Bab III Pengenalan Batuan
Bab III Pengenalan Batuan
PENGENALAN BATUAN
Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah,
kemudian bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari
pegunungan, dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah
permukaan laut. Batuan beku sudah banyak di kenal orang dan juga sudah sering
di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari, dari hal yang paling sederhana dari
pembuatan jalan sampai hal yang sangat rumit sperti pembuatan gedung yang
megah.
III.1.Pengenalan Batuan Beku
Batuan beku adalah batuan adalah batuan yang mengalami peleburan yaitu
batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan pijar, yang kita kenal
dengan magma. Berasal dari magma silikat yang bersuhu tinggi yaitu 700C,
mengandung unsur-unsur Volatile (terutama uap air), berasal dari kedalaman
200 Km di dalam bumi. Oleh karena itu, magma lebih ringan dari batuan di
sekitarnya akan bergerak naik. Apabila mendapat jalan kepermukaan bumi akan
keluar sebagai lava. Aktifitas batuan beku sangat berperan penting dalam
pembentukan lantai samudra pembentukan pegunungan dan evolusi batuan.
Batuan beku mempunyai komposisi dan tekstur yang khas, karena kristalnya
terbentuk dari larutan maka saling interlocking. Batuan beku membagi menjadi
dua berdasarkan genesa atau tempat terjadinya, pembagian batuan beku ini
merupakan pembagian awal sebelum di lakukan penggologan batuan lebih lanjut.
III.1.1.Pengertian
Batuan beku adalah hasil pembekuan magma yang keluar dari atas
permukaan bumi baik di darat maupun permukaan bumi di bawah muka air laut.
Pada saat mengalir di permukaan massa tersebut membeku relatif capat.
Pembagian berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dari batuan beku,
pembagian dari batuan beku ini merupakan pembagian awal sebelum melakukan
pembagian lebih lanjut, yang di kenal sebagai batuan Intrusi dan batuan Ekstrusi.
24
25
1. Batuan intrusi
Proses batuan beku yang berbeda dengan kegiatan batuan vulkanik,
karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini. Tiga prinsip
dari batuan beku intrusi yaitu bentuk tidak beraturan, bentuk tabular dan bentuk
pipa. Dimana kontak di antara batuan intrusi atau daerah batuan, bila sejaja
dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi di sebut konkordan dan memotong
dari lapisan massa batuan disebut diskordan. Bisa di kenali dengan diri-ciri
seperti berikut :
a. Bentuk tidak teratur dengan dinding yang curam dan tidak di ketahui
batas bawahnya. Yang memliki penyebaran > km2 di sebut batolit.
Yang memiliki penyebaran, kurang dari 100 Km2 di kenal dengan
Stock sedangkan relatif yang lebih sedikit membulat di sebut Boss.
Ketiganya merupakan istilah batuan plutonik.
b. Intrusi berbentuk tabular yang memotong
struktur
setempat
26
27
Klasifikasi batuan beku di dasarkan atas mineralogi dan tekstur akan lebih
dapat mencerminkan sejarah pembentukan batuan dari pada atas dasar kimia.
A. Batuan beku berdasarkan genesa juga dapat dibagi menjadi 3 kelompok
(Subroto1984), yaitu :
1. Batuan beku volkanik
Yang merupakan hasil proses vulkanisme, produknya biasanya
mempunyai ukuran kristal yang relatife halus karena membeku
dipermukaan atau di dekat permukaan bumi. Batuan beku volkanik dibagi
menjadi batauan beku volkanik intrusif, batuan beku volkanik ekstrusif
yang sering disebut dengan batuan beku fragmental dan batuan beku
volkanik efusif.
2. Batuan beku plutonik
Terbentuk dari proses pembekuan magma yang jauh didalam bumi,
mempunyai kristal yang berukuran kasar.
3. Batuan beku hipabisal
Yang merupakan produk intrusi minor, mempunyai kristal
berukuran sedang atau campuran antara halus dan kasar.
