MAKALAH
PENGEMBANGAN SISTEM
ANGGOTA KELOMPOK 5 :
AYU BELLA M
(8105141500)
IKA TRI WAHYUNI
(8105141475)
NARITHA WAHYU LARASATI
(8105141519)
SITI LIZA RUSTIKA
(8105141535)
SITI NUR CHOLIFAH
(8105142666)
PENDIDIKAN AKUNTANSI A
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2014
PENDEKATAN SISTEM
Pencarian asal muasal proses pemecahan masalah secara sistematis mengarah pada John
Adewey, seorang profesor ilmu filosofi di Columbia University. Dalam sebuah buku di tahun
1910, Dewey mengidentifikasikan tiga rangkaian pertimbangan yang terlibat dalam
pemecahan sebuah kontroversi secara memadai, yakni:
Mengenali kontroversi
Mempertimbangkan klaim-klaim alternatif
Membentuk satu pertimbangan
Dewey tidak menggunakan istilah pendekatan sistem, namun ia menyadari adanya sifat
berurutan dari pemecahan masalah, mengidentifikasi suatu masalah, mempertimbangkan
berbagai cara untuk memecahkannya, dan terakhir memilih solusi yang terlihat paling baik.
Urut-urutan Langkah
Upaya persiapan menyiapkan pemecahan masalah dengan memberikan suatu orientasi
sistem. Upaya definisi terdiri atas pengidentifikasian masalah untuk dipecahkan dan
kemudian memahaminya. Seperti figur di bawah ini:
1.
Upaya Persiapan
Tiga langkah persiapan tidak harus dikerjakan secara berurutan, yakni
Langkah 1 (MELIHAT PERUSAHAAN SEBAGAI SUATU SISTEM)
Anda harus dapat memandang perusahaan anda sebagai suatu sistem dan harus dapat
2.
Upaya Definisi
Upaya definisi biasanya dirangsang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger). Pada
kebanyakan kasus, pemicunya adalah respons terhadap gejala suatu masalah dan biasanya
lebih jelas dari pada akar permasalah itu sendiri. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi
yang ditimbulkan oleh masalah dan biasanya lebih jelas dari pada akar masalah tersebut.
Manajer atau seseorang yang ada didalam unit manajer mengidentifikasikan masalah atau
gejalanya. Setelah masalah teridentifikasi, manajer dapat menghubungi seorang analis sistem
3.
Upaya Solusi
Langkah 6 (MENGIDENTIFIKASIKAN SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Manajer mengidentifikasi cara-cara yang berbeda untuk memecahkan masalah yang
sama. Terdapat tiga solusi alternatif yang diidentifikasi: (1) menambahkan lebih
banyak alat ke komputer yang sudah ada untuk meningkatkan kapasitas dan
kecepatannya; (2) mengganti komputer yang ada dengan komputer yang lebih besar;
(3) mengganti komputer yang ada dengan LAN komputer-komputer yang lebih kecil.
Langkah 7 (MENGEVALUASI SOLUSI-SOLUSI ALTERNATIF)
Semua alternatif harus dievaluasi dengan menggunakan kriteria evaluasi yang sama,
Jenis-jenis Prototipe
1. Prototipe Evolusioner (Evolutionary Prototype)
Prorotipe evolusioner ini terus menerus disempurnakan sampai memiliki
seluruh fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sitem yang baru. Prototipe ini
kemudian dilanjutkan produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem
aktual.
2. Prototipe Persyaratan (Requirement Prototype)
Protoripe persyaratan ini dikembangjan sebagai salah satu cara untuk
mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan fungsional dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan.
PENGEMBANGAN PROTOTIPE
1. Pengembangan Prototipe Evolusioner
a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa
yang diminta dari sitem.
b. Membuat satu prototipe
Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk
membuat prototipe.
c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima
Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk
mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
d. Menggunakan prototipe
Prototipe menjadi sistem produksi.
2. Pengembangan Prototipe Persyaratan
a. Mengidentifikasi kebutuhan pengguna
Pengembang mewawancarai pengguna untuk mendapatkan ide mengenai apa
yang diminta dari sitem.
b. Membuat satu prototipe
Pengembang mempergunakan satu alat prototyping atau lebih untuk
membuat prototipe.
c. Menentukan apakah prototipe dapat diterima
Pengembang mendemonstrasikan prototipe kepada para pengguna untuk
mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan.
d. Membuat kode sistem baru
Pengembang menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean sistem
yang baru.
e. Menguji sistem baru
Pengembangan menguji sistem.
f. Menentukan apakah sistem yang baru dapat diterima
Pengguna memberitahukan kepada pengembang apakah sistem dapat
diterima. Jika ya, langkah 7 akan diambil. Jika tidak, langkah 4 dan 5 diulang
kembali.
g. Membuat sistem baru menjadi sistem produksi
Daya Tarik Protopyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena alasan-alasan dibawah
ini :
1. Membaiknya komunikasi antara pengembang dan pengguna.
2. Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam menentukan
kebutuhan pengguna.
3. Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif dalam pengembangan sistem.
4. Pengembang dan pengguna menghabiskan waktu dan usaha yang lebih sedikit dalam
mengembangkan sistem.
5. Implementasi menjadi jauh lebih mudah karena pengguna tahu apa yang
diharapkannya.
Potensi Kesulitan dari Prototyping
1. Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe dapat menyebabkan diambilnya jalan
pintas dalam definisi masalah, evaluasi alternatif, dan dokumentasi. Jalan pintas ini
akan meciptakan usaha-usaha yang cepat dan kotor.
2. Pengguna dapat terlalu gembira dengan prototipe yang diberikan, yang mengarah
pada ekspetasi yang tidak realistis sehubungan dengan siste, produksi lainnya.
3. Prototipe evalusioner bisa jadi tidak efisien.
4. Antarmuka komputer-manusia yang diberikan oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
PENGEMBANGAN APLIKASI CEPAT
Konsep pengembangan Aplikasi cepat RAD ( Rapid Application Development )
dipelopori oleh konsultan computer dan penulis James Martin. Konsep ini diterapkan pada
daur hidup pengembangan sistem dengan tujuan untuk mempercepat pengembangan sistem
dan pengembangan hasil dengan kualitas yang lebih baik daripada daur hidup pengembangan
sistem tadisional. RAD adalah sekumpulan strategi, metodologi danperangkat yang terpadu
yang ada dalam suatu kerangka kerja yang disebut rekayasa informasi / Information
Engineering. Rekayasa informasi (Information EngineeringIE) adalah nama yang diberikan
martin kepada keseluruhan pendekatan pengembangan sistemnya, yang ia perlakukan suatu
aktivitas perusahaan secara menyeluruh.
RAD membutuhkan empat unsur penting yaitu manajemen, orang, metodologi, dan
alat :
Manajemen
Khususnya
manajemen
puncak,
hendaknya
menjadi
penguji
coba
(experimenter) yang suka melakukan hal-hal dengan cara baru atau pengadaptasi
awal (early adapter) yang dengan cepat mempelajari bagaimana cara menggunakan
metodologi baru.
Orang
Daripada hanya memanfaatkan satu tim untuk melakukan seluruh aktivitas
SDLC, RAD menyadari adanya efesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan tim
khusus. Anggota dari tim ini adalah para ahli dalam metodologi dan alat yang
yang terbesar. Meskipun metodoligi ini mungkin tidak diterapkan persis sama dengan yang
dibayangkan oleh Martin,penekanan yang diberikannya pada keterlibatan pengguna dan
kecepatan membuatnya menjadi sangat menarik.
PENGEMBANGAN BERFASE
Satu metodologi pengembangan sistem yang dewasa ini digunakan oleh banyak
perusahaan adalah kombinasi dari SDLC tradisional, prototyping, dan RAD- dengan
mengambil fitur yang terbaik dari masing-masing metodologi. SDLC tradisional
menyumbangkan urutan tahapan yang logis, prototyping menyumbangkan pengumpulan
iterative dari umpan balik pengguna, dan RAD menyumbangkan pemikiran bahwa
keterlibatan pengguna meliputi partisipasi di dalam pengembangan,
nama yang kita berikan adalah pengembangan berfase (phased development). Pengembangan
berpase adalah suatu pendekatan bagi pengembangan sistem informasi yang terdiri atas enam
tahap investigasi awal, analisis, desain, konstruksi awal, konstruksi akhir, serta pengujiann
dan pemasangan system. Tahap-tahap analisis, desain, dan konstruksi awal dilaksanakan
untuk setiap modul sistem.
Tahap- Tahap Pengembangan Berfase :
Investigasi Awal
Para pengembang, termasuk pengguna dan juga spesialis informasi melakukan
analisis usaha dengan tujuan untuk mempelajari tentang organisasi dengan masalah
sistemnya; mendefenisikan tujuan, hambatan, resiko, dan ruang lingkup sistem yang
metodologi pengembangan berfase dengan cara bagaimana analisis, desain, dan konstruksi
awal diulang kembali untuk setiap modul sistem secara terpisah, daripada untuk keseluruhan
sistem. Ketika tahap tersebut diulang untuk setiap modul, mereka akan disebut fase-fase,
itulah mengapa metodologi ini bernama pengembangan berfase.
