Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISIS KARBOHIDRAT
KELAS B
ASISTEN :
ACH. HARIS
KELOMPOK 3
LUKI APRILLIYA S
121810301026
121810301041
EKA SUWITA S
121810301069
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan aktivitas yang
membutuhkan energi cukup banyak. Energi ini kita peroleh dari bahan makanan
yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
utama senyawa kimia yaitu kerbohidrat, protein, dan lemak.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting bagi tubuh manusia, yaitu
sebagai sumber kalori. Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam
karena merupakan sumber energi utama bagi umat manusia dan hewan yang
harganya relatif murah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O 2) yang lepas di udara (Almatsier,
2010). Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya yang tidak kalah
penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah, ragi misalnya, mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan
energi. Kita dapat mengenal berbagai jenis karbohidrat dalam kehidupan sehari
hari, baik yang berfungsi sebagai pembangun struktur maupun yang berperan
fungsional dalam proses metabolisme. Amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula
atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting
dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan pernyataan di atas, pengujian karbohidrat pada suatu bahan
pangan perlu dilakukan untuk mengetahui kadar karbohidrat pada bahan pangan
tersebut. Secara umum, terdapat dua macam analisa karbohidrat, yaitu analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif meliputi Uji Molisch, Uji
Barfoed, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, dan Uji Iodin. Sedangkan analisa
kuantitatif terdiri dari Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi, Metode
Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi. Namun
pada praktikum ini, analisa protein dilakukan dengan metode Nelson-Somogyi.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana mengetahui adanya karbohidrat dalam suatu sampel ?
b. Bagaimana cara menguji secara kualitatif sampel karbohidrat ?
1.3 Tujuan
++
Beaker glass
Penangas
Pipet tetes
Botol semprot
Labu ukur
Pipet mohr
Tabung reaksi
3.1.2 Bahan
1. Sampel karbohidrat
2. Asam sulfat pekat
3. Reagen Molisch
4. Larutan Benedict
5. Reagen Barfoed
6. Larutan iodin
7. Larutan Nelson
8. Reagen Selliwanoff
9. Larutan Arseno
10. Larutan Mizone
11. HCl 0,1 N
12. NaOH 0,1 N
13. Aquades
Hasil
benedict
- dipanaskan selama 10 menit dan dinginkan.
-diamati perubahan warna dan ada tidaknya endapan.
Hasil
reagen bsrfoed
dipanaskan tabung dalam air mendidih tepat selama 3
menit.
didinginkan selama 2 menit dalam air mengalir
uji positif menunjukkan bahwa sampel
adalah
Hasil
3.2.5 Hidrolisis Sukrosa
Larutan Sukrosa
0,1 M
-
dengan
menit
terbentuk perubahan warna didinginkan
dimasukkan 1 mL arseno
diuji kuantitatif dengan menggunakan spektrometri
dicatat hasil yang didapat (absorbansinya) dibanding kan
dengan blanko dan di buat grafik
Hasil
Uji molisch
(+) merah
Karbohidrat
-
(-) hijau
bukan karbohidrat
Uji iodium
(+) biru
Polisakarida
(-)
non polisakarida
(glukosa,galaktosa,fruktosa,laktosa,sukrosa,maltosa)
(amilum : biru
Glikogen : merah
Dekstrim : coklat)
- Uji Benedict
(+)
Membentuk endapan
(-)
Uji Barfoed 1 mL
(+) monosakarida
-
non pereduksi
(-) disakarida
Uji selitwanof
(+)
Ketosa (fruktosa)
(-)
aldosa (glukosa, galaktosa)
-
(+)
Galaktosa
(-)
glukosa
Hasil
+
+
+
+
+
Uji Bearfood
Bahan (Sampel Karbohidrat)
A
B
C
E
F
4.1.5
Hasil
-
Uji Benedict
Bahan (Sampel Karbohidrat)
A
B
C
D
E
F
4.1.4
Hasil
+
+
+
+
+
+
+
-
Hasil
+
+
+
-
Uji Seliwanof
Bahan (Sampel Karbohidrat)
A
Hasil
+
B
C
4.1.6
+
+
Uji Nielson
Sampel : Mizone
Perlakuan
1 mL sampel + 1mL Nielson
Dipanaskan 20 menit
Didinginkan + 1 mL arseno
Uji kuantitatif
1 mL ~ 10 mL
Hasil
Tidak berwarna
Larutan berwarna
orange
Larutan biru pekat
Didapat absorbansi
0,167
4.2 Pembahasan
Karbohidrat terdiri dari 4 jenis yaitu monosakarida, disakarida,
oligosakarida, dan polisakarida. Oleh karena untuk mengidentifikasi adanya
kandungan karbohidrat dan gula pereduksi dalam suatu bahan atau zat dapat
dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kuantitaif dapat menggunakan
alat polarimeter, sedangkan secara kualitatif antara lain dengan uji benedict, uji
seliwanoff, pembentukan osazon, uji iod, uji fehling dan uji molisch (Winarno,
2004). Dalam praktikum kali ini membahas tentang uji molisch, uji yodium, uji
benedict, uji barfoed, uji selliwanoff dan uji nelson.
Percobaan pertama yang dilakukan adalah uji Molisch. Prinsip dari uji
molisch ini adalah reaksi dehidrasi karbohidrat oleh asam sulfat dan alfa naftol
yang akan membentuk senyawa kompleks berwarna merah-ungu. Dimana asam
sulfat berfungsi sebagai pembentukan senyawa furfural dan sebagai agen
kondensasi. Uji positif dari uji ini adalah terbentuknya cincin berwarna merahungu. Uji molisch ini sendiri adalah untuk menguji kandungan karbohidrat pada
suatu sampel, jadi semua sampel yang mengandung karbohidrat hasil ujinya
positif.
Uji Molisch adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji
pereaksi molisch terdiri dari larutan 5% -naftol dalam alkohol 5%. Karbohirat
dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural. Senyawa furfural
dengan pereaksi -naftol menghasilkan persenyawaan berwarna (warna merahungu). Reaksi yang negatif (hijau) merupakan suatu bukti bahwa dalam sampel
yang diuji tidak mengandung karbohidrat. Penambahan larutan H 2SO4 pekat akan
BAB V. PENUUP
5.1 Kesimpulan
Karbohidrat yang terdapat pada suatu bahan pangan perlu dilakukan untuk
mengetahui kadar karbohidrat pada bahan pangan tersebut. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan sampel bahan yang mengandung karbohidrat
dapat diketahui melalui uji Molisch.
Secara umum, terdapat dua macam analisa karbohidrat, yaitu analisa
kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif meliputi Uji Molisch, Uji
Barfoed, Uji Benedict, Uji Seliwanoff, dan Uji Iodin. Sedangkan analisa
kuantitatif terdiri dari Metode Luff Schoorl, Metode Nelson-Somogyi, Metode
Anthrone, Metode Folin, Metode Enzimatis, dan Metode Kromatografi. Namun
pada praktikum ini, analisa protein dilakukan dengan metode Nelson-Somogyi.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Winarno, F. O. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN