Juknis Tatap Muka
Juknis Tatap Muka
PETUNJUK TEKNIS
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar
Moda Tatap Muka
SAMBUTAN
Dalam rangka mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan visi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2025 untuk menghasilkan Insan Indonesia Cerdas
dan Kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna), tema pembangunan pendidikan nasional 20152019 difokuskan pada daya saing regional pendidikan dan kebudayaan.
Rencana Strategis (Renstra) Kemdikbud 2015-2019, menjabarkan bahwa sejalan dengan fokus
tersebut, visi Kemdikbud 2019 adalah Terbentuknya Insan serta Ekosistem Pendidikan dan
Kebudayaan yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong. Untuk mencapai visi
tersebut, misi Kemdikbud 2015-2019 dikemas dalam: Mewujudkan Pelaku Pendidikan dan
Kebudayaan yang Kuat (M1); Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan (M2);
Mewujudkan Pembelajaran yang Bermutu (M3); Mewujudkan Pelestarian Kebudayaan dan
Pengembangan Bahasa (M4); dan Mewujudkan Penguatan Tata Kelola serta Peningkatan
Efektivitas Birokrasi dan Pelibatan Publik (M5).
Guru dan Tenaga Kependidikan sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian visi Kemdikbud 2015-2019. Oleh karena itu,
profesi guru dan tenaga kependidikan harus terus dikembangkan sebagai profesi yang
bermartabat. Konsekuensi dari jabatan guru dan tenaga kependidikan sebagai profesi,
diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan guna mendukung
peran guru dan tenaga kependidikan sebagai insan pembelajar. Salah satu upaya pemerintah,
khususnya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) untuk mendukung guru
dan tenaga kependidikan sebagai Insan Pembelajar adalah mengembangkan sistem Guru
Pembelajar, Kepala Sekolah Pembelajar dan Pengawas Sekolah Pembelajar.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang mendukung keterlaksanaan
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Petunjuk Teknis (Juknis)
pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Juknis ini disusun sebagai pedoman bagi Ditjen GTK, Unit Pelaksana Teknis (UPT), Dinas
Pendidikan Propinsi dan Kabupaten/Kota, dan sekolah. Juknis ini juga disiapkan untuk
memberikan informasi kepada individu yang ditugaskan membantu terlaksananya program ini,
mencakup narasumber nasional, instruktur nasional, dan penyelenggara program. Semua
instansi dan individu yang terlibat dalam Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar
moda tatap muka ini diharapkan mampu melaksanakan tugas dan perannya dengan baik
sebagaimana tertuang dalam juknis. Kami sangat berharap dan menghargai partisipasi semua
pihak terkait dalam upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia, yang akan bermuara pada
peningkatan kualitas proses pembelajaran di dalam kelas.
Ditjen GTK mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
penyusunan juknis ini, termasuk UPT di bawah Ditjen GTK yang telah mengirimkan tenaga
widyaiswara/PTP untuk ikut menyumbangkan tenaga, waktu, dan pemikirannya.
Semoga juknis ini bermanfaat demi terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru
Pembelajar Moda Tatap Muka. Terima kasih.
E. Nurzaman A.M.
NIP. 195805081985111001
iii
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ............................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A.
B.
C.
Tujuan .......................................................................................................................................... 3
D.
Sasaran ........................................................................................................................................ 3
E.
Pengertian ................................................................................................................................... 4
Peserta......................................................................................................................................... 5
1. Penetapan Peserta ................................................................................................................ 5
2. Persyaratan Peserta .............................................................................................................. 5
B.
C.
Penyelenggara ............................................................................................................................. 6
D.
B.
C.
Penilaian .................................................................................................................................... 15
B.
Pelaporan .................................................................................................................................. 20
C.
Sertifikat .................................................................................................................................... 20
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru sebagai pendidik pada jenjang satuan pendidikan dasar dan menengah
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik
sehingga menjadi determinan peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Sedemikian pentingnya peranan guru dalam pendidikan diwujudkan dalam
UndangUndang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen yang mengamanatkan adanya pembinaan dan pengembangan profesi guru
sebagai aktualisasi dari profesi pendidik.
Untuk merealisasikan amanah Undang-Undang sebagaimana dimaksud,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan program Guru Pembelajar
bagi semua guru, baik yang sudah bersertifikat maupun belum bersertifikat. Untuk
melaksanakan program Guru Pembelajar tersebut, telah dilakukan pemetaan
kompetensi melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) di seluruh Indonesia sehingga
dapat diketahui kondisi objektif guru saat ini dan kebutuhan peningkatan
kompetensinya. Data guru peserta UKG tahun 2015 tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 1. 1 Data Guru Peserta UKG tahun 2015
No
Satuan
Pendidikan
TK
252.631
SD
1.389.859
SLB
21.287
SMP
561.164
SMA
254.166
SMK
220.409
Total
2.699.516
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
5. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 14 Tahun 2010 dan Nomor 03/V/PB/2010 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.
2
C. Tujuan
Juknis ini disusun untuk digunakan sebagai acuan kerja bagi semua institusi yang
akan melaksanakan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda
Tatap Muka baik untuk guru kelas, guru mata pelajaran/paket keahlian dan guru
bimbingan konseling untuk semua jenjang pendidikan.
D. Sasaran
Juknis ini disusun untuk digunakan oleh institusi pembina dan/atau pelaksana
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Tatap Muka, yaitu:
1. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
3
E. Pengertian
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka merupakan
bagian dari sistem pembelajaran, di mana terjadi interaksi secara langsung antara
fasilitator dengan peserta. Interaksi pembelajaran yang terjadi dalam moda tatap
muka meliputi pemberian input materi, tanya jawab, diskusi, latihan, praktik,
dan/atau penilaian.
Yang termasuk moda tatap muka adalah tatap muka penuh dalam satu blok waktu
tertentu, tatap muka tidak penuh (in-on-in), dan tatap muka dalam kegiatan kolektif
guru yaitu Pusat Kegiatan Gugus (PKG) untuk guru TK, Kelompok Kerja Guru (KKG)
untuk guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk guru
SMP/SMA/SMK, dan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK).
BAB II
PESERTA, INSTRUKTUR, DAN PENYELENGGARA
A. Peserta
Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka ini
adalah guru di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
memenuhi persyaratan dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
hasil uji kompetensi guru tahun 2015.
1. Penetapan Peserta
Peserta Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka
ditetapkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal
Guru dan Tenaga Kependidikan yaitu PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan
jenis mata pelajaran atau paket keahlian yang diampu. Penetapan peserta Moda
Tatap Muka didasarkan pada pertimbangan terhadap nilai yang dicapai guru
peserta UKG tahun 2015, yang meliputi:
a. Jumlah modul yang harus dipelajari sebanyak 8-10 modul. Artinya nilai ratarata UKG yang belum memenuhi KCM sebanyak 8-10 modul.
b. Semua guru yang bertugas di daerah 3T.
c. Guru yang karena pertimbangan geografis dan/atau pertimbangan lain yang
disepakati oleh otoritas terkait tidak memungkinkan untuk mengikuti Moda
Daring.
2. Persyaratan Peserta
a. Telah ditetapkan sebagai peserta oleh penyelenggara Program Peningkatan
Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka.
b. Mendapat penugasan dari kepala sekolah.
c. Membawa kelengkapan administrasi yang ditetapkan panitia.
B. Instruktur Nasional
1. Penetapan Instruktur Nasional
Instruktur Nasional adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai instruktur
nasional dan lulus dalam Pelatihan Instruktur Nasional Guru Pembelajar yang
ditetapkan oleh UPT penyelenggara. Instruktur Nasional bertugas memfasilitasi
terselenggaranya Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda
Tatap Muka. Dalam pelaksanaannya, widyaiswara dapat bertugas sebagai
Instruktur Nasional.
