak pada anak laki-laki daripada perempuan. 5
Tanda dan gejala
Pasien mengeluh gatal-gatal yang sangat dan bertahi mata berseratserat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan
lainnya). Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla
halus di konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebra superior sering
memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papilla raksasa berbentuk
polygonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. 1,2,3
Laboratorium
Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa terdapat
banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas. 1
Terapi
Penyakit ini sembuh sendiri tetapi medikasi yang dipakai terhadap gejala
hanya member hasil jangka pendek, berbahaya jika dipakai untuk jangka
panjang. steroid sisremik, yang mengurangi rasa gatal, hanya sedikit
mempengharuhi penyakit kornea ini, dan efek sampingnya (glaucoma,
katarak, dan komplikasi lain) dapat sangat merugikan.
Crmolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang
sampai berat. Vasokonstriktor, kompres dingin dan kompres es ada
manfaatnya, dan tidur di tempat ber AC sangat menyamankan pasien.
Agaknya yang paling baik adalah pindah ke tempat beriklim sejuk dan
33
lembab. Pasien yang melakukan ini sangat tertolong bahkan dapat sembuh
total. 1,3
c.
Konjungtivitis Atopik
lanjut penyakit
setelah
eksaserbasi
konjungtivitis
terjadi
transplantasi
kornea
untuk
mengembalikan
ketajaman
penglihatannya. 1,3
C. Konjungtivitis Kimia atau Iritatif:
34
yang diikuti pembentukan parut, sering kali terjadi akibat pemberian lama
dipivefrin, miotika, idoxuridine, neomycin, dan obat-obat lain yang disiapkan
dalam bahanpengawet atau vehikel toksik atau yang menimbulakan iritasi.
Perak nitrat yang diteteskan ke dalam saccus conjingtiva saat lahir sering
menjadi penyebab konjungtivitis kimia ringan. Jika produksi air mata
berkurang akibat iritasi yang kontinyu, konjungtiva kemudian akan cedera
karena tidak ada pengenceran terhadap agen yang merusak saat diteteskan
kedalam saccus conjungtivae.
Kerokan konjungtiva sering mengandung sel-sel epitel berkeratin,
beberapa neutrofil polimorfonuklear, dan sesekali ada sel berbentuk aneh.
Pengobatan terdiri atas menghentikan agen penyebab dan memakai tetesan
yang lembut atau lunak, atau sama sekali tanpa tetesan. Sering reaksi
konjungtiva menetap sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan lamanya
setelah penyebabnya dihilangkan.
Perlekatan antara konjungtiva bulbi dan palpebra dan leokoma kornea lebih
besar kemungkinan terjadi jika agen penyebabnya adalah alkali. Pada kejadian
manapun, gejala utama luka bahan kimia adalah sakit, pelebaran pembuluh
darah, fotofobia, dan blefarospasme. Riwayat kejadian pemicu biasanya dapat
diungkapkan.
36
DISKUSI
Analisa Kasus
1. Gambaran klinis
Teori
Mata merah
Terdapat sekret mukopurulen
Pasien
Mata merah sejak 3hari SMRS
Sekrel kental berwarna
atau purulen
Iritasi mata
Mata lengket saat bangun pagi
kekuningan
Terdapat rasa pedih pada mata
Sulit membuka mata saat
bangun pagi
Injeksi Konjungtiva
hiperemis
Terdapat injeksi
konungtiva
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Ed 3. Jakarta: Balai penerbit FKUI. 2009
2. Ilyas, Sidarta, Tanzil, Muzakkir, Salamun, Azhar, Zainal. Sari Ilmu Penyakit Mata.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2000.
3. Voughan, Daniel G, Asbury, Taylor. Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum (General
Ophthalmology). Ed. 14. Widya Medika, Jakarta : 2000.
4. Wijana, Nana S.D. Ilmu Penyakit Mata. Abadi Tegal, Jakarta: 1993. 42-50.14. Ilyas, H.
Sidarta Prof. dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI; 2003, hal 2, 134.15. Putz,
R. & Pabst R. Sobotta. Jilid 1. Edisi 21. Jakarta: EGC, 2000
5. PERDAMI,. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran.
Jakarta. 2002.
6. Khurana AK. Diseases of the conjungtiva. Dalam : Khurana AK, editor.
Comprehensive Ophtalmology. Ed. 4. New Delhi: New Age ; 2010. h. 51-88.
7. American Academy of Opthalology. External Disease and Cornea. Section 11. San
Fransisco: MD Association, 2005-2006.
38