PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara
warga
negara
yang
mempunyai
menjamin
kelangsungan
perusahaan,
dan
meningkatkan
anggota
serikat
pekerja
adalah
kekuatan
pekerja
untuk
Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan serikat pekerja dan organisasi
pengusaha.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
menjamin
kelangsungan
perusahaan,
dan
meningkatkan
gunanya
untuk
pelaksanaan-pelaksanaan
program
pekerja/serikat
buruh,
federasi
dan
konfederasi
serikat
Bebas
ialah
sebagai
organisasi
dalam
melaksanakan
hak
dan
3.
4.
5.
mengembangkan
keterampilan,
dan
keahliannya
serta
ikut
2.
3.
Terlaksananya
hubunga
industrial
yang
harmonis,
dinamis,
dan
berkeadilan;
4.
dan
jasa
serta
mewujudkan
rasa
kesetiakawanan
dan
5.
6.
7.
1 http://artonang.blogspot.co.id/2016/01/serikat-buruhpekerjapengertian-tujuan.html
menciptakan kemitraan
mengembangkan usaha
memperluas lapangan kerja
memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis dan
berkeadilan.
2 http://yoerdani.blogspot.co.id/2010/11/organsasi-pekerjaburuhorganisasi.html
10
pengusaha
menyelesaikan
dan
pekerja/buruh
perselisihan
hubungan
atau
serikat
industrial
pekerja/buruh
melalui
prosedur
3.
memerlukan penanganan yang tepat dan hati-hati. Langkah utama yang wajib
dilakukan dalam penanganan timbulnya Perselisihan Hubungan Industrial adalah
melakukan klarifikasi permasalahan guna mengetahui duduk perkara yang
sebenarnya untuk meminimalkan resiko Ketenagakerjaan yang berlarut-larut yang
merugikan baik Perusahaan maupun Karyawan yang bersangkutan.Hal yang perlu
diperhatikan oleh Perusahaan sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan
penyelesaian adalah dengan melakukan klarifikasi terhadap alasan dan faktor
penyebab terjadinya Perselisihan. Langkah klarifikasi ini sangat penting dilakukan
untuk menghindari dampak Penyelesaian yang dapat merugikan perusahaan baik
kerugian secara finansial (financial risk) maupun kerugian atas nama baik
perusahaan (name risk).
11
warna kulit,
golongan, jenis kelamin, kondisi pisik dan karena status perkawinan; dan
9. Karyawan menderita sakit yang disebabkan oleh kecelakaan kerja dan
waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan oleh Dokter.
Apabila Pengusaha tetap melakukan PHK berdasarkan kondisi tersebut di
atas, maka PHK akan batal demi hukum dan Pengusaha wajib mempekerjakan
Karyawan tersebut dengan posisi semula. Dikecualikan dari ketentuan tersebut di
atas, Perusahaan dapat melakukan upaya PHK terhadap karyawan atas kondisi dan
atau perselisihan yang timbul akibat dari pelanggaran sebagaimana yang telah
diatur
dalam
Peraturan
yang
mengatur
12
tentang
Ketenagakerjaan
yang
13
Pengertian
Kesepakatan kerja bersama adalah perjanjian yang di slenggarakan oleh
serikat pekerja atau serikat serikat pekerja yang terdaftar pada department tenaga
kerja dengan pengusaha,perkumpulan pengusaha yang berbadan hukum.
4.2
yang dibuat antara serikat pekerja tambang dengan pengusaha batu bara di wales.
Di Negara barat lainnya ksepakatan kerja bersama baru diselenggarakan pada
pertengahan abad 19.
4.3
Dengan kesepakatan kerja bersama akan tercipta suatu kepastian dalam segala
hal yang berhubungan masalah hubungan industrial antara kedua belah pihak.