5
C. Penyelenggara
Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap
Muka adalah PPPPTK dan LPPPTK KPTK sesuai dengan tugas dan fungsinya masingmasing. Tugas penyelenggara adalah mengelola program, pelaksanaan, evaluasi,
pelaporan, serta sarana dan prasarana pendukung program. Daftar penyelenggara
program disajikan pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2. 1 Daftar Penyelenggara Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Nama Penyelenggara
PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan
PPPPTK Bidang Mesin dan Teknologi Industri Cimahi Bandung
PPPPTK Bidang Otomotif dan Elektronika Malang
PPPPTK Bidang Seni dan Budaya Yogyakarta
PPPPTK Bidang Pertanian Cianjur
PPPPTK Bidang Bisnis dan Pariwisata Jakarta
PPPPTK Ilmu Pengetahuan Alam Bandung
PPPPTK Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa Bandung
PPPPTK Pendidikan Jasmani dan Bimbingan Konseling Bogor
PPPPTK Bahasa Jakarta
PPPPTK Matematika Yogyakarta
PPPPTK PKn IPS Malang
LPPPTK Kelautan dan Perikanan dan Teknologi Informasi Telekomunikasi
Makassar
A,B,E
Kelas,
Peserta,
Nilai, dll
Web
..
Data Kelas
TM
C, E
P4TK
SimDiklat
TM
Operator
Peserta
BAB III
STRUKTUR PROGRAM, METODE, DAN JADWAL
A. Struktur Program
Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka
dirancang berdasarkan hasil UKG tahun 2015 dan disusun dalam rangka
meningkatkan kompetensi guru secara bertahap dan berkesinambungan. Pola Moda
Tatap Muka bagi guru mata pelajaran, guru kelas SD, dan guru BK adalah 60 Jam
Pelajaran (JP) @ 45 menit untuk dua kelompok kompetensi sedangkan bagi guru
kejuruan produktif adalah 100 JP @ 45 menit untuk satu kelompok kompetensi.
Struktur Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka
dirancang sebagai berikut:
1. Moda Tatap Muka Pola 60 JP
No
A
1.
2.
B
1.
2.
3.
4.
C.
1
Materi
Umum
Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Karir Guru
Guru Pembelajar
Pokok
Materi Pedagogik 1
Materi Profesional 1
Materi Pedagogik 2
MateriProfesional 2
Penunjang
Tes Akhir
Total
JP
2
2
9
18
9
18
2
60
Materi
Umum
Kebijakan Pengembangan dan Pembinaan Profesi Guru
Guru Pembelajar
Pokok
Materi Pedagogik
Materi Profesional
Penunjang
Tes Akhir
Total
JP
2
2
20
74
2
100
9
C. Jadwal Pelaksanaan
Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka dengan pola 60 JP
diselenggarakan selama 6 hari jika peserta menginap atau 7 hari jika peserta tidak
menginap. Sementara itu, moda tatap muka dengan pola 100 JP diselenggarakan
selama 10 hari jika peserta menginap atau 11 hari jika peserta tidak menginap.
Pengaturan jadwal kegiatan disesuaikan dengan alternatif moda tatap muka yang
dipilih, yaitu: (1) tatap muka penuh, (2) tatap muka in-on-in, atau (3) tatap muka
dalam kegiatan kolektif guru, sepanjang memenuhi ketuntasan materi selama 60 JP
atau 100 JP.
1. Tatap Muka Penuh
a. Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap Muka bagi guru
SD/BK/Mapel non kejuruan dilakukan dengan pola 60 JP untuk mempelajari
dua kelompok kompetensi dan dapat diselenggarakan selama 6 atau 7 hari.
