Anda di halaman 1dari 14

1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cerita pendek adalah suatu karangan prosa yang berisi sebuah peristiwa
kehidupan manusia, pelaku atau tokoh secara singkat namun dalam karangan
tersebut terdapat pula peristiwa lain.
Cerita pendek yang hanya dikonsentrasikan pada suatu peristiwa yang menjadi
pokok ceritanya sebagaimana cerita-cerita lain yang menyebarkan perkembangan
keadaan jiwa sang tokoh., maka dalam cerpen juga terjadi menurut H.B Jassin
bahkan tidak semua cerita yang pendek termasuk cerita pendek.
Cerita pendek sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun
didalamnya yaitu : unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerita pendek menuntun
penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai ditail-ditail khusus yang lebih
bersifat memperpanjang cerita.
Karena itulah penulis menentukan judul ini Analisis Cerita Pendek Indahnya
Sebuah Persahabatan Karya Gunawan Wibisono di Tinjau dari Unsur Intrinsik .
dengan harapan dapat membantu para pelajar mengetahui tentang cerita pendek,
agar para pelajar dapat membedakan mana cerita pendek dengan karya sastra
lainnya.

1.2 Masalah
Cerita pendek merupakan sebuah cerita yang utuh dan bulat yang tidak mungkin
atau tidak dimungkinkan terlahir dalam bentuk yang panjang seperti roman atau
novel, amanat yang dapat dijadikan pedoman hidup manusia. Namun,
kenyataannya masih banyak siswa yang tidak mengetahui tema, amanat, alur, dan
tokoh yang disampaikan oleh pengarang kepada pembaca melalui tulisan yang
berupa cerita pendek karya Gunawan Wibisono yang ditinjau dari unsur intrinsik.
Kemampuan analisis cerita pendek dirasakan masih kurang disebabkan oleh :
Minat baca siswa kurang.
Kurangnya waktu mengapresiasi cerita pendek.
1

Kurangnya fasilitas.
Pengetahuan tentang sastra siswa rendah.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini penulis hanya dapat menganalisis Cerita Pendek Indahnya
Sebuah Persahabatan Karya Gunawan Wibisono di Tinjau dari Unsur Intrinsik.
Khususnya tema, penokohan dan setting serta amanat yang berhubungan dengan
pengetahuan sastra siswa dengan mengapresiasi sastra suatu karya kita dapat
menemukan nilai-nilai positif dari karya tersebut.
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Cerita Pendek Indahnya Sebuah


Persahabatan Karya Gunawan Wibisono di Tinjau dari Unsur Intrinsik .
penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi usaha apresiasi sastra indonesia
khususnya cerita pendek.
1.4.2 Kegunaan Penelitian
1. Untuk membantu siswa dalam meningkatkan belajar khususnya mengapresiasi
sastra cerita pendek.
2. Untuk menambah pengetahuan sastra siswa.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Analisis
Analisis adalah menyelidik terhadap peristiwa untuk mengetahui yang sebenarnya
(KBBI : 1998 : 37).
2.2 Pengertian Cerpen

Cerpen atau cerita pendek adalah suatu prosa yang berisi cerita peristiwa
kehidupan manusia, pelaku atau tokoh dalam cerita tersebut.
Pengertian cerpen atau cerita pendek adalah kisah pendek kurang dari 100 kata
yang memberikan kesan tunggal dominan dan memusatkan dari pada satu situasi
pada suatu ketika (KBBI : 1998 : 186-187).

2.3 Unsur-Unsur Intrinsik Karya Sastra Prosa


Karya sastra bentuk prosa pada dasarnya dibangun oleh unsur-unsur : tema, alur,
penokohan atau perwatakan, setting, amanat, gaya bahasa, dan sudut pandang
pengarang.