3 http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/peranan-serikat-pekerjaburuhpengusaha.html
14
4.4
4.5
Waktu perundingan
tahap yaitu:
Tahap persiapan
Tahap perundingan
Luas perjanjian
Kewajiban-kewajiban pihak
Pengakuan hak-hak perusahaan dan serikat pekerja
Hubungan kerja
Hari kerja dan jam kerja
Kebebasan dari kewajiban untuk bekerja
15
7. Pengupahan
8. Perawatan dan pengobatan
9. Jaminan social dan kesejahteraan tenaga kerja
10. Program peningkatan keterampilan memuat
11. Tata tertib kerja
12. Penyelesaian keluh kesah
13. Pemutusan hubungan kerja
14. Masa berlakunya,perubahan/perpanjangan kesepakatan kerja
15. Ketentuan penutup4
5. PENGATURAN HAK DAN KEWAJIBAN SECARA MAKRO
Pengaturan hak dan kewajiban secara makro berarti pengaturan ini
menyangkut materi yang sifatnya umum saja. Dengan demikian pengaturan ini
berlaku bagi semua perusahaan satu dengan yang lain. Karena sifatnya umum,
maka pengaturan ini sudah tertuang dalam undang-undang.
Dalam situasi di mana penawaran tenaga kerja jauh lebih besar dibanding
permintaannya, kekuatan tawar-menawar dari tenaga kerja menjadi rendah.
Beberapa tenaga kerja bersedia bekerja di bawah upah minimum propinsi (UMP)
bekerja dengan melebihi jam kerja melebihi standar tanpa adanya uang lembur,
atau bekerja dengan risiko kecelakaan yang tinggi tanpa perlindungan yang
memadai.
Dari fenomena-fenomena ketenagakerjaan nasional seperti digambarkan
diatas, maka dari tahun ke tahun telah terjadi perkembangan perundang-undangan
yang mempengaruhi tanggung jawab manajer. Intervensi hukum/undang-undang
saat ini mempengaruhi semua aspek hubungan industrial.
1.
16
a) Promosi jabatan, yaitu pemindahan pegawai dari satu jabatan tingkat yang
lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya.
b) Transfer atau rotasi pekerjaan, yaitu pemindahan bidang pekerjaan
pegawai kepada bidang pekerjaan lainnya tanpa mengubah tingkat
jabatannya.
c) Demosi jabatan, yaitu penurunan jabatan pegawai dari satu jabatan tingkat
jabatan yang lebih rendah atas dasar kondite dan prestasi kerjanya, atau
akibat terjadinya penyederhanaan struktur organisasi.
2) Sumber dari luar perusahaan
a) Iklan media massa
Dalam hal ini perusahaan dapat memanfaatkan media massa sebagai
sumber penawaran formasi kerja kepada masyarakat luas. Dengan
demikian, memungkinkan perusahaan dapat menyeleksi calon pegawai
yang betul-betul memenuhi persyaratan kualifikasi sesuai yang dibutuhkan
untuk mengisi formasi yang ada di perusahaan.
b) Lembaga Pendidikan
Perusahaan dapat memanfaatkan referensi dan rekomendasi dari pemimpin
lembaga pendidikan mengenai calon yang memenuhi kualifikasi yang
tepat untuk mengisi formasi yang ada di perusahaan. Calon pegawai yang
mendapatkan rekomendasi dari pemimpin lembaga pendidikan pada
umumnya merupakan calon pegawai yang memepunyai prestasi akademik
yang tinggi dan mempunyai kepribadian yang dinilai baik selama mereka
menempuh pendidikan dilembaga pendidikan tersebut.
c) Depnaker
Perusahaan dapat memanfaatkan calon pegawai
yang
mendapat
17
atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para
pihak. Perjanjian kerja tidak mensyaratkan bentuk tertentu, bisa dibuat secara
tertulis yag ditandatangani kedua belah pihak atau dilakukan secara lisan. Dalam
hal perjanjian kerja dibuat tertulis, maka harus dibuat sesuai peraturan
perundangan yang berlaku. Misalnya perjanjian kerja waktu tertentu, anta kerja
antar daerah, antar kerja antar negara, dan perjanjian kerja di laut. Biaya yang
diperlukan dalam pembuatan perjanjian kerja menjadi tanggung jawab pengusaha.