Dalam kondisi daya dukung yang tidak memungkinkan terselenggaranya
kegiatan tatap muka secara penuh baik karena kondisi geografis maupun
pendanaan, maka dimungkinkan dilakukan kegiatan tatap muka kurang dari
10
Waktu
1
Reg.
1.
2.
3.
2
B1
B1
B1
3
B2
B2
B2
Hari ke
4
B2
B2
B2
5
B3
B3
B3
6
B4
B4
B4
07.30-08.15
08.15-09.00
09.00-09.45
09.45-10.00
PA
4.
10.00-10.45
A1
B1
B2
B2
B3
B4
5.
10.45-11.30
A1
B1
B2
B2
B3
B4
6.
11.30-12.15
A2
B1
B2
B2
B3
B4
12.15-13.15
7.
13.15-14.00
A2
B1
B2
B2
B3
B4
8.
14.00-14.45
B1
B2
B2
B3
B4
B4
9.
14.45-15.30
B1
B2
B2
B3
B4
B4
10
15.30-16.15
PA: Pembukaan, PU: Penutupan
C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan
di TUK
7
B4
B4
B4
B4
B4
B4
B4
C1*
C1*
PU
Waktu
1
07.30-08.15
Reg.
08.15-09.00
09.00-09.45
09.45-10.00
PA
4.
10.00-10.45
A1
5.
10.45-11.30
A1
6.
11.30-12.15
A2
12.15-13.15
7.
13.15-14.00
A2
8.
14.00-14.45
B1
9.
14.45-15.30
B1
15.30-16.00
10.
16.00-16.45
B1
PA: Pembukaan, PU: Penutupan
1.
2.
3.
Hari ke
6
7
B2
B2
B2
B2
B2
B2
2
B1
B1
B1
3
B1
B1
B1
4
B2
B2
B2
5
B2
B2
B2
8
B2
B2
B2
9
B2
B2
B2
10
B2
B2
B2
11
B2
C1*
C1*
B1
B1
B1
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
PU
B1
B1
B1
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B1
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
B2
11
C1*) Tes Akhir dapat dilakukan di luar jam pelatihan sesuai jadwal yang telah ditetapkan di TUK
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
TM-3
Kelas -1 (40)
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
TM-3
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
TM-3
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
TM-3
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
Kelas -2 (40)
Kelas -3 (40)
Kelas -4 (40)
TM-3
Kelas -5 (40)
Dalam kondisi seperti di atas, diperlukan dua tim pelaksana yang meliputi
tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas.
1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.
2. Pada hari ke-6 tim TM1 berubah menjadi TM3 untuk kembali mengajar
pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.
3. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari ke-1, kelas-2 pada hari ke2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.
Apabila jumlah total hari belajar adalah 7 hari, maka jumlah hari periode on
12
TM-2
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-3
Kelas -1 (40)
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-3
Kelas -2 (40)
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-3
Kelas -3 (4
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-3
Kelas -4 (40)
TM-1
TM-2
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-3
Dalam kondisi seperti di atas, tetap hanya diperlukan dua tim pelaksana yang
meliputi tim pengajar, tim teknis, dan panitia kelas untuk menangani 5 kelas,
yaitu dengan cara:
1. Tim pengajar TM1 mengajar kelas-1 pada hari ke -1, kelas-2 pada hari ke2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.
2. Tim pengajar TM2 mengajar kelas-1 pada hari ke-1, kelas-2 pada hari ke2, dan seterusnya sampai hari ke-5 pada kelas-5.
3. Pada hari ke-6 tim TM2 berubah menjadi TM3 untuk kembali mengajar
pada kelas-1, ke kelas-2 hari berikutnya sampai hari ke-10 pada kelas-5.
b. Tatap Muka 1-4-1
Dalam opsi ini, tatap muka dilakukan pada periode in-1 selama 1 hari (yaitu
TM1) dan pada periode in-2 selama 1 hari (yaitu TM2). Apabila secara
keseluruhan pembelajaran dilakukan selama 6 hari, periode on ketika
peserta melaksanakan belajar secara mandiri berlangsung selama 4 hari
(atau M1, M2, M3, dan M4).
