Minimal Processing
Minimal Processing
Pada abstrak tidak menerangkan tujuan penelitian diawal, tibatiba masuk pada hasil penelitian.
Pada abstrak metode yang dijelaskan kurang runtut, karena
berpaku pada hasil penelitian.
Pada artikel kurangnya penjelasan tentang pengertian dari
Electrolisis water (EW) dan istilah-istilah lainnya.
Secara umum penyusunan kata dan kalimat pada artikel tidak
runtut, sehingga sebagian susah untuk dipahami.
Format
1 Latar
belakang
masalah
Upaya
penyelesai
an masalah
Brokoli memiliki kandungan antioksidan nonenzimatik dan enzimatik antara lain : vitamin C,
vitamin E, asam folat dan karotenoid, serta enzim
SOD, CAT, APX, GPX dan GR, yang mudah rusak
jika diproses panas. Antioksidan enzimatis dapat
menyebabkan terjadinya super-radikal oksidasi
(O2-) yang terbentuk dari H2O2 SOD dan CAT, APX
dan GPX yang memetabolisme H2O2 menjadi H2O.
Selain itu brokoli (kalian-hybrid) mudah rusak,
karena sangat kaya glukosinolat (biologis aktif)
pada sel myrosin, ketika jaringan terpotong, maka
glukosinolat akan kontak dengan MYR, sehingga
dapat mempercepat hidrolisis dan membentuk
senyawa isothiocyanat. Untuk memperpanjang
umur simpan, brokoli biasanya diolah secara
minimal proses menggunakan fresh-cut (FC),
dengan metode santitasi pencucian klorin. Namun,
penggunaan klorin ini berpotensi bahaya bagi
manusia
dan
lingkungan,
karena
dapat
menyebabkan iritasi kulit dan membran, serta
bersifat toksik.
Perlu adanya alternatif pengganti klorin seperti
disinfeksi air menggunakan dielektrolisis air (EW),
yang meliputi jenis netral (NEW) dan asam (AEW).
Penggunaan fresh-cut dan EW ini dikarenakan
brokoli memiliki banyak kandungan enzim yang
peka terhadap panas, untuk itu perlu dilakukan
proses pengolahan non-themal dengan proses
seminimal mungkin. Selain itu, metode EW dipilih
karena memiliki keuntungan utama dari segi
Metode
Hasil
dan
Pembahasa
n
Kekurangan