B. Batuan beku berdasarkan komposisi SiO2 yaitu :
1. Batuan Beku Ultra basa
Batuan beku yang kandungan silikanya rendah (< 45 %),
kandungan MgO > 18 %, tinggi akan kandungan FeO, rendah akan
kandungan kalium dan umumnya kandungan mineral mafiknya lebih
dari 90 %. Batuan ultrabasa umumnya terdapat sebagai opiolit. Contoh
: Dunit, Peridotit
2. Batuan Beku Basa
Batuan beku yang secara kimia mengandung 45%-52% SiO2
dalam komposisinya. Kandungan mineral penyusunnya di dominasi
oleh mineral-mineral gelap (mafic). Batuan beku basa dapat terbentuk
secara plutonik maupun vulkanik. Contoh : Basalt, Gabro
3. Batuan Beku Intermediet
Batuan beku yang mengandung SiO2 52-65%. Terbentuk dari
pembekuan magma dimana pembekuan berada di daerah pipa gunung
api. Contoh : Andesit, Diorit
4. Batuan Beku Asam
28
Batuan beku yang bersifat asam, memiliki kandungan SiO2 > 60%,
memiliki indeks warna < 20%. Terbentuk langsung dari pembekuan
magma yang merupakan proses perubahan fase dari cair menjadi padat
di daerah vulkanik dengan temperature tinggi. Contoh : Granit
III.1.3.Cara pemerian batuan beku
Cara mengetahui nama batuan bekukita dapat mengetahuinya melalui cara
pendeskripsian. Dan cara deskripsi batuan beku meliputi Warna, Tekstur, Struktur,
Komposisi, Nama Batuan.
A. Warna
Warna batuan meliputi 2 yaitu :
1. Warna segar itu adalah warna asli mineral itu sendiri.
2. Warna lapuk adalah warna yang dihasilkan akibat pengotor atau
penembahan ion pada mineral itu sendiri.
B. Tekstur
Tekstur batuan beku dapat di tunjukan oleh drajat kristalisasi,
granularitas, fabrik, dan hubungan kristal.
1. Derajat Kristalisasi
Terbagi menjadi Holokristalin, Hipokristalin, Holohialin.
a. Holokristalin :Terdiri dari masa kristal seluruhnya
b. Hipokristalin : batuan yang terdiri dari sebagian masa kristal
dan sebagian dari massa gelas.
c. Holohiyalin : betuan yang terdiri dari masa gelas seluruhnya.
29
< 1 mm
1-5 mm
6-30 mm
30 mm
Fine
Medium
Coarse
Very Coarse
3. Bentuk Kristal
Dibagi menjadi tiga macam yaitu :
a. Euhedral : Bentuk mineralnya jelas batas Kristal-kristalnya
terlihat jelas oleh bidang mineralnya.
b. Subhedral : Bentuk mineralnya Kurang sempurna bentuk
kristalnya sebagian tidak tampak.
c. Anhedral : Bentuk mineralnya tidak sempurna dan batas
kristalnya tidak tampak.
30
31
C. Struktur
Struktur batuan beku dapat di kelompokan menjadi masif, Vesikuler,
skloaria, Amigdaloidal, xenolitis.
1. Masif : menunjukan struktur tidak berubang
2. Vesikuler : menunjukan kenampakan berlubang halini di akibatkan
olehpelapisan gas.
3. Skoria : menunjukan struktur berlubang yang tidak beraturan.
4. Amigdaloidal : lubang gas terisi mineral
5. Xenolit : batuan beku di inklusi batuan lain.
Masif
Vesikuler
Amigdaloidal
Skoria
Xenolitis
32
D. Komposisi mineral
33
34
seakan-akan
35
proses
pertama
tentunya
adalah
pecahnya
atau
36
pengendapan
butir-butir
sedimen).
Arus
turbulen
ini
butiran
sedimen
berbutir
halus
(pasir
hingga
lempung).
Proses sedimentasi yang dipengaruhi oleh gravitasi dibagi
menjadi 4 yaitu
a. Arus turbidit
(pelarutan),
mineral
melarut
dan
37
semen
dari
batuan,
semen
tersebut
diendapkan
pada
saat
proses
primer
maupun
sekunder.
c. Authigenesis, munulnya mineral baru yang tumbuh
pada pori-pori batuan
d. Recrystallization, perubahan struktur kristal, namun
kompsisi mineralnya tetap sama. Mineral yang biasa
terkristalisasi adalah kalsit.
e. Replacement, melarutnya satu mineral yang kemudian
terdapat
mineral
lain
yang
terbentuk
dan
sedimentasi
oleh
38
dan
belum
mengalami
transportasi
atau
evaporit
(evaporites),
karbonat
(carbonates),
39
sedimen
yang
lain.