Fase-Fase Modul
Dalam contoh ini, sistem telah dibagi kedalam tiga modul utama; pembuat laporan,
basis data, dan antarmuka web. Jumlah modul akan bervariasi untuk masing-masing sistem,
mulai dari satu hingga sekitar selusin. Anda dapat melihat dalam figure tersebut bahwa anlisis
desain, konstruksi awal, dan tinjauan pengguna dilaksanakan secara terpisah untuk masingmasing modul. Lebih jauh lagi, ketiga fase ini dapat diulang kembali jika diminta oleh
tinjauan pengguna- yang mencerminkan pengaruh dari prototyping. Jika prototyping paling
sesuai digunakan untuk sistem kecil, metodologi RAD paling sesuai untuk sistem besar, maka
pengembangan berfase dapat digunakan untuk pengembangan segala jenis ukuran sistem.
Kuncinya adalah bagaimana sistem dibagi menjadi modul yang masing-masing akan
dianalisis, dirancang, dan dibuat secara terpisah.
DESAIN ULANG PROSES BISNIS
Proses pengerjaan ulang system disebut dengan istilah Rekayasa Ulang atau disebut juga
dengan istilah Desain Ulang Proses Bisnis (Business Process Reengineering). BPR
memengaruhi operasi TI perusahaan. TI dapat menerapkan BPR untuk mendesain ulang
sistem - sistem informasi yang hidupnya tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan
biasa.
Rekayasa Terbalik
Rekayasa terbalik (reverse engineering) berasal dari intelejen bisnis. Perusahaan sejak dulu
selalu mengikuti produk-produk para pesaingnya dengan cara membeli sampel dan
membongkarnya untuk melihat bagaimana produk tersebut bekerja.
Rekayasa terbalik adalah proses menganalisis sistem yang sudah ada untuk mengidentifikasi
Rekayasa Ulang
Adalah merancang ulang sebuah sitem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungsionalitasnya. Akan tetapi ini bukanlah pendekatan yang bersifat bersih, karena
pengetahuan dari sitem yang ada saat ini tidak sepenuhnya di abaikan.
MENEMPATKAN
SDLC
TRADISIONAL,
PROTOTYPING,
PENGEMBANGAN BERFASE DAN BPR DALAM PERSPEKTIF
RAD,
SDLC Tradisional, Prototyping, RAD, Pengembangan Berfase dan BPR dalam Perspektif
adalah metodologi. Semuanya adalah cara cara yang direkomendasikan dalam
mengembangkan sistem informasi.
*) Pengertian
SDLC Tradisional adalah suatu penerapan pendekatan sistem terhadap masalah
pengembangan sistem, dan memiliki seluruh unsur-unsur pendekatan sistem dasar, diawali
dari identifikasi masalah dan di akhiri dengan penggunaan sistem.
Prototyping adalah bentuk singkatan dari pendekatan sistem yang berfokus pada definisi dan
PEMODELAN PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan menggunakan diagram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui system dan program. Internasional
organization for standardization(ISO) menciptakan standar untuk bentuk-bentuk symbol
flowchart,memastikan penggunaannya diseluruh dunia. Standar flowchart ISO menentukan
spesifikasi penggunaan lebih dari 20 simbol, dan penggunaan symbol ini secara tepat bahkan
dirasakan sulit bagi spesialis informasi yang paling ahli sekali pun.
Diagram arus data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan
tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.
DIAGRAM ARUS DATA
Suatu diagram arus data (data flow diagram-DFD) adalah penyajian grafis dari sebuah system
yang mempergunakan empat bentuk symbol untuk mengilustrasikan bagaimana data mengalir
melalui proses-proses yang saling tersambung. Symbol-simbol tersebut mencerminkan
1. Unsur-unsur lingkungan dengan system berinteraksi
2. Proses
KASUS PENGGUNAAN
Kasus penggunaan( use case) adalah suatu uraian naratif dalam bentuk kerangka dari dialog
yang terjadi antara sistem primer dan sekunder. Sistem primer adalah program computer dan
system sekunder adalah orang yang berinteraksi dengan program komputer.
Kapan Menggunakan Diagram Arus Data dan Kasus Penggunaan
Diagram arus data dan kasus pengunaan sering kali dibuat selama tahap-tahap investigasi
awal dan analisis dari metodelogi pengembangan berfase. DFD mengilustrasi kan suatu
tinjauan atas pemprosesan, dan kasus penggunaan memberikan detailnya.