2.3.1 Tema
Bial seorang pengarang mengemukakan hasil karyanya sudah tentu ada sesuatu
yang hendak disampaikan kepada pembacanya, sesuatu yang menjadi pokok
persoalan atau sesuatu yang menjadi pemikirannya itulah yang disebut dengan
tema.
Cerita atau jalinan cerita yang disusun oleh pengarang itu tentu mempunyai pokok
cerita. Tidak mungkin ada cerita tanpa pokok cerita. Kalau sampai terjadi hal yang
demikian itu, jelas cerita tersebut tidak terarah dan tidak tersusun rapi bahkan
mungkin ceritanya membingungkan karena tidak jelas apa yang diceritakan.
2.3.2 Alur
Alur tersembunyi dibalik jalan cerita. Alur merupakan bagian rangkaian cerita
yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya alur. Sehubungan
dengan naik turunnya jalan cerita karena adanya sebab akibat, dapat dikatakan
pula alur dan jalan cerita dapat lahir karena adanya konflik. Konflik tidak harus

selalu berisikan pertentangan antar orang per orang. Konflik dapat hadir dalam
diri sang tokoh dengan dirinya maupun dengan lingkungan disekitarnya.

2.3.3 Penokohan atau Perwatakan


Cara tokoh dalam menghadapi masalah maupun kejadian tentunya berbeda-beda.
Hal ini di sebabkan latar belakang (pengalaman hidup) mereka berbeda. Dengan
menggambarkan secara khusus bagaimana suasana hati tokoh, kita lebih banyak
diberitahu latar belakang kepribadiannya. Penulis yang berhasil menghidupkan
watak tokoh-tokoh ceritanya berarti berhasil pula menghidupkan tokoh.

2.3.4 Setting
Setting merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap sebagai penting
penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain, misalnya tema atau
penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi dimana para pelaku cerita
terlibat dalam sebuah kejadian.

2.3.5 Amanat
Amanat adalah pesan yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca. Dalam
hal ini, pengarang menitipkan, nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari
cerpen yang dibaca. Amanat menyangkut bagaimana sang pembaca akan
memahami dan meresapi cerpen yang ia baca. Setiap pembaca akan merasakan
nilai-nilai yang berbeda dari cerpen yang dibacanya.
2.3.6 Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah pemilihan kata atau diksi dalam karya sastra, biasanya
dicirikan dengan penggunaan majas-majas dan sebagainya.

2.3.7 Sudut Pandang Pengarang


Sudut pandang pengarang adalah cara seseorang memposisikan dirinya dalam
cerita.
Macam-macam sudut pandang pengarang sebagai berikut :
a. Objective point of view
Pengarang hanya menceritakan apa yang terjadi seperti anda melihat filem
dalam televisi. Para tokoh hadir dengan karakter masing-masing. Pengarang
sama sekali tidak mau masuk kedalam pikiran para pelaku.
b. Omniscient point of view
Pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya dan tahu segalanya.
c. Point of view orang pertama
Teknik ini dikenal pula dengan teknik sudut pandang aku hal ini sama halnya
seperti seseorang mengajak berbicara pada orang lain.
d. Point of view orang ketiga
Teknik ini biasa digunakan dalam penuturan pengalaman seseorang sebagai
pihak ketiga. Pengarang hanya menitipkan pemikirannya dalam tokoh orang
ketiga. Orang ketiga (dia) bisa menggunakan nama orang.

2.4 Bekal Awal Mengapresiasikan Karya Sastra


Bekal awal mengapresiasikan karya sastra untuk memperoleh dan memahami
nilai-nilai yang terdapat pada karya sastra harus memiliki :
1. Kepekaan emosi sehingga kita mampu memahami dan menikmati karya
tersebut.
2. Memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan masalah
kehidupan dan kemanusiaan.
3. Pemahaman terhadap aspek kebahasaan.
4. Pemahaman terhadap unsur intrinsik sastra (aminudin, 1984 : 9).
5

2.5 Riwayat Hidup Gunawan Wibisono


Bagi Gunawan Wibisono Adidarmodjo, laki-laki yang lahir 15 mei 1951, menulis
sudah mulai digeluti sejak masih duduk dibangku kuliyah tahun 1978. Ternyata,
baginya menulis merupakan sebuah dunia yang sangat mengasyikan.
Didalam kegiatan menulis, ia pun pernah dua kali berhasil menjadi pemenang
dalam sayembara. Kali pertama tahun 1993, yaitu pemenang dalam sayembara
mengarang essay sastra yang diselenggarakan oleh pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa.. kali kedua pada tahun 2004, yaitu pemenang dalam lomba
menulis persiapan menulis, yang juga diselenggarakan oleh pusat bahasa.
Berkaitan dengan kegiatan menulis ini, ada peristiwa yang sangat berkesan
sehingga tak akan pernah dilupakannya. Ketika tulisannya dibuat sewaktu
mengikuti pelatihan di Australia selama tiga bulan pada tahun 1993 di muat pada
harian kompas (Jakarta), suara karya (Jakarta), suara merdeka (Semarang, Jawa
Tengah), dan kedaulatan rakyat (Yogyakarta). Baginya pemuatan tulisannya itu
dirasakan sebagai hal yang sangat membanggakan.