Perjanjian kerja lisan terjadi karena:
Syarat ini telah diatur secara khusus dalam UUK pada Pasal 52 ayat (1) yaitu:
18
Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis oleh kedua belah pihak
sekurang-kurangnya memuat:
b.
pekerja/buruh;
Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat;
Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja
Jenis Perjanjian Kerja
b.
19
c.
d.
e.
PKWT dapat diperbaharui sebanyak 1 kali selama 2 tahun, dengan masa jeda
1 bulan.
Apabila PKWT bertentangan dengan ketentuan di atas, maka perjanjian
kerja waktu tertentu otomatis berubah menjadi perjanjian kerja untuk waktu tidak
tertentu.
Dengan demikian, secara hukum perjanjian kerja waktu tidak tertentu
(PKWT) terjadi karena beberapa hal, yaitu:
a.
b.
(KKB) adalah perjanjian perburuan sebagaimana dimaksud dalam Undangundang nomor 21 tahun 1954. Dalam prakteknya kesepakatan kerja bersama ini
disebut dengan perjanjian kerja bersama (PKB).
Karena memuat syarat-syarat kerja yang harus diperhatikan dalam membuat
perjanjian kerja, maka perjanjian perburuhan merupakan induk dari perjanjian
kerja. Karena sebagai induk dari perjanjian kerja, apabila ada pertentangan antara
perjanjian kerja dan perjanjian induk, maka yang berlaku atau yang dianggap sah
adalah perjanjian perburuhan. Hal-hal yang dianggap tidak sah dapat diajukan
oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam perjanjian perburuhan, yakni oleh
serikat pekerja ataupun oleh pengusaha.
Apabila dalam perjanjian kerja tidak memuat aturan-aturan atau syaratsyarat kerja yang ditetapkan di dalam perjanjian perburuhan, maka berlaku aturan
atau syarat-syarat kerja dalam perjanjian perburuhan itu. Namun sebaliknya,
apabila dalam perjanjian kerja memuat aturan dan syarat-syarat kerja tertentu,
yang dalam perjanjian perburuhan tidak ada, maka aturan dan syarat yang ada
dalam perjanjian kerja itu batal atau tidak berlaku lagi.
a.
perjanjian perburuhan ini pada umumnya mempunyai cakupan atau isi yang lebih
luas dibanding perjanjian kerja. Secara umum isi perjanjian perburuhan akan
menyangkut dua hal, yaitu syarat-syarat materiil dan syarat-syarat formiil.
Syarat materil
Dalam perjanjian dikenal adanya asas kebebasan berkontrak, artinya
bahwa para pihak bebas menentukan isi dari perjanjian. Dalam perjanjian
peburuhan adanya asas kebebasan berkontrak dinyatakan dalam penjelasan umum
Undang-undang Nomor 21 tahun 1954 yang berbunyi: suatu perjanjian
perburuhan tidak ada gunanya dan tidak pada tempatnya jika segala sesuatu
ditentukan dan ditetapkan oleh pemerintah saja.
Namun demikian asas kebebasan berkontrak dalam membuat perjanjian
perburuhan dibatasi dengan syarat-syarat materiil sebagai berikut:
a) Hanya di dalam lingkungan yang oleh pemerintah dianggap layak. Berarti
tidak semua tempat kerja dapat membuat perjanjian perburuhan.
21
b)
c)
belah
pihak
yang
berbentuk
serikat
atau
perkumpulan,
5http://nurizzahmaulidina.blogspot.co.id/2016/12/pengaturan-hak-dankewajiban-secara.html
22
DAFTAR PUSTAKA
http://yoerdani.blogspot.co.id/2010/11/organsasi-pekerjaburuhorganisasi.html.
18.00 WIB
http://artonang.blogspot.co.id/2014/12/peranan-serikat-pekerjaburuhpengusaha.html. Di akses tanggal 27 Desember 2016 Pukul 14.00 WIB
https://kurnianingsih31207335.wordpress.com/2010/04/18/bab-viikesepakatan-kerjabersama/ Di akses tanggal 27 Desember
2016 Pukul 14.23
http://nurizzahmaulidina.blogspot.co.id/2016/12/pengaturan-hak-dankewajiban-secara.html Di akses tanggal 27 Desember 2016 Pukul
15.45
23
24