Opsi ini sangat efektif apabila terdapat jumlah kelas yang banyak dalam
lokasi yang sama atau berdekatan. Misalnya terdapat 5 kelas dalam lokasi
yang sama atau berdekatan:
13
Kelas -5 (40)
TM-1
Kelas -1 (40)
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-2
TM-1
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-2
Kelas -2 (40)
TM-1
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-2
Kelas -3 (40)
TM-1
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-2
Kelas -4 (40)
TM-1
M-1
M-2
M-3
M-4
TM-2
Kelas -5 (40)
14
BAB IV
PENILAIAN, PELAPORAN DAN SERTIFIKAT
A. Penilaian
Penilaian pada Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar Moda Tatap
Muka dilakukan secara komprehensif, meliputi penilaian terhadap peserta,
penilaian terhadap fasilitator, dan penilaian terhadap penyelenggaraan program.
1. Penilaian peserta
a. Tujuan Penilaian
Penilaian terhadap peserta bertujuan untuk mengukur kompetensi peserta
melalui ketercapaian indikator kompetensi dan keberhasilan tujuan program.
Penilaian dilaksanakan untuk mengukur tingkat penguasaan kompetensi
sesuai dengan kelompok kompetensi yang dipelajari.
b. Aspek Penilaian
Aspek yang dinilai mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Penilaian dilakukan melalui tes untuk aspek pengetahuan mencakup
kompetensi profesional dan pedagogik, sedangkan untuk aspek sikap dan
keterampilan menggunakan instrumen nontes melalui pengamatan selama
kegiatan berlangsung dengan menggunakan format-format penilaian yang
telah disediakan.
c. Jenis Instrumen dan Lingkup Penilaian Peserta
1) Tes
Tes akhir dilakukan untuk mengukur pengetahuan peserta secara
menyeluruh setelah mengikuti proses pembelajaran. Penilaian
menggunakan metode penilaian acuan patokan (PAP). Tes mencakup
kompetensi profesional dan pedagogik pada aspek pengetahuan
berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dari setiap materi
sebagaimana yang tercantum dalam struktur program.
Tes akhir dilakukan segera setelah peserta menyelesaikan kegiatan
pembelajaran. Tes akhir dilakukan oleh peserta secara modular (sesuai
kelompok kompetensi yang dipelajari) di Tempat Uji Kompetensi (TUK)
yang telah ditentukan oleh P4TK sesuai dengan mekanisme UKG.
Penetapan TUK dapat dilakukan dengan memverifikasi TUK tahun 2015
yang sekaligus menjadi Pusat Belajar Program Peningkatan Kompetensi
Guru Pembelajar.
15
2) Non Test
Non test dilakukan untuk menilai proses selama kegiatan berlangsung.
Penilaian proses dilakukan di setiap materi pokok. Penilaian proses
menggunakan instrumen dilengkapi dengan kriteria penilaian. Lingkup
penilaian proses sebagai berikut.
a) Penilaian Aspek Keterampilan
Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan peserta dalam
mendemonstrasikan pemahaman dan penerapan pengetahuan yang
diperoleh serta keterampilan yang mendukung kompetensi dan
indikator. Aspek keterampilan menggunakan pendekatan penilaian
autentik mencakup bentuk tes dan non test. Sehubungan dengan
kompetensi yang diukur pada aspek keterampilan bersifat kontinyu,
maka diperlukan cara untuk memudahkan penilaian kepada peserta.