Adapun
kelompok
batuan
40
d. Golongan silika
Batu jenis ini tersebar hanya dalam junlah sedikit dan terbatas. Golongan
batuan ini merupakan gabungan antara proses organik dan kimiawi. Contoh
batuan golongan ini adalah rijang (chert), radiolaria dan diatom (diatomea).
e. Golongan evaporit
Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang
tertutup dan syarat terjadinya batuan sedimen ini harus berada pada air yang
memiliki kandungan larutan kimia yang cukup pekat. yang termasuk ke dalam
golongan evaporit ini adalah gipsum, batu garam, anhydrit dan lain-lain.
f. Golongan batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur-unsur organik, seperti tumbuhan
yang telah mati dan kemudian terkubur di dalam tanah oleh suatu lapisan yang
tebal diatasnya sehingga tidak terjadi pelapukan.
III.2.3.Cara pemerian batuan sedimen
Batuan sedimen baik sedimen klastik dan non klastik
dapat dideskripsikan melalui beberapa parameter yaitu :
A. Cara pemerian batuan sedimen klastik
1. Jenis batuan
2. Warna. Batuan sedimen dapat dilihat dan
dideskripsikan dengan melihat warna dari batuan
tersebut.
3. Struktur
Merupakan tekstur dalam dimensi yang lebih besar,
umumnya berhubungan dengan unsur-unsur luar. Macam-macam
struktur batuan sedimen:
41
butir,
perbedaan
komposisi
mineral
ataupun
42
dan matrik (masa dasar). Adapun yang termasuk dalam tekstur pada batuan
sedimen klastik terdiri dari :
Besar butir
Nama Size).
fragmen
Nama batuan
a. Ukuran butir (Grain
(mm)
Boulder/bongkah
256 butir dari material
Adalah ukuran
penyusun batuan sedimen diukur
Large couble/brangkal
128 256
berdasarkan klasifikasi
Wentworth. Seperti
tang terlihat
berikut.
Small couble
Very pada tabelBreksi/
64 128
large pebble Large
Konglomerat
32 64
pebble/kerikil
16 32
Medium pebble
8 16
Small pebble
4 8
Granule
2 4
Very coarse sand
1 2
Coarse sand
1/2 1
Medium sand
Pasir/
1/4 1/2
Fine
sand
Batupasir
1/8 1/4
Very fine sand
1/16 1/8
1/32 1/16
1/64 1/32
1/128 1/64
1/256 1/128
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
Clay
1/512 1/256
Table
4.
skala
wentworth
Medium clay
1/1024 1/512
(Sumber: Anonim,
2015)
Fine clay
1/1024
Lanau/
Batulanau
Clay/lempung/
Batulempung
43
c. Bentuk butir/kebundaran
Yang dimaksud dengan derajat pembundaran atau roundness adalah nilai
membulat/meruncingnya fragmen pembentuk batuan sedimen, yang dapat
dikategorikan kedalam menyudut (angular), menyudut tanggung (subangular),
membulat (rounded) membulat tanggung (subrounded), dan membulat baik (well
rounded).
44
d. Kemas (Fabric )
Di dalam batuan sedimen klastik dikenal 2 macam kemas, yaitu:
1) Kemas terbuka adalah butiran tdk saling brsentuhan
2) Kemas tertutup adalah butiran saling brsentuhan satu
dngan yang lainnya.
5. Komposisi
Di dalam batuan sedimen klastis, ada 3 komposisi:
a. Fragmen adalah bagian butiran yg ukurannya paling
besar.
b. Matrik adalah lebih kecil dari fragmen, terletak di
antara fragmen sebagai massa dasar
45
6. Petrogenesa
Berdasar data pemerian batuan sedimen klastik tersebut di atas, maka
secara genesa dapat diinterpretasikan mengenai :
a. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)
b. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan
gunungapi atau kombinasi di antaranya), jaraknya
dengan sumber dan proses transportasinya.
c. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair
tawar (danau, sungai), di pantai atau di laut (dangkal
atau dalam).
d. Diagenesa dan lain-lain.
7. Nama batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan
bentuk butir, struktur dan komposisi.
B. Cara pemerian batuan sedimen non klastik
1. Jenis batuan
2. Warna
46
4. Tekstur
Adapun tekstur dalam batuan sedimen non klastik meliputi:
a. Amorf (tidak kristalin)
b. Kristalin.
5. Komposisi mineral
47
Kuarsa
= 34.8 %
Ortoklas
= 11.02%
Albit
4.55%
Serisit
= 15.11%
Kaolin
9.22%
Kalsit
4.25%
Dolomit
9.07%
Limonit
4%
Gipsum
0.97%
Klorit
5.29%
Carbon
0.73%
Lain-lain
0.99%
TOTAL
100%
6. Petrogenesa
Berdasar data pemerian batuan sedimen non-klastik tersebut di atas, maka
secara genesa dapat diinterpretasikan mengenai :
48
2) Sementasi
3) Rekristalisasi
49
4) Autiqenesis
7. Nama batuan
Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian
(data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian
batuan sedimen non-klastik umumnya berdasar tekstur dan struktur batuan
sedimen.
