NIM : 017696245
UPBJJ UT Surabaya
Diskusi 2
Studi Kelayakan Bisnis
Soal
1.
Coba anda sebutkan dan jelaskan keteria pemilihan suatu proyek
dalam perusahaan
2.
Keadaan perekonomian Indonesia lagi
lesu, coba jelaskan
bagaiamana menilai kelayakan pasar , dan strategi pasar suatu proyek.
Jawaban
1. Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis
menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang sempit sampai dengan
kriteria yang lebih luas. Kriteria yang sempit hanya menekan pada
aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut
profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah
dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan
segi social.
Dalam studi kelayakan bisnis yang sebagian besar membicarakan segi
bisnis maka profitabilitas komersial lebih diperhatikan. Investor memiliki
prioritas penilaian suatu proyek yaitu apakah suatu proyek memberikan
tingkat keuntungan yang dianggap layak.
Sekalipun studi kelayakan bisnis lebih menitikberatkan pada kriteria
profitabilitas komersial daripada profitabilitas ekonomi nasional, namun
tidak ada salahnya mengetahui criteria-kriteria penilaian lain untuk
menilai sumbangan proyek pada perekonomian nasional. Hal ini karena
biasanya pemerintah akan lebih memerhatikan dalam arti memberikan
fasilitas dan dukungan pada proyek-proyek yang memberikan manfaat
bagi masyarakat luas.
Pada dasarnya terdapat dua pendekatan utama dalam menilai sumbangan
proyek kepada perekonomian nasional, yaitu sebagai berikut:
a.
Menitikberatkan pada satu atau lebih karakteristik penting,
misalnya penerimaan devisa, penggunaan tenaga kerja sebanyakbanyaknya dan penggunaan modal sekecil-kecilnya.
b.
Mengkonsentrasikan pada hasil keseluruhan yang diharapkan dalam
usaha untuk menemukan rata-rata, nilai bersih proyek yaitu dengan
mempertimbangkan semua faktor yang ada di dalamnya.
Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas
faktor, b) kriteria luas dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan
valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas komersial, e) kriteria
profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.
B.
Kriteria Intensitas Faktor
Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya
memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan
faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang
misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan
tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu
diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga
memengaruhinya.
Kriteria ini memiliki kelemahan, yaitu harus diikuti dengan asumsi faktorfaktor lain dianggap tetap tidak terpengaruh dan dipengaruhi oleh faktorfaktor yang dijadikan kriteria. Padahal dalam kenyataan, keadaan
tersebut sulit ditemui. Jadi, penggunaan faktor surplus tenaga kerja sulit
dijadikan kriteria satu-satunya tanpa mempertimbangkan akibatnya,
terutama akibat negatifnya terhadap faktor-faktor lain, misalnya
produktivitas yang rendah, yang justru kemungkinan besar akan
mengurangi nilai proyek itu sendiri.
C. Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi
adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat
dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks
permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi
aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek
lain.
Secara umum, pada tahap awal pembangunan suatu negara, jenis-jenis
usaha kecil yang mempergunakan teknik produksi sederhana dan
memberikan return yang cepat sebaiknya diberi dukungan lebih kompleks
yang dilaksanakan beberapa waktu kemudian setelah masyarakat siap
untuk melaksanakannya. Contoh : sasaran pembangunan bidang ekonomi
setiap PELITA Republik Indonesia. Pada pelita pertama sasaran
pembangunan ekonomi kita diprioritaskan pada sektor pertanian dan
industri pendukung pertanian. Pelita kedua, selain masih meneruskan
pembangunan petani dan industri pendukung pertanian, sasaran
pembangunan kita adalah industri pengolah bahan mentah menjadi
bahan baku, serta industri pengolahan bahan mentah menjadi bahan
baku. Pelita ketiga memiliki sasaran pembangunan industri pendukung
pertanian dan pertanian menuju swasembada pangan, industri pengola
bahan mentah menjadi bahan baku, serta industri pengolah bahan baku
menjadi bahan jadi. Pada pelita keempat sasaran pembangunan, selain
masih
meneruskan
sasaran-sasaran
sebelumnya
juga
mulai
melaksanakan industri penghasil mesin industri. Sedangkan pada pelita
kelima, mulai diprioritaskan pada industri penghasil mesin-mesin industri
untuk segera menuju tinggal landas.
Dari contoh diatas, dapat kita lihat suatu iliustrasi mengenai tahap-tahap
pelaksanaan pembangunan menuju industrialisasi suatu negara yang
paling sederhana dengan kemampuan masyarakat negara yang
bersangkutan menuju industri-industri yang lebih kompleks.
D. Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa
Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah
seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk
yang diproduksi proyek jika produk tersebut adalah subtitusi impor, atau
seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari eksport
produk yang akan dihasilkan proyek.