Kriteria penilaian disusun secara berjenjang dan kategorik, yakni:
(1) kategori kurang sekali manakala indikator keterampilan dicapai
hanya melalui proses mengamati, mencontoh, dan meniru;
16
Angka
90100
8089
Sebutan
Kriteria
Baik
Indikator keterampilan dicapai melalui
Sekali proses kegiatan menyusun, membuat, dan
menghasilkan produk secara natural
Baik
Indikator keterampilan dicapai melalui
proses kegiatan perbaikan dan koordinasi
dengan beragam sumber
7079
Cukup
6069
Kurang
59
Kurang
Sekali
17
Nilai
90100
8089
7079
6069
59
Sebutan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
d. Nilai Akhir
Nilai akhir (NA) peserta moda tatap muka diperoleh dari tiga komponen
yaitu penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Penentuan nilai akhir
peserta menggunakan formulasi sebagai berikut.
1) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru
kelas, guru mapel, dan guru BK ditetapkan sebagai berikut.
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x40%] + [TAx 60%]
NA =Nilai Akhir
NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)
NK= Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)
TA = Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)
18
2) Formulasi penentuan nilai akhir peserta moda tatap muka bagi guru
kejuruan
NA = [{(NS x40%)+(NK x60%)}x60%] + [TAx 40%]
NA =Nilai Akhir
NS =Nilai Sikap (rerata dari nilai semua aspek sikap yang dinilai)
NK=Nilai Keterampilan (rerata nilai keterampilan semua materi pokok)
TA =Nilai Tes Akhir (Tes Pengetahuan)
Predikat nilai untuk peserta moda tatap muka adalah sebagai berikut:
Nilai
90 100
80 89
70 79
60 69
59
Predikat
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
2. Penilaian Fasilitator
Penilaian terhadap fasilitator adalah pengukuran dan penilaian kepada
fasilitator yang dilakukan oleh peserta pada saat fasilitator melaksanakan tugas
memfasilitasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang digunakan adalah lembar
pengamatan dengan skala penilaian 30-100. Penilaian oleh peserta dilakukan di
akhir kegiatan untuk masing-masing fasilitator.
Adapun unsur-unsur yang dinilai meliputi:
1. Penguasaan materi
2. Ketetapan waktu hadir di kelas
3. Sistematika penyajian
4. Penggunaaan metode dan alat bantu pembelajaran
5. Daya simpati, gaya, dan sikap kepada peserta
6. Penggunaan bahasa
7. Pemberian motivasi belajar kepada peserta
8. Pencapaian tujuan pembelajaran
9. Kerapihan berpakaian
10. Kemampuan menyajikan materi
11. Cara menjawab pertanyaan dari peserta
12. Kerjasama antar instruktur
13. Sikap dan perilaku
19
3. Penilaian Penyelenggaraan
Penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan adalah pengukuran dan penilaian
kepada penyelenggara program yang dilakukan oleh peserta pada saat
mengikuti kegiatan. Penilaian kinerja penyelenggara program dilakukan
terhadap pencapaian sasaran mutu penyelenggara. Adapun unsur-unsur yang
dinilai meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
B. Pelaporan
Pada akhir pelaksanaan program, penyelenggara diwajibkan melaporkan hasil
kegiatan ke Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan melalui
PPPPTK/LPPPTK KPTK selaku pengembang materi dan Quality Assurance (QA).
C. Sertifikat
Guru yang telah mengikuti Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dan
memenuhi syarat serta memperoleh nilai akhir > 70 akan menerima Surat Tanda
Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP). Bagi peserta yang tidak memenuhi
persyaratan penguasaan kompetensi dan/atau persyaratan kehadiran (95%) serta
persyaratan minimal lainnya akan menerima surat keterangan.