Kumpulan cerpen dalam buku ini semuanya mengambil latar kehidupan sekolah.
Hal ini memang sangat wajar mengingat dia adalah guru di SMP Negeri 1 Sawit
Boyolali, Jawa Tengah. Melalui cerpen ini, ia pun sempat berobsesi para siswa
merasa senang ketika mencoba mengapresiasi sebuah karya imajinatif yang
dikemas dengan kreativitas.

Sampai saat ini ia pun masih sering menulis pada sejumlah media cetak, baik
terbitan ibu kota maupun daerah yang pada umumnya berkaitan dengan dunia
pendidikan, bahasa, dan pengajaran.menulis cerpen dirasakan sebagai hal yang
paling mengasyikan.

Ada sejumlah buku tulisannya yang telah diterbitkan, misalnya pandu bahasa oleh
PT Intan Pariwira (Klaten), rendah-rendah bahasa oleh Angkasa (Bandung), kiat
bahasa oleh Media Wiyata (Semarang) dan seribu pena bahasa indonesia oleh
Erlangga (Jakarta) bersama dua orang temannya.ia pun mempunyai semboyan
tiada hari tanpa menulis. Begitulah ia mempunyai prinsif.

3. HASIL ANALISIS
3.1 Analisis Cerita Pendek Indahnya Sebuah Persahabatan Karya Gunawan
Wibisono Ditinjau Dari Unsur Intrinsik
3.1.1 Tema
Temanya adalah menceritakan seseorang yang mengkhawatirkan temannya.
Dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut : dalam hati Wisnu berbagai
pertanyaan. apakah ia sakit.

3.1.2 Alur
Alur adalah jalan cerita berupa peristiwa. Disini pengarang melukiskan bagaimana
indahnya persahabatan atau kemanusiaan. Pada bagian ini misalnya mulai

menampilkan tokoh dan menunjukkan sifat-sifat tokoh alur ini dapat dibagi
beberapa macam. Berikut ini salah satu contoh sebuah alur dalam cerpen pertamatama dikisahkan seseorang anak laki-laki yang menunggu temannya disekolah.
Akan tetapi orang yang ditunggunya tidak datang atau tidak sekolah. Wisnu pun
bertanya-tanya kenapa Bagas yang ditungguinnya tidak datang juga.

3.1.3 Penokohan atau Perwatakan


Tokoh-tokoh yang terdapat pada cerpen indahnya sebuah persahabatan karya
Gunawan Wibisono serta perwatakannya adalah :
1. Wisnu memiliki sifat pencemas : dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut :
apakah ia sakit itulah pertanyaan pertama yang muncul dalam pikiran Wisnu.
2. Bagas memiliki sifat penakut didukung kalimat sebagai berikut : jadi, kamu
takut pada Pak Wibis ? tanya Wisnu setelah pada sore harinya berhasil
menemui Bagas sahabatnya.
3. Sandra memiliki sifat peduli : dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut : Wis,
kenapa hari ini Bagas tidak masuk ? begitulah tanya Sandra kepada Wisnu.
4. Broto memiliki sifat peduli : dibuktikan dengan kalimat sebagai berikut : kan
kamukan temannya ? tanya Broto menyambung pertanyaan Sandra yang juga
ditujukan kepada Wisnu.
5. Pak Wibis memiliki sifat wibawa : didukung dengan kalimat sebagai berikut :
siapa yang tidak masuk hari ini ? Pak Wibis bertanya pada siswa, siswa
menjawab : Bagas Pak. Pak Wibis terkesan tidak percaya jika yang tidak
masuk adalah Bagas.
3.1.4 Setting atau Latar
1. Di sekolah didukung dengan kalimat sebagai berikut : hingga lonceng
berbunyi, Bagas belum tampak di sekolah. Bagi Wisnu teman sebangkunya,
hal ini dianggap sebagai peristiwa yang tak pernah terjadi sebelumnya.