50
kedalaman kerak bumi (3-20 Km) yang keseluruhanya atau sebagian terjadi dalam
keadaan padat, yakni tanpa melalui fase cair. Proses perubahan yang terjadi di
sekitar muka bumi seperti pelapukan, diagenesa, sementasi sedimen tidak
termasuk dalam pengertian metamorfosa.
III.3.1.Pengertian
Batuan metamorf adalah batuan hasil dari perubahan-perubahan
fundamentil batuan sebelunya telah ada. Panas yang intensif yang di pancarkan
oleh suatu massa magma yang sedang mengintrusi di sebut metamorfosa kontak.
Metamorfosa regional yang meliputi daerah yang sangat luas di sebabkan oleh
tekanan yang panas pada batuan yang terkubur sangat dalam. Dalam kedua tipe
metamorfosa, fluida dalam batuan dapat membantu perubahan-perubahan
kimiawi. Air adalah fluida utama, tetapi unsur-unsur kimia seperti klor, flour,
brom, dan lain-lain dapat keluar dari batuan sekelilingnya.
Namun harus di pahami bahwa proses metamorfosa terjadi dalam keadaan
padat, dengan perubahan kimiawi dan batas-batas tertentu saja dan meliputi
proses-proses rekristalisasi, reorintasi dan pembentukan mineral-mineral baru
baru dengan penyusun kembali elemen-elemen kimia sebelumnya telah ada.
III.3.2.Klasifikasi batuan metamorf
1. Metamorfosa Kontak
Panas tubuh batuan intrusi yang di teruskan ke batuan sekitarnya,
mengakibatkan metamorfosa kontak dengan temperatur 300-800C. Pada
metamorfosa kontak, batuan sekitarnya berubah menjadi hornfels atau hornstone.
Intinya metamorfosa kontak adalah proses metamorfosa akibat dari suhu saja.
Contoh : Marmer.
51
3. Metamorfosa Regional
Metamorfosa regional yaitu metamorfisme yang dipengaruhi oleh kenaikan
suhu dan tekanan besar. Contoh : Sekis.
52
53
III.3.3.2 Struktur
Struktur batuan metamorf terjadi sebagai penyesuaian dengan kondisi baru
akibat tekanan dan temperatur. Terbagi struktur folisi dan non foliasi.
1. Struktur foliasi
Yaitu struktur yang menunjukan penjajaran mineral, ada beberapa macam yaitu :
a. Slaty cleavage
Struktur yang di ekspresikan oleh kecendrungan batuan metamorf yang
berbutir halus untuk membelah spanjang mineral subpararel yang di akibatkan
oleh orientasi penjajaran mineral-mineral pipih yang seperti mika, talk, atau
klorit..
54
Rekristalisasi mineal lebih kasar dari pada slaty cleavege, lebih mengkilat
dari pada batu sabak, mineral mika lebih banyak dibanding slaty cleavage. Mulai
terdapat mineral-mineral lain yaitu tourmaline
c. Schitosity
Struktur sifatnya mirip dengan slaty clavege, tetapi mineral-mineral pipi
kebanyakan lebih besar dan secara keseluruhan batuan metamorf ini tampak
menjadi kasir atau medium contohnya : skis.
d. Gnessic
Struktur yang terbentuk oleh perselingan lapisan yang komposisinya
berbeda dan berbutir kasar ( felsdpar, kwarsa). Contoh : gness.
2. Struktur non-foliasi
Yaitu struktur yang menujukan penjajaran mineral dan batuan masif. Ini
terjadi akibat batuak kontak dengan tubuh intrusi batuan beku., batuan yang
terbentuk bisanya berbulir halus. Dan batuan berasal dari batuan asal yang
memiliki mineral tunggal seperti gamping, tidak terbentuk mineral baru namun
kristal-kristalnya yang lebih kecil akan membesar dalam tekstur interlocking
menjadi batuan baru. Contohnya batugamping menjadi marmer. Pada struktur non
foliasi ini terdapat beberapa bagian yaitu :
55
56
regional,
Gaukofan.
b. Pada metamorfisme
Kyanite,
termal,
garnet,
garnet,
Talk,
andalusit,
korondum.
Tabel 6. Nama-nama batuan metamorf, tekstur, derajat metamorfosa, batuan
asal.
(Sumber : Anonim, 2015)
III.3.3.4 Petrogenesa
57