Sertifikat Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar dapat dicetak melalui
Sistem Informasi Manajemen Guru Pembelajar (SIGELAR). Sertifikat dapat
diproses pencetakannya jika semua nilai telah diinput ke dalam aplikasi. Sertifikat
ditandatangani oleh Kepala P4TK/LP3TK dan atau Kepala Dinas, Badan
Kepegawaian Daerah, atau organisasi lain.
d. Identitas Peserta
e. Identitas Instansi Peserta
f. Kegiatan yang Diikuti
g. Periode Pelaksanaan Program
h. Nilai dan Keterangan Capaian Kompetensi (predikat)
i.
j.
k. Cap Stempel
2. Halaman belakang STTPP
a. Struktur Program
b. Tanda Tangan Penanggung Jawab Program
21
BAB V
PENUTUP
Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar merupakan langkah strategis untuk
meningkatkan kompetensi guru secara berkelanjutan sehingga dapat melakukan
pembelajaran yang menarik dan berinovasi sesuai kebutuhan materi yang diajarkan.
Keberhasilan pelaksanaan Program Peningkatan Kompetensi Guru Pembelajar ditentukan
oleh kesungguhan semua pihak dalam melaksanakan program. Pemerintah dalam hal ini
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki keterbatasan anggaran untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan kompetensi semua guru pembelajar. Oleh karena itu,
Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta pihak terkait lainya
sangat diharapkan terlibat aktif dalam rangka meningkatkan kompetensi guru.
22
23
24
No.
Nama
Peserta
Nama
Sekolah
Skor
Skor x Bobot
Skor
Skor x Bobot
Nilai pengetahuan
(60%)
Nilai Tes akhir
Skor
Nilai
Akhir
Skor x Bobot
Keterangan:
Nilai
90 100
80 89
70 79
60 69
59
Predikat
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
25
No.
Nama
Peserta
Nama
Sekolah
Skor
Skor x Bobot
Skor
Skor x Bobot
Nilai pengetahuan
(40%)
Nilai Tes akhir
Skor
Nilai
Akhir
Skor x Bobot
Keterangan:
Nilai
90 100
80 89
70 79
60 69
59
Predikat
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
26
27
..
FORMAT PENILAIAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PEMBELAJAR
Nama Kegiatan
Kelas
Tempat
No
A
B
1
2
3
4
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
D
1
2
3
4
E
1
2
F
1
2
3
Tanggal
Indikator
Skor
B
Dasar Hukum
Ketersediaan surat keputusan yang mendasari penyelenggaraan kegiatan.
Administrasi Penyelenggaraan Kegiatan
Kejelasan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kegiatan.
Ketepatan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan.
Ketersediaan pedoman pelaksanaan kegiatan.
Kejelasan informasi [pemberitahuan] pelaksanaan kegiatan.
Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan
Kemudahan akses ke tempat penyelenggaraan kegiatan.
Fasilitasi transportasi darat/udara dari dan ke tempat kegiatan.
Kesiapan dan ketersediaan sarana kegiatan [audio visual, LCD/laptop, papan putih, pelantang,
spidol, penghapus].
Kenyamanan ruang kegiatan [ventilasi udara/AC, pencahayaan].
Kebersihan ruang kelas.
Kenyamanan kamar penginapan.
Ketersediaan perlengkapan medis sederhana [P3K].
Ketersediaan sarana ibadah.
Pembiayaan Kegiatan
Ketersediaan biaya keikutsertaan kegiatan.
Jumlah peserta kegiatan yang dipersyaratkan untuk mencapai efisiensi kegiatan.
Bahan Kegiatan
Kelengkapan dokumen/kit bahan kegiatan [materi, ATK, name tag].
Kualitas tampilan bahan kegiatan.
Keterbacaan pada bahan kegiatan.
Ketersediaan ilustrasi dan contoh pada bahan kegiatan.
Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kesesuaian alokasi waktu pelaksanaan kegiatan dengan tujuan dan sasaran program kegiatan.
Ketepatan alokasi waktu untuk menyelesaikan setiap bahan kegiatan.
Layanan Menu
Kecukupan menu yang mendukung pemenuhan gizi.
Variasi hidangan/konsumsi.
Ketepatan waktu penyediaan konsumsi.
Keterangan:
K = kurang
C = cukup
B = baik
BS = baik sekali
Responden
_____________________
28
BS