2. Di ruang kelas didukung dengan kalimat sebagai berikut : Wis, kenapa hari
ini Bagas tidak masuk ?

begitulah tanya Sandra kepada Wisnu sesaat

sebelum Pak Wibis yang mengajar jam kedua memasuki kelas.


3. Didepan rumah Bagas didukung dengan kalimat sebagai berikut : rumah
Bagas kelihatan sepi. Pintu depan tertutup bahkan terkunci dari luar. Sepi
sekali. Kata Wisnu dalam hati. Biasanya, pada saat seperti sekarang ini rumah
Bagas tak pernah terkunci. Ibu Bagas pasti ada di rumah.

3.1.5 Amanat
Memberitahu kepada pembaca yang namanya indahnya sebuah persahabatan itu
dimana kita dapat saling membantu ketika sedang dalam kesusahan. Dibuktikan
dengan kalimat berikut : kalau itu masalahnya saya akan membantumu, kata
Wisnu sambil tetap menatap wajah sahabatnya.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis cerpen indahnya sebuah persahabatan dapat disimpulkan bahwa
semua masalah pasti ada solusinya dibuktikan dengan kalimat karena ia belum
bayar uang sekolah, Pak, kata Wisnu dengan nada canda pula. Kemudian terlihat
mereka berdua tertawa bersama. Seperti janjinya, Pak Wibis tetap mengijinkan
Bagas masuk sekolah. Bahkan beliau juga berpesan agar Bagas tetap masuk
sekolah meski uang sekolahnya belum lunas.

4.2 Saran Saran

Suatu masalah jangan dipendam.


Bila ada suatu masalah janganlah kita berputus asa.
Mengapresiasi karya sastra berati menambah pengalaman hidup.
Sebelum mengapresiasi karya sastra diperlukan pengetahuan tentang sastra.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka.
Sudjiman, Panati. 1986. Kamus Istilah Sastra. Jakarta : Gramedia.
Trimansyah, Bambang dkk. 1999. Belajar Bahasa Indonesia 3. Jakarta : Mapan.
Aminudin, dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta :
Departemen Pendidikan Nasional.
Wibisono, Gunawan. 2010. Kumpulan Cerita Pendek Remaja di Sekolah. Bekasi :
Progres.

10

BIODATA PENULIS

Nama

: LARA MIRANDA

TTL

: Embacang Lama, 21 Januari 2000

Alamat

: Embacang Lama

Cita Cita

: Pengusaha

Jabatan

: Ketua

Nama Orang Tua


Ayah

: Yakup

Ibu

: Harnani

Nama

: SELLY MARCHELINA

TTL

: Terusan, 24 Juni 1999

Alamat

: Terusan

Cita Cita

: Dokter

Jabatan

: Sekretaris

Nama Orang Tua


Ayah

: Bahari

Ibu

: Roslawati

11

Nama

: RIA SAPUTRI

TTL

: Embacang Baru, 09 Maret 2000

Alamat

: Embacang Baru

Cita Cita

: Dokter

Jabatan

: Bendahara

Nama Orang Tua


Ayah

: Koni

Ibu

: Hartati

Nama

: YENI AGUSTINA

TTL

: Embacang Baru, 10 Desember 1999

Alamat

: Embacang Baru

Cita Cita

: Polwan

Jabatan

: Anggota

Nama Orang Tua


Ayah

: Madri

Ibu

: Maizar

12

Nama

: DIPI PADERKLIN

TTL

: Embacang Baru, 25 Oktober 2000

Alamat

: Embacang Baru

Cita Cita

: Dokter

Jabatan

: Anggota

Nama Orang Tua


Ayah

: M. Idir

Ibu

: Warta Wati

Nama

: YOLANDA YUDISTIRA

TTL

: Muara Rupit, 10 Oktober 1999

Alamat

: Embacang Baru

Cita Cita

: Pemain bulu tangkis

Jabatan

: Anggota

Nama Orang Tua


Ayah

: Sanusi

Ibu

: Nurlaila

Nama

: MEDIKA

TTL

: Embacang Baru, 05 Agustus 1999

Alamat

: Embacang Baru

Cita Cita

: Pegawai restoran

Jabatan

: Anggota

Nama Orang Tua


Ayah

: Hendriyadi

13

Ibu

: Rumbiana

14

Anda mungkin juga menyukai